TUGASTAFSIR
MARKUS 12:41-44
Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan lulus Mata
Kuliah TAFSIR PB I
Dosen Pengampu Pdm. Adi Chandra M.Th
Oleh
NATAL RIA ZEGA
NIM : 16311415
Prodi : S1-PAK
SEKOLAH TINGGI TEOLOGI EFATA
SALATIGA
2017
TAFSIRAN MARKUS 12:41-44
Perikop : persembahan seorang janda
miskin
“41pada
suatu kali Yesus duduk menghadapi peti persembahan dan memperhatikan bagaimana
orang banyak memasukkan uang kedalam peti itu. Banyak orang kaya memberi jumlah
yang besar.42lalu datanglah seorang janda yang miskin dan ia
memasukkan dua peser, yaitu satu duit.43maka dipanggil-Nya
murid-murid-Nya dan berkata kepada mereka:” Aku berkata kepadamu, sesungguhnya
janda miskin ini memberi lebih banyak daripada semua orang yang memasukkan uang
kedalam peti persembahan.44sebab merekasemua memberi dari
kelimpahannya, tetapi janda ini memberi dari kekuaranngannya, semua yang ada
padanya, yaitu seluruh nafkahnya”.
Tema : Memberikan persembahan kepada
Tuhan dengan motivasi yang benar
1. TAFSIRAN ALKITAB PENUNTUN
Persembahan
seorang janda miskin
41Pada suatu kali Yesus
duduk menghadapi peti persembahan dan memperhatikan bagaimana orang banyak
memasukan uang kedalam peti itu. Banyak orang kaya memberi jumlah yang besar.
42lalu
datanglah seorang janda miskin dan ia memasukan dua peser yaitu duit.43maka
dipanggil-Nya murid-murid-Nya. Dan berkata kepada mereka :”aku berkata
kepadamu, sesungguhnya janda miskin ini ini memberi lebih banyak dari semua
orang yang memasukkan uang ke dalam peti persembahan. 44sebab mereka
semua memberi dari kelimpahannya, tetapi janda ini memberi dari kekurangannya,
semua yang ad padanya, yaitu seluruh nafkahnya
Yang dilihat Allah disini adalah bukan dari nilai
persembahan yang kita berikan kepadanya. Jika ada orang yang memberi
persembahan dari kelebihannya sedangkan yang lain memberi dari kekurangannya.
Sesungguhnya orang yang memberi dari kekurangannya itulah yang berkenan kepada
Tuhan. Sebab ia memberi dari keseluruhan dari apa yang ia miliki, artinya ia
tidak memiliki apa-apa lagi sedangkan yang satu ia memberi dari kelebihannya,
maksudnya ia masih memiliki lebih banyak lagi yang ia simpan untuk
kepentingannya sendiri. Yang ia beri adalah hanya sebagian kecil dari apa yang
ia punyai itu.
2. TAFSIRAN
ALKITAB MASA KINI 3 MATIUS -WAHYU
Persembahan
seorang janda
41-44Cerita ini membawa kelegaan yang menggembirakan
setelah ketegangan pertentangan. Disini ada seorang yang dalam kesederhanaan
kebaktiannya, dengan rendah hati mempersembahkan segala miliknya kepada Allah.
Tidak ada keragu-raguan bahwa tempatnya disini adalah tempat sejarahnya. Ucapan
Yesus tentang menelan rumah janda itu
(ay 40) membuat pokok cerita ini juga
cocok dengan tempatnya. 41tidak pasti apakah ada bangunan yang disebut peti
persembahan (Yunani gazophylakion; bnd Yohanes 8:20). Tapi sepanjang barisa
tiang yang menegelilingi Halaman Wanita
aa tiga belas pet dengan lobang
sepertibenuk terompet (Ibrani saparot) yang disediakan bagi persembahan
orang yang berbakti. Pada suatu tempat
dimana orang dapat melihaat dengan leluasa bagian Bait Allah ini, Yesus duduk,
barangkali letih karena perdebatan yang Panjang pada hari itu.
Pelajara dari seluruh cerita ini
adalah bahwa Tuhan pertama-tama mempehatikan bukan apa yang diberikan
orang melainkan cara bagaimana orang
memberikannya. Uang pada dirinya sendiri tidak berharga dalam kerajaan Allah.
Demikianlah Yesus menolak menghitung jumlahnya, tetapi ia memperhatikan
doronga-dorongan yangmemndorong pemberi itu (bnd 2 Kor 8:12).
42mata-Nya melihat
janda yang sendirian, yang memasukkan dua peser (Yunani lepta, mata uang
tembaga yang nilainya kecil), yang oleh Markus, demi kepentingan para pembaca
Romawi, yang sama dengan satu duit (Yunani kodanties, suatu Salinan dari kata
latin quandrans).43,44Yesus minta perhatian murid-murid-Nya terhadap
permpuan itu. Untuk menjawab pertanyaan bagaimana Yesus dapat tahu akan
banyaknya persembahan janda itu, dapat dikatakan bahwa mungkin Ia mengetahui
dengan alat-alat yang biasa saja, yang
tidak diberitahukan, atau seperti yang lebih disukai oleh beberapa orang, karena pengetahuan yang
adikodrati. Bagaimanapun juga persoalan ini tidak bertalian dengan ceritanya.
Hakeka segala persembahan yang sebenarna
adalah pengorbanan, dan nilai tiap persembahan adalah relatip tidak
mutlak.
3. TAFSIRAN
MATTHEW HENRY
Cerita
ni tidak terdapat dalam injil Matius, hanya ada disini dalam Injil Likas.
Cerita ini mengandung pujian Kristus
terhadapa seorang janda miskin ,
yang memasukkan dua peser kedlam peti persembahan. Walaupun
Penebus kita begitu sibuk berkhotbah, Ia masih meluangkan waktu untuk
memperhatikan peristiwa kecil seperti ini. Perhatikanlah apa yang terkandung
dalam ayat-ayat di atas ini:
I. Tersedia sejumlah dana yang dikumpulkan dari orang
banyak untuk tujuan amal. Untuk dana tersebut, orang-orang membawa sumbangan
mereka, yang kemudian akan dibagi-bagikan. Dana ini merupakan kotak sumbangan
untuk orang-orang miskin, dan ditaruh dalam Bait Allah, karena tindakan amal dan tindakan ibadah sungguh
seiring satu sama lainnya. Maksudnya, kalau Allah dimuliakan dengan penyembahan
kita, maka sudah sewajarnya juga kalau Ia juga dimuliakan dengan bantuan kita
terhadap umat-Nya yang miskin; dan memang doa dan sedekah itu
selalu berhubungan, seperti dalam Kisah Para Rasul 10:2, 4. Adalah baik kalau kita
mengadakan pengumpulan dana amal, supaya kita bisa mengajak dan mengarahkan
tangan-tangan pribadi untuk memberi bagi kaum miskin. Sangatlah baik kalau
orang yang mampu bisa menyisihkan
berkat yang telah mereka terima dari Allah (1Kor. 16:2), supaya mereka siap untuk memberi sesuatu sebagai
persembahan amal, yang memang diperuntukkan khusus untuk tujuan ini.
II. Yesus Kristus memperhatikan pengumpulan dana
itu; Ia duduk menghadapi peti
persembahan, dan memperhatikan bagaimana orang-orang memasukkan uang ke dalam
peti itu. Yesus tidak memiliki apa-apa untuk dimasukkan ke dalam peti
persembahan itu, namun Ia tidak iri hati, tetapi memperhatikan saja apa yang
dimasukkan orang ke dalam peti persembahan. Perhatikanlah, Tuhan kita Yesus
memperhatikan apa yang kita sumbangkan untuk tujuan ibadah dan amal, entah kita
memberikannya dengan royal atau pelit, entah dengan sukacita atau dengan berat
hati dan tidak tulus. Jadi, Ia melihat hati kita; Ia memperhatikan alasan apa
yang ada di balik tindakan kita, apa yang menjadi pemikiran kita, dalam memberi
sedekah; dan apakah kita melakukannya untuk Tuhan, atau hanya untuk dilihat
oleh manusia.
III. Ia melihat banyak orang kaya memasukkan uang yang banyak.
Sangat indah kalau kita melihat
orang kaya beramal, melihat banyak orang
kaya yang demikian, dan melihat mereka tidak hanya memasukkan uang, tetapi
memasukkannya dalam jumlah yang besar.
Perhatikanlah, mereka yang kaya harus memberi dengan kaya pula. Jika Allah
memberi kepada kita dengan berlimpah, Ia juga mengharapkan kita untuk memberi
dengan limpah kepada orang miskin. Tidaklah cukup bagi orang kaya untuk berkata
bahwa mereka memberi dalam jumlah yang sama dengan yang diberi orang lain,
karena mungkin saja orang lain memiliki kurang dari yang mereka miliki dalam
dunia ini. Sebaliknya, mereka harus memberi dalam jumlah yang seimbang dengan
harta benda yang ada pada mereka; dan jika orang kaya tidak langsung bertemu
dengan orang yang memerlukan bantuan, maka sepatutnya orang kaya tersebut
mencari mereka, supaya rela
memberi.
IV. Ada seorang janda miskin yang memasukkan dua peser, yaitu
seluruh nafkahnya (ay. 42); dan Yesus Tuhan kita sangat memuji janda tersebut. Ia memanggil murid-murid-Nya dan
menyuruh mereka memperhatikannya (ay. 43); Ia memberi tahu mereka bahwa janda miskin itu sangat bersusah payah
dalam menabung apa yang telah diberikannya itu. Apa yang dimilikinya itu
hampir-hampir tidak cukup bagi dirinya sendiri, semua itulah yang hanya ada padanya, yang bisa dipakainya
untuk hidupnya pada sehari itu, dan mungkin juga merupakan sebagian besar
nafkah yang diperolehnya dari bekerja sehari sebelumnya. Berdasarkan inilah,
Kristus tahu bahwa janda miskin ini sungguh-sungguh memberi untuk beramal. Ia
memperhitungkan bahwa apa yang telah diberikan janda itu melebihi semua apa
yang dimasukkan orang-orang kaya itu ke dalam peti persembahan itu; mereka semua memberi dari kelimpahannya,
tetapi janda ini memberi dari kekurangannya (ay. 44). Sekarang, banyak orang mungkin siap untuk mengecam janda miskin ini, dan berpikir
bahwa apa yang dilakukannya itu berbahaya; mengapa dia harus memberi kepada
orang lain, jika dia hanya mempunyai sedikit untuk dirinya sendiri? Amal mulai
di rumah sendiri; atau, jika dia mau memberi, mengapa dia tidak
menghadiahkannya kepada orang-orang miskin yang dia kenal? Alasan apa yang
membawa janda miskin ini memasukkan uangnya ke dalam peti persembahan untuk diatur
oleh imam-imam kepala, yang, kita punya alasan untuk khawatir, tidak adil dalam
mengurusnya? Sangatlah jarang untuk menemukan orang yang tidak menyalahkan
janda ini, sehingga kita tidak boleh berharap mendapat orang yang ingin menjadi
seperti dia. Terlepas dari apa yang kita pikirkan, Penebus kita sendiri memuji
dia, jadi, kita boleh percaya bahwa apa yang dilakukannya itu sungguh baik dan
bijaksana. Jika Kristus sendiri berkata, "Apa yang kamu kerjakan itu sungguh baik," maka
kita tidak peduli lagi dengan perkataan orang lain. Dari semuanya ini kita
belajar bahwa:
·
Memberi
sedekah merupakan hal yang sangat baik, dan sangat menyenangkan
hati Tuhan Yesus; dan jika kita rendah hati dan tulus melakukannya, Ia akan
menerimanya dengan sukacita, walaupun pemberian seperti itu tidak selalu adalah
tindakan yang paling bijak atau hati-hati.
·
Mereka yang hanya mempunyai sedikit harus memberi sedekah
dari yang sedikit itu. Mereka
yang hanya hidup dengan bekerja dengan nafkah yang hanya cukup untuk sehari itu
saja, harus memberi kepada mereka
yang membutuhkan (Ef. 4:28).
·
Sangat baik bagi kita untuk membatasi dan menyangkal
diri kita, supaya kita dapat memberi lebih banyak lagi bagi yang miskin; kita
harus menyangkal diri bukan hanya terhadap hidup secara berlebihan, tetapi juga
terhadap hal-hal yang menyenangkan, supaya kita dapat memberi amal. Dalam
banyak hal kita seharusnya berhemat, supaya kita dapat membantu memenuhi
kebutuhan orang lain; inilah yang disebut mengasihi sesama seperti diri
sendiri.
·
Pengumpulan dana amal masyarakat harus didukung,
karena membawa berkat bagi bangsa; dan walaupun mungkin terjadi salah
pengaturan di sana, tetapi itu bukanlah alasan yang baik untuk tidak
membawa bantuan kita
kepada mereka.
·
Walaupun yang kita berikan untuk tujuan amal itu
hanya sedikit, tetapi jika diberikan sesuai dengan kemampuan kita, dan
diberikan dengan hati yang tulus, pemberian kita itu akan diterima oleh
Kristus, yang mengharuskan kita
memberi sesuai dengan apa yang kita miliki, dan bukan dari apa yang tidak kita
miliki. Dua peser akan dicatat, dan dihitung, jika diberikan dengan cara
yang benar, seolah-olah jumlahnya dua puluh ribu.
·
Merupakan pujian luar biasa jika apa yang kita
amalkan itu bukan hanya sesuai
dengan kemampuan kita, tetapi malah melampaui kemampuan kita, seperti yang dilakukan
jemaat-jemaat di Makedonia, yang
walaupun sangat miskin namun kaya dengan kemurahan (2Kor. 8:2-3). Bila kita dapat memberi kepada orang lain dengan
sukacita dari persediaan kebutuhan kita, seperti yang dilakukan janda Sarfat
kepada Elia, dan Kristus kepada lima ribu orang yang mengikuti Dia, dan hanya
mempercayai Allah bahwa Dia akan memenuhi kebutuhan kita dengan cara lain,
maka inilah ucapan syukur yang
layak.
Komentar dan kesimpulan :
Dalam Markus 12:41-44 kita dapat melihat bagaimana
Tuhan Yesus Yesus menajar pada waktu itu terutama mengenai persembahan.
Pengajaran ini penting juga bagi kita di masa sekarang. Tuhan Yesus mengetahui
ibadat yang sungguh-sungguh dan mengetahui ibadat yang pura-pura. Ada orang,
mereka datang kegereja dengan motivasi yang berbeda-beda. Kita tidak pernah
tahu apa yang menjadi factor penyebab orang datang kegereja kecuali dari dalam
dirinya sendiri. Saat pengumpulan persembahan, Ada orang yang memberikan
persembahan selayaknya kepada Tuhan. Kebanyakan orang hanya memberi sedikit
sekali.
Pada
waktu Yesus dimuka peti persembahan dibait Allah dan memperhatikan orang-orang
yang memberi persembahan didalam peti tersebut41. Memperhatikan
dalam Bahasa Yunaninya fullasein. Memperhatikan disini adalah melihat dengan
lama, meneliti dan mengamati. Yang
dilihat atau yang di amati Tuhan Yeusu didini adalah orang-orang kaya yang
memberikan persembahan dalam jumlah yang banyak, lalu juga memperhatikan
seorang wanita yang memberikan persembahannya lebih kecil dari pada orang-orang
kaya tadi. Wanita janda ini memasukkan dua peser dalam peti itu. Peser adalah
mata uang tembaga Yahudi yang paling kecil, sama dengan setengah duit. Uang itu
mungkin serupiah harga uang Indonesia sedangkan pemberian orang-orang kaya
jumlahnya beribu-ribu rupiah.
Sesudah Yesus melihat keadaan itu, Ia memanggil
murid-muriNya, dan berkata kepada mereka, “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya
janda miskin itu memberi lebih banyak dari pada semu orang yang memasukkan uang
kedalam peti persembahan. Sebab mereka semua memberi dari kelimpahannya, tetapi
janda ini memberi dari kekurangnnya, semua yang ada padanya yaitu seluruh
nafkahnya. Dari kedu hal ini kita dapat melihat siapa yang sungguh-sungguh
memberi persembahan. Janda itu memberikan seluruh apa yang ia punyai, dan kita
bisa mengerti bahwa setelah ituia tidak mempunyai apa-apa lagi karena
selutuhnya telah ia berikan kepada Tuhan. Sedangkan orang kaya tersebut memberi
dari kelimpahannya, ia memberikan sebagian kecil dari yang ia punyai, kita bisa
meneladani sikap janda ini. Motivasi
janda ini sungguh sangat luar biasa, dia juga memiliki sikap rendah hati dan ia
memiliki kesadaran bahwa apa yang ia miliki itu adalah pemberin Tuhan, maka
semuanya juga harus diberikan kepada Tuhan termasuk hidup ini.
Pandangan Yesus terhadap pemberian
manusia lain daripada pandangan manusia itu sendiri. Mailah kita memperhatikan
ajaran Yesus ini dengan lebih teliti. Yang penting dalam hal memberi adalah
bukan berapa banyak uang yang diberikan, melainkan bagaimana persembahan itu di
persembahkan. Kebanyakan orang memberikan persembahan digereja dengan tidak
memikirkan pemberian itu. Mereka asal memberi saja, karena sudah menjadi
kebiasaan. Ada yang memberi karena merasa diharuskan (diwajibkan). Adapula yang
mengangap bahwa persembahan itu menyenangkan hati Tuhan. Ada juga yang memberi
dalam jumlah yang banyak tetapi dengan sikap yang diperlihatkan oleh
orang-orang kaya dalam cerita Yesus itu. Persembahan itu dalam jumlah banyak
atau sedikit, tidak akan dihargai oleh Tuhan.
Pemberian yang terbaik dan paling
dihargai oleh Tuhan ialah plebeian yang disertai Kasih. Pemberian sedikit
tetapi yang disertai kasih, lebih berharga dimata Tuhan dari pada pemberian
banyak tetapi tanpa kasih. Seperti halnya ketika orang yang kita sayangi memberikan
seuatu kepada kita tetapi tanpa kasih. Bagaimanakah perasaan kita? Tentunya
pemberian itu tidak akan menyenangkan hatinya. Begitu pulalah dengan Tuhan
kita. Pemberian yang disertai kasih
lebih berharga karena sipemberi mempersembahkan dirinya sendiri Bersama-sama
dengan pemberiannya itu. Demikianlah pesan Rasul Paulus dengan orang-orang ke
Makedonia dalam suratnya kepada siding jemaat di Korintus (2 Korintus 8:1-5).
Meskipun mereka orang-orang miskin, mereka memberi dengan penuh kemurahan.
Dalam ayat 5 kita isa membaca, ‘mereka memberikan diri mereka, pertama-tama
kepada Allah, kemudian oleh karena kehendak Allah juga kepada kami.
Tuhan tidak memperhatikan berapa banyak yang
diberikan oleh seseorang, tetapi berapakah yang disimpan untuk dirinya sendiri.
Tuhan Yesus berkata bahwa orang kaya memberi banyak karena ia mewah, sehingga
pemberiannya merupakan hanya sebagian kecil dari hartanya. Wanita miskin itu
hanya memberi dua peser, tetapi uang yang sedikit itu merupakan seluruh
miliknya.
Tuhan ingin mengajar kepada kita,
berapa besar penyangkalan diri kita paa waktu kita memberi. Berapa banyak uang
yang kita pakai untuk membeli keperluan-keperluan kita dn kesenangan kita
sendiri, padahal pemberian kita kepada Tuhan dan gereja sangat sedikit. Apakah
kita sudah menyangkali diri kita supaya dapat memberi persembahan persembahan
kepada Tuhan? Kalua kita mengasihi Tuhan, niscaya kita selalu bersedia memberi
kepadaNya.
Tuhan
menganggap pemberian dua peser itu lebih berharga, sebab sipemberi terlebih
dahulu menyangkali dirinya sendiri.
Marilah kita ingat bahwa Tuhan
selalu mengukur kasih kita menurut apa yang kita berikan kepad-Nya. Tuhan mengetahui
hati kita, segala maksud dan niat kita. Kebanyakan orang melalaikan pemberian
kepada Tuahn, sebab meeka merasa bahwa Tuhan tidak mendesak mereka. Tetapi kita
harus ingat betapa besar berkat yang diberikan kepada kita, yang kita peroleh
dalam Kristus Yesus.
Kita, orang yang percaya wajib
memberi kepada Tuhan, sebagai suatu pengakuan bahwa Dialah Tuhan diatas
sekalian ciptaan-Nya, terlebih bahwa Dialah Tuhan kita. Segala sesuatu yang ada
pada kita,kita peroleh dari Dia. Pemberian kita kepadaNya hanyalah sebagian
kecil dari apa yang kita terima. Sebagaimana kita mengenal dan mengakui
kekuasaan pemerintah atas diri kita, dengan membayar pajak, demikian pula kita
harus memberikan persembahan kepada Tuhan. Yesus telah mengajarkan hal ini
kepada kita “ berikalah kepada Kaisar apa ynag wajib kamu berikan kepada
Kaisar, dan kepada Allah apa yang wajib kamu berikan kepada Allah” (12:17).
Perbedaanya adalah bahwa pemerintah meminta pembayaran pajak dengan paksa,
sedangkan Allah meminta kita memberi dengan rela hati. Semuanya ini menunjukkan
bahwa kita hany merupakan bendahara bagi Tuhan. Kelak kia harus memberi
perhitungan tentang bagaimana kita mempergunakan pemberian-pembrian-Nya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar