Kamis, 07 September 2017

manusia dan kodratnya



            Allah adalah  Maha segalanya. Ia tidak hanya berfikir mengenai manusia tetapi untuk seluruh alam semesta. Maka dari itu manusia  harus mampu berfikir kenapa saya diciptakan, untuk apa saya ada di dunia ini, kenapa saya dibentuk dan menjadi orang Kristen, atau mengapa saya menjadi seorang hamba Tuhan?
            Manusia juga memiliki tanggaung jawab yang lain yaitu dapat kita lihat dalam Kejadian 2:19-20 “19 lalu Tuhan Allah membentuk dari tanah segala binatang hutan dan segala burung di udara. dibawaNyalah semua kepada manusia itu untuk melihat, bagaimana ia menamainya; dan sepertinya nama yang diberikan manusia itu kepada tiap-tiap makhluk yang hidup, demikianlah nanti nama makhluk itu. 20 manusia itu memberi nama kepada segala ternak, kepada burung-burung diudara dan segala kepada binatang hutan, tetapi baginya sendiri ia tidak menjumpai penolong yang spadan dengan dia.”
Selain dari tanggung jawab diatas, manusia juga diperintahkan oleh Tuhan untuk mengusahakan dan memelihara seluruh isi bumi. Manusia diberi tanggung jawab penuh untuk memelihara ciptaan yang lain. Manusia yang bermoral dan beretika, mengetahui sisilah dan sejarahnya
1.      Amanat : memenuhi bumi, menaklukan,, berkuasalah ats ikan-ikan di laut, burung-burung di udara, dan binatang merayap.
2.      Memberi nama: munculnya ide dalam memberi pada semua binatang menunjukkan daya kreasi penciptaan pada pemikiran manusia.
3.      Idea pembuatan pakaian adalah kemampuan manusia untuk mencipta, membentuk, dan menjadikan kepada manusia..
Manusia dan binatang memiliki perbedaan. artinya manusia dan binatang itu tidak sama. Manusia memiliki banyak sekali kelebihan dibandingkan dengan binatang. Jadi manusia dan binatang itu bisa dikatakan tidak seimbang. Perbedaan manusia dengan binatang tersebaut adalah antara lain :
1. komunikasi
 Salah satu perbedaan dan keunggulaan manusia dari makhluk lain adalah kesanggupan manusia untuk berkomunikasi. Kemampuan berkomunikasi ini merupakan perbedaan antara manusia dengan binatang. Dalam berkomunikasi itu manusia :
1.      Berbicara
Manusia itu diciptakan tidak seperti robot yang harus diatur oleh orang lain. Tak mampu berpikir, beda dengan manusia mampu berbicara dengan bahasanya sendiri. Kemampuan manusia bisa berbicara melalui mulut, bahasa isyarat dan lain-lain.
2.      Bahasa
-          Bahasa binatang diberikan bersama-sama dengan kelahirannya yang berarti bukan pelajaran. Yang berkembang sejalan dengan perkembangan organismenya, sedangkan manusia memerlukan manusia yang lain untuk mengungkapkannya dan mengajarkannya.
-          Peristiwa mulainya binatang bersuara atau burung berkicau tidak diikuti oleh suatu perubahan. Sebaliknya bagi manusia merupakan titik tolak dari keinginan-tahuan dan kreativitas yang timbul secara mendadak dan luar biasa.
-          Bahasa binatang tidak mengalami perkembangan sedangkan manusia bisa terus berkembang sejalan dengan kecerdasan. Bahasa manusia bisa terus bertambah sejalan dengan kebutuhan dan benda-benda yang diketemukan.
-          Bahasa binatang tidak dapat dialihkan atau diterjemahkan kebinatang lain sedangkan manusia mampu melakukannya.
3.      Persekutuan
Manusia sebagai mahkluk social ingin berhubungan dengan manusia yang lain.
Ketiga hal tersebut dimungkinkan karena manusia diciptakan oleh Allah sebagai gambar dan teladan Allah.
2. Keesaan  dan ketritunggalan
            1. allah yang Esa terdiri dari tiga pribadi / oknum yaitu : Bapa, Putera, dan Roh Kudus. Dapat kita lihat dalam 2 Korintus 13:13 (kasih karunia Tuhan Yesus Kristus dan kasih Allah dan persekutuan Roh Kudus menyertai kamu sekalian). Juga dapat kita liaht dalam Matius 28:19; 1 Petrus 1:2
            2. manusia yang Esa terdiri dari tiga unsur : tubuh, jiwa dan roh ( I Tesalonika  5:23 :semoga Allah damai sejahtera menguduskan kamu seluruhnya dan semoga roh, jiwa dan tubuhmu terpelihara sempurna dengan tak bercacat pada kedatangan Yesus Kristus,Tuhan kita.



3. kesadaran
            Seorang Filsuf Perancis menyatakan bahwa kesadaran itu, membedakan manusia dengan suatu benda. Manusia tidak sama dengan benda. Manusia juga tidak sama dengan dirinya, berubah-ubah dan terus berkembang.
1.      Kesadaran Alla terlihat dari segala sesuatu yang dilihat oleh Allah semuanya baik. (Kej.1:10,12,18,25,31. : 10Lalu Allah menamai yang kering itu darat, dan kumpulan  air itu dinamai-Nya laut. Allah melihat bahwa semuanya itu baik. 12 tanah menumbuhkan tunas-tunas muda, segala jenis tumbuh-tmbuhan yang berbiji dan segala jenis pohon-pohonan yang menghasilkan buah yang berbiji. Allah melihat bahwa semuanya itu baik. 18dan untuk menguasi siang dan malam, dan untuk memisahkan terang dari gelap. Allah melihat bahwa semuanya itu baik. 25Allah menjadikan segala jenis binatang liar dan segala jenis ternak dan segala jenis binatang melata dimuka bumi. Allah melihat bahwa semuanya itu baik. 31maka Allah melihat segala yang dijadikan-Nya itu, sungguh amat baik. Jadilah petang dan jadilah pagi, itulah hari keenam.
2.      Kesadaran manusia terlihat dari perkataan :”inilah dia, tulang dari tulangku dan daging dari dagingku, ia akan dinamai perempuan, sebab ia diambil dari laki-laki. Sebabitu seorang laki-lai akan meninggalkan rumah ayahnya dan ibunya dan bersatu dengan istrinya, sehingga keduanya menjadi satu daging. (Kejadian 2:23-24).
4. Kemauan untuk hidup (kehendak)
           Baiklah kita menjadikan manusia menurut gambar dan rupa kita (Kej. 1:26). Ayat tersebut menyatakan maksud Allah, kehendak Allah dalam penciptaan manusia sebagai gambar dan rupa Allah maka manusia memiliki kehendak hal ini nampak dari ungkapan : sebab itu seorang laki-laki akan meniggalkan rumah ayahnya dan ibunya dan bersatu dengan istrinya sehingga  keduanya menjadi satu daging  (Kej. 2:24)
5. Berpikir
            Penciptaan dunia, khususnya manusia menunjukkan daya pikiran Allah yang tidak terbatas sehingga dalam penciptaan selama enam hari itu kita lihat semuanya baik. Daya berpikir ini juga dimiliki manusia sehingga ia dapat memberi nama baik bagi dirinya maupun makluk lain diluar dirinya. (Kejadian 2:18-20 :  18Tuhan Allah berfirman :”tidak baik kalau manusia itu seorang diri saja aku akan menjadikan penolong bagi, yang sepadan dengan dia.19 lalu Tuhan Allah membentuk dari tanah segala binatang hutan dan segala burung di udara. dibawaNyalah semua kepada manusia itu untuk melihat, bagaimana ia menamainya; dan sepertinya nama yang diberikan manusia itu kepada tiap-tiap makhluk yang hidup, demikianlah nanti nama makhluk itu. 20 manusia itu memberi nama kepada segala ternak, kepada burung-burung diudara dan segala kepada binatang hutan, tetapi baginya sendiri ia tidak menjumpai penolong yang sepadan dengan dia.”
6. pengertian
            Untuk bisa menyatakan semua baik maka dibutuhkan pengertian, bagi dirinya sendiri ia tidak menjumpai penolong yang sepadan dengan dia 9 kej. 2:20)
7.daya cipta
            Kuasa dan kekuatan Allah nampak dalam daya cipta ketika Ia menciptakan alam semesta. Kuasa dan kekuatan Allah nampak dalam amanat-Nya didalam Kej. 1:26-28 : 26berfirmanlah Allah :”baiklah kita menjadikan manusia menurut gambar dan rupa kita, supaya mereka berkuasa atas ikan-ikan dilaut dan burung-burung diudara dan atas seluruh ternak dan atas segala binatang melata yang merayap dibumi.”27maka Allah menciptakan manusia itu menurut gambar-Nya, menurut gambar Allah diciptakan-Nya mereka.28Allah memberkati mereka,lalu Allah berfirman kepada mereka : beranakcuculah bertambah banyak; penuhilah bumi dan taklukanlah itu, berkuasalah atas ikan-ikan dilaut dan burung-burung di udara dan atas segala binatang yang merayap dibumi)
8. Agama
            Sebagai tiruan Allah maka manusia ingin berkomunikasi dengan Allah. Demikian juga Allah ingin tidak terpisahkan dari tiruan-Nya. Sebagai tiruan jelas ada perbedaanyang hakiki antara tiruan dengan ditiru.perbedaan itu adalah dalam masalah :
1.      Keaslian
2.      Kesempurnaan
3.      Kemuliaan
4.      Bobot
5.      Nilai-nilai.


Ketika Allah telah menciptakan semuanya, maka Allah melihat bahwa manusia itu tidak baik kalau hanya seorang diri saja. Sama seperti dalam Kej. 2:18-20 : 19 lalu Tuhan Allah membentuk dari tanah segala binatang hutan dan segala burung di udara. dibawaNyalah semua kepada manusia itu untuk melihat, bagaimana ia menamainya; dan seperti nama yang diberikan manusia itu kepada tiap-tiap makhluk yang hidup, demikianlah nanti nama makhluk itu. 20 manusia itu memberi nama kepada segala ternak, kepada burung-burung diudara dan segala kepada binatang hutan, tetapi baginya sendiri ia tidak menjumpai penolong yang sepadan dengan dia.”
            Ketika Allah membawa binatang tersebut kepada Allah ia tidak menemui orang yang sepadan dengan dia. Maka Allah memberikan seorang penolong bagi Adam (Kejadian 2:21-22 : lalu Tuhan Allah membuat manusia itu tidur nyenyak; ketika ia tidur,  Tuhan Allah mengambil salah satu rusuk  dari padanya, lalu menutup tempat itu dengan daging. 22lalu berkatalah manusia itu:”inilah dia,tulang dari tulangku dan daging dari dagingku. Ia akan dinamai perempuan, sebab ia di ambil dari laki-laki).
Binatang dikatakan tidak sepadan dan bukan pasangan yang sepadan dengan manusia karena :
1.      Manusia (Kejadian 1:26-27; 2:7)
-          Diciptakan menurut gambar dan rupa Allah
-          Manusia diberi kuasa
-          Laki-laki dan perempuan diciptakan menurut gambar dan rupa Allah
-          Memberkati
-          Manusia diciptakan dari debu tanah (dalam bahasa asli tanah yang subur/humus)
-          Menghembuskan nafas hidup kedalam hidungnya
-          Diberkati (Kejadian 5:2 : laki-laki dan perempuan diciptakan-Nya mereka. Ia memberkati mereka dan memberikan nama “manusia” kepada mereka, pada waktu mereka diciptakan.
-          Yang memberi nama manusia adalah Allah berarti manusia itu berfikir, berkesadaran, sanggup melihat secara detail, dan bisa mengevaluasi.
2.      Binatang
-          Tidak diciptakan menurut gambar dan rupa Allah
-          Binatang dikuasai
-          Dibentuk dari tanah bukan dari debu tanah
-          Tidak menghembuskan nafas hidup
-          Yang memberi nama binatang adalah manusia. Manusia mampu memberi nama binatang karena manusia itu mampu mengevaluasi.

           Itulah sebabnya mengapa Allah memberikan seorang perempuan kepada Adam yang dinamakan dengan Hawa.

Jumat, 01 September 2017


Add caption

TUGAS MERINGKAS BUKU
Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan lulus Mata Kuliah LITURGIKA
Dosen Pengampu Pdt. Darius, M.th

Description: F:\eftaa.jpg


Oleh
NATAL RIA ZEGA
NIM      : 16311415
MERINGKAS BUKU DASAR DAN TEORI PERKEMBANGAN ANAK
Prodi      : S1-PAK

SEKOLAH TINGGI TEOLOGI EFATA
SALATIGA
2017
1.       DEFINISI-DEFINISI

Kata gereja dalam bahasa Indonesia berasal dari bahasa Portugis. Namun kat asal itu juga juga di ambil dari kata Yunani kuriake yang aslinya berarti milik Tuhan. Gedung da organisasinya dalam teori merupakan milik Tuhan, Allah umat Kristen dan digunakan untuk tujuan-tujuan-Nya. Gedung pertama yang diketahui dikhususkan bagi peribadatan Kristen didirikan pada kira-kira tahun 250 M, ditemukan di Dura Europos, yang kini disebut Irak.
Dalam kitab Perjanjian Baru kelompok Kristen tidak di sebut gereja melainkan jemaat. Dalam PB kata jemaat digunakan untuk menjadi padanan kata Yunani “ eklesia”, yaitu kata umum dalam bahasa Yunani bagi pertemuan orang-orang, baik untuk tujuan duniawi maupun agamawi. Pada mulanya eklesia Kristen adalah orang-orang yang bertemu disebuah kamar di Yerusalam, dimana kekristenan lahir. Dari semula setiap warga dari eklesia itu memiliki perasaan menyatu yang kuat dengan Tuhan Yesus Kristus, walaupun mereka terpencar-pencar mereka tetap merupakan satu masyarakat khas didunia ini, satu-satunya eklesia dari Yesus Kristus.
Menurut kamus, umat berarti “para penganut satu agama”.dalam Pl sering menggunakan kata “umat Allah” atau “umat-Ku”. Dalam PB orang-orang juga disebut umat, dalam bentuk “umat-Ku”.


2.      PERJANJIAN LAMA : ISRAEL SEBAGAI BANGSA DAN JEMAAT ALLAH
Allah menciptakan setiap bangsa dengan adat tersendiri, keunikan dan ciri khas tersendiri. Ia tidak bermaksud agar setiap orang didunia ini menjadi anggota dari bangsa pilihan-Nya, jugar agar setiap bangsa kehilangan identitas dan menjadi sama dengan orang Israel. Maksud Allah ialah agar Israel mengajar bangsa-bangsa itu tentang Allah, dan supaya mereka meneladani masyarakat yang menggembirakan hati-Nya kemudian agar mereka menerapkan apa yang mereka pelajari dari Israel dalam pola sosial kehidupan mereka sehari-hari. 4 ciri khas umat Allah, yaitu :
1.      Yang pertama dan terpenting : Israel dan jemaat yang terbentuk kemudian merupakan masyarakat yang diciptakan oleh Allah.
2.      Bagaimana Allah yang tidak nampak dapat membimbing dan mengarahkan umat-Nya?, bangsa-bangsa di bumi mempunyai kepala.
3.      Bangsa Israel tinggal diwilayah tertentu dan menikmati kebebasan politik.
4.      Umat Allah juga merupaan masyarakat beragama.


3.UMAT ALLAH DAN KEKUASAAN SEKULER
DALAM KITAB PERJANJIAN LAMA
1.      Zaman leluhur Israel
Kekuasaan sekuler pada waktu itu tidak begitu menonjol, bapak-bapak leluhur yang hidup dalam kepercayaan janji kepada Allah,yakin bahwa negara-negara kota harus mereka tinggalkan. Leluhur Israel sengaja sengaja memilih tidak hidup dengan hubungan suatu negara, kecuali dengan membuat perjanjian dengan kekuasaan lain guna melindungi kemerdekaan mereka.
2.      Zaman bangsa itu dibebaskan
Dalam hubungan umat Allah dengan bangsa-bangsa lain, kedatangan dan keberangkatan umat Allah itu mengakibatkan hukuman atas Mesir karena Mesir menindasnya. Juga mendatangkan hukuman atas kanaan karena bangsa tersebut memuja berhala dan karena perbuatan-perbuatan keji mereka.
3.      Kurun waktu kerajaan Israel
catatan sejarah sesuai peran-karya para nabi menalar hubungan yang erat antara agama dan politik internasional. jika umat Allah memuja dan mematuhi ia, mereka dapat hidup dalam keadaan damai dan tenteram sebagai bangsa merdeka. jika tidak, akibatnya adalah ketidak adilan sosial yang makin meluas dan kejam dan  akhirnya mereka ditaklukkan juga secara politis.
4. pada kurun waktu sisa bangsa yang menderita
 dua bahaya besar dihadapi oleh kelompok minoritas dipembuangan waktu itu. yaitu bahaya kehilangan identitas karna berkompromidan berbaur, dan mereka terus bertahan sebagai khas "umat Allah", dengan resiko penganiayaan bahkan kematian.
4. UMAT ALLAH DALAM PERJANJIAN BARU ADALAH ISRAEL BARU
Perjanjian Baru menceritakan kehidupan dan pekerjaan Yesusu Kristus di Palestina. juga permulaan dari organisme yang dalam sejarah menjadi gereja kristen. dari keempat injil menceritakan bahwa negeri Yahudi, Palestina, adalah daerah taklukan dari kerajaan adikuasa Romawi dan dijaga oleh tentara Romawi. masyarakat Yahudi pada zaman Yesus ada menyebut dirinya adalah umat Allah. Yesus menyatakan diri-Nya adalah Raja yang dijanjikan oleh Allah akan Dia utus kepada umat-Nya.
Israel Baru disini jelas bahwa mereka adalah murid-murid Yesus yang dikenal sebagai "kedua belas rasul". dapat dipastikan bahwa Yesus sengaja memilih jumlah itu, karna ada 12 suku di Israel. dan Ia memilih dua belas rasul itu berarti bahwa mereka yang mengikuti Dia, yakni yang Allah berikan kepada-Nya adalah Israel Baru yang di ambil dari Perjanjian Lama. Yesus berkata bahwa didunia selanjutnya mereka akan duduk di dua belas singgasana, mengadili keduabelas suku bangsa Israel (Mat. 19 :28). numerik 12 mempunyai arti khusus, dan jumlah mereka harus genap demikian (Kis. 1:15-26).
5. Pemerintahan umat Allah

Pemerintahan dan organisai sebelum zaman Perjanjian Lama dan jemaat Perjanjian Baru

Pemerinthan pada zaman PL bersifat teokratis dimana Kristus sebagai kepala pemerintahannya. Ia menampakkan kehendaknya melalui para nabi atau imam. Musa dan Yosua ditunjuk secara khusus menjadi pemimpin umat. Ketika umat Allah kehilangan kemerdekaan mereka dan menjadi minoritas di Babel, tata administrasi mereka di sapu bersih.
  Dalam PB berbicara tentang Yesus dan para rasulnya. Paulus sebenarnya tidak dibarisan sahabat Yesus. Ia beberapa kali membela haknya  untuk diakui sebagai rasul oleh orang-orang yang menolaknya. alasannya ialah kalau dia diakui maka dia memiliki wewenang untuk mengawasi jemaat. kuasa tersebut adalah kuasa yang membangun bukan meruntuhkan ( II Korintus 13:!0).
   ketka kegiatan melayankan Firman Allah dan mengajar di Yerusalem melampaui kemampuan para rasul, mereka menambah tujuh orang lagi yang biasanya dinamakan diaken (Kis. 6:1-7). kemudian dari wanita-wanita seperti Febe,  menerima jabatan yang sama dinamakan "pelayan-pelayan jemaat" (Roma 16 :1). dalam perjalanan melayankan Injil, Paulus dan Barnabas menetapkan penatua-penatua disemua jemaat yang mereka dirikan (Kis. 14:23). dalam surat penggembalaan dia anjurkan untuk mengangkat diaken dan penatua di jemaat-jemaat.



peran orangtua dalam mendidik anak (II Timotius 3:16)

­­­­­­­PAPER
PERAN ORANG TUA DALAM MENDIDIK ANAK BERDASARKAN
II TIMOTIS 3:16
Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan lulus Mata Kuliah DASAR-DASAR PENDIDIKAN ANAK
Dosen Pengampu Pdt. Ronal G. sirait, M.Th., M.pd.k
Description: F:\eftaa.jpg

Oleh
NATAL RIA ZEGA
NIM      : 16311415
Prodi      : S1-PAK

SEKOLAH TINGGI TEOLOGI EFATA
SALATIGA
2017

BAB 1
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
Pada mulanya Tuhan menciptakan langit dan bumi beserta dengan segala isinya. Dia menciptakan langit, benda-benda penerang seperti bintang, matahari, bulan, dan benda-benda penerang lainnya. Selain itu Tuhan juga menciptakan hewan, binatang besar dan kecil sampai ada yang tidak bisa dilihat dengan kasat mata. Dia juga menciptakan segala tumbuh-tumbuhan, terang dan lain sebagainya. Itu semua adalah karya Tuhan yang sungguh luar biasa dan indah. Ia menciptakannya dengan sangat baik dan sempurna. Selain ciptaan tersebut, ada satu ciptaan Tuhan yang sangat istimewa, berbeda dengan yang lain. Ia memberikan akal, memberi pengetahuan untuk membedakan yang baik dan yang buruk, di ciptakan dengan tangan Allah sendiri dan yang paling istimewanya lagi adalah di beri nafas kehidupan oleh-Nya.
      Ciptaan tersebut adalah “manusia”. Manusia adalah ciptaan yang istimewa. Ia menciptakan manusia di bumi untuk menjaga, memelihara dan memenuhi bumi. Manusia diberi kebebasan untuk memilih hidupnya sendiri. Selain itu manusia juga di beri perintah untuk memenuhi bumi seperti tertera dalam Kejadian 1: 28. Tuhan memberi pasangan hidup kepada seseorang untuk membentuk keluarga. keluarga tidak akan sempurna kalau tidak ada anak-anak. Anak-anak itu sangat penting. Anak-anak adalah generasi penerus masa depan. Bukan hanya itu saja, anak-anak juga harus di bina agar mereka menjadi generasi yang baik dan takut akan Tuhan. Untuk menjadi seperti itu maka anak-anak perlu pengajaran/didikan dari orang lain terutama keluarga yaitu dari orang tua. Orang tua memiliki tanggung jawab kepada anak-anaknya untuk memperkenalkan mereka kepada Yesus Kristus, dan memberi dukungan yang di butuhkan dalam perkembangan iman kristiani.
Anak adalah amanah dari Allah, maka tanggung jawab pendidikn mereka adalah orang tuanya. Anak merupakan cikal bakal lahirnya suatu generasi baru yang merupakan generasi penerus cita-cita dan perjuangan bangsa dan negara dan juga sebagai sumber daya manusia bagi pembangunan nasional.Kebanyakan orangtua pada zaman yang serba modern sekarang ini, banyak orangtua yang meninggalkan anak-anaknya dengan alasan kerja sehingga mereka menyerahkan anak mereka kepada pembantu atau baby sitter. Bagi mereka, asalkan kebutuhan materi mereka tercukupi semua akan beres. Anak bisa mendapatkan pendidikan dari guru mereka atau les lain yang mereka ikuti. Padahal bukan iu intinya. Pendidikan yang utama dan yang pertama sebenarnya adalah di dalam ruang lingkup keluarga dan dalam hal ini peranan orangta adalah tonggak utama.
Anak kalau salah didik maka akan berpengaruh dalam diri anak tersebut. mereka akan menjadi anak-anak yang bandel atau suka membuat masalah dimanapun mereka berada. Anak-anak perlu dididikan agar anak tidak ssalah arah di masa depannya. Maksudnya adalah anak-anak tersebut dapat menjadi ank-anak yang baik, takut akan Tuhan dan menghargai/menghormati, saling mengasihi dan lain sebagainya. Anak di didik untuk membentuk karakter. Karakter yang di inginkan dari seorang anak tentunya karakter yang baik. Awal yang baik untuk mendidik seseorang adalah dimulai dari masa kecilnya. Sehingga nanti kalau dia sudah besar didikan ini sangat berpengaruh kepadanya dan juga sekitarnya.
1.2  Rumusan masalah
1.      Siapakah orangtua dan anak?
2.      Apa saja kepentingan anak-anak?
3.      Bagaimana karakter anak-anak?
4.      Apa peran orangtua dalam mendidik anak-anak?
1.3  Tujuan
Tujuan dari pembuatan paper ini adalah agar dapat mengetahui tentang orangtua dan anak-anak, mengetahui kepribadiannya, kepentingan/keperluannya dan mengetahui apa dan bagaimana peran oragtua dalam masalah mendidik anak-anak.










BAB 2
PERANAN ORANG TUA DALAM MENDIDIK ANAK BERDASARKAN
II TIMOTIUS 3:16

2.1 MengenalOrang tua
Orang tua adalah komponen keluarga yag terdiri dari ayah dan ibu dan merupakn hasil dari sebuah perkawinan yang sah yang dapat membentuk sebuah keluarga. Orang tua memiliki tanggung jawab untuk mendidik, mengasuh dan membimbing anak-anakya untuk mencapai tahapan tersebut yang menghantarkan anak-anak untuk siap hidup dalam masyarakat. Secara tradisional orang tua di artikan ebagai dua atau lebih orang yang dihubungkan dengan pertalian darah, perkawinan tau adopsi (hukum) yang memiliki tempat tinggal bersama.
Orang tua adalah orang yang lebih tua atau orang yang dituakan. Ibu dan bapak selain telah melahirkan kita ke dunia ini, ibu dan bapak juga yang mengasuh dan yang telah membimbing anaknya dengan cara memberikan contoh yang baik dalam menjalani kehidupan sehari-hari, selain itu orang tua juga telah memperkenalkan anaknya kedalam hal-hal yang terdapat di dunia ini dan menjawab secara jelas tentang sesuatu yang tidak dimengerti oleh anak. Maka pengetahuan yang pertama diterima oleh anak adalah dari orang tuanya. Karena orang tua adalah pusat kehidupan rohani si anak dan sebagai penyebab berkenalnya dengan alam luar, maka setiap reaksi emosi anak dan pemikirannya dikemudian hari terpengaruh oleh sikapnya terhadap orang tuanya di ­­­­­­­­permulaan hidupnya dahulu.
Jadi, orangtua atau ibu dan bapak memegang peranan yang penting dan amat berpengaruh atas pendidikan anak-anak. Sejak seorang anak lahir, ibunyalah yang selalu ada di sampingnya. Oleh karena itu ia meniru perangai ibunya dan biasanya seorang anak lebih cinta kepada ibunya, apabila ibu itu menjalankan tugasnya dengan baik dan penuh kasih sayang. Ibu merupakan orang yang mula-mula dikenal anak yang menjadi temanya dan yang pertama untuk dipercayainya.
2.2 Anak-anak
Anak merupakan cikal bakal lahirnya suatu generasi baru yang merupakan generasi penerus cita-cita dan perjuangan bangsa dan sumber daya manusia bagi pembangunan Nasional. Anak adalah asset bangsa. Pada umumnya orang berpendapat bahwa masa kanak-kanak merupakan masa yang panjang dan rentang kehidupan. Bagi kehidupan anak, masa kanak-kanak seringkali di anggap tidak ada akhirnya, sihingga mereka tidak sabar menunggu saat yang di dambakan yaitu pengakuan dari asyarakat bahwa mereka bukan lagi anak-anak tapiorang dewasa. Karakter anak tidak ada yang sama. masing-masing anak mempunyai karakter masing-masing
2.3 Kepentingan pendidikan
            Anak-anak adalah bagian terpenting dalam keluarga. Jika kita ingin kehidupan anak-anak bertumbuh dengan baik, maka kita harus mendidik mereka. Ada beberapa ayat dalam alkitab Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru yang bisa kita lihat dan kita ketahui mengapa anak-anak itu perlu untuk didikan.
2.3.1 Ayat-yat dalam Perjanjian Lama
            Dalam PL kita dapat ketahui bahwa :
-          orang tua memiliki tanggung jawab untuk mendidik anak-anaknya dengan tepat (Ul. 6:6-7),
-          mendidik anak adalah suatu keharusan karena anak-anak merupakan warisan Allah kepada orang tua (Mzm.127:3),
-          orang tua harus menjawab pertanyaan seorang ank dengan tepat (Kel. 12:26,27;13:8),
-          mendidik anak untuk dapat mengenal Tuhan (Mzm 78:5,6), kalau perlu mereka diizinkan mendidik anak degan memberikan hukuman jasmani
            Ayat ini telah membuktikn betapa pentingnya mendidik anak-anak. Ayat ini dapat membuktikan bahwa bangsa Israel pada zaman Pl sangat mementingkan pendidikan terhadap anak.
2.3.2 Ayat dalam Perjanjian Baru
            Yesus sendirilah yang menjadi contoh bagi kita, Yesus pun tidak memandang rendah seorang anak, Yesus sangat mengasihi anak-anak. da beberapa ayat dalam PB yang dapat membuktikan kepada kita bahwa Yesus itu mengasihi anak-anak :
-          Markus 9:36,37; 10:13-17
-          matius 11:16-17;18:3-10;19:13-15;21:15-16
-          Lukas 18:15-17.[1]
Di tengah-tengah kesibukanNya, Yesus belum pernah menolak kehadiran anak-anak dengan rela Ia mendekati mereka, memenuhi kebutuhan mereka, bahkan memberkati mereka.
            Yesus sendiri mengasihi anak-anak. Sebagai orang tua kita juga di beri perintah untuk mendidik anak-anak. Dalam Kolose 3:21 disebutkan bahwa kita jangan menyakiti hati anak-anak agar mereka jangan menjadi tawar hati, dan Efesus 6:4. Kedua ayat ini menyebutkan [2]
agar anak-anak dididik dalam ajaran Firman Allah, orangtua memiliki tanggung jawab yaitu
mengasihi, memelihara, mencukupi segala kebutuhan baik materi maupun kebutuhan emosi mereka. Selain itu juga orang tua harus bisa mengerti anak-anaknya, serta menasehati mereka, selalu menemani mereka dan memberi mereka motivasi, orangtualah yang ada didalam suka dan duka anak.
2.4 Peran orang tua dalam mendidik anak-anak
Ada beberapa alasan mengapa anak- anak harus dididik dimulai dari kecil, diantaanya adalah :
1.      anak lebih mudah dijangkau dari pada orang dewasa
2.       anak lebih mudah di ajar dari pada orangtua
3.      anak lebih mudah didasarkan akan dosanya dari pada orang dewasa
4.      ketika seorang anak punya kepada Kristus bukan hanya jiwanya saja yag diselamatkan,     tetapi kehidupannya yang masih utuh itu juga diselamatkan untuk dipersembahkan kepada Tuhan.
5.       anak yang percaya kepada Kristus harus dibimbing ke dalam langkah-langkah pertumbuhan kristiani yang wajar.[3]
2.5 membesarkan anak-anak dalam terang dan kebenaran
            Seorang anak harus di besarkan dan dididik atas dasar Firman Tuhan sehingga anak-anak sebagai fenerasi penurus dapat bertumbuh didalam Kristus dan menjadi anak-anak yang takut akan Tuhan. Ada beberapa pemehaman dan cara mengapa orangtua harus mendidik anak-anaknya :

2.5.1 Orang tua memiliki tanggung jawab utama untukmengajarkan injil kepada anak-anak
            Mendidik anak dimulai dari keluarga. Jangan menyerahkan anak-anak langsung kepada pendidikan umum. Anak-anak terlebih dahulu oleh keluarganya. Anak dididik agar anak tersebut dapat mengenal Tuhan, memiliki iman, pertobatan, baptisan dan mereka menjadi anak-anak yang takut akan Tuhan. Tak ada orang lain yang dapat melaksanakan tugas yang telah tanggung jawab orang tua. Kewajiban yang paling utama atas diri kita untuk tidak hanya menganjurkan dan menasehati saja, tetapi untuk mendidik,  dengan memberikan teladan, memberikan waktu untuk bersama, agar mereka dapat mengerti dan tidak terjerumus ke hal-hal negatif atau hal-hal yang tidak baik dan terlarang. Di tengah-tengah kekacauan, keributan, dan segala kesenangan hidup janganlah kita melupakan tugas kita. Ini adalah utang kita sebagai orang tua kepada anak-anak kita.
2.5.2 teladan orang tua dapat menuntun anak menuju keamanan dan kebahagiaan
            Anak-anak itu suka sekali meniru. Mereka melihat dan belajar dari sekitar mereka. Jika kita sebagai orang tua cara hidup kita baik maka anak-anak pasti merasa senang. Sebaliknya jeka cara hidup kita tidak baik, berantakan, keluarga tidak harmonis, ayah dan ibu selalu bertengkar dan tidak menunjukkan adanya ksaih diantara mereka, tentunya anak-anak akan merasa tidak nyaman, terganggu, ketakutan dan mereka tidak merasakan kebahagiaan. sebagai orang tua, kita harus menjadi teladan yang baik bagi mereka. Bukan hanya berbicara saja, tetapi melakukannya dalam setiap tindakan kita. Misalnya membiasakan mereka berdoa  setiap kali makan, bangun tidur dan sebelum tidur, menolong sesama dan menghargai orang lain.

2.5.3 Dengan mengasihi dan mengajar kaum muda kita, kita dapat menjaga mereka dalam kejahatan
            Sebuah hak istimewa bagi orangtua untuk duduk di dalam rumah mereka sendiri,  dikelilingi oleh sebuah keluarga yang terdiri dari ayah, ibu, anak laki-laki dan perempuan yang murni di berikan oleh Bapa surgawi. Orang tua harus menjaga generasi muda dari perangkap yang telah musuh tempatkan di hadapan mereka. Banyak dari program radio, TV, majalah, Handphone dan lainnya yang dapat merubah sikap perilaku anak dan dapat jatuh ke ha;-hal negatif yang tidak di inginkan. Kita bisa menetralkan hal tersebut melalui ajaran dan lingkungan yang sehat, membawa kaum muda manfaat yang diperoleh dari kehidupan mengenal kehidupan para pria dan wanita yang baik, yang  mengajari mereka kebajikan dari para nabi serta makna injil Yesus Kristus. Marilah kita mengajari anak-anak utuk menjadi murni dalm kehidupan mereka, ajarilah anak-anak lelaki untuk menjaga kebajikan dari saudaranya perempuan dan kepada seluruh perempuan. Ajarlah anak perempuan untuk menjaga kebajikan anak laki-laki yang bergaul dengan mereka. Ajarlah anak menggunakan istilah di bawah pimpinan Roh Kudus agar musuh tidak memilki kuasa untuk menyesatkan mereka.

2.5.4 Mempelajari injil sebagai sebuah keluarga akan membantu kita menjaga ank-anak kita dekat dengan kita.
            Di setiap rumah, hendaknya anak-anak di ajarkan untuk membaca Firman Tuhan. Kita juga harus membacanya kemudian mengajarkannya kepada anak-anak agar mereka bisa memahami urusan-urusan Allah dengan bangsa-bangsa di bumi. Milikilah komitmen dalam diri sendiri untuk mengajar dan membawa keluarga memahami serta mengerti tentang Firman Tuhan serta mempraktikannya dalam kehidupan sehari-hari. Anak-anak adalah karunia yang paling berharga yang Bapa anugerahkan kepada kita. Jika kita dapat membimbing kaki mereka kejalan yang keselamatan, akan ada sukacita kekal bagi kita dan mereka.
            Cara kita  menjaga agar mereka tetap lebih dekat dengan kita adalah dengan memberikan waktu yang lebih sering kepada mereka. Kita harus dapat meluangkan waktu untuk anak-anak, menikmati kesenangan sederhana di perapian keluarga serta membahas satu sama lain hal-hal besar dan berharga yang abadi.[4]
2.6 Peran orangtua menurut II Timotius 3:16
Keluarga merupakan lingkungan yang pertama dan utama bagi anak. Dalam kehidupan anak tentunya keluarga merupakan tempat yang sangat vital. Anak-anak memperoleh pengalaman pertamanya dari keluarga. Dalam keluarga peranan orang tua sangatlah penting. Mereka merupakan model bagi anak. Ketika orang tua melakukan sesuatu anak-anak akan mengikuti orang tua mereka.
Hal ini disebabkan anak dalam masa meniru. Orang tua yang satu dengan orang tua yang lainnya dalam mendidik anak-anak tentunya juga berbeda. Mereka mempunyai suatu gaya atau tipe-tipe tersendiri. Dan tentunya gaya-gaya tersebut akan berpengaruh terhadap perkembangan anak. Oleh karena itu lingkungan keluarga sangatlah penting untuk pertumbuhan dan perkembangan anak terutama perkembangan sosio-emosinya.[5]
Anak adalah amanah dari Allah. Maka tanggungjawab pendidikan mereka ada pada orangtuanya. Banyak orangtua yang meninggalkan anaknya pagi hingga malam dengan alasan bekerja, dan menyerahkan mereka kepada pembantu atau baby sitter. Bagi mereka, asalkan kebutuhan materi mereka tercukupi, semuanya akan beres. Anak bisa mendapatkan pendidikannya dari guru mereka, atau berbagai les yang mereka ikuti. Padahal, bukan itu intinya. Pendidikan yang pertama dan utama justru ada dalam lingkup keluarga, dan dalam hal ini, peranan orangtua adalah tonggak utama. Yang patut kita ingat adalah bahwa tujuan pendidikan anak adalah usaha mencari keridhaan Allah dan usaha untuk mendapatkan surga-Nya, serta mencari keselamatan dari neraka, serta mengharap pahala dan balasan-Nya.
Disiplin Kristen dibutuhkan untuk mencegah anak bertumbuh besar tanpa menghormati Tuhan, otoritas orangtua, pengetahuan akan standar keKristenan dan penguasaan diri. “Segala tulisan yang diilhamkan Allah memang bermanfaat untuk mengajar, untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan dan untuk mendidik orang dalam kebenaran. Dengan demikian tiap-tiap manusia kepunyaan Allah diperlengkapi untuk setiap perbuatan baik” (2 Timotius 3:16-17). Inilah yang dikatakan Alkitab tentang menjadi ayah. Cara dan metode yang dipergunakan ayah untuk mengajarkan kebenaran Allah tentunya akan berbeda. Namun kebenaran-kebenaran itu harus selalu dapat diterapkan dalam pekerjaan apapun, dan dalam cara hidup bagaimanapun. Saat ayah setia menjadi contoh dan teladan, apa yang dipelajari anak mengenai Allah akan memampukan dia berdiri dengan teguh sepanjang umur hidup mereka, apapun yang mereka lakukan atau kemanapun mereka pergi. Mereka akan belajar “mengasihi Tuhan Allah mereka dengan segenap hati, segenap jiwa dan segenap kekuatan mereka” dan mau melayani Dia dalam segala hal yang mereka lakukan. Masa depan setiap masyarakat terletak pada bagaimana anak-anak dibesarkan di dalam unit keluarga. Ketika ada yang salah di dalam lingkungan keluarga, dan orang-tua tidak memberikan perhatian yang benar kepada anak-anak di dalam rumah tangga dan tidak memenuhi tanggung-jawab yang diperintahkan oleh Allah untuk memperlengkapi anak-anak mereka untuk hidup dengan benar dalam hidup ini, maka masa depan dari orang-orang itu akan menghadapi kesulitan yang sesungguhnya. Ayah Kristen adalah merupakan alat dalam tangan Tuhan dalam sisi keayahan ini. Karena keKristenan adalah satu-satunya agama yang benar, dan Allah di dalam Kristus adalah satu-satunya Allah yang sejati, satu-satunya cara pendidikan yang mendatangkan hasil adalah ajaran dan nasehat Tuhan. Seluruh proses pengajaran dan disiplin harus berdasarkan apa yang diperintahkan Tuhan, dan yang dilakukan Tuhan, sehingga otoritasNya dapat senantiasa dan langsung bersentuhan dengan pikiran, hati, hati nurani sang anak. Ayah manusiawi tidak boleh menempatkan dirinya sebagai otoritas tertinggi dalam hal kebenaran dan kewajiban. Hal ini hanya akan mengembangkan aspek “diri sendiri.” Hanya dengan menjadikan Allah, Allah di dalam Kristus, sebagai Guru dan Penguasa, yang karena otoritasNya segala sesuatu dapat dipercaya dan karena ketaatan kepada kehendakNya segala sesuatu akan terjadi, maka sasaran dari pendidikan dapat tercapai. Oleh karena itu, jadilah ayah yang bijaksana dan setia selalu mengajarkan kehendak Tuhan, sehingga anak-anak menjadi taat kepada Tuhan dan melakukannya dengan sadar, karena mereka tahu bahwa itu baik.[6]
            II Timotius 3:16-17
"Segala tulisan yang diilhamkan Allah memang bermanfaat untuk mengajar, untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakukan dan untuk mendidik orang dalam kebenaran. Dengan demikian tiap-tiap manusia kepunyaan Allah diperlengkapi untuk setiap perbuatan baik.Bagian pertama dalam II Timotius 3:16-17 mengajarkan bahwa Alkitab itu bermanfaat dan berguna. Apa saja manfaatnya? “untuk mengajar, untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakukan, untuk mendidik orang dalam kebenaran.” Mari kita menyelidiki manfaat ini satu persatu.
2.6.1. Untuk mengajar
            Mengajar pada dasarnya merupakan suatu usaha untuk menciptakan kondisi atau system lingkungan yang mendukung dan memungkinkan untuk proses belajar-mengajar. Mengajar merupakan usaha memberikan bimbingan, pengarahan dan dorongan kepada seseorang agar terjadi proses belajar.
Hal pertama yang II Timotius 3:16-17 katakan tentang manfaat Alkitab adalah untuk mengajar. Hal ini terutama sangat penting karena untuk sesuatu yang berhubungan dengan Allah, orang biasanya mengikuti ajaran yang sesuai dengan tradisi mereka atau ajaran yang dianggap masyarakat sebagai “sumber informasi religius yang benar.” Sehingga, kebanyakan orang memperoleh pengajaran tentang Allah dari pendeta, keluarga, sekolah, . Tidak ada salahnya dengan sumber-sumber ini selama mereka mengajarkan apa yang diajarkan oleh Alkitab. Sayangnya, seringkali sumber-sumber ini (keluarga, sekolah, pendeta) tidak mengajarkan kebenaran, sekalipun kedengarannya rohani dan tulus, bahkan seringkali ajaran itu juga salah karena tidak sesuai dengan pengajaran yang Allah berikan dalam Alkitab.
Roma 10:9
"Sebab jika kamu mengaku dengan mulutmu, bahwa Yesus adalah Tuhan, dan percaya dalam hatimu, bahwa Allah telah membangkitkan Dia dari antara orang mati, maka kamu akan diselamatkan.”
Juga: Efesus 2:8-9
"Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah, itu bukan hasil pekerjaanmu: jangan ada orang yang memegahkan diri”
Hal tersebut diatas dapat menjelaskan kepada kita bahwa mengajar anak-anak sangatlah penting.Sebagai orang tua harus memiliki tanggung jawab yang besar kepada anak-anaknya. Mengajar mereka ke hal-hal yang positif dan mengajar mereka mengenal Tuhan Yesus, sehingga mereka dapat tahu dan mereka juga dapat meneladani karakteristik Yesus Kristus dalam kehidupan mereka sehari-hari. Kelak jika mereka sudah besar mereka akan menjadi orang yang takut akanTuhan dan menyenangkan hati Tuhan.
26.2. Untuk menyatakan kesalahan
II Timotius 3:16 menjelaskan bahwa Alkitab bermanfaat untuk menyatakan kesalahan. Setiap orang harus berani menyatakan kesalahan termasuk orangtua harus bias menyatakan kesalahan anak-anaknya. Dalam kitab I Tesalonika 5:11 “ nasihatilah seorang akan yang lain dan saling membangunlah”.  Sebagai seorang anak, harus bisa  menghargai orangtua sebagai penegornya,  mendengar nasehat dan bimbingan yang telah disampaikan.Ibrani 3:13 “ tetapi nasihatilah seorang akan yang lain setiap hari. Berarti tidak terbatas waktu untuk menasehati seseorang,  menyatakan kesalahannya agar ia dapat hidup di jalan yang benar.
Selain mengajar, II Timotius 3:16 juga menjelaskan bahwa Alkitab bermanfaat untuk menyatakan kesalahan dan memperbaiki kelakuan. Ini berarti orangtua tidak hanya sekedar rmengajar saja. Tetapi juga menegur anak-anaknya jika mendapati mereka melakukan kesalahan. Tidak ada anak yang sifatnya sama. Masing-masing memiliki karakteristik  yang berbeda-beda.Anak tidak akan pernah tahu apakah yang ia lakukan itu benar atau salah ketika orangtua tidak menyatakan perbuatan tersebut.  Bahkan kalau tidak di tegur bias saja anak tersebut menganggap apa yang ia lakukan adalah benar semua padahal yang ia lakukan adalah salah.  Dalam hal ini orangtua harus mampu menguasai dan mengerti anak-anaknya. Bukan hanya sekedar berkata-kata, member nasehat, tetapi juga maumempraktekannya dalam kehidupan setiap hari agar anak mengerti dan mengikut ihal tersebut. Jika kita menginginkan masa depan anak kita baik dan berhasil maka kita harus memulainya dari masa kecilnya. Mereka harus  di ajari, di tegur dengan baik, menyatakan kesalahan mereka. Dengan demikian mereka tida kakan salah arah kedepan. Mereka juga pada akhirnya akan memeperoleh keselamatan dari jalan yang benar. Seperti halnya dalam kitab Roma 10:9 bermanfaat untuk tujuan ini, karena jika seseorang tidak percaya seperti apa yang ayat itu katakan, maka ayat itu memberitahukan  bahwa salah yaitu dengan cara menyatakan apa yang benar. Dengan demikian, ayat tersebut mengajar saya, menunjukkan apa kesalahan saya dan mengoreksinya dan semua itu dilakukan oleh satu ayat yang sama. Contoh lain adalah Efesus 4:31:
Efesus 4:31
"Segala kepahitan, kegeraman, kemarahan, pertikaian dan fitnah hendaklah dibuang dari antara kamu, demikian pula segala kejahatan."
Bila seseorang pahit, geram dan lain-lain, Alkitab memberitahukan bahwa  salah. Hal tersebut dikatakan salah karena ALLAH di dalam Firman-Nya menyatakan hal itu salah. Untuk mengetahui apa yang benar dan apa yang salah kita tidak perlu mengikuti dan mengetahuinya berdasarkan sistem moral dunia. Yang perlu kita ketahui dan ikuti adalah Firman Tuhan.
2.6.3. Untuk memperbaiki kelakuan
Manfaat Alkitab yang ketiga menurut II Timotius 3:16-17 adalah memperbaiki kelakuan. Perbaikan selalu menjadi pelengkap yang diperlukan setelah kesalahan dinyatakan. Ketika kesalahan dinyatakan, kita pun tahu apa kesalahan kita, dan melalui perbaikan, kita pun tahu apa yang harus kita lakukan. Dalam hal Efesus 4:31, yang kita baca di atas, kita cukup melanjutkan ke ayat berikutnya setelah kesalahan kita dinyatakan dan kelakukan kita diperbaiki. Maka, Efesus 3:32 pun mengatakan:
Efesus 4:32
"Tetapi hendaklah kamu ramah seorang terhadap yang lain, penuh kasih mesra dan saling mengampuni, sebagaimana Allah di dalam Kristus telah mengampuni kamu.”[7]
                                                  
Begitu pula di dalamkeluarga.Memang Alkitab bermanfaat untuk mengajar, menyatakan kesalahan, memperbaiki kelakukan dan mendidik orang dalam kebenaran atau untuk melatih orang dalam kebenaran.dengan demikian tiap-tiap manusia kepunyaan Allah diperlengkapi untuk setiap perbuatan baik. Tujuan Allah memberikan kepada kita Alkitab dengan semua manfaat itu adalah agar “tiap-tiap manusia kepunyaan Allah diperlengkapi.” Ini berarti kita tidak mungkin diperlengkapi kecuali bila kita menerapkan apa yang Alkitab katakan. Orangtua menegur anaknya untuk memperbaiki kelakuananaknya. Anaknya menjadi anak yang baik dan berperilaku yang baik.
2.6.4 .Mendidik orang dalamkebenaran

Mendidik (pedagogy) yang dikatakan memiliki tiga fungsi yaitu : pertama, mempersiapkan generasi muda untuk memegan gperanan-peranan tertentu pada masa mendatang. Kedua,  mentransfer pengetahuan sesuai dengan peranan yang diharapkan. Ketiga, mentransfer nialai-nilai dalam rangka memelihara keutuhan dan kesatuan masyarakat.Teladan yang baikdari orang tua dapat memberikan contoh yang baik kepada anak-anaknya. Bukan hanya sekedar berkata-kata tapi juga melakukan dalam perbuatan sehari-hari
2.7  Peran guru PAK dalam mendidik anak-anak
Seorang guru memberikan arahan, instruksi, dan evaluasi kepada anak-anak didiknya dalam proses pembelajaran. Inilah yang merupakan gambaran dari pengertian “mengajar”. Secara umum, mengajar adalah menyampaikan ilmu pengetahuan kepada anak-anak didik di sekolah. Namun pada kenyataannya, pengertian mengajar lebih dari itu. Mengajar tidak hanya menyampaikan ilmu pengatuan, tetapi juga melatih pola piker anak-anak didik. Menurut Dr. Nana Sudjana, pengertian mengajar adalah sebagai berikut.
Mengajar adalah membimbing siswa bagaimana belajar. Mengajar berarti mengatur dan menciptakan kondisi yang ada dilingkungan anak didik sehingga dapat melakukan kegiatan belajar.Secara sederhana, mengajar bertujuan untuk menyampaikan ilmu pengetahuan dan melatih pola piker anak-anak didik.

-      Mengajar untuk Menyampaikan Ilmu
Dalam konteks pendidikan, ilmu pengetahuan dibagi menjadi dua bagian, yaitu ilmu eksak dan noneksak. Ilmu eksak adalah ilmu yang membutuhkan logika, perhitungan, dan daya analisis yang kuat, misalnya matematika, fisika, dan kimia. Ilmu eksak ini cenderung memaksimalkan kerja otak kiri. Sebaliknya, ilmu noneksak adalah ilmu yang membutuhkan teori, pemahaman, dan daya ingat yang kuat, misalnya ekonomi, seni, bahasa, dan sebagainya. Berbeda dengan ilmu eksak, kinerja otak kanan sangat dibutuhkan oleh ilmu noneksak ini.

-      Mengajar untuk Melatih Pola Pikir
Dalam bukunya yang berjudul “Taxonomy of Effective Teaching”, Benjamin Bloom membagi pola pikir anak didik menjadi 5 tingkatan. Kelima tingkatan pola pikir tersebut adalah pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, dan kreatif. Pengetahuan, Pada tingkatan ini, guru mengajar dengan cara menyampaikan suatu fakta kepada anak-anak didiknya. Guru hanya sebatas menyampaikan informasi saja kepada mereka. Hasil akhir yang diharapkan adalah pengetahuan anak-anak didik menjadi bertambah. Mereka yang semula tidak tahu mengenai suatu fakta menjadi tahu.
Pemahaman, Pada tingkat ini, guru mulai mengembangkan teknik mengajar kepada anak-anak didiknya. Guru tidak hanya menyampaikan informasi saja, tetapi juga merangsang pola pikir mereka terhadap apa-apa yang diketahuinya. Misalnya, setelah mereka mengetahui pengertian sisi, titik sudut, dan rusuk suatu kubus. Guru mencoba memberikan pertanyaan mengenai banyaknya sisi, titik sudut, dan rusuk sebuah balok, prisma, limas, tabung, dan bangun ruang yang lain.
Penerapan, Pada Tingkatan pola pikir ini, guru memberikan bentuk kegiatan kepada anak-anak didiknya dalam proses belajar. Mereka secara langsung menerapkan segala sesuatu yang telah dipelajarinya berdasarkan pengetahuan maupun pemahaman yang dimilikinya.

Analisis, Pada tingkatan yang lebih jauh lagi, guru dapat menjelaskan berbagai kemungkinan dan hubungan dalam suatu materi pembelajaran. Dalam tahap ini, guru membuat anak-anak didik berpikir sendiri mengenai suatu permasalahan dan mengajak mereka untuk membuat kesimpulan dari pemikiran mereka.
Kreatif, Tingkatan yang terakhir adalah pola pikir kreatif. Pada tingkat ini, guru tidak hanya membuat anak-anak didik berpikir sendiri terhadap suatu permasalahan, tetapi juga membuat mereka dapat menciptakan sebuah ide, konsep, gagasan, atau karya yang baru.[8]                                                                       
















BAB 3
PENUTUP
3.1 kesimpulan
Anak adalah anugerah terindah dan berharga yang diberikan Tuhan kepada kita sebagai orangtua. selain itu anak juga merupakan generasi penerus bangsa. Anak-anak jika tidak di ajarkan ke hal-hal yang baik tentunya anak tersebut kehidupannya akan buruk. Anak perlu di bawa keluar dari hidup yang tidak jelas dan membawa dia mengenal Tuhan Allah. Sebagai orang tua bertaggung jawab penuh kepada anak anaknya. Ini sudah menjadi perintah Tuhan kepada kita. Selain mengajar, kita juga harus mampu menjadi teladan bagi mereka sehingga mereka dapat meniru dan melakukan apa yang telah kita ajarkan kepada mereka.
Orang tua memiliki tanggung jawab untuk mendidik, mengasuh dan membimbing anak-anaknya untuk mencapai tahapan tersebut yang menghantarkan anak-anak untuk siap hidup dalam masyarakat. Sebagai orangtua yang bertanggung jawab, kita harus mampu memahami anak-anak kita. Memberikan mereka waktu untuk bersama dan disitu kita mengajari mereka banyak hal, membentuk karakter mereka sesuai dengan kehendak Tuhan, membiasakan mereka melakukan hal-hal baik, menjaga diri, dan membawa mereka mengenal Tuhan. Orangtua mampu memberikan perhatian, kasih sayang yang penuh kepada anak-anak sehingga mereka dapat merasa bahagia dan menikmati hidup dengan penuh sukacita, mereka juga dapat mersakan adanya orangtua yang dapat membawa mereka kejalan yang benar menuju keselamatan sehingga nanti kelak kita mendapat sukacita yang kekal dan abadi. Seperti halnya dalam kitab II Timotius 3:16, tugas kita adalah mengajar, menyatakan kesalahan, memperbaiki kelakuan dan mendidik mereka dalam kebenaran.
3.2 Saran
Sebagai orangtua kita harus mampu memahami setiap anak-anak kita. kita mengajar mereka baik anak laki-laki perempuan untuk mengenal Tuhan. Apalagi di zaman yang serba modern saat ini ada banyak hal-hal buruk yang sangat mempengaruhi cara hidup dan tingkah laku anak-anak. Kita harus mampu mengetahui kebutuhan-kebutuhan yang mendasar dari anak. Dengan belajar hal ini diharapkan kepada seluruh orangtua dan tidak tertutup kemungkinan juga bagi kita sebagai hamba Tuhan dan pendidik agar berhati-hati dan mampu membawa anak-anak mengenal Tuhan sehingga hidup mereka kelak dapat baik. mereka akan menjadi anak-anak yang dapat membawa berkat bagi semua orang bukan justru merugikan sekitarnya.

DAFTAR PUSTAKA
https://bible.org/seriespage/model-orangtua
https://www.lds.org/manual/teachings-george-albert-smith/27?lang=ind, unduh hari: minggu, 26-02-2017, pukul:19:43, mendidik anak” dalam terang dan kebenaran
https://berbic.wordpress.com/2011/06/25/bagaimanakah-orang-kristen-mendidik-anak-anaknya/ hari :rabu, pukul:11:02
https://berbic.wordpress.com/2011/06/25/bagaimanakah-orang-kristen-mendidik-anak-anaknya/ hari :rabu, pukul:11:02
http://www.jba.gr/Bahasa/Manfaat-Alkitab.htm, rabu, 19 april 2017, 11:15
http://sdnwonoue.blogspot.co.id/2013/09/pengertian-mengajar-dan-tujuannya.html,kamis , 20 april 2017, 00:17






[3]https://bible.org/seriespage/model-orangtua
[4]https://www.lds.org/manual/teachings-george-albert-smith/27?lang=ind, unduh hari: minggu, 26-02-2017, pukul:19:43, mendidik anak” dalam terang dan kebenaran
[5]https://berbic.wordpress.com/2011/06/25/bagaimanakah-orang-kristen-mendidik-anak-anaknya/ hari :rabu, pukul:11:02
[6]https://berbic.wordpress.com/2011/06/25/bagaimanakah-orang-kristen-mendidik-anak-anaknya/ hari :rabu, pukul:11:02
[7]http://www.jba.gr/Bahasa/Manfaat-Alkitab.htm, rabu, 19 april 2017, 11:15
[8]http://sdnwonoue.blogspot.co.id/2013/09/pengertian-mengajar-dan-tujuannya.html,kamis , 20 april 2017, 00:17

RETREAT HAMBA TUHAN GPIAI + PENTAHBISAN KORWIL

 Retreat Hamba Tuhan GPIAI wilayah Jawa Tengah, Jawa Timur dan Jabodetabek + PENTAHBISAN KORWIL Tema : KESATUAN HATI UNTUK MELAKSANAKAN VISI...

HINTS