Jumat, 01 September 2017

peran orangtua dalam mendidik anak (II Timotius 3:16)

­­­­­­­PAPER
PERAN ORANG TUA DALAM MENDIDIK ANAK BERDASARKAN
II TIMOTIS 3:16
Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan lulus Mata Kuliah DASAR-DASAR PENDIDIKAN ANAK
Dosen Pengampu Pdt. Ronal G. sirait, M.Th., M.pd.k
Description: F:\eftaa.jpg

Oleh
NATAL RIA ZEGA
NIM      : 16311415
Prodi      : S1-PAK

SEKOLAH TINGGI TEOLOGI EFATA
SALATIGA
2017

BAB 1
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
Pada mulanya Tuhan menciptakan langit dan bumi beserta dengan segala isinya. Dia menciptakan langit, benda-benda penerang seperti bintang, matahari, bulan, dan benda-benda penerang lainnya. Selain itu Tuhan juga menciptakan hewan, binatang besar dan kecil sampai ada yang tidak bisa dilihat dengan kasat mata. Dia juga menciptakan segala tumbuh-tumbuhan, terang dan lain sebagainya. Itu semua adalah karya Tuhan yang sungguh luar biasa dan indah. Ia menciptakannya dengan sangat baik dan sempurna. Selain ciptaan tersebut, ada satu ciptaan Tuhan yang sangat istimewa, berbeda dengan yang lain. Ia memberikan akal, memberi pengetahuan untuk membedakan yang baik dan yang buruk, di ciptakan dengan tangan Allah sendiri dan yang paling istimewanya lagi adalah di beri nafas kehidupan oleh-Nya.
      Ciptaan tersebut adalah “manusia”. Manusia adalah ciptaan yang istimewa. Ia menciptakan manusia di bumi untuk menjaga, memelihara dan memenuhi bumi. Manusia diberi kebebasan untuk memilih hidupnya sendiri. Selain itu manusia juga di beri perintah untuk memenuhi bumi seperti tertera dalam Kejadian 1: 28. Tuhan memberi pasangan hidup kepada seseorang untuk membentuk keluarga. keluarga tidak akan sempurna kalau tidak ada anak-anak. Anak-anak itu sangat penting. Anak-anak adalah generasi penerus masa depan. Bukan hanya itu saja, anak-anak juga harus di bina agar mereka menjadi generasi yang baik dan takut akan Tuhan. Untuk menjadi seperti itu maka anak-anak perlu pengajaran/didikan dari orang lain terutama keluarga yaitu dari orang tua. Orang tua memiliki tanggung jawab kepada anak-anaknya untuk memperkenalkan mereka kepada Yesus Kristus, dan memberi dukungan yang di butuhkan dalam perkembangan iman kristiani.
Anak adalah amanah dari Allah, maka tanggung jawab pendidikn mereka adalah orang tuanya. Anak merupakan cikal bakal lahirnya suatu generasi baru yang merupakan generasi penerus cita-cita dan perjuangan bangsa dan negara dan juga sebagai sumber daya manusia bagi pembangunan nasional.Kebanyakan orangtua pada zaman yang serba modern sekarang ini, banyak orangtua yang meninggalkan anak-anaknya dengan alasan kerja sehingga mereka menyerahkan anak mereka kepada pembantu atau baby sitter. Bagi mereka, asalkan kebutuhan materi mereka tercukupi semua akan beres. Anak bisa mendapatkan pendidikan dari guru mereka atau les lain yang mereka ikuti. Padahal bukan iu intinya. Pendidikan yang utama dan yang pertama sebenarnya adalah di dalam ruang lingkup keluarga dan dalam hal ini peranan orangta adalah tonggak utama.
Anak kalau salah didik maka akan berpengaruh dalam diri anak tersebut. mereka akan menjadi anak-anak yang bandel atau suka membuat masalah dimanapun mereka berada. Anak-anak perlu dididikan agar anak tidak ssalah arah di masa depannya. Maksudnya adalah anak-anak tersebut dapat menjadi ank-anak yang baik, takut akan Tuhan dan menghargai/menghormati, saling mengasihi dan lain sebagainya. Anak di didik untuk membentuk karakter. Karakter yang di inginkan dari seorang anak tentunya karakter yang baik. Awal yang baik untuk mendidik seseorang adalah dimulai dari masa kecilnya. Sehingga nanti kalau dia sudah besar didikan ini sangat berpengaruh kepadanya dan juga sekitarnya.
1.2  Rumusan masalah
1.      Siapakah orangtua dan anak?
2.      Apa saja kepentingan anak-anak?
3.      Bagaimana karakter anak-anak?
4.      Apa peran orangtua dalam mendidik anak-anak?
1.3  Tujuan
Tujuan dari pembuatan paper ini adalah agar dapat mengetahui tentang orangtua dan anak-anak, mengetahui kepribadiannya, kepentingan/keperluannya dan mengetahui apa dan bagaimana peran oragtua dalam masalah mendidik anak-anak.










BAB 2
PERANAN ORANG TUA DALAM MENDIDIK ANAK BERDASARKAN
II TIMOTIUS 3:16

2.1 MengenalOrang tua
Orang tua adalah komponen keluarga yag terdiri dari ayah dan ibu dan merupakn hasil dari sebuah perkawinan yang sah yang dapat membentuk sebuah keluarga. Orang tua memiliki tanggung jawab untuk mendidik, mengasuh dan membimbing anak-anakya untuk mencapai tahapan tersebut yang menghantarkan anak-anak untuk siap hidup dalam masyarakat. Secara tradisional orang tua di artikan ebagai dua atau lebih orang yang dihubungkan dengan pertalian darah, perkawinan tau adopsi (hukum) yang memiliki tempat tinggal bersama.
Orang tua adalah orang yang lebih tua atau orang yang dituakan. Ibu dan bapak selain telah melahirkan kita ke dunia ini, ibu dan bapak juga yang mengasuh dan yang telah membimbing anaknya dengan cara memberikan contoh yang baik dalam menjalani kehidupan sehari-hari, selain itu orang tua juga telah memperkenalkan anaknya kedalam hal-hal yang terdapat di dunia ini dan menjawab secara jelas tentang sesuatu yang tidak dimengerti oleh anak. Maka pengetahuan yang pertama diterima oleh anak adalah dari orang tuanya. Karena orang tua adalah pusat kehidupan rohani si anak dan sebagai penyebab berkenalnya dengan alam luar, maka setiap reaksi emosi anak dan pemikirannya dikemudian hari terpengaruh oleh sikapnya terhadap orang tuanya di ­­­­­­­­permulaan hidupnya dahulu.
Jadi, orangtua atau ibu dan bapak memegang peranan yang penting dan amat berpengaruh atas pendidikan anak-anak. Sejak seorang anak lahir, ibunyalah yang selalu ada di sampingnya. Oleh karena itu ia meniru perangai ibunya dan biasanya seorang anak lebih cinta kepada ibunya, apabila ibu itu menjalankan tugasnya dengan baik dan penuh kasih sayang. Ibu merupakan orang yang mula-mula dikenal anak yang menjadi temanya dan yang pertama untuk dipercayainya.
2.2 Anak-anak
Anak merupakan cikal bakal lahirnya suatu generasi baru yang merupakan generasi penerus cita-cita dan perjuangan bangsa dan sumber daya manusia bagi pembangunan Nasional. Anak adalah asset bangsa. Pada umumnya orang berpendapat bahwa masa kanak-kanak merupakan masa yang panjang dan rentang kehidupan. Bagi kehidupan anak, masa kanak-kanak seringkali di anggap tidak ada akhirnya, sihingga mereka tidak sabar menunggu saat yang di dambakan yaitu pengakuan dari asyarakat bahwa mereka bukan lagi anak-anak tapiorang dewasa. Karakter anak tidak ada yang sama. masing-masing anak mempunyai karakter masing-masing
2.3 Kepentingan pendidikan
            Anak-anak adalah bagian terpenting dalam keluarga. Jika kita ingin kehidupan anak-anak bertumbuh dengan baik, maka kita harus mendidik mereka. Ada beberapa ayat dalam alkitab Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru yang bisa kita lihat dan kita ketahui mengapa anak-anak itu perlu untuk didikan.
2.3.1 Ayat-yat dalam Perjanjian Lama
            Dalam PL kita dapat ketahui bahwa :
-          orang tua memiliki tanggung jawab untuk mendidik anak-anaknya dengan tepat (Ul. 6:6-7),
-          mendidik anak adalah suatu keharusan karena anak-anak merupakan warisan Allah kepada orang tua (Mzm.127:3),
-          orang tua harus menjawab pertanyaan seorang ank dengan tepat (Kel. 12:26,27;13:8),
-          mendidik anak untuk dapat mengenal Tuhan (Mzm 78:5,6), kalau perlu mereka diizinkan mendidik anak degan memberikan hukuman jasmani
            Ayat ini telah membuktikn betapa pentingnya mendidik anak-anak. Ayat ini dapat membuktikan bahwa bangsa Israel pada zaman Pl sangat mementingkan pendidikan terhadap anak.
2.3.2 Ayat dalam Perjanjian Baru
            Yesus sendirilah yang menjadi contoh bagi kita, Yesus pun tidak memandang rendah seorang anak, Yesus sangat mengasihi anak-anak. da beberapa ayat dalam PB yang dapat membuktikan kepada kita bahwa Yesus itu mengasihi anak-anak :
-          Markus 9:36,37; 10:13-17
-          matius 11:16-17;18:3-10;19:13-15;21:15-16
-          Lukas 18:15-17.[1]
Di tengah-tengah kesibukanNya, Yesus belum pernah menolak kehadiran anak-anak dengan rela Ia mendekati mereka, memenuhi kebutuhan mereka, bahkan memberkati mereka.
            Yesus sendiri mengasihi anak-anak. Sebagai orang tua kita juga di beri perintah untuk mendidik anak-anak. Dalam Kolose 3:21 disebutkan bahwa kita jangan menyakiti hati anak-anak agar mereka jangan menjadi tawar hati, dan Efesus 6:4. Kedua ayat ini menyebutkan [2]
agar anak-anak dididik dalam ajaran Firman Allah, orangtua memiliki tanggung jawab yaitu
mengasihi, memelihara, mencukupi segala kebutuhan baik materi maupun kebutuhan emosi mereka. Selain itu juga orang tua harus bisa mengerti anak-anaknya, serta menasehati mereka, selalu menemani mereka dan memberi mereka motivasi, orangtualah yang ada didalam suka dan duka anak.
2.4 Peran orang tua dalam mendidik anak-anak
Ada beberapa alasan mengapa anak- anak harus dididik dimulai dari kecil, diantaanya adalah :
1.      anak lebih mudah dijangkau dari pada orang dewasa
2.       anak lebih mudah di ajar dari pada orangtua
3.      anak lebih mudah didasarkan akan dosanya dari pada orang dewasa
4.      ketika seorang anak punya kepada Kristus bukan hanya jiwanya saja yag diselamatkan,     tetapi kehidupannya yang masih utuh itu juga diselamatkan untuk dipersembahkan kepada Tuhan.
5.       anak yang percaya kepada Kristus harus dibimbing ke dalam langkah-langkah pertumbuhan kristiani yang wajar.[3]
2.5 membesarkan anak-anak dalam terang dan kebenaran
            Seorang anak harus di besarkan dan dididik atas dasar Firman Tuhan sehingga anak-anak sebagai fenerasi penurus dapat bertumbuh didalam Kristus dan menjadi anak-anak yang takut akan Tuhan. Ada beberapa pemehaman dan cara mengapa orangtua harus mendidik anak-anaknya :

2.5.1 Orang tua memiliki tanggung jawab utama untukmengajarkan injil kepada anak-anak
            Mendidik anak dimulai dari keluarga. Jangan menyerahkan anak-anak langsung kepada pendidikan umum. Anak-anak terlebih dahulu oleh keluarganya. Anak dididik agar anak tersebut dapat mengenal Tuhan, memiliki iman, pertobatan, baptisan dan mereka menjadi anak-anak yang takut akan Tuhan. Tak ada orang lain yang dapat melaksanakan tugas yang telah tanggung jawab orang tua. Kewajiban yang paling utama atas diri kita untuk tidak hanya menganjurkan dan menasehati saja, tetapi untuk mendidik,  dengan memberikan teladan, memberikan waktu untuk bersama, agar mereka dapat mengerti dan tidak terjerumus ke hal-hal negatif atau hal-hal yang tidak baik dan terlarang. Di tengah-tengah kekacauan, keributan, dan segala kesenangan hidup janganlah kita melupakan tugas kita. Ini adalah utang kita sebagai orang tua kepada anak-anak kita.
2.5.2 teladan orang tua dapat menuntun anak menuju keamanan dan kebahagiaan
            Anak-anak itu suka sekali meniru. Mereka melihat dan belajar dari sekitar mereka. Jika kita sebagai orang tua cara hidup kita baik maka anak-anak pasti merasa senang. Sebaliknya jeka cara hidup kita tidak baik, berantakan, keluarga tidak harmonis, ayah dan ibu selalu bertengkar dan tidak menunjukkan adanya ksaih diantara mereka, tentunya anak-anak akan merasa tidak nyaman, terganggu, ketakutan dan mereka tidak merasakan kebahagiaan. sebagai orang tua, kita harus menjadi teladan yang baik bagi mereka. Bukan hanya berbicara saja, tetapi melakukannya dalam setiap tindakan kita. Misalnya membiasakan mereka berdoa  setiap kali makan, bangun tidur dan sebelum tidur, menolong sesama dan menghargai orang lain.

2.5.3 Dengan mengasihi dan mengajar kaum muda kita, kita dapat menjaga mereka dalam kejahatan
            Sebuah hak istimewa bagi orangtua untuk duduk di dalam rumah mereka sendiri,  dikelilingi oleh sebuah keluarga yang terdiri dari ayah, ibu, anak laki-laki dan perempuan yang murni di berikan oleh Bapa surgawi. Orang tua harus menjaga generasi muda dari perangkap yang telah musuh tempatkan di hadapan mereka. Banyak dari program radio, TV, majalah, Handphone dan lainnya yang dapat merubah sikap perilaku anak dan dapat jatuh ke ha;-hal negatif yang tidak di inginkan. Kita bisa menetralkan hal tersebut melalui ajaran dan lingkungan yang sehat, membawa kaum muda manfaat yang diperoleh dari kehidupan mengenal kehidupan para pria dan wanita yang baik, yang  mengajari mereka kebajikan dari para nabi serta makna injil Yesus Kristus. Marilah kita mengajari anak-anak utuk menjadi murni dalm kehidupan mereka, ajarilah anak-anak lelaki untuk menjaga kebajikan dari saudaranya perempuan dan kepada seluruh perempuan. Ajarlah anak perempuan untuk menjaga kebajikan anak laki-laki yang bergaul dengan mereka. Ajarlah anak menggunakan istilah di bawah pimpinan Roh Kudus agar musuh tidak memilki kuasa untuk menyesatkan mereka.

2.5.4 Mempelajari injil sebagai sebuah keluarga akan membantu kita menjaga ank-anak kita dekat dengan kita.
            Di setiap rumah, hendaknya anak-anak di ajarkan untuk membaca Firman Tuhan. Kita juga harus membacanya kemudian mengajarkannya kepada anak-anak agar mereka bisa memahami urusan-urusan Allah dengan bangsa-bangsa di bumi. Milikilah komitmen dalam diri sendiri untuk mengajar dan membawa keluarga memahami serta mengerti tentang Firman Tuhan serta mempraktikannya dalam kehidupan sehari-hari. Anak-anak adalah karunia yang paling berharga yang Bapa anugerahkan kepada kita. Jika kita dapat membimbing kaki mereka kejalan yang keselamatan, akan ada sukacita kekal bagi kita dan mereka.
            Cara kita  menjaga agar mereka tetap lebih dekat dengan kita adalah dengan memberikan waktu yang lebih sering kepada mereka. Kita harus dapat meluangkan waktu untuk anak-anak, menikmati kesenangan sederhana di perapian keluarga serta membahas satu sama lain hal-hal besar dan berharga yang abadi.[4]
2.6 Peran orangtua menurut II Timotius 3:16
Keluarga merupakan lingkungan yang pertama dan utama bagi anak. Dalam kehidupan anak tentunya keluarga merupakan tempat yang sangat vital. Anak-anak memperoleh pengalaman pertamanya dari keluarga. Dalam keluarga peranan orang tua sangatlah penting. Mereka merupakan model bagi anak. Ketika orang tua melakukan sesuatu anak-anak akan mengikuti orang tua mereka.
Hal ini disebabkan anak dalam masa meniru. Orang tua yang satu dengan orang tua yang lainnya dalam mendidik anak-anak tentunya juga berbeda. Mereka mempunyai suatu gaya atau tipe-tipe tersendiri. Dan tentunya gaya-gaya tersebut akan berpengaruh terhadap perkembangan anak. Oleh karena itu lingkungan keluarga sangatlah penting untuk pertumbuhan dan perkembangan anak terutama perkembangan sosio-emosinya.[5]
Anak adalah amanah dari Allah. Maka tanggungjawab pendidikan mereka ada pada orangtuanya. Banyak orangtua yang meninggalkan anaknya pagi hingga malam dengan alasan bekerja, dan menyerahkan mereka kepada pembantu atau baby sitter. Bagi mereka, asalkan kebutuhan materi mereka tercukupi, semuanya akan beres. Anak bisa mendapatkan pendidikannya dari guru mereka, atau berbagai les yang mereka ikuti. Padahal, bukan itu intinya. Pendidikan yang pertama dan utama justru ada dalam lingkup keluarga, dan dalam hal ini, peranan orangtua adalah tonggak utama. Yang patut kita ingat adalah bahwa tujuan pendidikan anak adalah usaha mencari keridhaan Allah dan usaha untuk mendapatkan surga-Nya, serta mencari keselamatan dari neraka, serta mengharap pahala dan balasan-Nya.
Disiplin Kristen dibutuhkan untuk mencegah anak bertumbuh besar tanpa menghormati Tuhan, otoritas orangtua, pengetahuan akan standar keKristenan dan penguasaan diri. “Segala tulisan yang diilhamkan Allah memang bermanfaat untuk mengajar, untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan dan untuk mendidik orang dalam kebenaran. Dengan demikian tiap-tiap manusia kepunyaan Allah diperlengkapi untuk setiap perbuatan baik” (2 Timotius 3:16-17). Inilah yang dikatakan Alkitab tentang menjadi ayah. Cara dan metode yang dipergunakan ayah untuk mengajarkan kebenaran Allah tentunya akan berbeda. Namun kebenaran-kebenaran itu harus selalu dapat diterapkan dalam pekerjaan apapun, dan dalam cara hidup bagaimanapun. Saat ayah setia menjadi contoh dan teladan, apa yang dipelajari anak mengenai Allah akan memampukan dia berdiri dengan teguh sepanjang umur hidup mereka, apapun yang mereka lakukan atau kemanapun mereka pergi. Mereka akan belajar “mengasihi Tuhan Allah mereka dengan segenap hati, segenap jiwa dan segenap kekuatan mereka” dan mau melayani Dia dalam segala hal yang mereka lakukan. Masa depan setiap masyarakat terletak pada bagaimana anak-anak dibesarkan di dalam unit keluarga. Ketika ada yang salah di dalam lingkungan keluarga, dan orang-tua tidak memberikan perhatian yang benar kepada anak-anak di dalam rumah tangga dan tidak memenuhi tanggung-jawab yang diperintahkan oleh Allah untuk memperlengkapi anak-anak mereka untuk hidup dengan benar dalam hidup ini, maka masa depan dari orang-orang itu akan menghadapi kesulitan yang sesungguhnya. Ayah Kristen adalah merupakan alat dalam tangan Tuhan dalam sisi keayahan ini. Karena keKristenan adalah satu-satunya agama yang benar, dan Allah di dalam Kristus adalah satu-satunya Allah yang sejati, satu-satunya cara pendidikan yang mendatangkan hasil adalah ajaran dan nasehat Tuhan. Seluruh proses pengajaran dan disiplin harus berdasarkan apa yang diperintahkan Tuhan, dan yang dilakukan Tuhan, sehingga otoritasNya dapat senantiasa dan langsung bersentuhan dengan pikiran, hati, hati nurani sang anak. Ayah manusiawi tidak boleh menempatkan dirinya sebagai otoritas tertinggi dalam hal kebenaran dan kewajiban. Hal ini hanya akan mengembangkan aspek “diri sendiri.” Hanya dengan menjadikan Allah, Allah di dalam Kristus, sebagai Guru dan Penguasa, yang karena otoritasNya segala sesuatu dapat dipercaya dan karena ketaatan kepada kehendakNya segala sesuatu akan terjadi, maka sasaran dari pendidikan dapat tercapai. Oleh karena itu, jadilah ayah yang bijaksana dan setia selalu mengajarkan kehendak Tuhan, sehingga anak-anak menjadi taat kepada Tuhan dan melakukannya dengan sadar, karena mereka tahu bahwa itu baik.[6]
            II Timotius 3:16-17
"Segala tulisan yang diilhamkan Allah memang bermanfaat untuk mengajar, untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakukan dan untuk mendidik orang dalam kebenaran. Dengan demikian tiap-tiap manusia kepunyaan Allah diperlengkapi untuk setiap perbuatan baik.Bagian pertama dalam II Timotius 3:16-17 mengajarkan bahwa Alkitab itu bermanfaat dan berguna. Apa saja manfaatnya? “untuk mengajar, untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakukan, untuk mendidik orang dalam kebenaran.” Mari kita menyelidiki manfaat ini satu persatu.
2.6.1. Untuk mengajar
            Mengajar pada dasarnya merupakan suatu usaha untuk menciptakan kondisi atau system lingkungan yang mendukung dan memungkinkan untuk proses belajar-mengajar. Mengajar merupakan usaha memberikan bimbingan, pengarahan dan dorongan kepada seseorang agar terjadi proses belajar.
Hal pertama yang II Timotius 3:16-17 katakan tentang manfaat Alkitab adalah untuk mengajar. Hal ini terutama sangat penting karena untuk sesuatu yang berhubungan dengan Allah, orang biasanya mengikuti ajaran yang sesuai dengan tradisi mereka atau ajaran yang dianggap masyarakat sebagai “sumber informasi religius yang benar.” Sehingga, kebanyakan orang memperoleh pengajaran tentang Allah dari pendeta, keluarga, sekolah, . Tidak ada salahnya dengan sumber-sumber ini selama mereka mengajarkan apa yang diajarkan oleh Alkitab. Sayangnya, seringkali sumber-sumber ini (keluarga, sekolah, pendeta) tidak mengajarkan kebenaran, sekalipun kedengarannya rohani dan tulus, bahkan seringkali ajaran itu juga salah karena tidak sesuai dengan pengajaran yang Allah berikan dalam Alkitab.
Roma 10:9
"Sebab jika kamu mengaku dengan mulutmu, bahwa Yesus adalah Tuhan, dan percaya dalam hatimu, bahwa Allah telah membangkitkan Dia dari antara orang mati, maka kamu akan diselamatkan.”
Juga: Efesus 2:8-9
"Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah, itu bukan hasil pekerjaanmu: jangan ada orang yang memegahkan diri”
Hal tersebut diatas dapat menjelaskan kepada kita bahwa mengajar anak-anak sangatlah penting.Sebagai orang tua harus memiliki tanggung jawab yang besar kepada anak-anaknya. Mengajar mereka ke hal-hal yang positif dan mengajar mereka mengenal Tuhan Yesus, sehingga mereka dapat tahu dan mereka juga dapat meneladani karakteristik Yesus Kristus dalam kehidupan mereka sehari-hari. Kelak jika mereka sudah besar mereka akan menjadi orang yang takut akanTuhan dan menyenangkan hati Tuhan.
26.2. Untuk menyatakan kesalahan
II Timotius 3:16 menjelaskan bahwa Alkitab bermanfaat untuk menyatakan kesalahan. Setiap orang harus berani menyatakan kesalahan termasuk orangtua harus bias menyatakan kesalahan anak-anaknya. Dalam kitab I Tesalonika 5:11 “ nasihatilah seorang akan yang lain dan saling membangunlah”.  Sebagai seorang anak, harus bisa  menghargai orangtua sebagai penegornya,  mendengar nasehat dan bimbingan yang telah disampaikan.Ibrani 3:13 “ tetapi nasihatilah seorang akan yang lain setiap hari. Berarti tidak terbatas waktu untuk menasehati seseorang,  menyatakan kesalahannya agar ia dapat hidup di jalan yang benar.
Selain mengajar, II Timotius 3:16 juga menjelaskan bahwa Alkitab bermanfaat untuk menyatakan kesalahan dan memperbaiki kelakuan. Ini berarti orangtua tidak hanya sekedar rmengajar saja. Tetapi juga menegur anak-anaknya jika mendapati mereka melakukan kesalahan. Tidak ada anak yang sifatnya sama. Masing-masing memiliki karakteristik  yang berbeda-beda.Anak tidak akan pernah tahu apakah yang ia lakukan itu benar atau salah ketika orangtua tidak menyatakan perbuatan tersebut.  Bahkan kalau tidak di tegur bias saja anak tersebut menganggap apa yang ia lakukan adalah benar semua padahal yang ia lakukan adalah salah.  Dalam hal ini orangtua harus mampu menguasai dan mengerti anak-anaknya. Bukan hanya sekedar berkata-kata, member nasehat, tetapi juga maumempraktekannya dalam kehidupan setiap hari agar anak mengerti dan mengikut ihal tersebut. Jika kita menginginkan masa depan anak kita baik dan berhasil maka kita harus memulainya dari masa kecilnya. Mereka harus  di ajari, di tegur dengan baik, menyatakan kesalahan mereka. Dengan demikian mereka tida kakan salah arah kedepan. Mereka juga pada akhirnya akan memeperoleh keselamatan dari jalan yang benar. Seperti halnya dalam kitab Roma 10:9 bermanfaat untuk tujuan ini, karena jika seseorang tidak percaya seperti apa yang ayat itu katakan, maka ayat itu memberitahukan  bahwa salah yaitu dengan cara menyatakan apa yang benar. Dengan demikian, ayat tersebut mengajar saya, menunjukkan apa kesalahan saya dan mengoreksinya dan semua itu dilakukan oleh satu ayat yang sama. Contoh lain adalah Efesus 4:31:
Efesus 4:31
"Segala kepahitan, kegeraman, kemarahan, pertikaian dan fitnah hendaklah dibuang dari antara kamu, demikian pula segala kejahatan."
Bila seseorang pahit, geram dan lain-lain, Alkitab memberitahukan bahwa  salah. Hal tersebut dikatakan salah karena ALLAH di dalam Firman-Nya menyatakan hal itu salah. Untuk mengetahui apa yang benar dan apa yang salah kita tidak perlu mengikuti dan mengetahuinya berdasarkan sistem moral dunia. Yang perlu kita ketahui dan ikuti adalah Firman Tuhan.
2.6.3. Untuk memperbaiki kelakuan
Manfaat Alkitab yang ketiga menurut II Timotius 3:16-17 adalah memperbaiki kelakuan. Perbaikan selalu menjadi pelengkap yang diperlukan setelah kesalahan dinyatakan. Ketika kesalahan dinyatakan, kita pun tahu apa kesalahan kita, dan melalui perbaikan, kita pun tahu apa yang harus kita lakukan. Dalam hal Efesus 4:31, yang kita baca di atas, kita cukup melanjutkan ke ayat berikutnya setelah kesalahan kita dinyatakan dan kelakukan kita diperbaiki. Maka, Efesus 3:32 pun mengatakan:
Efesus 4:32
"Tetapi hendaklah kamu ramah seorang terhadap yang lain, penuh kasih mesra dan saling mengampuni, sebagaimana Allah di dalam Kristus telah mengampuni kamu.”[7]
                                                  
Begitu pula di dalamkeluarga.Memang Alkitab bermanfaat untuk mengajar, menyatakan kesalahan, memperbaiki kelakukan dan mendidik orang dalam kebenaran atau untuk melatih orang dalam kebenaran.dengan demikian tiap-tiap manusia kepunyaan Allah diperlengkapi untuk setiap perbuatan baik. Tujuan Allah memberikan kepada kita Alkitab dengan semua manfaat itu adalah agar “tiap-tiap manusia kepunyaan Allah diperlengkapi.” Ini berarti kita tidak mungkin diperlengkapi kecuali bila kita menerapkan apa yang Alkitab katakan. Orangtua menegur anaknya untuk memperbaiki kelakuananaknya. Anaknya menjadi anak yang baik dan berperilaku yang baik.
2.6.4 .Mendidik orang dalamkebenaran

Mendidik (pedagogy) yang dikatakan memiliki tiga fungsi yaitu : pertama, mempersiapkan generasi muda untuk memegan gperanan-peranan tertentu pada masa mendatang. Kedua,  mentransfer pengetahuan sesuai dengan peranan yang diharapkan. Ketiga, mentransfer nialai-nilai dalam rangka memelihara keutuhan dan kesatuan masyarakat.Teladan yang baikdari orang tua dapat memberikan contoh yang baik kepada anak-anaknya. Bukan hanya sekedar berkata-kata tapi juga melakukan dalam perbuatan sehari-hari
2.7  Peran guru PAK dalam mendidik anak-anak
Seorang guru memberikan arahan, instruksi, dan evaluasi kepada anak-anak didiknya dalam proses pembelajaran. Inilah yang merupakan gambaran dari pengertian “mengajar”. Secara umum, mengajar adalah menyampaikan ilmu pengetahuan kepada anak-anak didik di sekolah. Namun pada kenyataannya, pengertian mengajar lebih dari itu. Mengajar tidak hanya menyampaikan ilmu pengatuan, tetapi juga melatih pola piker anak-anak didik. Menurut Dr. Nana Sudjana, pengertian mengajar adalah sebagai berikut.
Mengajar adalah membimbing siswa bagaimana belajar. Mengajar berarti mengatur dan menciptakan kondisi yang ada dilingkungan anak didik sehingga dapat melakukan kegiatan belajar.Secara sederhana, mengajar bertujuan untuk menyampaikan ilmu pengetahuan dan melatih pola piker anak-anak didik.

-      Mengajar untuk Menyampaikan Ilmu
Dalam konteks pendidikan, ilmu pengetahuan dibagi menjadi dua bagian, yaitu ilmu eksak dan noneksak. Ilmu eksak adalah ilmu yang membutuhkan logika, perhitungan, dan daya analisis yang kuat, misalnya matematika, fisika, dan kimia. Ilmu eksak ini cenderung memaksimalkan kerja otak kiri. Sebaliknya, ilmu noneksak adalah ilmu yang membutuhkan teori, pemahaman, dan daya ingat yang kuat, misalnya ekonomi, seni, bahasa, dan sebagainya. Berbeda dengan ilmu eksak, kinerja otak kanan sangat dibutuhkan oleh ilmu noneksak ini.

-      Mengajar untuk Melatih Pola Pikir
Dalam bukunya yang berjudul “Taxonomy of Effective Teaching”, Benjamin Bloom membagi pola pikir anak didik menjadi 5 tingkatan. Kelima tingkatan pola pikir tersebut adalah pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, dan kreatif. Pengetahuan, Pada tingkatan ini, guru mengajar dengan cara menyampaikan suatu fakta kepada anak-anak didiknya. Guru hanya sebatas menyampaikan informasi saja kepada mereka. Hasil akhir yang diharapkan adalah pengetahuan anak-anak didik menjadi bertambah. Mereka yang semula tidak tahu mengenai suatu fakta menjadi tahu.
Pemahaman, Pada tingkat ini, guru mulai mengembangkan teknik mengajar kepada anak-anak didiknya. Guru tidak hanya menyampaikan informasi saja, tetapi juga merangsang pola pikir mereka terhadap apa-apa yang diketahuinya. Misalnya, setelah mereka mengetahui pengertian sisi, titik sudut, dan rusuk suatu kubus. Guru mencoba memberikan pertanyaan mengenai banyaknya sisi, titik sudut, dan rusuk sebuah balok, prisma, limas, tabung, dan bangun ruang yang lain.
Penerapan, Pada Tingkatan pola pikir ini, guru memberikan bentuk kegiatan kepada anak-anak didiknya dalam proses belajar. Mereka secara langsung menerapkan segala sesuatu yang telah dipelajarinya berdasarkan pengetahuan maupun pemahaman yang dimilikinya.

Analisis, Pada tingkatan yang lebih jauh lagi, guru dapat menjelaskan berbagai kemungkinan dan hubungan dalam suatu materi pembelajaran. Dalam tahap ini, guru membuat anak-anak didik berpikir sendiri mengenai suatu permasalahan dan mengajak mereka untuk membuat kesimpulan dari pemikiran mereka.
Kreatif, Tingkatan yang terakhir adalah pola pikir kreatif. Pada tingkat ini, guru tidak hanya membuat anak-anak didik berpikir sendiri terhadap suatu permasalahan, tetapi juga membuat mereka dapat menciptakan sebuah ide, konsep, gagasan, atau karya yang baru.[8]                                                                       
















BAB 3
PENUTUP
3.1 kesimpulan
Anak adalah anugerah terindah dan berharga yang diberikan Tuhan kepada kita sebagai orangtua. selain itu anak juga merupakan generasi penerus bangsa. Anak-anak jika tidak di ajarkan ke hal-hal yang baik tentunya anak tersebut kehidupannya akan buruk. Anak perlu di bawa keluar dari hidup yang tidak jelas dan membawa dia mengenal Tuhan Allah. Sebagai orang tua bertaggung jawab penuh kepada anak anaknya. Ini sudah menjadi perintah Tuhan kepada kita. Selain mengajar, kita juga harus mampu menjadi teladan bagi mereka sehingga mereka dapat meniru dan melakukan apa yang telah kita ajarkan kepada mereka.
Orang tua memiliki tanggung jawab untuk mendidik, mengasuh dan membimbing anak-anaknya untuk mencapai tahapan tersebut yang menghantarkan anak-anak untuk siap hidup dalam masyarakat. Sebagai orangtua yang bertanggung jawab, kita harus mampu memahami anak-anak kita. Memberikan mereka waktu untuk bersama dan disitu kita mengajari mereka banyak hal, membentuk karakter mereka sesuai dengan kehendak Tuhan, membiasakan mereka melakukan hal-hal baik, menjaga diri, dan membawa mereka mengenal Tuhan. Orangtua mampu memberikan perhatian, kasih sayang yang penuh kepada anak-anak sehingga mereka dapat merasa bahagia dan menikmati hidup dengan penuh sukacita, mereka juga dapat mersakan adanya orangtua yang dapat membawa mereka kejalan yang benar menuju keselamatan sehingga nanti kelak kita mendapat sukacita yang kekal dan abadi. Seperti halnya dalam kitab II Timotius 3:16, tugas kita adalah mengajar, menyatakan kesalahan, memperbaiki kelakuan dan mendidik mereka dalam kebenaran.
3.2 Saran
Sebagai orangtua kita harus mampu memahami setiap anak-anak kita. kita mengajar mereka baik anak laki-laki perempuan untuk mengenal Tuhan. Apalagi di zaman yang serba modern saat ini ada banyak hal-hal buruk yang sangat mempengaruhi cara hidup dan tingkah laku anak-anak. Kita harus mampu mengetahui kebutuhan-kebutuhan yang mendasar dari anak. Dengan belajar hal ini diharapkan kepada seluruh orangtua dan tidak tertutup kemungkinan juga bagi kita sebagai hamba Tuhan dan pendidik agar berhati-hati dan mampu membawa anak-anak mengenal Tuhan sehingga hidup mereka kelak dapat baik. mereka akan menjadi anak-anak yang dapat membawa berkat bagi semua orang bukan justru merugikan sekitarnya.

DAFTAR PUSTAKA
https://bible.org/seriespage/model-orangtua
https://www.lds.org/manual/teachings-george-albert-smith/27?lang=ind, unduh hari: minggu, 26-02-2017, pukul:19:43, mendidik anak” dalam terang dan kebenaran
https://berbic.wordpress.com/2011/06/25/bagaimanakah-orang-kristen-mendidik-anak-anaknya/ hari :rabu, pukul:11:02
https://berbic.wordpress.com/2011/06/25/bagaimanakah-orang-kristen-mendidik-anak-anaknya/ hari :rabu, pukul:11:02
http://www.jba.gr/Bahasa/Manfaat-Alkitab.htm, rabu, 19 april 2017, 11:15
http://sdnwonoue.blogspot.co.id/2013/09/pengertian-mengajar-dan-tujuannya.html,kamis , 20 april 2017, 00:17






[3]https://bible.org/seriespage/model-orangtua
[4]https://www.lds.org/manual/teachings-george-albert-smith/27?lang=ind, unduh hari: minggu, 26-02-2017, pukul:19:43, mendidik anak” dalam terang dan kebenaran
[5]https://berbic.wordpress.com/2011/06/25/bagaimanakah-orang-kristen-mendidik-anak-anaknya/ hari :rabu, pukul:11:02
[6]https://berbic.wordpress.com/2011/06/25/bagaimanakah-orang-kristen-mendidik-anak-anaknya/ hari :rabu, pukul:11:02
[7]http://www.jba.gr/Bahasa/Manfaat-Alkitab.htm, rabu, 19 april 2017, 11:15
[8]http://sdnwonoue.blogspot.co.id/2013/09/pengertian-mengajar-dan-tujuannya.html,kamis , 20 april 2017, 00:17

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

RETREAT HAMBA TUHAN GPIAI + PENTAHBISAN KORWIL

 Retreat Hamba Tuhan GPIAI wilayah Jawa Tengah, Jawa Timur dan Jabodetabek + PENTAHBISAN KORWIL Tema : KESATUAN HATI UNTUK MELAKSANAKAN VISI...

HINTS