Nama
: Natal Ria Zega
1. Tema
utama dari kitab filipi yaitu :
1. Pasal
1 : Sukacita dalam penderitaan
2. Pasal
2 : Sukacita dalam melayani
3. Pasal
3 : Sukacita karena percaya
4. Pasal
4 : Sukacita atas berkat Tuhan
2. Pokok
penerapan yang penting dari kitab filipi yaitu :
1. Kita
harus bergantung harap hanya kebenaran yang sejati, yaitu Tuhan Yesus Kristus,
bukannya bergantung pada hal-hal lahiriah, seperti harga, latar belakang
keluarga, dan gelar, karena hal-hal tersebut hanyalah sementara, dan kita harus
mengejar yang kekal.
2. Firman
Tuhan bukan sekedar untuk dibaca, dimengerti dan dihafal, tetapi firman Yuhan
juga harus dipraktekkan ke dalam kehidupan sehari-hari.
3. Kita
harus belajar untuk menjadi serupa dengan Kristus, dengan meninggalkan cara
hidup kita yang lama. Dan terus berlomba untuk mencampai kesempurnaan tersebut
dengan cara mengenal-Nya lebih lagi, lewat doa, saat teduh, ibadah di dalam
Gereja, dll.
4. Kita
harus punya persekutuan yang dapat membangun iman kita dan kita juga dapat
membangun iman orang lain, lewat persekutuan doa ataupun ibadah.
3. Mengenai
ajaran sesat di kitab kolose yaitu :
Ajaran
sesat di Kolose menggabungkan unsur-unsur Yahudi dan Helenis, ketaatan kepada
peraturan-peraturan makanan dan hari sabat, upacara penyunatan, dan mungkin
juga fungsi perantara dari para malaikat mengingatkan pada kebiasaan dan
kepercayaan Yahudi (Kol. 2:11,16,18.)
Ø Ayat 11à Dalam Perjanjian Lama sunat merupakan tanda bahwa seorang Israel
mempunyai hubungan perjanjian dengan Allah (Kejadian 17:11). Sunat melambangkan pengeratan atau pemisahan
dari dosa dan segala sesuatu yang tidak suci di dalam dunia. Di bawah Perjanjian Baru, orang percaya telah mengalami sunat yang
rohani, yaitu "penanggalan akan tubuh (sifat) yang berdosa." Ini
suatu perbuatan rohani yang dengannya Kristus mengerat sifat lama kita yang
belum dilahirkan kembali yang penuh pendurhakaan terhadap Allah serta
memberikan hidup rohani atau hidup kebangkitan Kristus kepada kita (Kolose 2:12-13); ini adalah sunat di dalam hati (Ulangan 10:16; Ulangan 30:6; Yeremia 4:4; 9:26; Roma 2:29)
Ø Ayat 16à "Menghukum kamu mengenai makanan dan
minuman" barangkali menunjuk kepada berbagai peraturan susunan makanan
tapabrata Yahudi yang dianjurkan kepada jemaat Kolose sebagai sesuatu yang
perlu untuk keselamatan (bandingkan Kolose
2:17). "Hari raya, bulan baru ataupun hari
Sabat" mungkin menunjuk kepada beberapa hari suci yang wajib pada penanggalan
Yahudi. Paulus mengajar
bahwa orang Kristen dimerdekakan dari kewajiban semacam ini yang menyangkut
hukum dan upacara agama (Galatia
4:4-11; 5:1; lihat Matius
12:1 tentang
Sabat; Markus
7:6 tentang
legalisme).
Ø Ayat 18à "Menghukum kamu mengenai makanan dan
minuman" barangkali menunjuk kepada berbagai peraturan susunan makanan
tapabrata Yahudi yang dianjurkan kepada jemaat Kolose sebagai sesuatu yang
perlu untuk keselamatan (bandingkan Kolose
2:17). "Hari raya, bulan baru ataupun hari
Sabat" mungkin menunjuk kepada beberapa hari suci yang wajib pada penanggalan
Yahudi. Paulus mengajar
bahwa orang Kristen dimerdekakan dari kewajiban semacam ini yang menyangkut
hukum dan upacara agama (Galatia
4:4-11; 5:1; lihat Matius
12:1 tentang
Sabat; Markus
7:6 tentang
legalisme)
4. Mengenai
kedewasaan di kitab kolose pasal 3 yaitu :
1. Hubungan suami istri (3: 18-19)
a.
Istri harus tunduk kepada suami supaya jangan
sampai dianggap salah dan terjadi pergunjingan dari masyarakat Yahudi maupun
Yunani. Tunduk yang dimaksud bukan berarti istri harus mengalah kepada suami,
tetapi mengakui kepemimpinan suami dalam keluarga, agar hubungan baik, tertip
dalam masyarakat dan keluarga tetap terpelihara.
b.
Suami
mengasihi istri dan tidak berlaku kasar terhadapnya. Mengasihi agar suami dapat
menjadi pendamping istri dengan saling menghormati, menghargai dan menolong. “
Jangan berlaku kasar” dengan kata lain berhenti berlaku kasar, kebiasaan yang
merupakan dosa bagi suami khususnya manusia lama yang mudah sekali bagi suami
untuk melampiaskan kemarahan dengan berlaku kasar terhadap istri.
2. Hubungan Anak Dan Orang Tua (3:20-21)
a.
Anak-anak diperintahkan untuk mentaati orang
tua mereka, ketaatan anak kepada orang tua merupakan suatu kewajiban, karena
orang tua diberi wewenang untuk mendidik anak-anak dalam Tuhan.
b.
Orang tua
tidak menyakiti hati anak-anak dan membuat mereka tawar hati, orang tua harus
mendidik anak-anaknya dalam kasih seperti Bapa mengasihi anak-anakNya.
5. Masalah yang terjadi dalam kitab galatia yaitu
:
Kekacauan
yang timbul dari masyarakat Galatia yaitu mempertentangkan sunat. Orang-orang
non-Yahudi merasa bahwa sunat merupakan hal yang tidak terlalu bermasalah.
Namun, orang-orang Kristen yang berasal dari keturunan Yahudi dan tradisi
Yahudi menganggap bahwa sunat adalah hal mutlak yang seharusnya dijalankan
sesuai dengan apa yang berlaku di hukum Taurat. Hal itu dilihat dari Yesus dan
Paulus yang dengan disunat pada saat mereka masih bayi. Kaum Kristen Yahudi
sangat yakin bahwa sunat memiliki suatu hal yang harus dipenuhi. Walaupun
Paulus berlatar belakang orang Yahudi, Paulus lebih menyetujui pernyataan orang
Kristen non-Yahudi. Setiap orang yang mengikuti Kristus memiliki kebebasan akan
imannya namun bertanggung jawab akan kebebasan itu dan tidak
menyalahgunakannya. Bahkan Paulus berkata bahwa “jika kamu menyunatkan dirimu
dan mengikuti hukum Taurat maka kamu lepas dari Kristus dan hidup di luar kasih
karunia.” Pernyataan pedas dengan tujuan untuk menghimbau orang Kristen Galatia
agar hidup menurut iman bukan hidup menurut hukum Taurat.
6. Bukti-bukti
bahwa penulis kitab kolose adalah rasul paulus, bukti dari dalam dan luar.
Paulus
menyebut dirinya sebagai "rasul bagi bangsa-bangsa non-Yahudi" (Roma
11:13). Dia membuat usaha yang luar biasa melalui surat-suratnya kepada
komunitas non-Yahudi untuk menunjukkan bahwa keselamatan yang dikerjakan oleh
Yesus Kristus adalah untuk semua orang, bukan hanya orang Yahudi. Alasan untuk menulis surat ini adalah munculnya ajaran
palsu yang mengancam masa depan rohani jemaat Kolose (Kol 2:8). Ketika Epafras, seorang pemimpin dalam gereja Kolose dan boleh jadi
pendirinya, mengadakan perjalanan untuk mengunjungi Paulus dan memberitahukan
tentang situasi di Kolose (Kol 1:8; Kol 4:12), Paulus menanggapinya dengan menulis surat ini. Pada waktu itu ia berada
dalam tahanan (Kol
4:3,10,18), mungkin sekali di Roma (Kis 28:16-31) sambil menantikan naik bandingnya kepada Kaisar (Kis 25:11-12). Rekan Paulus, Tikhikus sendiri membawa surat ini ke Kolose atas nama
Paulus (Kol 4:7).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar