PAPER
PERAN ORANG TUA DALAM MENDIDIK ANAK BERDASARKAN
II TIMOTIS 3:16
Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan lulus Mata
Kuliah DASAR-DASAR PENDIDIKAN ANAK
Dosen Pengampu Pdt.
Ronal G. sirait, M.Th., M.pd.k
Oleh
NATAL RIA ZEGA
NIM : 16311415
Prodi : S1-PAK
SEKOLAH TINGGI TEOLOGI EFATA
SALATIGA
2017
BAB
1
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Pada
mulanya Tuhan menciptakan langit dan bumi beserta dengan segala isinya. Dia
menciptakan langit, benda-benda penerang seperti bintang, matahari, bulan, dan benda-benda
penerang lainnya. Selain itu Tuhan juga menciptakan hewan, binatang besar dan
kecil sampai ada yang tidak bisa dilihat dengan kasat mata. Dia juga
menciptakan segala tumbuh-tumbuhan, terang dan lain sebagainya. Itu semua
adalah karya Tuhan yang sungguh luar biasa dan indah. Ia menciptakannya dengan
sangat baik dan sempurna. Selain ciptaan tersebut, ada satu ciptaan Tuhan yang
sangat istimewa, berbeda dengan yang lain. Ia memberikan akal, memberi
pengetahuan untuk membedakan yang baik dan yang buruk, di ciptakan dengan
tangan Allah sendiri dan yang paling istimewanya lagi adalah di beri nafas
kehidupan oleh-Nya.
Ciptaan
tersebut adalah “manusia”. Manusia adalah ciptaan yang istimewa. Ia menciptakan
manusia di bumi untuk menjaga, memelihara dan memenuhi bumi. Manusia diberi
kebebasan untuk memilih hidupnya sendiri. Selain itu manusia juga di beri
perintah untuk memenuhi bumi seperti tertera dalam Kejadian 1: 28. Tuhan
memberi pasangan hidup kepada seseorang untuk membentuk keluarga. keluarga tidak
akan sempurna kalau tidak ada anak-anak. Anak-anak itu sangat penting.
Anak-anak adalah generasi penerus masa depan. Bukan hanya itu saja, anak-anak
juga harus di bina agar mereka menjadi generasi yang baik dan takut akan Tuhan.
Untuk menjadi seperti itu maka anak-anak perlu pengajaran/didikan dari orang
lain terutama keluarga yaitu dari orang tua. Orang tua memiliki tanggung jawab
kepada anak-anaknya untuk memperkenalkan mereka kepada Yesus Kristus, dan
memberi dukungan yang di butuhkan dalam perkembangan iman kristiani.
Anak adalah amanah dari Allah, maka
tanggung jawab pendidikn mereka adalah orang tuanya. Anak merupakan cikal bakal
lahirnya suatu generasi baru yang merupakan generasi penerus cita-cita dan
perjuangan bangsa dan negara dan juga sebagai sumber daya manusia bagi
pembangunan nasional.Kebanyakan orangtua pada zaman yang serba modern sekarang
ini, banyak orangtua yang meninggalkan anak-anaknya dengan alasan kerja
sehingga mereka menyerahkan anak mereka kepada pembantu atau baby sitter. Bagi mereka,
asalkan kebutuhan materi mereka tercukupi semua akan beres. Anak bisa
mendapatkan pendidikan dari guru mereka atau les lain yang mereka ikuti.
Padahal bukan iu intinya. Pendidikan yang utama dan yang pertama sebenarnya
adalah di dalam ruang lingkup keluarga dan dalam hal ini peranan orangta adalah
tonggak utama.
Anak kalau salah didik maka akan
berpengaruh dalam diri anak tersebut. mereka akan menjadi anak-anak yang bandel
atau suka membuat masalah dimanapun mereka berada. Anak-anak perlu dididikan agar
anak tidak ssalah arah di masa depannya. Maksudnya adalah anak-anak tersebut
dapat menjadi ank-anak yang baik, takut akan Tuhan dan menghargai/menghormati,
saling mengasihi dan lain sebagainya. Anak di didik untuk membentuk karakter.
Karakter yang di inginkan dari seorang anak tentunya karakter yang baik. Awal
yang baik untuk mendidik seseorang adalah dimulai dari masa kecilnya. Sehingga
nanti kalau dia sudah besar didikan ini sangat berpengaruh kepadanya dan juga
sekitarnya.
1.2 Rumusan
masalah
1. Siapakah
orangtua dan anak?
2. Apa
saja kepentingan anak-anak?
3. Bagaimana
karakter anak-anak?
4. Apa
peran orangtua dalam mendidik anak-anak?
1.3 Tujuan
Tujuan dari pembuatan paper ini
adalah agar dapat mengetahui tentang orangtua dan anak-anak, mengetahui
kepribadiannya, kepentingan/keperluannya dan mengetahui apa dan bagaimana peran
oragtua dalam masalah mendidik anak-anak.
BAB
2
PERANAN
ORANG TUA DALAM MENDIDIK ANAK BERDASARKAN
II
TIMOTIUS 3:16
2.1 MengenalOrang tua
Orang
tua adalah komponen keluarga yag terdiri dari ayah dan ibu dan merupakn hasil
dari sebuah perkawinan yang sah yang dapat membentuk sebuah keluarga. Orang tua
memiliki tanggung jawab untuk mendidik, mengasuh dan membimbing anak-anakya
untuk mencapai tahapan tersebut yang menghantarkan anak-anak untuk siap hidup
dalam masyarakat. Secara tradisional orang tua di artikan ebagai dua atau lebih
orang yang dihubungkan dengan pertalian darah, perkawinan tau adopsi (hukum)
yang memiliki tempat tinggal bersama.
Orang
tua adalah orang yang lebih tua atau orang yang dituakan. Ibu dan bapak selain telah melahirkan kita ke dunia
ini, ibu dan bapak juga yang mengasuh dan yang telah membimbing anaknya dengan
cara memberikan contoh yang baik dalam menjalani kehidupan sehari-hari, selain
itu orang tua juga telah memperkenalkan anaknya kedalam hal-hal yang terdapat
di dunia ini dan menjawab secara jelas tentang sesuatu yang tidak dimengerti
oleh anak. Maka pengetahuan yang pertama diterima oleh anak adalah dari orang
tuanya. Karena orang tua adalah pusat kehidupan rohani si anak dan sebagai
penyebab berkenalnya dengan alam luar, maka setiap reaksi emosi anak dan
pemikirannya dikemudian hari terpengaruh oleh sikapnya terhadap orang tuanya di
permulaan hidupnya dahulu.
Jadi, orangtua atau ibu dan bapak memegang peranan yang
penting dan amat berpengaruh atas pendidikan anak-anak. Sejak seorang anak
lahir, ibunyalah yang selalu ada di sampingnya. Oleh karena itu ia meniru
perangai ibunya dan biasanya seorang anak lebih cinta kepada ibunya, apabila
ibu itu menjalankan tugasnya dengan baik dan penuh kasih sayang. Ibu merupakan
orang yang mula-mula dikenal anak yang menjadi temanya dan yang pertama untuk
dipercayainya.
2.2 Anak-anak
Anak
merupakan cikal bakal lahirnya suatu generasi baru yang merupakan generasi
penerus cita-cita dan perjuangan bangsa dan sumber daya manusia bagi
pembangunan Nasional. Anak adalah asset bangsa. Pada umumnya orang berpendapat
bahwa masa kanak-kanak merupakan masa yang panjang dan rentang kehidupan. Bagi
kehidupan anak, masa kanak-kanak seringkali di anggap tidak ada akhirnya,
sihingga mereka tidak sabar menunggu saat yang di dambakan yaitu pengakuan dari
asyarakat bahwa mereka bukan lagi anak-anak tapiorang dewasa. Karakter anak
tidak ada yang sama. masing-masing anak mempunyai karakter masing-masing
2.3 Kepentingan
pendidikan
Anak-anak
adalah bagian terpenting dalam keluarga. Jika kita ingin kehidupan anak-anak
bertumbuh dengan baik, maka kita harus mendidik mereka. Ada beberapa ayat dalam
alkitab Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru yang bisa kita lihat dan kita
ketahui mengapa anak-anak itu perlu untuk didikan.
2.3.1 Ayat-yat dalam Perjanjian Lama
Dalam
PL kita dapat ketahui bahwa :
-
orang tua memiliki tanggung jawab untuk
mendidik anak-anaknya dengan tepat (Ul. 6:6-7),
-
mendidik anak adalah suatu keharusan
karena anak-anak merupakan warisan Allah kepada orang tua (Mzm.127:3),
-
orang tua harus menjawab pertanyaan
seorang ank dengan tepat (Kel. 12:26,27;13:8),
-
mendidik anak untuk dapat mengenal Tuhan
(Mzm 78:5,6), kalau perlu mereka diizinkan mendidik anak degan memberikan
hukuman jasmani
Ayat
ini telah membuktikn betapa pentingnya mendidik anak-anak. Ayat ini dapat
membuktikan bahwa bangsa Israel pada zaman Pl sangat mementingkan pendidikan
terhadap anak.
2.3.2 Ayat dalam Perjanjian Baru
Yesus
sendirilah yang menjadi contoh bagi kita, Yesus pun tidak memandang rendah
seorang anak, Yesus sangat mengasihi anak-anak. da beberapa ayat dalam PB yang
dapat membuktikan kepada kita bahwa Yesus itu mengasihi anak-anak :
-
Markus 9:36,37; 10:13-17
-
matius
11:16-17;18:3-10;19:13-15;21:15-16
-
Lukas 18:15-17.[1]
Di tengah-tengah kesibukanNya, Yesus belum pernah
menolak kehadiran anak-anak dengan rela Ia mendekati mereka, memenuhi kebutuhan
mereka, bahkan memberkati mereka.
Yesus
sendiri mengasihi anak-anak. Sebagai orang tua kita juga di beri perintah untuk
mendidik anak-anak. Dalam Kolose 3:21 disebutkan bahwa kita jangan menyakiti
hati anak-anak agar mereka jangan menjadi tawar hati, dan Efesus 6:4. Kedua
ayat ini menyebutkan [2]
agar anak-anak dididik dalam ajaran Firman Allah,
orangtua memiliki tanggung jawab yaitu
mengasihi, memelihara, mencukupi segala kebutuhan
baik materi maupun kebutuhan emosi mereka. Selain itu juga orang tua harus bisa
mengerti anak-anaknya, serta menasehati mereka, selalu menemani mereka dan
memberi mereka motivasi, orangtualah yang ada didalam suka dan duka anak.
2.4 Peran orang tua dalam mendidik
anak-anak
Ada
beberapa alasan mengapa anak- anak harus dididik dimulai dari kecil, diantaanya
adalah :
1.
anak lebih mudah dijangkau dari pada
orang dewasa
2.
anak lebih mudah di ajar dari pada orangtua
3.
anak lebih mudah didasarkan akan dosanya
dari pada orang dewasa
4.
ketika seorang anak punya kepada Kristus
bukan hanya jiwanya saja yag diselamatkan,
tetapi kehidupannya yang masih utuh itu juga diselamatkan untuk
dipersembahkan kepada Tuhan.
5.
anak yang percaya kepada Kristus harus
dibimbing ke dalam langkah-langkah pertumbuhan kristiani yang wajar.[3]
2.5 membesarkan
anak-anak dalam terang dan kebenaran
Seorang anak harus di besarkan dan dididik atas dasar
Firman Tuhan sehingga anak-anak sebagai fenerasi penurus dapat bertumbuh
didalam Kristus dan menjadi anak-anak yang takut akan Tuhan. Ada beberapa pemehaman
dan cara mengapa orangtua harus mendidik anak-anaknya :
2.5.1 Orang tua
memiliki tanggung jawab utama untukmengajarkan injil kepada anak-anak
Mendidik anak dimulai dari keluarga. Jangan menyerahkan
anak-anak langsung kepada pendidikan umum. Anak-anak terlebih dahulu oleh
keluarganya. Anak dididik agar anak tersebut dapat mengenal Tuhan, memiliki
iman, pertobatan, baptisan dan mereka menjadi anak-anak yang takut akan Tuhan.
Tak ada orang lain yang dapat melaksanakan tugas yang telah tanggung jawab orang
tua. Kewajiban yang paling utama atas diri kita untuk tidak hanya menganjurkan
dan menasehati saja, tetapi untuk mendidik,
dengan memberikan teladan, memberikan waktu untuk bersama, agar mereka
dapat mengerti dan tidak terjerumus ke hal-hal negatif atau hal-hal yang tidak
baik dan terlarang. Di tengah-tengah kekacauan, keributan, dan segala
kesenangan hidup janganlah kita melupakan tugas kita. Ini adalah utang kita
sebagai orang tua kepada anak-anak kita.
2.5.2 teladan orang tua
dapat menuntun anak menuju keamanan dan kebahagiaan
Anak-anak itu suka sekali meniru. Mereka melihat dan
belajar dari sekitar mereka. Jika kita sebagai orang tua cara hidup kita baik
maka anak-anak pasti merasa senang. Sebaliknya jeka cara hidup kita tidak baik,
berantakan, keluarga tidak harmonis, ayah dan ibu selalu bertengkar dan tidak
menunjukkan adanya ksaih diantara mereka, tentunya anak-anak akan merasa tidak
nyaman, terganggu, ketakutan dan mereka tidak merasakan kebahagiaan. sebagai
orang tua, kita harus menjadi teladan yang baik bagi mereka. Bukan hanya
berbicara saja, tetapi melakukannya dalam setiap tindakan kita. Misalnya
membiasakan mereka berdoa setiap kali
makan, bangun tidur dan sebelum tidur, menolong sesama dan menghargai orang
lain.
2.5.3 Dengan mengasihi
dan mengajar kaum muda kita, kita dapat menjaga mereka dalam kejahatan
Sebuah hak istimewa bagi orangtua untuk duduk di dalam
rumah mereka sendiri, dikelilingi oleh
sebuah keluarga yang terdiri dari ayah, ibu, anak laki-laki dan perempuan yang
murni di berikan oleh Bapa surgawi. Orang tua harus menjaga generasi muda dari
perangkap yang telah musuh tempatkan di hadapan mereka. Banyak dari program
radio, TV, majalah, Handphone dan lainnya yang dapat merubah sikap perilaku
anak dan dapat jatuh ke ha;-hal negatif yang tidak di inginkan. Kita bisa
menetralkan hal tersebut melalui ajaran dan lingkungan yang sehat, membawa kaum
muda manfaat yang diperoleh dari kehidupan mengenal kehidupan para pria dan
wanita yang baik, yang mengajari mereka
kebajikan dari para nabi serta makna injil Yesus Kristus. Marilah kita
mengajari anak-anak utuk menjadi murni dalm kehidupan mereka, ajarilah
anak-anak lelaki untuk menjaga kebajikan dari saudaranya perempuan dan kepada
seluruh perempuan. Ajarlah anak perempuan untuk menjaga kebajikan anak
laki-laki yang bergaul dengan mereka. Ajarlah anak menggunakan istilah di bawah
pimpinan Roh Kudus agar musuh tidak memilki kuasa untuk menyesatkan mereka.
2.5.4 Mempelajari injil
sebagai sebuah keluarga akan membantu kita menjaga ank-anak kita dekat dengan
kita.
Di setiap rumah, hendaknya anak-anak di ajarkan untuk
membaca Firman Tuhan. Kita juga harus membacanya kemudian mengajarkannya kepada
anak-anak agar mereka bisa memahami urusan-urusan Allah dengan bangsa-bangsa di
bumi. Milikilah komitmen dalam diri sendiri untuk mengajar dan membawa keluarga
memahami serta mengerti tentang Firman Tuhan serta mempraktikannya dalam
kehidupan sehari-hari. Anak-anak adalah karunia yang paling berharga yang Bapa
anugerahkan kepada kita. Jika kita dapat membimbing kaki mereka kejalan yang
keselamatan, akan ada sukacita kekal bagi kita dan mereka.
Cara kita menjaga
agar mereka tetap lebih dekat dengan kita adalah dengan memberikan waktu yang
lebih sering kepada mereka. Kita harus dapat meluangkan waktu untuk anak-anak,
menikmati kesenangan sederhana di perapian keluarga serta membahas satu sama
lain hal-hal besar dan berharga yang abadi.[4]
2.6 Peran orangtua
menurut II Timotius 3:16
Keluarga
merupakan lingkungan yang pertama dan utama bagi anak. Dalam kehidupan anak
tentunya keluarga merupakan tempat yang sangat vital. Anak-anak memperoleh
pengalaman pertamanya dari keluarga. Dalam keluarga peranan orang tua sangatlah
penting. Mereka merupakan model bagi anak. Ketika orang tua melakukan sesuatu
anak-anak akan mengikuti orang tua mereka.
Hal
ini disebabkan anak dalam masa meniru. Orang tua yang satu dengan orang tua
yang lainnya dalam mendidik anak-anak tentunya juga berbeda. Mereka mempunyai
suatu gaya atau tipe-tipe tersendiri. Dan tentunya gaya-gaya tersebut akan
berpengaruh terhadap perkembangan anak. Oleh karena itu lingkungan keluarga
sangatlah penting untuk pertumbuhan dan perkembangan anak terutama perkembangan
sosio-emosinya.[5]
Anak
adalah amanah dari Allah. Maka tanggungjawab pendidikan mereka ada pada
orangtuanya. Banyak orangtua yang meninggalkan anaknya pagi hingga malam dengan
alasan bekerja, dan menyerahkan mereka kepada pembantu atau baby sitter. Bagi
mereka, asalkan kebutuhan materi mereka tercukupi, semuanya akan beres. Anak
bisa mendapatkan pendidikannya dari guru mereka, atau berbagai les yang mereka
ikuti. Padahal, bukan itu intinya. Pendidikan yang pertama dan utama justru ada
dalam lingkup keluarga, dan dalam hal ini, peranan orangtua adalah tonggak
utama. Yang patut kita ingat adalah bahwa tujuan pendidikan anak adalah usaha
mencari keridhaan Allah dan usaha untuk mendapatkan surga-Nya, serta mencari
keselamatan dari neraka, serta mengharap pahala dan balasan-Nya.
Disiplin
Kristen dibutuhkan untuk mencegah anak bertumbuh besar tanpa menghormati Tuhan,
otoritas orangtua, pengetahuan akan standar keKristenan dan penguasaan diri.
“Segala tulisan yang diilhamkan Allah memang bermanfaat untuk mengajar, untuk
menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan dan untuk mendidik orang dalam
kebenaran. Dengan demikian tiap-tiap manusia kepunyaan Allah diperlengkapi
untuk setiap perbuatan baik” (2 Timotius 3:16-17). Inilah yang dikatakan
Alkitab tentang menjadi ayah. Cara dan metode yang dipergunakan ayah untuk
mengajarkan kebenaran Allah tentunya akan berbeda. Namun kebenaran-kebenaran
itu harus selalu dapat diterapkan dalam pekerjaan apapun, dan dalam cara hidup
bagaimanapun. Saat ayah setia menjadi contoh dan teladan, apa yang dipelajari
anak mengenai Allah akan memampukan dia berdiri dengan teguh sepanjang umur
hidup mereka, apapun yang mereka lakukan atau kemanapun mereka pergi. Mereka
akan belajar “mengasihi Tuhan Allah mereka dengan segenap hati, segenap jiwa
dan segenap kekuatan mereka” dan mau melayani Dia dalam segala hal yang mereka
lakukan. Masa depan setiap masyarakat terletak pada bagaimana anak-anak
dibesarkan di dalam unit keluarga. Ketika ada yang salah di dalam lingkungan
keluarga, dan orang-tua tidak memberikan perhatian yang benar kepada anak-anak
di dalam rumah tangga dan tidak memenuhi tanggung-jawab yang diperintahkan oleh
Allah untuk memperlengkapi anak-anak mereka untuk hidup dengan benar dalam
hidup ini, maka masa depan dari orang-orang itu akan menghadapi kesulitan yang
sesungguhnya. Ayah Kristen adalah merupakan alat dalam tangan Tuhan dalam sisi
keayahan ini. Karena keKristenan adalah satu-satunya agama yang benar, dan
Allah di dalam Kristus adalah satu-satunya Allah yang sejati, satu-satunya cara
pendidikan yang mendatangkan hasil adalah ajaran dan nasehat Tuhan. Seluruh
proses pengajaran dan disiplin harus berdasarkan apa yang diperintahkan Tuhan,
dan yang dilakukan Tuhan, sehingga otoritasNya dapat senantiasa dan langsung
bersentuhan dengan pikiran, hati, hati nurani sang anak. Ayah manusiawi tidak
boleh menempatkan dirinya sebagai otoritas tertinggi dalam hal kebenaran dan
kewajiban. Hal ini hanya akan mengembangkan aspek “diri sendiri.” Hanya dengan
menjadikan Allah, Allah di dalam Kristus, sebagai Guru dan Penguasa, yang
karena otoritasNya segala sesuatu dapat dipercaya dan karena ketaatan kepada
kehendakNya segala sesuatu akan terjadi, maka sasaran dari pendidikan dapat
tercapai. Oleh karena itu, jadilah ayah yang bijaksana dan setia selalu
mengajarkan kehendak Tuhan, sehingga anak-anak menjadi taat kepada Tuhan dan
melakukannya dengan sadar, karena mereka tahu bahwa itu baik.[6]
II Timotius 3:16-17
"Segala tulisan
yang diilhamkan Allah memang bermanfaat untuk mengajar, untuk menyatakan
kesalahan, untuk memperbaiki kelakukan dan untuk mendidik orang dalam
kebenaran. Dengan demikian tiap-tiap manusia kepunyaan Allah diperlengkapi
untuk setiap perbuatan baik.Bagian pertama dalam II Timotius 3:16-17
mengajarkan bahwa Alkitab itu bermanfaat dan berguna. Apa saja manfaatnya?
“untuk mengajar, untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakukan, untuk
mendidik orang dalam kebenaran.” Mari kita menyelidiki manfaat ini satu
persatu.
2.6.1. Untuk mengajar
Mengajar
pada
dasarnya
merupakan
suatu
usaha
untuk
menciptakan
kondisi
atau
system
lingkungan yang mendukung
dan
memungkinkan
untuk proses
belajar-mengajar. Mengajar merupakan usaha memberikan bimbingan, pengarahan
dan
dorongan
kepada
seseorang agar terjadi
proses belajar.
Hal
pertama yang II Timotius 3:16-17 katakan tentang manfaat Alkitab adalah untuk
mengajar. Hal ini terutama sangat penting karena untuk sesuatu yang berhubungan
dengan Allah, orang biasanya mengikuti ajaran yang sesuai dengan tradisi mereka
atau ajaran yang dianggap masyarakat sebagai “sumber informasi religius yang
benar.” Sehingga, kebanyakan orang memperoleh pengajaran tentang Allah dari
pendeta, keluarga, sekolah, . Tidak ada salahnya dengan sumber-sumber ini selama mereka mengajarkan apa yang
diajarkan oleh Alkitab. Sayangnya, seringkali sumber-sumber ini (keluarga,
sekolah, pendeta) tidak mengajarkan kebenaran, sekalipun kedengarannya rohani
dan tulus, bahkan seringkali ajaran itu juga salah karena tidak sesuai dengan
pengajaran yang Allah berikan dalam Alkitab.
Roma 10:9
"Sebab jika kamu
mengaku dengan mulutmu, bahwa Yesus adalah Tuhan, dan percaya dalam hatimu,
bahwa Allah telah membangkitkan Dia dari antara orang mati, maka kamu akan
diselamatkan.”
Juga: Efesus 2:8-9
"Sebab karena
kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi
pemberian Allah, itu bukan hasil pekerjaanmu: jangan ada orang yang memegahkan
diri”
Hal tersebut diatas dapat menjelaskan kepada kita bahwa mengajar anak-anak sangatlah penting.Sebagai orang tua
harus
memiliki
tanggung
jawab yang besar
kepada
anak-anaknya.
Mengajar
mereka
ke
hal-hal yang positif
dan
mengajar
mereka
mengenal
Tuhan
Yesus, sehingga
mereka
dapat
tahu
dan
mereka
juga
dapat
meneladani
karakteristik
Yesus
Kristus
dalam
kehidupan
mereka
sehari-hari.
Kelak
jika
mereka
sudah
besar
mereka
akan
menjadi orang yang takut
akanTuhan
dan
menyenangkan
hati
Tuhan.
26.2. Untuk menyatakan kesalahan
II Timotius 3:16 menjelaskan
bahwa
Alkitab
bermanfaat
untuk
menyatakan
kesalahan.
Setiap orang harus
berani
menyatakan
kesalahan
termasuk
orangtua
harus
bias
menyatakan
kesalahan
anak-anaknya.
Dalam
kitab I Tesalonika 5:11 “
nasihatilah seorang akan yang lain
dan
saling
membangunlah”. Sebagai
seorang anak, harus bisa menghargai
orangtua
sebagai
penegornya, mendengar
nasehat
dan
bimbingan yang telah
disampaikan.Ibrani 3:13 “
tetapi nasihatilah seorang akan yang lain setiap
hari.
Berarti
tidak
terbatas
waktu
untuk
menasehati
seseorang,
menyatakan
kesalahannya agar ia
dapat
hidup di jalan yang benar.
Selain
mengajar, II Timotius 3:16 juga menjelaskan bahwa Alkitab bermanfaat untuk
menyatakan kesalahan dan memperbaiki kelakuan. Ini berarti orangtua tidak hanya sekedar rmengajar saja. Tetapi juga menegur anak-anaknya jika mendapati mereka melakukan kesalahan. Tidak ada anak yang sifatnya
sama. Masing-masing
memiliki
karakteristik
yang berbeda-beda.Anak
tidak
akan
pernah
tahu
apakah yang ia
lakukan
itu
benar
atau
salah
ketika
orangtua
tidak
menyatakan
perbuatan
tersebut. Bahkan
kalau
tidak di tegur
bias
saja
anak
tersebut
menganggap
apa yang ia
lakukan
adalah
benar
semua
padahal yang ia
lakukan
adalah
salah. Dalam
hal
ini
orangtua
harus
mampu
menguasai
dan
mengerti
anak-anaknya.
Bukan
hanya
sekedar
berkata-kata, member
nasehat, tetapi
juga
maumempraktekannya
dalam
kehidupan
setiap
hari agar anak
mengerti
dan
mengikut
ihal
tersebut.
Jika
kita
menginginkan
masa
depan
anak
kita
baik
dan
berhasil
maka
kita
harus
memulainya
dari
masa
kecilnya. Mereka
harus di ajari, di tegur
dengan
baik, menyatakan
kesalahan
mereka. Dengan
demikian
mereka
tida
kakan
salah
arah
kedepan. Mereka
juga
pada
akhirnya
akan
memeperoleh
keselamatan
dari
jalan yang benar. Seperti
halnya
dalam
kitab
Roma
10:9 bermanfaat untuk tujuan ini, karena jika seseorang tidak percaya seperti
apa yang ayat itu katakan, maka ayat itu memberitahukan bahwa salah yaitu dengan cara menyatakan apa
yang benar. Dengan demikian, ayat tersebut mengajar saya, menunjukkan apa
kesalahan saya dan mengoreksinya dan semua itu dilakukan oleh satu ayat yang
sama. Contoh lain adalah Efesus 4:31:
Efesus 4:31
"Segala kepahitan,
kegeraman, kemarahan, pertikaian dan fitnah hendaklah dibuang dari antara kamu,
demikian pula segala kejahatan."
Bila seseorang pahit,
geram dan lain-lain,
Alkitab memberitahukan bahwa salah. Hal tersebut dikatakan salah karena ALLAH di dalam Firman-Nya
menyatakan hal itu salah. Untuk mengetahui apa yang benar dan apa yang salah
kita tidak perlu mengikuti dan mengetahuinya berdasarkan sistem moral dunia.
Yang perlu kita ketahui dan ikuti adalah Firman Tuhan.
2.6.3. Untuk memperbaiki kelakuan
Manfaat
Alkitab yang ketiga menurut II Timotius 3:16-17 adalah memperbaiki kelakuan.
Perbaikan selalu menjadi pelengkap yang diperlukan setelah kesalahan
dinyatakan. Ketika kesalahan dinyatakan, kita pun tahu apa kesalahan kita, dan
melalui perbaikan, kita pun tahu apa yang harus kita lakukan. Dalam hal Efesus
4:31, yang kita baca di atas, kita cukup melanjutkan ke ayat berikutnya setelah
kesalahan kita dinyatakan dan kelakukan kita diperbaiki. Maka, Efesus 3:32 pun
mengatakan:
Efesus 4:32
"Tetapi hendaklah
kamu ramah seorang terhadap yang lain, penuh kasih mesra dan saling mengampuni,
sebagaimana Allah di dalam Kristus telah mengampuni kamu.”[7]
Begitu pula di dalamkeluarga.Memang
Alkitab bermanfaat untuk mengajar, menyatakan kesalahan, memperbaiki kelakukan
dan mendidik orang dalam kebenaran atau untuk melatih orang dalam
kebenaran.dengan demikian tiap-tiap manusia kepunyaan Allah diperlengkapi untuk
setiap perbuatan baik. Tujuan Allah memberikan kepada kita Alkitab dengan semua
manfaat itu adalah agar “tiap-tiap manusia kepunyaan Allah diperlengkapi.” Ini berarti kita
tidak mungkin diperlengkapi kecuali bila kita menerapkan apa yang Alkitab katakan.
Orangtua
menegur
anaknya
untuk
memperbaiki
kelakuananaknya.
Anaknya
menjadi
anak yang baik
dan
berperilaku yang baik.
2.6.4 .Mendidik
orang dalamkebenaran
Mendidik
(pedagogy) yang dikatakan memiliki tiga fungsi yaitu : pertama, mempersiapkan
generasi
muda
untuk
memegan
gperanan-peranan
tertentu
pada
masa
mendatang. Kedua, mentransfer
pengetahuan
sesuai
dengan
peranan yang diharapkan.
Ketiga, mentransfer nialai-nilai dalam rangka memelihara keutuhan dan kesatuan masyarakat.Teladan yang baikdari orang tua
dapat
memberikan
contoh yang baik
kepada
anak-anaknya.
Bukan
hanya
sekedar
berkata-kata tapi
juga
melakukan
dalam
perbuatan
sehari-hari
2.7 Peran guru PAK dalam mendidik anak-anak
Seorang
guru memberikan arahan, instruksi, dan evaluasi kepada anak-anak didiknya dalam
proses pembelajaran. Inilah yang merupakan gambaran dari pengertian “mengajar”.
Secara umum, mengajar adalah menyampaikan ilmu pengetahuan kepada anak-anak
didik di sekolah. Namun pada kenyataannya, pengertian mengajar lebih dari itu.
Mengajar tidak hanya menyampaikan ilmu pengatuan, tetapi juga melatih pola
piker anak-anak didik. Menurut Dr. Nana Sudjana, pengertian mengajar adalah
sebagai berikut.
Mengajar
adalah membimbing siswa bagaimana belajar. Mengajar berarti mengatur dan
menciptakan kondisi yang ada dilingkungan anak didik sehingga dapat melakukan
kegiatan belajar.Secara sederhana, mengajar bertujuan untuk menyampaikan ilmu
pengetahuan dan melatih pola piker anak-anak didik.
- Mengajar untuk Menyampaikan Ilmu
Dalam
konteks pendidikan, ilmu pengetahuan dibagi menjadi dua bagian, yaitu ilmu
eksak dan noneksak. Ilmu eksak adalah ilmu yang membutuhkan logika,
perhitungan, dan daya analisis yang kuat, misalnya matematika, fisika, dan
kimia. Ilmu eksak ini cenderung memaksimalkan kerja otak kiri. Sebaliknya, ilmu
noneksak adalah ilmu yang membutuhkan teori, pemahaman, dan daya ingat yang
kuat, misalnya ekonomi, seni, bahasa, dan sebagainya. Berbeda dengan ilmu
eksak, kinerja otak kanan sangat dibutuhkan oleh ilmu noneksak ini.
- Mengajar untuk Melatih Pola Pikir
Dalam
bukunya yang berjudul “Taxonomy of Effective Teaching”, Benjamin Bloom membagi
pola pikir anak didik menjadi 5 tingkatan. Kelima tingkatan pola pikir tersebut
adalah pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, dan kreatif. Pengetahuan,
Pada tingkatan ini, guru mengajar dengan cara menyampaikan suatu fakta kepada
anak-anak didiknya. Guru hanya sebatas menyampaikan informasi saja kepada
mereka. Hasil akhir yang diharapkan adalah pengetahuan anak-anak didik menjadi
bertambah. Mereka yang semula tidak tahu mengenai suatu fakta menjadi tahu.
Pemahaman,
Pada tingkat ini, guru mulai mengembangkan teknik mengajar kepada anak-anak
didiknya. Guru tidak hanya menyampaikan informasi saja, tetapi juga merangsang
pola pikir mereka terhadap apa-apa yang diketahuinya. Misalnya, setelah mereka
mengetahui pengertian sisi, titik sudut, dan rusuk suatu kubus. Guru mencoba
memberikan pertanyaan mengenai banyaknya sisi, titik sudut, dan rusuk sebuah
balok, prisma, limas, tabung, dan bangun ruang yang lain.
Penerapan,
Pada Tingkatan pola pikir ini, guru memberikan bentuk kegiatan kepada anak-anak
didiknya dalam proses belajar. Mereka secara langsung menerapkan segala sesuatu
yang telah dipelajarinya berdasarkan pengetahuan maupun pemahaman yang
dimilikinya.
Analisis,
Pada tingkatan yang lebih jauh lagi, guru dapat menjelaskan berbagai
kemungkinan dan hubungan dalam suatu materi pembelajaran. Dalam tahap ini, guru
membuat anak-anak didik berpikir sendiri mengenai suatu permasalahan dan
mengajak mereka untuk membuat kesimpulan dari pemikiran mereka.
Kreatif,
Tingkatan yang terakhir adalah pola pikir kreatif. Pada tingkat ini, guru tidak
hanya membuat anak-anak didik berpikir sendiri terhadap suatu permasalahan,
tetapi juga membuat mereka dapat menciptakan sebuah ide, konsep, gagasan, atau
karya yang baru.[8]
BAB 3
PENUTUP
3.1
kesimpulan
Anak
adalah anugerah terindah dan berharga yang diberikan Tuhan kepada kita sebagai
orangtua. selain itu anak juga merupakan generasi penerus bangsa. Anak-anak
jika tidak di ajarkan ke hal-hal yang baik tentunya anak tersebut kehidupannya
akan buruk. Anak perlu di bawa keluar dari hidup yang tidak jelas dan membawa
dia mengenal Tuhan Allah. Sebagai orang tua bertaggung jawab penuh kepada anak
anaknya. Ini sudah menjadi perintah Tuhan kepada kita. Selain mengajar, kita
juga harus mampu menjadi teladan bagi mereka sehingga mereka dapat meniru dan
melakukan apa yang telah kita ajarkan kepada mereka.
Orang
tua memiliki tanggung jawab untuk mendidik, mengasuh dan membimbing
anak-anaknya untuk mencapai tahapan tersebut yang menghantarkan anak-anak untuk
siap hidup dalam masyarakat. Sebagai orangtua yang bertanggung jawab, kita
harus mampu memahami anak-anak kita. Memberikan mereka waktu untuk bersama dan
disitu kita mengajari mereka banyak hal, membentuk karakter mereka sesuai
dengan kehendak Tuhan, membiasakan mereka melakukan hal-hal baik, menjaga diri,
dan membawa mereka mengenal Tuhan. Orangtua mampu memberikan perhatian, kasih
sayang yang penuh kepada anak-anak sehingga mereka dapat merasa bahagia dan
menikmati hidup dengan penuh sukacita, mereka juga dapat mersakan adanya
orangtua yang dapat membawa mereka kejalan yang benar menuju keselamatan
sehingga nanti kelak kita mendapat sukacita yang kekal dan abadi. Seperti
halnya dalam kitab II Timotius 3:16, tugas kita adalah mengajar, menyatakan
kesalahan, memperbaiki kelakuan dan mendidik mereka dalam kebenaran.
3.2 Saran
Sebagai
orangtua kita harus mampu memahami setiap anak-anak kita. kita mengajar mereka
baik anak laki-laki perempuan untuk mengenal Tuhan. Apalagi di zaman yang serba
modern saat ini ada banyak hal-hal buruk yang sangat mempengaruhi cara hidup
dan tingkah laku anak-anak. Kita harus mampu mengetahui kebutuhan-kebutuhan
yang mendasar dari anak. Dengan belajar hal ini diharapkan kepada seluruh
orangtua dan tidak tertutup kemungkinan juga bagi kita sebagai hamba Tuhan dan
pendidik agar berhati-hati dan mampu membawa anak-anak mengenal Tuhan sehingga
hidup mereka kelak dapat baik. mereka akan menjadi anak-anak yang dapat membawa
berkat bagi semua orang bukan justru merugikan sekitarnya.
DAFTAR PUSTAKA
http://adwintaactivity.blogspot.co.id/2012/05/pengertian-orang-tua.html,
jumat 21 april 2017, pukul:20:49
https://paud-anakbermainbelajar.blogspot.co.id/2013/11/karakter-anak-mengenal-anak-laki-laki.html
rabu,19april
2017, 11:29
https://bible.org/seriespage/model-orangtua
https://www.lds.org/manual/teachings-george-albert-smith/27?lang=ind,
unduh hari: minggu, 26-02-2017, pukul:19:43,
mendidik anak” dalam terang dan kebenaran
https://berbic.wordpress.com/2011/06/25/bagaimanakah-orang-kristen-mendidik-anak-anaknya/
hari :rabu, pukul:11:02
https://berbic.wordpress.com/2011/06/25/bagaimanakah-orang-kristen-mendidik-anak-anaknya/
hari :rabu, pukul:11:02
http://www.jba.gr/Bahasa/Manfaat-Alkitab.htm,
rabu, 19 april 2017, 11:15
http://sdnwonoue.blogspot.co.id/2013/09/pengertian-mengajar-dan-tujuannya.html,kamis
, 20 april 2017, 00:17
[1]http://adwintaactivity.blogspot.co.id/2012/05/pengertian-orang-tua.html,
jumat 21 april 2017, pukul:20:49
[3]https://bible.org/seriespage/model-orangtua
[4]https://www.lds.org/manual/teachings-george-albert-smith/27?lang=ind,
unduh hari: minggu, 26-02-2017, pukul:19:43,
mendidik anak” dalam terang dan kebenaran
[5]https://berbic.wordpress.com/2011/06/25/bagaimanakah-orang-kristen-mendidik-anak-anaknya/
hari :rabu, pukul:11:02
[6]https://berbic.wordpress.com/2011/06/25/bagaimanakah-orang-kristen-mendidik-anak-anaknya/
hari :rabu, pukul:11:02
[7]http://www.jba.gr/Bahasa/Manfaat-Alkitab.htm,
rabu, 19 april 2017, 11:15
[8]http://sdnwonoue.blogspot.co.id/2013/09/pengertian-mengajar-dan-tujuannya.html,kamis
, 20 april 2017, 00:17
Tidak ada komentar:
Posting Komentar