Rabu, 27 Desember 2017

tafsir Markus 12:41-44 (persembahan seorang janda yang miskin)

TUGASTAFSIR MARKUS 12:41-44
Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan lulus Mata Kuliah TAFSIR PB I
Dosen Pengampu Pdm. Adi Chandra M.Th



Oleh
NATAL RIA ZEGA
NIM      : 16311415
Prodi      : S1-PAK

SEKOLAH TINGGI TEOLOGI EFATA
SALATIGA
2017

TAFSIRAN MARKUS 12:41-44
Perikop : persembahan seorang janda miskin
41pada suatu kali Yesus duduk menghadapi peti persembahan dan memperhatikan bagaimana orang banyak memasukkan uang kedalam peti itu. Banyak orang kaya memberi jumlah yang besar.42lalu datanglah seorang janda yang miskin dan ia memasukkan dua peser, yaitu satu duit.43maka dipanggil-Nya murid-murid-Nya dan berkata kepada mereka:” Aku berkata kepadamu, sesungguhnya janda miskin ini memberi lebih banyak daripada semua orang yang memasukkan uang kedalam peti persembahan.44sebab merekasemua memberi dari kelimpahannya, tetapi janda ini memberi dari kekuaranngannya, semua yang ada padanya, yaitu seluruh nafkahnya”.

Tema : Memberikan persembahan kepada Tuhan dengan motivasi yang benar
1.      TAFSIRAN  ALKITAB PENUNTUN
Persembahan seorang janda miskin
            41Pada suatu kali Yesus duduk menghadapi peti persembahan dan memperhatikan bagaimana orang banyak memasukan uang kedalam peti itu. Banyak orang kaya memberi jumlah yang besar.
                42lalu datanglah seorang janda miskin dan ia memasukan dua peser yaitu duit.43maka dipanggil-Nya murid-murid-Nya. Dan berkata kepada mereka :”aku berkata kepadamu, sesungguhnya janda miskin ini ini memberi lebih banyak dari semua orang yang memasukkan uang ke dalam peti persembahan. 44sebab mereka semua memberi dari kelimpahannya, tetapi janda ini memberi dari kekurangannya, semua yang ad padanya, yaitu seluruh nafkahnya

Yang dilihat Allah disini adalah bukan dari nilai persembahan yang kita berikan kepadanya. Jika ada orang yang memberi persembahan dari kelebihannya sedangkan yang lain memberi dari kekurangannya. Sesungguhnya orang yang memberi dari kekurangannya itulah yang berkenan kepada Tuhan. Sebab ia memberi dari keseluruhan dari apa yang ia miliki, artinya ia tidak memiliki apa-apa lagi sedangkan yang satu ia memberi dari kelebihannya, maksudnya ia masih memiliki lebih banyak lagi yang ia simpan untuk kepentingannya sendiri. Yang ia beri adalah hanya sebagian kecil dari apa yang ia punyai itu.
2.      TAFSIRAN ALKITAB MASA KINI 3 MATIUS -WAHYU
Persembahan seorang janda
41-44Cerita ini membawa kelegaan yang menggembirakan setelah ketegangan pertentangan. Disini ada seorang yang dalam kesederhanaan kebaktiannya, dengan rendah hati mempersembahkan segala miliknya kepada Allah. Tidak ada keragu-raguan bahwa tempatnya disini adalah tempat sejarahnya. Ucapan Yesus tentang  menelan rumah janda itu (ay 40) membuat pokok  cerita ini juga cocok dengan tempatnya. 41tidak pasti apakah ada bangunan yang disebut peti persembahan (Yunani gazophylakion; bnd Yohanes 8:20). Tapi sepanjang barisa tiang yang menegelilingi Halaman Wanita  aa tiga belas pet dengan lobang  sepertibenuk terompet (Ibrani saparot) yang disediakan bagi persembahan orang yang berbakti.  Pada suatu tempat dimana orang dapat melihaat dengan leluasa bagian Bait Allah ini, Yesus duduk, barangkali letih karena perdebatan yang Panjang pada hari itu.
            Pelajara dari seluruh cerita ini adalah bahwa Tuhan pertama-tama mempehatikan bukan apa yang diberikan orang  melainkan cara bagaimana orang memberikannya. Uang pada dirinya sendiri tidak berharga dalam kerajaan Allah. Demikianlah Yesus menolak menghitung jumlahnya, tetapi ia memperhatikan doronga-dorongan yangmemndorong pemberi itu (bnd 2 Kor 8:12).
42mata-Nya melihat janda yang sendirian, yang memasukkan dua peser (Yunani lepta, mata uang tembaga yang nilainya kecil), yang oleh Markus, demi kepentingan para pembaca Romawi, yang sama dengan satu duit (Yunani kodanties, suatu Salinan dari kata latin quandrans).43,44Yesus minta perhatian murid-murid-Nya terhadap permpuan itu. Untuk menjawab pertanyaan bagaimana Yesus dapat tahu akan banyaknya persembahan janda itu, dapat dikatakan bahwa mungkin Ia mengetahui dengan  alat-alat yang biasa saja, yang tidak diberitahukan, atau seperti yang lebih disukai oleh  beberapa orang, karena pengetahuan yang adikodrati. Bagaimanapun juga persoalan ini tidak bertalian dengan ceritanya. Hakeka segala persembahan yang sebenarna  adalah pengorbanan, dan nilai tiap persembahan adalah relatip tidak mutlak.

3.      TAFSIRAN MATTHEW HENRY
Cerita ni tidak terdapat dalam injil Matius, hanya ada disini dalam Injil Likas. Cerita ini mengandung pujian Kristus  terhadapa seorang janda  miskin , yang memasukkan dua peser kedlam peti persembahan. Walaupun Penebus kita begitu sibuk berkhotbah, Ia masih meluangkan waktu untuk memperhatikan peristiwa kecil seperti ini. Perhatikanlah apa yang terkandung dalam ayat-ayat di atas ini:
I. Tersedia sejumlah dana yang dikumpulkan dari orang banyak untuk tujuan amal. Untuk dana tersebut, orang-orang membawa sumbangan mereka, yang kemudian akan dibagi-bagikan. Dana ini merupakan kotak sumbangan untuk orang-orang miskin, dan ditaruh dalam Bait Allah, karena tindakan amal dan tindakan ibadah sungguh seiring satu sama lainnya. Maksudnya, kalau Allah dimuliakan dengan penyembahan kita, maka sudah sewajarnya juga kalau Ia juga dimuliakan dengan bantuan kita terhadap umat-Nya yang miskin; dan memang doa dan sedekah itu selalu berhubungan, seperti dalam Kisah Para Rasul 10:2, 4. Adalah baik kalau kita mengadakan pengumpulan dana amal, supaya kita bisa mengajak dan mengarahkan tangan-tangan pribadi untuk memberi bagi kaum miskin. Sangatlah baik kalau orang yang mampu bisa menyisihkan berkat yang telah mereka terima dari Allah (1Kor. 16:2), supaya mereka siap untuk memberi sesuatu sebagai persembahan amal, yang memang diperuntukkan khusus untuk tujuan ini.
II. Yesus Kristus memperhatikan pengumpulan dana itu; Ia duduk menghadapi peti persembahan, dan memperhatikan bagaimana orang-orang memasukkan uang ke dalam peti itu. Yesus tidak memiliki apa-apa untuk dimasukkan ke dalam peti persembahan itu, namun Ia tidak iri hati, tetapi memperhatikan saja apa yang dimasukkan orang ke dalam peti persembahan. Perhatikanlah, Tuhan kita Yesus memperhatikan apa yang kita sumbangkan untuk tujuan ibadah dan amal, entah kita memberikannya dengan royal atau pelit, entah dengan sukacita atau dengan berat hati dan tidak tulus. Jadi, Ia melihat hati kita; Ia memperhatikan alasan apa yang ada di balik tindakan kita, apa yang menjadi pemikiran kita, dalam memberi sedekah; dan apakah kita melakukannya untuk Tuhan, atau hanya untuk dilihat oleh manusia.
III. Ia melihat banyak orang kaya memasukkan uang yang banyak.
Sangat indah kalau kita melihat orang kaya beramal, melihat banyak orang kaya yang demikian, dan melihat mereka tidak hanya memasukkan uang, tetapi memasukkannya dalam jumlah yang besar. Perhatikanlah, mereka yang kaya harus memberi dengan kaya pula. Jika Allah memberi kepada kita dengan berlimpah, Ia juga mengharapkan kita untuk memberi dengan limpah kepada orang miskin. Tidaklah cukup bagi orang kaya untuk berkata bahwa mereka memberi dalam jumlah yang sama dengan yang diberi orang lain, karena mungkin saja orang lain memiliki kurang dari yang mereka miliki dalam dunia ini. Sebaliknya, mereka harus memberi dalam jumlah yang seimbang dengan harta benda yang ada pada mereka; dan jika orang kaya tidak langsung bertemu dengan orang yang memerlukan bantuan, maka sepatutnya orang kaya tersebut mencari mereka, supaya rela memberi.
IV. Ada seorang janda miskin yang memasukkan dua peser, yaitu seluruh nafkahnya (ay. 42); dan Yesus Tuhan kita sangat memuji janda tersebut. Ia memanggil murid-murid-Nya dan menyuruh mereka memperhatikannya (ay. 43); Ia memberi tahu mereka bahwa janda miskin itu sangat bersusah payah dalam menabung apa yang telah diberikannya itu. Apa yang dimilikinya itu hampir-hampir tidak cukup bagi dirinya sendiri, semua itulah yang hanya ada padanya, yang bisa dipakainya untuk hidupnya pada sehari itu, dan mungkin juga merupakan sebagian besar nafkah yang diperolehnya dari bekerja sehari sebelumnya. Berdasarkan inilah, Kristus tahu bahwa janda miskin ini sungguh-sungguh memberi untuk beramal. Ia memperhitungkan bahwa apa yang telah diberikan janda itu melebihi semua apa yang dimasukkan orang-orang kaya itu ke dalam peti persembahan itu; mereka semua memberi dari kelimpahannya, tetapi janda ini memberi dari kekurangannya (ay. 44). Sekarang, banyak orang mungkin siap untuk mengecam janda miskin ini, dan berpikir bahwa apa yang dilakukannya itu berbahaya; mengapa dia harus memberi kepada orang lain, jika dia hanya mempunyai sedikit untuk dirinya sendiri? Amal mulai di rumah sendiri; atau, jika dia mau memberi, mengapa dia tidak menghadiahkannya kepada orang-orang miskin yang dia kenal? Alasan apa yang membawa janda miskin ini memasukkan uangnya ke dalam peti persembahan untuk diatur oleh imam-imam kepala, yang, kita punya alasan untuk khawatir, tidak adil dalam mengurusnya? Sangatlah jarang untuk menemukan orang yang tidak menyalahkan janda ini, sehingga kita tidak boleh berharap mendapat orang yang ingin menjadi seperti dia. Terlepas dari apa yang kita pikirkan, Penebus kita sendiri memuji dia, jadi, kita boleh percaya bahwa apa yang dilakukannya itu sungguh baik dan bijaksana. Jika Kristus sendiri berkata, "Apa yang kamu kerjakan itu sungguh baik," maka kita tidak peduli lagi dengan perkataan orang lain. Dari semuanya ini kita belajar bahwa:
·        Memberi sedekah merupakan hal yang sangat baik, dan sangat menyenangkan hati Tuhan Yesus; dan jika kita rendah hati dan tulus melakukannya, Ia akan menerimanya dengan sukacita, walaupun pemberian seperti itu tidak selalu adalah tindakan yang paling bijak atau hati-hati.
·       Mereka yang hanya mempunyai sedikit harus memberi sedekah dari yang sedikit itu. Mereka yang hanya hidup dengan bekerja dengan nafkah yang hanya cukup untuk sehari itu saja, harus memberi kepada mereka yang membutuhkan (Ef. 4:28).
·       Sangat baik bagi kita untuk membatasi dan menyangkal diri kita, supaya kita dapat memberi lebih banyak lagi bagi yang miskin; kita harus menyangkal diri bukan hanya terhadap hidup secara berlebihan, tetapi juga terhadap hal-hal yang menyenangkan, supaya kita dapat memberi amal. Dalam banyak hal kita seharusnya berhemat, supaya kita dapat membantu memenuhi kebutuhan orang lain; inilah yang disebut mengasihi sesama seperti diri sendiri.
·       Pengumpulan dana amal masyarakat harus didukung, karena membawa berkat bagi bangsa; dan walaupun mungkin terjadi salah pengaturan di sana, tetapi itu bukanlah alasan yang baik untuk tidak membawa bantuan kita kepada mereka.
·       Walaupun yang kita berikan untuk tujuan amal itu hanya sedikit, tetapi jika diberikan sesuai dengan kemampuan kita, dan diberikan dengan hati yang tulus, pemberian kita itu akan diterima oleh Kristus, yang mengharuskan kita memberi sesuai dengan apa yang kita miliki, dan bukan dari apa yang tidak kita miliki. Dua peser akan dicatat, dan dihitung, jika diberikan dengan cara yang benar, seolah-olah jumlahnya dua puluh ribu.
·       Merupakan pujian luar biasa jika apa yang kita amalkan itu bukan hanya sesuai dengan kemampuan kita, tetapi malah melampaui kemampuan kita, seperti yang dilakukan jemaat-jemaat di Makedonia, yang walaupun sangat miskin namun kaya dengan kemurahan (2Kor. 8:2-3). Bila kita dapat memberi kepada orang lain dengan sukacita dari persediaan kebutuhan kita, seperti yang dilakukan janda Sarfat kepada Elia, dan Kristus kepada lima ribu orang yang mengikuti Dia, dan hanya mempercayai Allah bahwa Dia akan memenuhi kebutuhan kita dengan cara lain, maka inilah ucapan syukur yang layak.

Komentar dan kesimpulan :

Dalam Markus 12:41-44 kita dapat melihat bagaimana Tuhan Yesus Yesus menajar pada waktu itu terutama mengenai persembahan. Pengajaran ini penting juga bagi kita di masa sekarang. Tuhan Yesus mengetahui ibadat yang sungguh-sungguh dan mengetahui ibadat yang pura-pura. Ada orang, mereka datang kegereja dengan motivasi yang berbeda-beda. Kita tidak pernah tahu apa yang menjadi factor penyebab orang datang kegereja kecuali dari dalam dirinya sendiri. Saat pengumpulan persembahan, Ada orang yang memberikan persembahan selayaknya kepada Tuhan. Kebanyakan orang hanya memberi sedikit sekali.
            Pada waktu Yesus dimuka peti persembahan dibait Allah dan memperhatikan orang-orang yang memberi persembahan didalam peti tersebut41. Memperhatikan dalam Bahasa Yunaninya fullasein. Memperhatikan disini adalah melihat dengan lama, meneliti  dan mengamati. Yang dilihat atau yang di amati Tuhan Yeusu didini adalah orang-orang kaya yang memberikan persembahan dalam jumlah yang banyak, lalu juga memperhatikan seorang wanita yang memberikan persembahannya lebih kecil dari pada orang-orang kaya tadi. Wanita janda ini memasukkan dua peser dalam peti itu. Peser adalah mata uang tembaga Yahudi yang paling kecil, sama dengan setengah duit. Uang itu mungkin serupiah harga uang Indonesia sedangkan pemberian orang-orang kaya jumlahnya beribu-ribu rupiah.
Sesudah Yesus melihat keadaan itu, Ia memanggil murid-muriNya, dan berkata kepada mereka, “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya janda miskin itu memberi lebih banyak dari pada semu orang yang memasukkan uang kedalam peti persembahan. Sebab mereka semua memberi dari kelimpahannya, tetapi janda ini memberi dari kekurangnnya, semua yang ada padanya yaitu seluruh nafkahnya. Dari kedu hal ini kita dapat melihat siapa yang sungguh-sungguh memberi persembahan. Janda itu memberikan seluruh apa yang ia punyai, dan kita bisa mengerti bahwa setelah ituia tidak mempunyai apa-apa lagi karena selutuhnya telah ia berikan kepada Tuhan. Sedangkan orang kaya tersebut memberi dari kelimpahannya, ia memberikan sebagian kecil dari yang ia punyai, kita bisa meneladani sikap janda ini.  Motivasi janda ini sungguh sangat luar biasa, dia juga memiliki sikap rendah hati dan ia memiliki kesadaran bahwa apa yang ia miliki itu adalah pemberin Tuhan, maka semuanya juga harus diberikan kepada Tuhan termasuk hidup ini.
            Pandangan Yesus terhadap pemberian manusia lain daripada pandangan manusia itu sendiri. Mailah kita memperhatikan ajaran Yesus ini dengan lebih teliti. Yang penting dalam hal memberi adalah bukan berapa banyak uang yang diberikan, melainkan bagaimana persembahan itu di persembahkan. Kebanyakan orang memberikan persembahan digereja dengan tidak memikirkan pemberian itu. Mereka asal memberi saja, karena sudah menjadi kebiasaan. Ada yang memberi karena merasa diharuskan (diwajibkan). Adapula yang mengangap bahwa persembahan itu menyenangkan hati Tuhan. Ada juga yang memberi dalam jumlah yang banyak tetapi dengan sikap yang diperlihatkan oleh orang-orang kaya dalam cerita Yesus itu. Persembahan itu dalam jumlah banyak atau sedikit, tidak akan dihargai oleh Tuhan.
            Pemberian yang terbaik dan paling dihargai oleh Tuhan ialah plebeian yang disertai Kasih. Pemberian sedikit tetapi yang disertai kasih, lebih berharga dimata Tuhan dari pada pemberian banyak tetapi tanpa kasih. Seperti halnya ketika orang yang kita sayangi memberikan seuatu kepada kita tetapi tanpa kasih. Bagaimanakah perasaan kita? Tentunya pemberian itu tidak akan menyenangkan hatinya. Begitu pulalah dengan Tuhan kita.  Pemberian yang disertai kasih lebih berharga karena sipemberi mempersembahkan dirinya sendiri Bersama-sama dengan pemberiannya itu. Demikianlah pesan Rasul Paulus dengan orang-orang ke Makedonia dalam suratnya kepada siding jemaat di Korintus (2 Korintus 8:1-5). Meskipun mereka orang-orang miskin, mereka memberi dengan penuh kemurahan. Dalam ayat 5 kita isa membaca, ‘mereka memberikan diri mereka, pertama-tama kepada Allah, kemudian oleh karena kehendak Allah juga kepada kami.    
             Tuhan tidak memperhatikan berapa banyak yang diberikan oleh seseorang, tetapi berapakah yang disimpan untuk dirinya sendiri. Tuhan Yesus berkata bahwa orang kaya memberi banyak karena ia mewah, sehingga pemberiannya merupakan hanya sebagian kecil dari hartanya. Wanita miskin itu hanya memberi dua peser, tetapi uang yang sedikit itu merupakan seluruh miliknya.
            Tuhan ingin mengajar kepada kita, berapa besar penyangkalan diri kita paa waktu kita memberi. Berapa banyak uang yang kita pakai untuk membeli keperluan-keperluan kita dn kesenangan kita sendiri, padahal pemberian kita kepada Tuhan dan gereja sangat sedikit. Apakah kita sudah menyangkali diri kita supaya dapat memberi persembahan persembahan kepada Tuhan? Kalua kita mengasihi Tuhan, niscaya kita selalu bersedia memberi kepadaNya.
Tuhan menganggap pemberian dua peser itu lebih berharga, sebab sipemberi terlebih dahulu menyangkali dirinya sendiri.
            Marilah kita ingat bahwa Tuhan selalu mengukur kasih kita menurut apa yang kita berikan kepad-Nya. Tuhan mengetahui hati kita, segala maksud dan niat kita. Kebanyakan orang melalaikan pemberian kepada Tuahn, sebab meeka merasa bahwa Tuhan tidak mendesak mereka. Tetapi kita harus ingat betapa besar berkat yang diberikan kepada kita, yang kita peroleh dalam Kristus Yesus.

            Kita, orang yang percaya wajib memberi kepada Tuhan, sebagai suatu pengakuan bahwa Dialah Tuhan diatas sekalian ciptaan-Nya, terlebih bahwa Dialah Tuhan kita. Segala sesuatu yang ada pada kita,kita peroleh dari Dia. Pemberian kita kepadaNya hanyalah sebagian kecil dari apa yang kita terima. Sebagaimana kita mengenal dan mengakui kekuasaan pemerintah atas diri kita, dengan membayar pajak, demikian pula kita harus memberikan persembahan kepada Tuhan. Yesus telah mengajarkan hal ini kepada kita “ berikalah kepada Kaisar apa ynag wajib kamu berikan kepada Kaisar, dan kepada Allah apa yang wajib kamu berikan kepada Allah” (12:17). Perbedaanya adalah bahwa pemerintah meminta pembayaran pajak dengan paksa, sedangkan Allah meminta kita memberi dengan rela hati. Semuanya ini menunjukkan bahwa kita hany merupakan bendahara bagi Tuhan. Kelak kia harus memberi perhitungan tentang bagaimana kita mempergunakan pemberian-pembrian-Nya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

RETREAT HAMBA TUHAN GPIAI + PENTAHBISAN KORWIL

 Retreat Hamba Tuhan GPIAI wilayah Jawa Tengah, Jawa Timur dan Jabodetabek + PENTAHBISAN KORWIL Tema : KESATUAN HATI UNTUK MELAKSANAKAN VISI...

HINTS