Selasa, 05 April 2022

SKRIPSI UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR BERGERAK (ANIMASI) PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA kRISTEN DI SEKOLAH DASAR NEGERI MANGUNSARI 07 SALATIGA

 




“UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR BERGERAK PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN DI SEKOLAH DASAR NEGERI MANGUNSARI 07 SALATIGA”

 

SKRIPSI

 

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Agama Kristen (S. Pd)

 

 

 

Disusun Oleh:

NATAL RIA ZEGA

NIM: 16-311-415

 

SEKOLAH TINGGI TEOLOGI EFATA

SALATIGA

2020

 

 

LEMBAR PENGESAHAN

 

“UPAYA   PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR BERGERAK PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN DI SEKOLAH DASAR NEGERI MANGUNSARI 07 SALATIGA”

 

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Agama Kristen (S. Pd)

 

Disusun Oleh

NATAL RIA ZEGA

NIM: 16 311 415

 

PEMBIMBING 1                                    PEMBIMBING 2

 

Hilderia Damanik, S.H, M.Pd.K   Drs. Purwanto,M.Pd

 

SEKOLAH TINGGI TEOLOGI EFATA

SALATIGA

2020

LEMBAR PENGUJI

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

MOTTO

 

 

“AKU TAHU, BAHWA ENGKAU SANGGUP MELAKUKAN SEGALA SESUATU DAN TIDAK ADA RENCANA-MU YANG GAGAL”

AYUB 42:2

 

 

 

“DAN APA SAJA YANG KAMU MINTA DALAM DOA DENGAN PENUH KEPERCAYAAN, KAMU AKAN MENERIMANYA”

MATIUS 21:22

 

 

 

 

 

 

KATA PENGANTAR

            Dengan ucapan syukur penulis panjatkan rasa syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat dan rahmat-Nya penulis berhasil menyelesaikan penulisan skripsi ini.

            Penyususn menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini berjalan dengan baik, bukan karena kekuatan dan kemmapuan penyususn semata-mata, namun karena adanya dukungan berbagai pihak baik berupa pemikiran, petunjuk, bimbingan, motivasi dan dorongan dari berbagai pihak. Oleh karena itu dalamkesempatan ini penulis dengan tulus hati menyampaikan terimakasih kepada :

1.      Bapak Pdt. Dr. Surya Kususma, S.Th, D.Min selaku pendidiri Sekolah Tinggi Teologi Efata Salatiga.

2.      Bapak Pdt. David Wibisono, M.Th selaku Ketua Sekolah Tinggi Teologi Efata Salatiga yang telah memberikan kesempatan untuk memperoleh ilmu dan dapat menyelesaikan masa studi di Sekolah Tinggi Teologi Efata Salatiga.

3.      Ibu Hilderia Damanik, SH, M.Pd.K selaku Kaprodi dan dosen pembimbing I yang telah banyak memberikan waktu,tenaga, pikiran, dan masukan, saran dan pengetahuan yang bermanfaat membimbing dengan penuh kesabaran selama proses penelitian hingga dapat terselesaikan dengan baik.

4.      Bapak Purwanto, M.Pd selaku dosen pembimbing II yang telah memberikan masukan yang sangat bermanfaat untuk menyelesakan karya ilmiah ini

5.      Segenap dosen dan para staf Sekolah Tinggi Teologi Efata Salatiga yang turut membantu dalam penyususnan karya ilmiah ini.

6.      Kepada kepala sekolah, guru agama Kristen SDN Mangunsari 07 Salatiga yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk mengadakan penelitian.

7.      Kepada keluargaku yang selalu mendukung dalam doa, motivasi dan juga dana-dana yang dibutuhkan dalam penyelesaian skripsi ini.

8.      Kepada guru-guru PAUD Alam Efata Bersinar Salatiga yang senantiasa memberikan dukungan dan kesempatan untuk bisa menyelesaikan karya ilmiah ini hingga selesai.

9.      Kepada Saudari Indah Atika, Syahniamat Zendrato, Dorce Atti,  Asa dan Para sahabat dan teman-teman yang turut memberikan dukungan doa dan motivasi sehingga penulis terus semangat menyelesaikan karya ilmiah dengan baik.

10.  Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu, yang telah mendukung dalam penyelesaian skripsi ini.

 

                                                Penulis

April 2021

ABSTRAK

JJUDUL

TUJUAN

METODOLOGI

HASIL

              Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat efektivitas proses belajar-mengajar dalam Pendidikan Agama Kristen (PAK) yang berlangsung di SDN  Mangunsari 07 Salatiga. Berdasarkan hasil pengamatan  bahwa, proses belajar mengajar pendidikan Agama Kristen (PAK)  di SDN Mangunsari 07 Salatiga yang berlangsung kurang efektif sehingga mengakibatkan hasil belajar siswa tidak bisa mencapai hasil yang baik. Hal ini di sebabkan oleh cara mengajar guru yang selalu menoton dan tidak ada variasiterkhusus dalam penggunaan media pembelajaran sehingga membuat siswa menjadi bosan dan pembelajaran kurang menarik serta siswa menjadi kurang aktif dalam kegiatan proses belajar-mengajar. hal ini dapat memberikan pengaruh bagi hasil yang dicapai oleh siswa, yaitu memberikan hasil yang rendah atau tidak memenuhi KKM (kriteria Ketuntasan Minimum). Dari hal tersebut penulis melakukan Penelitian Tindakan Kelas (PTK).Penulis mencoba melakukan variasi dengan menggunakan media pembelajaran yang berbeda yaitu dengan menggunakan media gambar bergerak (animasi). Hal tersebut memberikan dampak yang baik, proses kegiatan belajar-mengajar menjadi menarik dan  siswa mampu mengikuti pembelajaran dengan baik serta mencapai hasil yang lebih baik dari sebelumnya. Dari kondisi tersebut, ada beberapa hal yang penulis dapat sampaikan sebagai masukan bagi pihak-pihak yang terkait di dalamnya, salah satunya adalah penggunaan media yang tepat seperti media gambar bergerak (animasi) sangat memberikan manfaat dalam kegiatan proses belajar-mengajar serta dalam mencapai hasil belajar yang lebih baik. NILAINYA SEBELUM DAN SETELAH

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

ABSTRACK

 

The purpose of this study was to see the effectiveness of the teaching and learning process in Christianity Religious Education (PAK) which took place at SDN Mangunsari 07 Salatiga. Based on the observation that, the teaching and learning process of Christian Religion education (PAK) at SDN Mangunsari 07 Salatiga was less effective, resulting in student learning outcomes unable to achieve good results. This is caused by the way the teacher always teaches and there is no variation, the meaning is less in providing variations, especially in the use of instructional media, so that students become bored and learning is less attractive and students become less active in the teaching and learning process. This can have an effect on the results achieved by students, namely giving low results or not meeting the KKM (Minimum Completeness criteria). From this, the authors conducted Classroom Action Research (PTK).

The author tries to make variations by using different learning media, namely by using moving image media (animation). it has a good impact. the process of teaching and learning activities becomes interesting and students are able to follow the learning well and achieve better results than before. From these conditions, there are several things that the writer can convey as input for the parties involved in it, one of which is the use of appropriate media such as moving image media (animation) which is very beneficial in teaching and learning activities as well in achieving better results.

DAFTAR ISI

 

Halaman Judul…………………………………….............................…………… i

Lembar Pengesahan………………………………...........................……………. ii

Motto………………………………...........................……………. ……………. iii

Kata Pengantar………………………………...........................……………. ….. iv

Abstrak………………………………...........................……………. …………. vii

Abstrack………………………………...........................……………. …..…… viii

Daftar Isi……..………………………...........................……………………….. ix

Bab I Pendahuluan

1.1 Latar Belakang Penelitian………………………………………………........ 1

1.2  Rumusan Masalah…………………………………….……………............... 8

1.3 Tujuan Penelitian …………………………………………………................. 8

1.4 Manfaat Penelitian…………………………………………………................9

Bab II Landasan Teori

Pendidikan Agama Kristen (PAK)…………………………………….………10

2.1 Pendidikan Agama Kristen Secaraumum………………………………… 10

 2.1.1 Hakikat Pendidikan Agama Kristen (PAK)

…. …………………………………………………………………. 12

            2.1.2 Tujuan PAK………….....……………………………………….. 13

2.1.3 Pendidikan Agama Kristen ( PAK) Di Sekolah………………. 14

2.2 Belajar Dan Pembelajaran……………….………………………………….. 15

2.2.1 Pengertian Belajar Dan Pembelajaran……………………………. 15

2.2.2 Manfaat Belajar…………………………………………………… 16

2.2.3 Tujuan Belajar…………………………………………………….. 16

2.3 Media Belajar……………………………………………………………….. 19

2.3.1 Pengertian Media Belajar………………………………...……….. 19

2.3.2 Manfaat Media Belajar………………………………….…………20

2.3.3 Jenis-Jenis Media Pembelajaran……………………………….. 22

2.3.3.1 Media Visual…………………………………………. 22

2.3.3.2 Media Audio…………………………………………..... 22

2.3.3.3 Media Audio Visual…………………………………..... 23

2.3.4 Pengertian Gambar Bergerak (Animasi) ………………………… 26

2.3.5 Manfaat Media Gambar Bergerak (Animasi) ……………………. 28

2.4 Hasil Belajar………………………………………………………………… 30

2.4.1 PengertianHasil Belajar………………………………...………… 30

2.4.2 TujuanHasilBelajar…………………....………...………………. 31

            2.4.3 Faktor-Faktor Yang MempengaruhiHasil Belajar…………....... 33

2.5 Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ………………………...……………….. 35

2.5.1 Pengertian Penelitian Tindakan Kelas (PTK) …………………… 35

2.5.2 Tujuan Dan Manfaat Pengertian Penelitia Tindakan Kelas

(PTK) …………………………………………………. ……... 36

2.5.3 Manfaat Pengertian Penelitian Tindakan Kelas

(PTK) …………………………………………………………... 38

2.5.4 Model-model PTK.…………………………………………….. 38

            2.5.5  Ciri-Ciri Penelitian Tindakan Kelas

(PTK) ………………………...................................................... 41

Bab III Metodologi Penelitian

3.1 Metodologi Penelitian………………………………………….………… 42

3.2 Objek  DanWaktu Penelitian………………………………………….… 43

3.3. Lokasi Penelitian………………………………………….…………….. 43

3.4 Prosedur Penelitian………………………………………….………....... 44

3.4.1 Proses Tindakan Siklus I…………………………………………. 44

3.4.2 Proses Tindakan SiklusII……………………….………… ….... 47

3.5 Data Dan Cara Pengumpulan Data…………………………………….. 49

3.6 Instrumen Penilaian………………………………………….………… 50

3.7 Teknis Analisis Data………………………………………….………... 51

Bab IV Hasil Penilaian Dan Pembahasan

4.1 Hasil Penelitian…………………………………………………….. 52

4.2 Deskripsi Kondisi Pra Tindakan………………………………………. 54

4.2.1 Perencanaan  Penelitian Tindakan Kelas……………………. 54

4.2.2 Pelaksanaan PTK Media Gambar Bergerak ……….……...... 66

 

4.2.3 Pelaksanaan PTK Media Gambar Bergerak Siklus I………...68

4.2.4 Observasi PTK Media Gambar Bergerak Siklus I………....... 68

4.2.5 Refleksi PTK Gambar Bergerak Siklus I………………….… 69

4.3 Siklus II…………………………………………………………….….. 70

4.3.1 Perencanaan PTK Media Gambar Bergerak Siklus II…….…. 70

4.3.2 Pelaksanaan PTK Media Gambar Bergerak Siklus II……….. 78

4.3.3 Observasi PTK Media Gambar Bergerak Siklus II………….. 78

4.3.4 Refleksi PTK Media Gambar Bergerak Siklus II …………… 79

4.4 Hasil PTK  MENGGUNAKAN Media Gambar Bergerak…….............. 79

4.5 Pembahasan ……...................................................................................... 82

BAB V PENUTUP

 

5.1 Kesimpulan …………………………………………………………….. 85

5.2 Saran ……………………………………………………………………. 86

Daftar Pustaka ……………………………………………………………… 87

Lampiran



BAB I

PENDAHULUAN

 

1.1 Latar Belakang

Pendidikan adalah upaya untuk mengembangkan gagasan, pikiran dan karya manusia serta potensi yang ada di dalam diri seseorang sehingga mampu menjadi lebih baik.[1]Pendidikan berarti suatu kegiatan untuk mengubah seseorang menjadi lebih baik yang dilakukan secara sadar dan berlangsung dua arah serta mampu mengubah kehidupan dan pola pikir seseorang sehingga mampu berkembang dan berbeda dari sebelumnya.

Pendidikan disekolah merupakan kegiatan untuk membimbing anak manusia menuju kedewasaan dan kemandirian. Hal ini dilakukan guna membekali anak untuk kehidupannya dimasa yang akan datang.  Pendidikan ini merupakan suatu proses pembelajaran, keterampilan, atau kebiasaan yang dilakukan oleh sekumpulan orang secara berkelanjutan melalui pelajaran, pelatihan, dan penelitian. Pendidikan sangat memiliki peran penting dalam meningkatkan pengetahuan seseorang karena melalui pendidikan seseorang bisa mengalami perubahan dan bertambahnya pengalaman atau ilmu pengetahuan yang didapatkan.Salah satunya dengan adanya Pendidikan Agama Kristen, dimana Pendidikan Agama Kristen ini bisa dipelajari dimana saja baik di sekolah, dirumah maupun digereja.

Pendidikan Agama Kristen dapat berupa pendidikan formal dan pendikan informal.Pendidikan formal adalah jalur pendidikan yang terstruktur dan berjenjang yang terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi.[2]Sedangkan pendidikan informal adalah jalur pendidikan yang dilakukan keluarga dan lingkungan dimana kegiatan belajarnya dilakukan secara mandiri.Jalur pendidikan ini diberikan kepada setiap individu sejak lahir dan sepanjang hayatnya, baik melalui keluarga maupun lingkungannya. Jalur pendidikan ini akan menjadi dasar yang akan membentuk kebiasaan, watak, dan perilaku seseorang di masa depan. Informal misalnya dalam keluarga dimana keluarga dapat mendidik anggota keluarganya untuk membangun kerohanian mereka.[3]Pendidikan formal sangat penting karena  melalui pendidikan formal bertujuan untuk mencapai tujuan pendidikan nasional.

Pendidikan Agama Kristen merupakan pendidikan formal karena pendidikan ini berlangsung di setiap sekolah.Konteks Pendidikan Agama Kristen di sekolah mendapat peranan yang penting karena di sekolah siswa bisa mendapatkan pendididikan yang dapat membentuk kehidupan siswa menjadi pribadi yang baik.Tujuan dari mata pelajaran Pendidikan Agama Kristen adalah untuk membentuk watak dan karakter anak bangsa agar mampu bertanggungjawab dan berakhlak sesuai dengan tujuan pendidikan nasional.

"Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Pasal 3, tujuan pendidikan nasional adalah mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab."[4]

 

Tujuan pendidikan merupakan suatu faktor yang sangat penting didalam pendidikan karena tujuan pendidikan adalah gambaran kondisi akhir  atau nilai-nilai yang ingin dicapai dari suatu proses pendidikan.[5]Tujuan pendidikan adalah untuk mencapai hasil yang lebih baik.Untuk mendapat sebuah hasil yang baik tentunya dibutuhkan usaha yang baik pula.

Proses pendidikan merupakan hal-hal yang menyangkut langkah atau sistematika  atauurutan jalannya suatu kegiatan.[6]Proses pendidikan merupakan  suatu kegiatan yang berlangsung antara siswa dengan guru didalam kelas. Proses ini dapat merujuk pada proses pembentukan kepribadian siswa, menyiapkan mental dan pengetahuan para peserta didik serta mempersiapkan tenaga kerja dimasa yang akan datang.

Proses belajar mengajar dilakukan sesuai dengan materi yang telah dipersiapkan oleh guru. Dalam proses ini guru bisa menyampaikan materi dengan literasi kepada peserta didik. Dalam proses ini guru berusaha menyampaikan materi dengan jelas dan berusaha membangkitkan semangat peserta didik supaya dapat membangkitkan semangat, kegiatan belajar-mengajar tidak menjadi kaku dan tidak ada komunikasi maupun diskusi yang tidak baik antara siswa dengan guru. Dalam proses ini guru bisa mengajak siswa untuk ikut serta dalam berpikir, berpartisipasi dan meningkatkan kemampuan dalam belajar sesuai dengan materi yang disampaikan.

Keberhasilan pembelajaran dapat dilihat ketika tujuan belajar bisa tercapai dengan baik.Keberhasilan tersebut dapat dilihat dengan hasil perolehan yang didapat oleh peserta didik.Dalam setiap sekolah tentunya ada standar yang telah ditentukan oleh sekolah dalam melihat tingkat keberhasilan seorang siswa yaitu berdasarkan Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) yang di tentukan oleh sekolah.Tercapainyakeberhasilan tersebut tergantung dari bagaimana guru menyampaikan materi. Ada beberapa faktor penyebab tercapainya suatu proses belajar mengajar dalam kelas yaitu strategi, metode dan media yang di gunakan oleh guru dalam kelas. Salah satu penunjang keberhasilan dalam proses belajar-mengajar adalah dengan menggunakan media belajar. Media pembelajaran merupakan salah satu cara atau alat bantu yang digunakan dalam proses belajar mengajar.Media pembelajaran sangat diperlukan untuk bisa membantu mempermudah guru dalam menyampaikan materi dan siswa juga dengan mudah menyerap dan memahami materi yang disampaikan guru didalam kelas. Ada berbagai media yang bisa digunakan oleh guru dalam memudahkan proses belajar-mengajar yaitu media audio seperti Radio  dan recorder,  yang kedua adalah media visual seperti foto ilistrasi, gambar pilihan dan potongan gambar dan yang ketiga adalah media audio visual seperti rekaman video, berbagai ukuran film, slide suara. Salah satu media yang digunakan dalam proses pembelajaran adalah media gambar bergerak (animasi). Media ambar bergerak (animasi )bergerak ialah media yang boleh memaparkan atau membiaskan gambar atau bayangan yang dapat bergerak.

Pencapaian hasil yang lebih baik tentu membutuhkan usaha yang baik.Maka dalam hal ini guru perlu menggunakan seluruh kemampuannya dalam mengajar agar siswa bisa menerima pelajaran yang disampaikan. Salah satu sekolah yang memiliki masalah dalam hal pencapaian hasil belajar yang kurang baik adalah Sekolah Dasar Negeri  Mangunsari 07 Salatiga khususnya kelas V. Sesuai dengan pengamatan dan informasi yang didapat bahwa terdapat beberapa siswa yang masih belum bisa mencapai hasil belajar yang baik.

 

Tabel 1.1.

Daftar Nilai Mata Pelajaran Pendidikan Agama Kristen Kelas V Sekolah Dasar Negeri Mangunsari 07 Salatiga T/A 2018/2019.[7]

 

 

No

Nama siswa

KKM

Nilai

1

Biblica FaithyChandelaik

70

70

2

Darendra Bramantya

70

45

3

Margareta Putri Viona

70

55

4

Noel Tigor Marpaung

70

55

5

Tito  Febri Irvansyah A.

70

50

6

Victor Adi Wicaksono

70

45

7

Vellania Ardita Putri

70

70

 

Tabel diatas dapat menunjukkan bahwa hasil belajar siswa masih belum bisa memenuhi standar belajar yang sudah ditentukan oleh sekolah.Dari keseluruhan siswa kelas V ternyata rata-rata tidak memenuhi standar yang telah ditentukan oleh sekolah. Ada 5 (lima) orang siswa yang masih di bawah standar Kriteria Ketuntasan Minimum. Sedangkan 2 (dua) orang siswa hanya mencapai standar yang sudah di tentukan sedangkan yang lainnya berada dibawah Kriteria Ketuntasan Minimum.

Berdasarkan hasil wawancara dengan guru Pendidikan Agama Kristen di sekolah, ada beberapa faktor penyebab anak berkemampuan rendah diantaranya adalah  faktor keluarga. lingkungan dan diri sendiri. Keluarga kurang memberi perhatian dan waktu kepada anak untuk memberikan dorongan kepada anak-anaknya untuk belajar dikarenakan orangtua sibuk bekerja sehingga waktu untuk anak masih kurang. Kemudian dari faktor lingkungan, misalnya jika ada kegiatan dilingkungan, anak lebih suka memilih untuk pergi dan ikut kegiatan tersebut sehingga belajar menjadi tidak diperhatikan, dan faktor diri sendiri yaitu siswa tidak mau belajar, mereka lebih senang bermain bersama teman-teman dari pada memilih untuk belajar.[8]Hal ini bisa membuat hasil belajar siswa dan kemampuan menjadi tidak baik.Selain itu, guru ketika mengajar hanya memberikan materi secara monoton kepada anak yaitu menggunakan buku saja tanpa memanfaatkan media yang ada.

Dalam proses belajar-mengajar, media pembelajaran sangat penting karena jika menyampaikan pembelajaran hanya dengan menggunakan buku saja kurang terlalu menarik sehingga perlu variasi cara mengajar agar bisa menarik perhatian siswa dan siswa tidak merasa bosan dalam mata pelajaran yang sedang di sampaikan juga untuk mempermudah siswa dalam memahami dan menyerap materi yang disampaikan.

Dari hasil penelitian bahwa media yang digunakan dalam belajar-mengajar di Sekolah Dasar Negeri Mangunsari 07 Salatiga terkhusus dalam mata pelajaran Agama Kristen sangat monoton sehingga menimbulkan rasa bosan kepada siswa dan pembelajaran juga kurang menarik sehingga hal ini memberikan pengaruh bagi siswa. Siswa menjadi tidak ada minat untuk belajar dan tidak tertarik untuk mengikuti mata pelajaran tersebut.untuk itu, penulis mencoba mengambil langkah yaitu dengan menggunakan media yang berbeda dari sebelumnya. Media yang digunakan adalah media gambar bergerak (animasi). Media gambar bergerak atau bisa disebut animasi adalah sebuah proses merekam dan memainkan kembali serangkaian gambar untuk mendapatkan sebuah ilusi pergerakan. Melalui penggunaan media gambar bergerak dalam pelajaran Pendidikan Agama Kristen diharapkan dapat membantu siswa kelas V Sekolah Dasar Negeri Mangunsari 07 Salatiga T/A 2019/2020 dalam memahami materi yang akan diberikan oleh guru, selain itu juga bisa membantu siswa dalam meningkatkan hasil belajar siswa. Maka dengan itu penulis memngambil judul dalam penelitian ini yaitu : “UPAYA   PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR BERGERAK PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN DI SEKOLAH DASAR NEGERI MANGUNSARI 07 SALATIGA”

 

1.2 Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah adalah sebagai berikut :

1. Bagaimana perencanaan Penelitian Tindakan Kelas menggunakan media gambar bergerak kelas V di Sekolah Dasar Negeri Mangunsari 07 Salatiga pada mata pelajaran Pendidikan Agama Kristen ?

2 .Bagaimana pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas Menggunakan media gambar bergerakkelas V di  SekolahDasar Negeri Mangunsari 07 Salatiga pada mata pelajaran Pendidikan Agama Kristen ?

3. Bagaimana hasil Penelitian Tindakan Kelas Menggunakan media gambar bergerakkelas V di Sekolah Dasar Negeri  Mangunsari 07 Salatiga pada mata pelajaran Pendidikan Agama Kristen ?

1.3 Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui perencanaan Penelitian Tindakan Kelas menggunakan media gambar bergerak kelas V di Sekolah Dasar Negeri Mangunsari 07 Salatiga pada mata pelajaran Pendidikan Agama Kristen

2. Untuk mengetahui pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas Menggunakan media gambar bergerak kelas V di  Sekolah Dasar Negeri Mangunsari 07 Salatiga pada mata pelajaran Pendidikan Agama Kristen

3. Untuk mengeahui hasil Penelitian Tindakan Kelas Menggunakan media gambar bergerak kelas V di Sekolah Dasar Negeri  Mangunsari 07 Salatiga pada mata pelajaran Pendidikan Agama Kristen

 

1.4 Manfaat Penelitian

Dalam pelaksanaan penelitian ini, diharapkan dapat memberikan manfaat baik secara teoritis maupun secara praktis.

1.4.1 Manfaat Teoritis

Adapun manfaat teoritis dalam penelitian ini untuk mengembangkan ilmu pengetahuan khususnya dalam mata kuliah Strategi PembelajaranPendidikan Agama Kristen dan Teori Belajar Pendidikan Agama Kriten.

1.4.2Manfaat praktis

Adapun manfaat praktis dalam penelitian ini adalah:

a.                       Untuk guru yaitu untuk memudahkan guru dalam menyampaikan materi pembelajaran pada saat proses pembelajaran sedang berlangsung.

b.                       Untuk siswa, siswa  lebih mudah memahami materi yang disampaikan oleh guru pada saat proses belajar mengajar dalam kelas.

BAB II

LANDASAN TEORI

 

 

2.1 Pendidikan Agama Kristen (PAK)

2.1.1 Pendidikan Agama Kristen Secara Umum

Secara etimologi kata Pendidikan Agama Kristen berasal dari bahasa Yunani yaitu “Paedagodis” yang artinya kegiatan untuk membimbing. Dalam kamus Besar Bahasa Indonesia juga dibahas tentang pendidikan yang merupakan proses pengubahan sikap dan tingkah laku.[9]Pendidikan Agama Kristen juga diartikan upaya untuk mempersiapkan manusia untuk meraih, memahami, dan mengamalkan agama Kristen itu sendiri. Pendidikan Agama Kristen bekerja untuk menumbuhkan sikap dan perilaku manusia berdasarkan agama Kristen dalam kehidupan sehari-hari serta memberikan pengetahuan tentang pendidikan  Kristen dengan tujuan untuk meningkatkan keyakinan, pemahaman,  penghayatan agar manusia dapat  mengetahui apa yang baik dan yang buruk.[10]

Ada beberapa pengertian Pendidikan Agama Kristen menurut para ahli yang dirangkum oleh Paulus Lilik Kristianto dalam bukunya yang berjudul “Prinsip dan Praktek Pendidikan Agama Kristen: Agustinus (345-430) “PAK adalah pendidikan yang bertujuan mengajar orang supaya “melihat Allah” dan “hidup bahagia.” Martin Luther (1483-1548) : “Pendidikan agama Kristen   adalah pendidikan yang melibatkan warga jemaat untuk belajar teratur dan tertib agar semakin menyadari dosa mereka serta bersukacita dalam Firman Yesus Kristus yang memerdekakan. Di samping itu Pendidikan Agama Kristen  memperlengkapi mereka dengan sumber iman, khususnya yang berkaitan dengan pengalaman berdoa, Firman tertulis (Alkitab) dan rupa-rupa kebudayaan sehingga mereka mampu melayani sesamanya termasuk masyarakat dan Negara serta mengambil bagian dengan bertanggung jawab dalam persekutuan Kristen.  Sedangkan menurut Jhon Calvin Pendidikan Agama Kristen adalah pendidikan yang bertujuan mendidik semua putra-putri gereja agar mereka:

1.       Terlibat  dalam penelaahan Alkitab secara cerdas sebagaimana dengan bimbingan Roh kudus.

2.       Mengambil bagian dalam kebaktian dan memahami keesaan gereja.

3.       Diperlengkapi untuk memilih cara-cara mengejawantahkan pengabdian diri kepada Allah Bapa dan Yesus Kristus dalam pekerjaan sehari-hari serta hidup bertanggung jawab di bawah kedaulatan Allah dan kemuliaanNya sebagai lambang ucapan syukur mereka yang dipilih dalam Yesus Kristus.[11]

Dengan demikian dapat diartikan bahwa Pendidikan Agama Kristen adalah pendidikan yang bertujuan untuk memperlengkapi setiap orang agar mereka bisa mengenal Tuhan dan bisa melibatkan diri untuk ambil bagian dalam pelayanan yang ada. Setiap orang diperlengkapi dengan iman, mendekatkan diri dengan Tuhan dengan cara berdoa dan membaca serta merenungkan Firman Tuhan.

           

2.1.2 Hakikat pendidikan Agama Kristen

Arti dan hakekat Pendidikan Agama Kristen seperti yang dirumuskan dari hasil lokakarya strategi pendidikan di Indonesai tahun1999, yaitu : “Usaha yang dilakukan secara terencana dan berkesinambungan dalam rangka mengembangkan kemampuan peserta didik agar dengan Roh Kudus dapat  memahami dan menghayati kasih Tuhan Allah dalam Yesus Kristus yang dinyatakan  dalam kehidupan sehari-hari, baik terhadap sesama maupun linngkungan hidupnya”.[12]

Dengan demikian seorang yang ikut terlibat dalam proses kegiatan mengajar Pendidikan Agama Kristen haruslah seorang yang benar terpanggil karena yang disampaikan adalah tentang Allah sendiri dan mewujudkan kasih Allah dalam kehidupan sehari-hari.

Pendidikan Agama Kristen sebagai berikut:” Pendidikan Agama Kristen sebagai pendidikan yang bercorak, berdasarkan dan berorientasi pada nilai-nilai kekristenan. “Pendidikan Agama Kristen sebagai usaha dalam mendidik anak-anaknya dalam rangka pewarisan iman Kristen agar menjadi anggota gereja yang dewasa dan menyatakan imannya dalam praktek kehidupan sehari-hari”.[13] Dengan demikian Pendidikan Agama Kristen adalah sebuah proses pendidikan yang diberikan kepada anak didik yang berdasarkan Alkitab serta mampu menumbuhkan iman dan mewujudkannya dalam kehidupan sehari-hari. Pengajaran Pendidikan Agama Kristen  adalah pengajaran berpusat dari Alkitab.

2.1.3 Tujuan Pendidikan Agama Kristen

Tujuan Pendidikan Agama Kristen adalah agar peserta didik bertumbuh dalam iman, ketaatan akan firman Allah, dan mampu mengaplikasikan imannya dalam kehidupannya pribadi maupun bersama dengan orang lain.[14] Sedangkan menurut seorang tokoh gereja bernama Agustinus “Tujuan PAK adalah supaya setiap orang bisa bersekutu dengan Allah dengan cara para pelajar membuka diri kepada Firman Tuhan, memperoleh pengertian dan pengetahuanserta kemampuan untuk hidup sebagai warga gereja dalam suatu masyarakat umum.       

Tujuan Pendidikan Agama Kristen adalah agar setiap peserta didik dapat bersekutu dengan Allah, mampu melakukan perubahan baik dalam iman, perilaku yang taat kepada Firman Tuhan dengan cara membuka diri untuk menerima kebenaran Firman Tuhan sehingga bisa memperoleh perubahan dalam kehidupannya.

2.1.4Pendidikan Agama Kristen di Sekolah

Pendidikan Agama Kristen merupakan salah satu bentuk dari pelaksanaan perintah dari Tuhan Yesus Kristus yang disebut dengan Amanat Agung: “Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus dan ajarlah merekamelakukan segala sesuatu yang Ku perintahkan kepadamu.dan ketahuilah, aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman” (Matius 28:19-20).

Dari ayat diatas dapat dipahami bahwa memberitakan injil merupakan perintah dari Tuhan Yesus dimana harus mengajarkan segala sesuatu yang telah Ia perintahkan. Di sekolah juga demikian, dengan adanya mata pelajaran Pendidikan Agama Kristen dapat mengajarkan siswa tentang segala sesuatu yang diperintahkan oleh Tuhan Yesus kepada siswa-siswa yang ada di sekolah.

Pengajaran disekolah formal merupakan tempat yang bisa memberikan ajaran tentang nilai-nilai kekristenan “Pendidikan formal adalah jalur pendidikan yang terstruktur dan berjenjang yang terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi”.[15]

Homrighausenmengatakan bahwa Pendidikan dapat diartikan “semua perbuatan dalam usaha dari generasi tua untuk mengalihkan pengetahuannya, pengalamannya, kecakapannya, serta keterampilannya kepada generasi muda sebagai usaha menyiapkan agar  dapat memenuhi fungsi hidupnya baik jasmaniah maupun rohaniah.[16]

2.2Belajar dan Pembelajaran

2.2.1 Pengertian Belajar dan Pembelajaran

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), belajar adalah berusaha, berlatih untuk mendapat ilmu/ pengetahuan.[17] Belajar adalah proses ketika seseorang memperoleh berbagai kecakapan, keterampilan, dan sikap.[18] Jadi, belajar adalah suatu proses perubahan yang terjadi dalam diri seseorang baik dalam hal sikap, kemampuan dan pengetahuan sehingga seseorang dapat memperoleh suatu keterampilan, kecakapan, dan perubahan sikap.Sedangkan pembelajaran adalah Proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar.[19]Pembelajaran adalah sebuah upaya membelajarkan siswa melalui penciptaan kondisi lingkungan belajaryang kondusif.[20] Pembelajaran dapat diartikan proses interaksi yang terjadi antara guru dan siswa  serta adanya sumber belajar dengan  melalui kondisi lingkungan yang kondusif.

2.2.2 Manfaat Belajar

Adapun manfaat belajar adalah sebagai berikut

1.      Untung artinya tambah ilmu dan pandai

2.      Belajar untuk persiapan masa depan

3.      Belajar itu kewajiban seorang murid

4.      Kepandaian dapat dimanfaatkan

5.       Tertib, tekun, dan rajin belajar pasti untung.[21]

Belajar dapat memberikan manfaat yang bagi bagi seseorang yang mau untuk di ajar dan belajar sehingga dalam diri seseorang adanya perubahan, perkembangan dari sebelumnya serta adanya pertambahan pengetahuan yang di terima.

 

 

2.2.2 Tujuan Belajar

Tujuan belajar merupakan suatu kegiatan yang sangat penting bagi kehidupan manusia. Seseorang belajar bukan hanya sekedar belajar tetapi ada sesuatu yang  ingin diperoleh atau perubahan tertentu dalam kehidupannya baik dalam hal pengetahuan, sikap dan keterampilan dan berusaha memperbaiki apabila terdapat suatu kesalahan ataupun kekurangan yang berguna bagi kehidupan.

Tujuan belajar merupakan usaha untuk mencapai salah satu hasil belajar, karena tujuan belajar untuk memperoleh hasil dari belajar.Tujuan belajar dapat berupa situasi, penampilan dan tindakan.[22]Sa’ud  mengemukakan tujuan belajar sebagai berikut :

1)      Belajar bertujuan mengadakan perubahan di dalam diri antara lain tingkah laku. Misalnya seorang anak kecil yang belum memasuki sekolah bertingkah laku manja, egois, cengeng, dan sebagainya. Kemudian setelah beberapa bulan masuk sekolah dasar, tingkah lakunya berubah menjadi anak yang tidak lagi cengeng, lebih mandiri, dan dapat bergaul dengan baik dengan teman-temannya. Hal ini menunjukkan bahwa anak tersebut telah belajar dari lingkungan yang baru.

2)      Belajar bertujuan mengubah kebiasaan, dari yang buruk menjadi baik. Contohnya mengubah kebiasaan merokok menjadi tidak merokok, menghilangkan ketergantungan pada minum-minum keras, atau mengubah kebiasaan anak yang sering keluyuran, dapat dilakukan dengan suatu proses belajar.

3)      Belajar bertujuan untuk mengubah sikap dari negatif menjadi positif, tidak hormat menjadi hormat, benci menjadi sayang, dan sebagainya. Misalnya seorang remaja yang tadinya selalu bersikap menentang orang tuanya dapat diubah menjadi lebih hormat dan patuh pada orangtua.

4)      Belajar bertujuan untuk meningkatkan keterampilan atau kecakapan. Misalnya dalam hal olahraga, kesenian, jasa, tehnik, pertanian, perikanan, pelayaran, dan sebagainya. Seorang yang terampil main bulu tangkis, bola, tinju, maupun cabang olahraga lainnya sebagian besar ditentukan oleh ketekunan belajar dan latihan yang sungguh-sungguh. Demikian pula halnya dengan keterampilan bermain gitar, piano, menari, melukis, bertukang, membuat barang-barang kerajinan, semua perlu usaha dengan belajar yang serius, rajin dan tekun.

5)      Belajar bertujuan untuk menambah pengetahuan dalam berbagai bidang ilmu. Misalnya seorang anak yang awalnya tidak bisa membaca, menulis, dan berhitung, menjadi bisa karena belajar.[23]

2.3Media Belajar

2.3.1 Pengertian Media Belajar

Istilah media bentuk jamak dari kata dalam bahasa Latin “medium” sesuatu yang dipakai untuk menyampaikan atau membawa sesuatu.[24]Media adalah semua alat atau benda yang digunakan dalam kegiatan belajar mengajar dengan maksud untuk menyampaikan pesan.[25]Media pembelajaran adalah sesuatu “alat, sarana, (cetak, elektronik) yang dipergunakan untuk menghubungkan siswa dengan substansi bahan ajar yang bertujuan mengoptimalkan pencapaian kompetensi hasil belajar.[26]

Jadi, media pembelajaran adalah sesuatu alat atau sarana baik dalam bentuk cetak maupun elektronik yang digunakan pada saat proses belajar mengajar dengan maksud menyampaikan pesan dan mencapai tujuan belajar.

 

 

2.3.2 Manfaat Media Belajar

Secara umum, manfaat media dalam proses pembelajaran adalah memperlancar interaksi  antara guru dengan siswa sehingga pembelajaran akan lebih efektif  dan efisien. Tetapi secara khusus,  ada beberapa manfaat media yang lebih rinci Kemp dan Dayton (1985) misalnya :

a.       Penyampaian materi pelajaran dapat diseragamkan

b.      Proses pembelajaran menjadi lebih jelas dan menarik

c.       Proses pembelajaran menjadi lebih interaktif

d.      Efisiensi dalam waktu dan tenaga

e.       Meningkatkan kualitas hasil belajar siswa

f.        Media memungkinkan proses belajar  dapat dilakukan dimana saja dan kapan saja

g.      Media dapat menumbuhkan sikap positif siswa terhadap materi dan proses belajar

h.      Merubah peran guru ke arah yang lebih positif dan produktif.[27]

Sudjana dan Rivai mengemukakan manfaat media pembelajaran dalam proses belajar siswa, yaitu:

a.       Pembelajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat menumbuhkan motivasi belajar;

b.      Bahan pembelajaran akan lebih jelas maknanya sehingga dapat lebih dipahami oleh siswa dan memungkinkannya menguasai dan mencapai tujuan pembelajaran;

c.       Metode mengajar akan lebih dipahami , tidak hanya komunikasi verbal melalui penuturan kata-kata oleh guru,sehingga tidak bosan;

d.      Siswa lebih banyak melakukan kegiatan belajar karenatidak hanya mendengarkan guru,ntetapi juga melakukan kegiatan lain seperti menerima, melakkan, mendemonsrasi dan lain-lain.[28]

Dengan demikian  Media belajar adalah suatu sarana atau alat yang digunakan dalam belajar. Dengan demikian manfaat media belajar adalah memudahkan siswa dalam memahami materi yang akan disampaikan. Begitu juga dengan guru, guru bisa dengan lebih mudah menyampaikan materi dengan jelas dan lebih mudah karena melalui media sebuah objek yang realita, yang besar, dapat digantikan dengan gambar, bentuk-bentuk yang sederhana dan dapat dijangkau, sehingga  materipun tersampaikan dengan jelas dipahami serta tujuan belajar dapat tercapai dengan baik, yaitu memberikan hasil yang lebih baik.

2.3.3Jenis-jenis Media Pembelajaran

2.3.3.1 Media Visual

Media visual adalah media yang melibatkan indra penglihatan. Media visual dibedakan menjadi dua  pertama, media visual diam dan media visual bergerak. Media visual contohnya : foto ilistrasi, gambar pilihan dan potongan gambar, film bingkai, film rangkai, dan lain sebagainya. Sedangkan  media visual gerak contohnya gambar-gambar proyeksi bergerak seperti film bisu dan sebagainya.[29]

2.3.3.2 Media Audio

Media audio adalah alat media yang pesannya hanya diterima melalui indera pendengaran saja.Radio pendidikanMerupakan alat peragaan auditif yang besar nilainya bagi pendidikan, sebagai alat pembantu/media pelajaran di kelas.Melalui alat ini, siswa dapat mendengar siaran tentang berbagai peristiwa, kejadian yang penting dan baru, serta masalah yang terjadi dalam kehidupan.[30]

 

 

2.3.3.1 Media Audio Visual

Media audio visual yaitu jenis media yang selain mengandung unsur suara juga mengandung unsur gambar yang dapat dilihat, seperti rekaman video, berbagai ukuran film, slide suara,  dan lain sebagainya.[31] Salah satu  jenis dari media audio visual adalah media gambar.

Gambar merupakan media belajar yang bisa dilihat secara visual. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, “Gambar adalah tiruan barang, binatang, tumbuhan dan sebagainya”[32]. Menurut Oemar Hamalik, Gambar adalah segala sesuatu yang diwujudkan secara visual dalam bentuk dua dimensi sebagai curahan perasaan atau pikiran. Sedangkan menurut Sadiman Arief S. Media gambar adalah sebuah gambar yang berkaitan dengan materi pelajaran yang berguna untuk menyampaikan pesan dari guru kepada siswa.Media gambar ini bisa membantu siswa untuk mengungkapkan informasi yang terkandung dalam masalah sehingga hubungan antar komponen dalam masalah tersebut bisa terlihat dengan lebih jelas.

Media gambar merupakan suatu media yang bisa dilihat secara visual.Media gambar menurut Arsyad adalah berbagai peristiwa atau kejadian, objek yang dituangkan dalam bentuk gambar-gambar, garis, kata-kata, symbol-simbol, maupun gambaran.[33]

Media gambar berarti media yang digunakan oleh guru saat proses belajar mengajar dimana dengan menggunakan sebuah alat yaitu gambar. Gambar berarti hasil tiruan dari sesuatu bentuk, benda atau objek yang diwujudkan ke dalam bentuk dua dimensi yang hanya bisa di lihat melalui visual. Dengan adanya gambar ini maka guru akan lebih mudah untuk menyampaikan materi kepada siswa karena ada media yang dapat dilihat dan bisa menggantikan sebuah objek yang realita kedalam bentuk gambar sehingga siswa mampu berimajinasi tentang materi dan lebih mudah memahami materi tersebut melalui gambar tersebut bisa melakukan pendekatan dengan materi yang disampaikan.

Media visual dibedakan menjadi dua yaitu (1) media visual diam (2) media visual gerak

a)      Media visual diam contohnya foto, ilustrasi, flashcard,gambar pilihan dan potongan gambar, film bingkai, film rangkai,OHP, grafik, bagan, diagram, poster, peta, dan lain- lain.

b)      Media visual gerak contohnya gambar-gambar proyeksi bergerak seperti film bisu dan sebagainya. Media visual adalah media yang hanya dapat dilihat dengan menggunakan indra penglihatan. misalnya, guru menjelaskan dengan menggunakan beberapa media gambar mati atau bergerak[34].

Ada dua jenis media gambar yang bisa diketahui yaitu media gambar diam dan gambar bergerak.Gambar Diam merupakan media pembelajaran sederhana, berupa foto, gambar, peta dan sejenisnya.Gambar diam berupa foto dapat kita peroleh dengan memotret objek yang ingin kita jadikan media. Gambar diam berupa gambar, peta dan sejenisnya dapat kita peroleh dengan cara menggambar sendiri atau menjiplak atau dengan cara memanfaatkan gambar yang sudah ada/gambar hasil cetak.[35]Gambar diam berarti tiruan dari sesuatu bentuk yang dapat berupa gambar, foto atau bentuk-bentuk lain yang hanya bisa di lihat secara visual.sedangkan gambar bergerak atau animasi adalah hasil dari pengolahan gambar sehingga menjadi gambar bergerak.

 

 

2.3.4  Pengertian Gambar Bergerak (Animasi)

Gambar bergerak (animasi) merupakan salah satu jenis media di mana peran visual sangat penting untuk digunakan.Melalui visual, biasanya orang lebih mudah menangkap atau memahami sesuatu.Kata animasi berasal dari kata dasar to animedidalam kamus Indonesia Inggris berarti menghidupkan.

Menurut Ibiz Fernandes dalam bukunya  Macromedia Flash Animation & Cartooning : A Creactive Guide, animasi didefinisikan sebagai berikut     :

“ Animation is the procces of recording and laying back a sequence of stills to acieve the illusion of continues motion”.

Yang artinya : Animasi adalah sebuah proses merekam dan memainkan kembali serangkaian gambar statis untuk mendapatkan sebuah ilusi pergerakan.[36]Penggunaan media film bisu dapat mendorong alat indera untuk menjadi lebih aktif karena film bisu dapat memengaruhi psikologis seseorang menjadi rileks, dapat berkonsentrasi, dan dapat mengembangkan daya imajinasi.

Media Visual yang bergerak ialah media yang boleh memaparkan atau membiaskan gambar atau bayangan yang dapat bergerak di skrin bias, seperti: bias gambar-gambar yang ditunjukkan oleh motion picture filem dan loopfilm.[37]Animasi merupakan suatu gambar bergerak yang berasal dari kumpulan berbagai objek yang disusun secara khusus sehingga bergerak sesuai alur yang sudah ditentukan pada setiap hitungan waktu.Objek yang dimaksud yakni gambar manusia, tulisan teks, gambar hewan, gambar tumbuhan, gedung, dan lain sebagainya.Menurut Agus Suheri Animasi merupakan suatu kumpulan dari gambar yang sudah diolah sedemikian rupa sehingga dapat menghasilkan gerakan.[38]

Gambar bergerak atau bisa disebut animasi, merupakan bagian dari proses kamunikasi karena ketika sipembuat gambar (komunikan) hendak menorehkan tintanya di atas kertas, ia mempunyai tujuan untuk menyampaikan suatu gagasan/ide. gagasan /ide ini merupakan  informasi yang dikelolanya dalam bentuk gambar agar penikmat (komunikan) mampu menangkap pesan yang ingin disampaikan. gambar ini menjadi alat (channel) untuk menyampaikan pesannya.[39]

           

 

2.3.5 Manfaat Media Gambar Bergerak (Animasi)

Dengan kemajuan teknologi saat ini,  pengguna teknologi lebih mudah dalam melakukan tugas ataupun pekerjaannya. Ada beberapa manfaat dari  animasi sebagai media pembelajaaran yaitu diantaranya sebagai berikut :

a.       Memungkinkan siswa untuk menerepkan majinasi dan berpikir rasional

b.      Memungkinkan siswa memahami nilai refleksi dan peilaian kritis dalam dalam karya kreatif

c.       Mendorong motivasi diri untuk berkreasi dan memecahkan masalah

d.      Menenkankan pengembangan keterampilan dan pemahaman siswa dalam embuat dan merespon.[40]

2.3.6 Kelemahan dan Kelebihan Media Gambar Bergerak (animasi)

Setiap media yang digunakan memiliki kelemahan dan kelebihan masing-masing. Adapun kelebihannya adalah :

a.       Menyetujui proses yang lebih mudah dan cepat.

b.      Memperlancar pemahaman dan memperkuat ingatan.

c.       Dapat menumbuhkan minat siswa dan dapat memberikan hubungan antar materi pelajaran dengan dunia nyata.

d.      Menarik Perhatian.

e.       Menampilkan aksi-aksi yang tidak terlihat atau prosess fisik dengan bentuk yang berbeda.

f.        Meningkatkan retensi.

g.      Memungkinkan visualisasi dari konsep imajinasi, objek, dan hubungan-hubungannya

h.      Animasi dapat menggabungkan sejumlah besar data ilmiah ke dalam suatu paket, yang kemudian dapat disajikan dengan lebih simple.

i.        Animasi dapat membuat kembali kejadian, yang di dunia nyata terlalu mahal atau terlalu berbahaya untuk bereproduksi, misalnya. kecelakaan pesawat, kejadian yang sudah terjadi dan tidak lagi ada.

Kelemahan :

a.       Menyelesaikan pemantauan yang ekstra hati-hati. [41]

b.      Pesan atau informasi yang panjang / rumit untuk dibagi ke dalam beberapa bahan visual yang mudah dibaca dan mudah dipahami.

c.       Perlu adanya keterpaduan yang melibatkan hubungan yang ada antara elemen-elemen visual sehingga kompilasi akan dilakukan dengan sama-sama.[42]

2.4Hasil Belajar

2.4.1 Pengertian Hasil Belajar

Menurut Nana Sudjana hasil belajar adalah suatu akibat  dari proses belajar dengan menggunakan alat pengukuran, yaitu berupa tes yang disusun secara terencana, baik tes tertulis, tes lisan, maupun tes perbuatan.[43]Menurut Oemar Hamalik menjelaskan hasil belajar adalah sesuatu yang diperoleh dari proses belajar, hasil belajar tersebut diwujudkan dengan nilai atau angka tertentu yang mencerminkan suatu hasil, akibatnya adalah adanya perubahan kognitif, afektif, maupun psikomotorik.[44]

Jadi, dapat dikatakan bahwa hasil belajar adalah perubahan yang di capai oleh siswa setelah melakukan kegiatan proses belajar mengajar yang dapat di wujud nyatakan melalui huruf, angka, atau simbol.Hasil belajar yang dimaksud disini adalah dapat berupa angka pencapaian atau nilai yang diperoleh oleh siswa setelah mengikuti prose pembelajaran.

Hasil belajar adalah hasil yang telah dicapai seseorang setelah mengalami proses belajar.[45]Tingkat kemampuan siswa dapat dilihat dari hasil belajar. Hasil belajar siswa akan mengukur penguasaaan siswa terhadap materi pelajaran.

Untuk mengetahui tercapainya atau tidaknya suatu pembelajaran maka guru perlu mengadakan tes pada setiap menyajikan bahasan materi pelajaran kepada siswa.hasil belajar dapat dilihat dengan melakukan ulangan harian, tugas-tugas pekerjaan rumah atau tes lisan yang di berikan kepada siswa.

 

2.4.2 Tujuan Hasil Belajar

Zainal mengemukakan  tujuan penilaian hasil belajar adalah[46] :

a.              Untuk mengetahui tingkat kepuasan peserta didik terhadap materi yang telah diberikan,

b.             Untuk mengetahui kecakapan, motivasi, bakat, minat dan sikap peserta didik terhadap program pembelajaran,

c.               Untuk mengetahui  tingkat kemajuan dan kesesuaian  hasil belajar peserta didik dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar yang telah ditetapkan,

d.             Untuk mendiagnoss keunggulan dan kelemahan peserta didik dalam mengakhiri pembelajaran,

e.              Untuk seleksi, yaitu memilih dan menenukan peserta didik  yang esuai degan jenis pendidikan tertentu,

f.               Untuk kenaikan kelas.

Sedangkan menurut Sudjana “2005” mengutarakan tujuan penilaian hasil belajar sebagai berikut:[47]

a.        Mendeskripsikan kecakapan belajar siswa sehingga dapat diketahui kelebihan dan kekurangannya dalam berbagai bidang studi atau meta pelajaran yang ditempuhnya. Dengan pendeskripsian kecakapan tersebut dapat diketahui pula posisi kemampuan siswa dibandingkan dengan siswa lainnya.

b.       Mengetahui keberhasilan proses pendidkan dan pengajaran di sekolah yakni seberapa jauh keefektifannya dalam mengubah tingkah laku siswa ke arah tujuan pendidikan yang diharapkan.

c.        Menentukan tindak lanjut hasil penilaian yakni melakukan perbaikan dan penyempurnaan dalam hal program pendidikan dan pengajaran serta sistem pelaksanaannya.

d.       Memberikan pertanggungjawaban “accountability” dari pihak sekolah kepada pihak-pihak yang berkepentingan.

Tujuan penilaian hasil belajar siswa adalah untuk mengetahui kemampuan dan capaian peserta didik dalam mengikuti proses pembelajaran sehingga dapat melakukan peningkatan dan perbaikan bagi siswa yang masih mengalami kesusahan dalam mendapatkan hasil yang lebih maksimal.

2.4.3Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar

        Berhasil atau tidaknya seseorang dalam belajar disebabkan beberapa factor yang mempengaruhi pencapaian hasil belajar yaitu yang berasal dari dalampeserta didik yang belajar (faktor internal) dan ada pula yang berasal dari luarpeserta didik yang belajar (faktor eksternal).

        Menurut Slameto, faktor-faktor yang mempengaruhi belajar yaitu[48]:

1)      Faktor internal terdiri dari:

a)      Faktor jasmaniah

Secara umum kondisi fisiologis, seperti kesehatan yang prima,  tidak dalam keadaan lelah dan capek, tidak dalam keadaan cacat jasmani dan sebagainya. Hal tersebut dapat mempengaruhi peserta didik dalam menerima materi pelajaran.

b)      Faktor psikologis

Setiap individu dalam hal ini peserta didik pada dasarnya memiliki kondisi psikologis yang berbeda-beda, tentunya hal ini turut mempengaruhi hasil belajarnya.Beberapa faktor psikologis meliputi intelegensi (IQ), perhatian, minat, bakat, motif, motivasi, kognitif dan daya nalar peserta didik[49].

2)      Faktor eksternal terdiri dari:

a)      Faktor keluarga

Orang tua yang lebih demokratis biasanya mempunyai anak yang lebih kaya inisiatif dan kreatif dalam usaha memecahkan masalah-masalah yang dihadapi dalam kehidupannya. Jadi sebagai motivator yang pertama adalah orang tua dalam menentukan keberhasilan seorang siswa dalam proses belajarnya. Selain daripada itu guru sebaiknya orang yang mengetahui perkembangan belajar anak di sekolah, harus mampu memberikan motivasi agar supaya mau belajar yang maksimal, sebab anak yang selalu mendapat perhatian dan penghargaan terhadap usahanya akan dapat memperlancar proses belajar[50]

b)   Faktor lingkungan

Faktor lingkungan dapat mempengurhi hasil belajar.Faktor lingkungan ini meliputi lingkungan fisik dan lingkungan sosial.Lingkungan alam misalnya suhu, kelembaban dan lain-lain. Belajar pada tengah hari di ruangan yang kurang akan sirkulasi udara akan sangat berpengaruh dan akan sangat berbeda pada pembelajaran pada pagi hari yang kondisinya masih segar dan dengan ruangan yang cukup untuk bernafas lega.[51]

Jadi, hasil belajar bisa dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya adalah faktor internal yaitu dalam diri siswa tersebut misalnya jasmaniah, dan psikologis siswa, dan juga factor eksternal yaitu dari luar diri siswa seperti keluarga dan lingkungan.Beberapa hal ini perlu diperhatikan karena sangat mempengaruhi siswa dalam memberikan hasil belajar yang lebbih baik.

2.5Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

2.5.1Pengertian Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

Pengertian Penelitian Tindakan Kelas (PTK) secara harafiah berasal dari bahasa Inggris, yaitu Clasroom Action Research, yang berarti Action Research (Penelitian dengan tindakan ) yang dilakukan di kelas.[52]Menurut Carr dan Kemmis Pengertian Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah suatu bentuk refleksi diri yang dilakukan oleh para partisipan  (guru, siswa, atau kepala sekolah) dalam situasi-situasi sosial (termasuk pendidikan) untuk memperbaiki rasionalitas dan kebenaran : a. praktik-praktik sosial atau pendidikan yang dilakukan sendiri, b. pengertian mengenai praktik-praktik ini, dan c.  situasi-situasi (dan lembaga-lembaga) tempat praktik-praktik tersebut.[53] Sedangkan Menurut Suryanto Penelitian Tindakan Kelas adalah suatu bentuk penelitian yang bersifat relektif dengan melakukan tindakan-tindakan tertentu agar dapat  memperbaiki dan/atau meningkatkan praktik-praktik pembelajaran di kelas secara professional.[54]

Jadi, Pengertian Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah suatu kegiatan penelitian yang dilakukan oleh para partisipan untuk melakukan perubahan atau memperbaiki rasional dan kebenaran tentang praktik-praktik pendidikan yang dilakukan di dalam suatu kelas agar praktik-praktik tersebut menjadi lebih baik.

2.5.2 Tujuan dan Manfaat Pengertian Penelitia Tindakan Kelas (PTK)

Tujuan Pengertian Penelitian Tindakan Kelas  adalah untuk memecahkan suatu permasalahan yang terjadi sekaligus mencari jawaban ilmiah melalui tindakan yang akan dilakukan. Tujuan Penelitian Tindakan Kelas antara lain sebagai berikut :

a.       Untuk memecahkan permasalahan nyata yang terjadi di dalam kelas yang dipahami langsung dalam interaksi antara guru dan siswa yang sedang belajar, meningkatkan profesionalisme, guru dan menumbuhkan budaya akademik dikalangan guru.

b.      Peningkatan mutu hasil pendidikan melalui perbaikan praktik pembelajaran di kelas, dengan mengembangkan berbagai jenis keterampilan, dan meningkatkan motivasi belajar siswa.

c.       Meningkatkan sifat profesionalisme pendidik dan tenaga pendidik.[55]

Menurut Zainal A. tujuan PTK adalah untuk memperbaiki dan atau meningkatkan kualitas praktik pembelajaran secara berkesinambungan sehingga meningkatkan mutu hasil instruksi, mengembangkan keterampilan guru serta menumbuhkan budaya meneliti pada komunitas guru[56]

Dari pengertian di atas dapat dikatakan bahwa tujuan Penelitian Tindakan Kelas adalah untuk memperbaiki proses ataupun hasil pembelajaran melalui tindakan-tindakan yang dilakukan dan berusaha mencari solusi dari permasalahan yang sedang dihadapi dalam kelas sehingga dapat berdampak pada guru yaitu meningkatkan mutu profesionalisme guru dan juga kepada siswa yaitu meningkatnya mutu hasil belajar siswa.

 

 

2.5.3 Manfaat Pengertian Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

Komponen yang harus menjadi sasaran utama PTK adalah Siswa/pembelajaran, guru dan sekolah.Manfaat Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah a. Inivasi pembelajaran, b. Pengembangan kurikulum di tingkat sekolah dan kelas, c. Peningkatan Professional Guru.[57]  Adapun manfaat Penelitian Tindakan Kelas dari ketiga komponen adalah :

a.       Bagi siswa       : Dengan adanya Penelitian Tindakan Kelas (PTK) kesalahan dan kesulitan dalam proses pembelajaran akan dengan cepat dianalisis sehingga hal tersebut tidak berlarut-larut.

b.      Bagi guru : guru memiliki kemampuan memperbaiki proses pembelajaran melalui kajian yang mendalam terhadap apa yang terjadi dikelasnya.

c.       Bagi sekolah : sekolah yang para gurunya mampu melakukan perubahan atau perbaikan kinerjanya secara professional dengan itu sekolah dapat berkembang pesat. [58]

2.5.4Model-model Penelitian Tindakan Kelas

Penelitian Tindakan Kelasmempunyai banyak model sehingga dalam hal ini peneliti dapat memilih model-model Penelitian Tindakan Kelas sesuai dengan model penelitian yang di lakukan.Ada beberapa macam pola pelaksanaan yang dikembangkan oleh beberapa ahli. Salah satunya yaitu:

1.       Model Kurt Lewin (1946).

Model Kurt Lewin, merupakan model yang selama ini menjadi acuan pokok (dari berbagai model action research, terutama Classroom Action Research). Konsep pokok action research menurut lewin terdiri dari empat komponen, yaitu:

1. Perencanaan (Planning).

2. Tindakan (Acting).

3. Pengamatan (Observing), dan

4. Refleksi (Reflecting).

Hubungan keempat komponen itu dipandang sebagai satu siklus.

2. Model Kemmis dan Mc Taggart (1988).

Model Kemmis dan Mc Taggart merupakan pengembangan dari konsep dasar yang di perkenalkan Kurt Lewin, hanya saja komponen acting dan observing dijadikan satu kesatuan karena keduanya merupakan tindakan yang tidak terpisahkan dan terjadi di waktu yang sama.

Dalam perencanaannya, Kemmis menggunakan sistem spiral refleksi diri yang dimulai dengan rencana (planning), tindakan (acting), pengamatan (Observing), refleksi (reflecting), dan juga perencanaan kembali yang merupakan dasar suatu ancang-ancang pemecahan permasalahan.

3. Model Ebbut (1985).

Dalam pengembangannya Ebbut kurang begitu sependapat dengan interpretasi Elliot tentang karya Kemmis. Ebbut berpendapat bahwa langkah-langkah yang dikembangkan bukanlah yang paling baik untuk mendeskripsikan adanya proses tindakan dan refleksi. Ebbut sangat memperhatikan alur logika penelitian tindakan dan berusaha memperlihatkan perbedaan antara teori sistem dan membuat sistem-sistem tersebut kedalam bentuk kegiatan oprasional.Tujuannya adalah agar pembaca memiliki wawasan yang lebih luas tentang penelitian tindakan.

Penelitian Tindakan Kelasmemiliki berbagai model yang bisa digunakan berkaitan dengan penyusunan dan penggunaan metode Penelitian Tindakan Kelas.Dalam hal ini penulis menggunakan model PTK dari Kemmis dan Mc Taggart.Menurut Kemmis dan Mc Taggart PTK harus dimulai dengan rencana (planning), tindakan (acting), pengamatan (Observing), refleksi (reflecting), dan juga perencanaan kembali yang merupakan dasar suatu ancang-ancang pemecahan permasalahan.

 

2.5.5 Ciri-ciri Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

Ciri-ciri atau karakteristik dari Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah sebagai berikut        :

a.       Didasarkan pada masala yang dihadapi oleh guru dalam pembelajaran.

b.      Adanya kolaborasi dalam melakukannya.

c.       Peneliti sekaligus sebagai praktisi yang melakukan refleksi.

d.      Bertujuan untuk memperbaiki dan atau meningkatkan kualitas praktis pembelajaran.

e.       Dilaksanakan dalam serangkaian langkah dengan beberapa siklus.[59]

Sulipan mengemukakakn ada tujuh ciri-ciri ada tujuh ciri-ciri Penelitian Tindakan Kelas : a). Di dasarkan atas masalah yang dihadapi guru dalam pembelajaran, b). Dilakukan secara kolaboratif melalui kerjasama denga pihak lain. c). Penelitian sekaligus sebgai praktisi yang melakukan refleksi, d). Bertujuan memecahkan masalah atau meningkatkan mutu pembelajaran, e).Dilaksanakan dalam serangkaian langkahyang terdiri dari beberapa siklus, f).Yang diteliti adalah tindakan yang dilakukan.[60]

                       

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

           

3.1 Metodologi Penelitian

Metode adalah suatu prosedur atau tata cara buku, standard dalam memahami kriteria ilmiah dan dipertanggungjawabkan kebenarannya berdasarkan jenis masalah yang diteliti dan tujuannya. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah   Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang artinya penelitian yang mengkombinasikan prosedur penelitian dengan tindakan substansif, suatu tindakan yang dilakukan dalam disiplin inkuiri, atau segala sesuatu usaha seseorang dalam memahami apa yang sedang terjadi, sambil terlibat dalam sebuah proses perbaikan dan perubahan.[61]

Pemilihan metode ini dilatar belakangi atas dasar analisis masalah dan tujuan penelitian yang memerlukan sejumlah informasi dan tindak lanjut yang terjadi dilapangan secara singkat.Penelitian tindakan kelas adalah bagaimana pengalaman mereka sendiri.Mereka dapat mencobakan gagasan perbaikan dalam praktek pembelajaran mereka dan melihat pengaruh nyata dari upaya itu.[62]

Prosedur Penelitian Tindakan Kelas  berbentuk daur ulang atau siklus yang mengacu pada model Kemmis and Mack Taggart. Siklus ini tidak hanya berlangsung satu kali, melainkan beberapa kali hingga tujuan pembelajaran melalui pemanfaaan media gambar bergerak (animasi)  sebagai sumber pembelajaran  menjadikan pembelajaran Pendidikan Agama Kristen lebih bermakna. Secara singkat pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas merupakan bentuk kajian yang sistematis reflektif yang dilakukan untuk pelaku tindakan (guru) dan dilakukan untuk memperbaiki pembelajaran.

3.2 Objek  dan waktu Penelitian

Objek penelitian ini adalah siswa kelas V Sekolah Dasar Negeri  Mangunsari07 Salatiga yang beragama Kristen. Jumlah keseluruhan 7 (tujuh) orang, laki-laki 4 ( empat ) orang  dan perempuan 3 (tiga) orang. Penelitian ini dilakukan didalam kelas V Sekolah Dasar Negeri  Mangunsari 07 Salatiga tahun ajaran 2019/2020 semester ganjil. Adapun jadwal penelitian sudah dilakukan mulai tanggal 10 Agustus 2019 – 22  November 2019.

3.3 Lokasi Penelitian

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri Mangunsari 07 Salatiga Jl. Tentara PelajarNo. 7 Mangunsari, sidomukti, salatiga, 50721

 

3.4 Prosedur Penelitian

Dalam penelitian ini, peneliti bertindak sebagai guru, penelitian ini dilakukan di dalam kelas dalam bentuk siklus yaitu siklus I dan siklus II.Pelaksanaan siklus I dan Siklus II terdiri dari perencanaan, pelakasanaan tindakan, observasi dan refleksi. Setelah dilakukan refleksi yang meliputi analisis dan penilaian terhadap  proses tindakan sebelumnya akan muncul permasalahan sehingga perlu dilakukan perencanaan ulang, tindakan ulang, pengamatan ulang, dan refleksi ulang.

Siklus I bertujuan untuk mengetahui hasil belajar siswa setelah menggunakan media belajar.Siklus II dilakukan ketika dalam pelaksanaan siklus I masih belum maksimal maka akan dilanjutkan dengan siklus II .Siklus II bertujuan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar setelah menggunakan media pembelajaran.Setelah itu dilakukan perbaikan terhadap pelaksanaan belajar mengajar yang didasarkan pada refleksi siklus I.

 

3.4.1 Tahap Pendahuluan (Pra Tindakan)

a. Survey awal

Survey awal dilaksanakan untuk mencari informasi tentang masalah-masalah yang dihadapi oleh sekolah kemudian melaksanakan pengamatan dalam rangka kesediaan sekolah yang bersangkutan untuk digunakan sebagai tempat penelitian. Survey ini dilaksanakan dengan tujuan untuk mengidentifikasi permasalahan yang terkait dengan proses pembelajaran

b. Perizinan

Kegiatan penelitian ini memperoleh izin dari kampus yaitu dari Puket I (bagian akademik)mengeluarkan surat izin untuk melakukan penelitian di sekolah dan jugamendapat perizinan dari kepala sekolah serta guru Pendidikan Agama Sekolah  Dasar Negeri Mangunsari 07 Salatiga kemudian penelitiandilaksanakan sesuai dengan prosedur yang berlaku dengan pihak terkait dalam perizinan penelitian.

3.4.2 Proses Tindakan Siklus I

Siklus I dilakukan pada hari Jumat 18 Oktober 2019 pukul 07.00-08.10 kelas V Sekolah Dasar Negeri Mangunsari 07 Salatiga.Proses Tindakan kelas meliputi perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi. Berikut adalah langkah-langkahnya :

1. Perencanaan

a.       Merencanakan materi pembelajaran yang akan di sampaikan kepada siswa

b.      Menyiapkan bahan-bahan yang digunakan untuk mengajar

c.       Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

d.      Menyiapkan media gambar bergerak

e.       Menyususun soal-soal evaluasi materi yang akan diberikan kepada siswa

 

2. Tindakan

                                                Siklus ini dilakukan menggunakan media gambar bergerak (animasi). Berikut adalah proses tindakan dalam siklus I adalah :

a.       Guru  menyampaikan tema dari materi kepada siswa

b.      Guru menjelaskan materi yang akan disampaikan sambil siswa mengamati dan memberi pertanyaan jika ada yang belum jelas.

c.       Guru menyampaikan dengan menggunakan media gambar untuk memperjelas materi

d.      Guru  bertanya jawab kepada siswa

e.       Siswa menanggapi penjelasan dan guru memberikan lembar kerja kepada siswa.

3. Pengamatan atau observasi

Pengamatan atau observasi dilakukan selama proses pembelajaran berlangsung. Pada umumnya orang melakukan observasi dengan melihat, mengamati, meninjau dengan seksama suatu objek”.[63] Guru mencatat siswa yang aktif dan pasif. Pengambilan data melalui pengamatan untuk mengetahui peningkatan minat siswa dalam menyimak materi yang disampaikan oleh guru..

4. Analisis dan Refleksi

Guru menggunakan hasil test dan observasi dalam siklus I sebagai pembenahan dan perbaikan untuk tindakan pada siklus II. Hal-hal yang positif yang mendukung dalam upaya meningkatkan hasil belajar dalam siklus I dipertahankan dalam siklus II, sedangkan faktor yang negatif diperbaiki sebagai perencanaan menjadi lebih baik

4.1.3 Proses Tindakan Siklus II

Setelah melakukan siklus I, ada kemungkinan yang terjadi yaitu ada beberapa siswa yang memperoleh nilai di bawah kriteria ketuntasan minimum, maka dilakukan tindakan ke II. Guru mengamati proses dari penggunaan media gambar bergerak pada mata pelajaran Pendidikan Agama Kristen (PAK). Berikut adalah langkah-langkah dari siklus II :

 

1. Perencanaan

Hal-hal yang perlu diperhatikan pada sklus II adalah sebagai berikut

a.       Menyususun perbaikan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

b.      Mencari alternative pemecahan masalah

c.       Melakukan tindakan (pemberian solusi)

d.      Menyiapkan media gambar bergerak

2. Pelaksanaan Tindakan

Dengan memperhatikan hasil dari siklus I guru memperbaiki kegiatan pembelajaran pada siklus II. Guru memberikanvariasi dan cerita yang berbeda namun dengan menggunakan media gambar bergerak.

3. Pengamatan atau observasi

Pengamatan dilakukan secara langsung pada sebuah kegiatan pelajaran pendidikan Agama Kristen terhadap perubahan tindakan dan sikap siswa dalam proses belajar mengajar dengan membuat catatan untuk data penelitian, selain itu guru mencatat siswa yang aktif dan yang pasif sebagai data pengamatan.

 

4. Analisis dan refleksi

Evaluasi dilakukan pada akhir tindakan siklus I, evalusi ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar peningkatan hasil belajar dan peribahan perilaku atau perhatian siswa terhadap materi setelah dilakukan perubahan-perubahan terhadap tindakan pada siklus II, selain itu guru juga memberikan motivasi kepada siswa saat menyimak cerita untuk meningkatkan hasil belajar siswa.

3.5 Sumber data dan Tehknik pengumpulan data

1. Sumber Data

Adapun sumber data dalam penelitian ini adalah dengan melakukan wawancara kepada guru agama Kristen dan kepala sekolah di Sekolah Dasar Negeri Mangunsari 07 Salatiga serta melakukan observasi terhadap kegiatan siswa.

2. Tehnik Pengumpulan Data

Pengumpulan data merupakan langkah yang sangat penting dalam suatu penelitian, sehingga kecermatan dan ketelitian diperlukan untuk mendapatkan data yang baik dan valid. Cara pengumpulan data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Tes tertulis

Tes tertulis berupa isian singkat yang terdiri dari beberapa nomor yang harus  diisi atau dikerjakan oleh siswa sesaat setelah siswa selesai melihat pemaparan tentang materi menggunakan gambar-gambar bergerak yang sudah dipaparkan.

2. Non tes

Alat pengumpulan data non tes yang digunakan adalah melalui observasi yaitu guru mengamati perilaku-perilaku dan tanggapan-tanggapan siswa, misalnya pengamatan kondisi dan interaksi belajar mengajar, tanggapan siswa tentang tugas yang dibrikan oleh guru, sikap positif dan negatif terhadap kegiatan menyimak cerita dengan media gambar bergerak.

3. Dokumentasi

Dokumentasi merupakan alat catatan, foto, atau gambar dari peristiwa yang telah berlalu, sebagai pelengkap dari observasi yang telah dilakukan.

3.6 Instrumen Penilaian

Instrument penilaian dalam tindakan ini adalah tes hasil belajar siswa khususnya mengenai penugasan terhadap materi atau pokok bahan yang dibelajarkan dengan menggunakan model pemanfaatan media gambar bergerak sebagai sumber pembelajaran Pendidikan Agama Kristen.

3.7 Teknis Analisis Data

Teknis Analisis Data yaitu dengan cara membandingkan hasil belajar kondisi awal atau pra tindakan, siklus I dan siklus II, kemudian mendeskripsikan berdasarkan data-data yang telah dianalisisselanjutnya ditarik menjadi sebuah kesimpulan.


 

BAB IV

HASIL PENELITAN DAN PEMBAHASAN

 

Pada Bab ini akan di uraikan mengenai gambaran umum hasil peneitian yang telah diperoleh sekaligus pembahasannya. Pada bab ini juga akan memaparkan perbandingan-perbandingan dari fakta-fakta yang ditemukan pada saat melakukan penelitian.

Hasil penelitian ini nantinya akan dapat menjawab masalah pada bab I, dan  juga bisa membantu siswa dalam meningkatkan hasil belajar siswa. “upaya meningkatkan hasil belajar siswa melalui media gambar bergerak (animasi) pada mata pelajaran Pendidikan Agama Kristen kelas V di Sekolah Dasar Negeri  Mangunsari 07 Salatiga T.A 2019/2020”.

 

4.1 Gambaran Obyek Penelitian

Penelitian ini dilakukan kepada siswa kelas V Sekolah Dasar Negeri Mangunsari 07 Salatiga pada mata pelajaran Pendidikan Agama Kristen.Sekolah Dasar Negeri Mangunsari 07 berada satu komplek dengan Sekolah Dasar Negeri mangunsari 04 Salatiga dimana sekolah ini tetap menjalin kerjasama yang baik antara guru maupun seluruh siswa yang ada didalamnya termasuk bergabung ketika pelaksanaan mata pelajaran Pendidikan Agama Krsten.Pelaksanaan mata pelajaran Pendidikan Agama Kristen ini, dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri Mangunsari 04 Salatiga sesuai dengan jadwal yang sudah ada. Berikut adalah data siswa dan pendidik diSekolah Dasar Negeri  Mangunsari 07 Salatiga Tahun Ajaran 2019/2020.

Tabel 4.1.

Jumlah siswa Sekolah Dasar Negeri  Mangunsari07 Salatiga

Tahun Ajaran 2019/2020

 

Kelas

Jumlah siswa

AGAMA

Islam

Kristen

Katolik

I

14

12

2

-

II

26

19

6

1

III

25

23

1

1

IV

19

11

8

-

V

23

18

7

-

VI

24

21

3

-

Jumlah

131 orang

104 orang

27 orang

2 orang

 

Tabel 4.2.

Data Pendidik Dan Tenaga Kependidikan

SDN Mangunsari 07, Salatiga

 

NO

NAMA

NIP

PANGKAT/

GOL

JABATAN

1

Kabul Widodo, S. Pd.

19630702 198603 2 011

Pembina / IV A

Kepala Sekolah

2

Sudarmanto, S.Pd.

19600707 197911 1 002

Pembina / IV A

Guru Kelas

3

Wariti Setyorini, S.Pd.SD.

19601209 197911 2 002

Pembina / IV A

Guru Kelas

4

Muslikhatun

19601216 198405 2 005

Pembina / IV A

Guru Pend. Ag. Islam

5

EndangRiningsih, S. Pd SD

19611209 198508 2 002

Pembina / IV A

Guru Kelas

6

Winarah Aniswati,S.Pd.SD.

19640901 198405 2 002

Pembina / IV A

Guru Kelas

7

Marhaeni Widayanti,SPd.SD.

19650329 199310 2 001

Penata / III C

Guru Kelas

8

Tias Hardhiyanti, S. Pd.

19880420 201001 2 013

Pengatur / III b

Guru Penjaskes

9

Anggraeni, S.Pd

-

-

Guru Bhs. Inggris/ Petugas Perpustakaan

10

YeniSusilowati, S. Pd SD

-

-

Admin, DAPODIK

11

Annie

19600915 198201 2 014

-

Guru Pendidikan Agama Kristen

 

Tabel 4.3.

Jadwal Mata Pelajaran Pendidikan Agama Kristen Kelas V,

SD Negeri Mangunsari 07Tahun Pelajaran 2019/2020

 

No

Hari

Kelas

Waktu

1

Senin

I

07.35 - 08.45 WIB

VI

07.00 –08.10WIb

2

Selasa

-

-

3

Rabu

V

11.00 –12.10

4

Kamis

 

II

09.00 –10.10

IV

11.00 –12.10

5

Jumat

V

07.00 –08.10

6

Sabtu

III

07.00 - 08.10

           

Dari tabel di atas,  pelaksanaan mata pelajaran Pendidikan Agama Kristenuntuk siswa kelas V di SDN Mangunsari 07 Salatiga dilakukan pada hari Rabu pukul 11.00– 12.10 WIBdan jumat pukul 07.00 – 08.10 WIB. Semua kelas 1-6 di ajar oleh satu orang guru agama.

4.2 Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas Dengan Menggunkan Media Gambar Bergerak di Kelas V SDN Mangunsari 07 Salatiga

 

4.2.1 Deskripsi Kondisi Pra Tindakan

Berdasarkan hasil wawancara peneliti pada hari senin,23 September 2019 dengan guru Agama Kristen,  bahwa media pembelajaran di Sekolah Dasar Negeri Mangunsari 07 Salatiga kelas V sebelum melaksanakan penelitian banyak siswa yang nilainya tidak memenuhi    standar ketuntasan sesuai dengan  Kriteria Ketuntasan Minumum (KKM) yang ditentukan oleh sekolah yaitu minimal 70. Adapun Kriteria ketuntasan minimum tidak tercapai oleh oleh siswa disebabkan oleh beberapa hal. Penyebab utama bahwa ternyata guru belum pernah menggunakan media pembelajaran untuk anak SD kelas V dikarenakan oleh faktor usia dan kurang dalam mengikuti teknologi. Hal ini akan berakibat siswa kurang tertarik dalam belajar, cepat bosan, tidak bisa memahami materi dengan baik,dampak yang ditimbulkan adalah hasil belajar siswa pada mata pelajaran pendidikan agama Kristen Sekolah Dasar Negeri Mangunsari 07 tahun ajaran 2019/2020 tidak memenuhi standar yang ditentukan oleh sekolah hal ini dapat dilihat dari prolehan hasil nilai siswa sebagai berikut :

Tabel 4.4

Data Pra Penelitian: Nilai Siswa Kelas VMapel Pendidikan Agama Kristen di SDN Mangunsari 07, Salatiga

 

No

Nama

KKM

Nilai

Keterangan

1

Biblica Faithy Chandelaik

70

70

Tuntas

2

Darendra Bramantya

70

45

Tidak Tuntas

3

Margareta Putri Viona

70

55

Tidak Tuntas

4

Noel Tigor Marpaung

70

55

Tidak Tuntas

5

Tito  Febri Irvansyah A.

70

50

Tidak Tuntas

6

Vellania Ardita Putri

70

70

Tuntas

7

Victor Adi Wicaksono

70

45

Tidak Tuntas

 

Berdasarkan hasil belajar siswa  yang tertera di atas, ada 5 ( lima) orang siswa yang belum dapat mencapai standar Kriteria Ketuntasan Minimum. dengan melihat hal tersebut di atas maka peneliti akan melakukan PTK yaitu dengan memakai media pembelajaran yaitu media gambar bergerak (animasi)melakukan tahap tindakan dengan menggunakan siklus I untuk dapat meningkatkan hasil belajar siswa menggunakan media gambar bergerak (Animasi). Dengan menggunakan media ini, diharapkan mampu meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Pendidikan Agama Kristen (PAK).

4.2.2 PerencanaanPenelitianTindakan Kelas

   Hal-hal yang perlu diperhatikan pada sklus I adalah sebagai berikut

a.     Menyususun perbaikan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Kegiatan yang dilakukan sebelum melakukan sebuah tindakan tindakan adalah dengan menyusun kembali Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)disusun sesuai dengan materi yang akan diberikan kepada siswa.

b.         Mencari alternative pemecahan masalah

Alternatif adalah satu dari dua atau lebih cara untuk mencapai tujuan atau akhir yang sama.Langkah selanjutnyaadalah mencari alternatif pemecahan masalah untuk bisa mengatasi permasalahan yang ada.Alternatif pemecahan masalah merupakan pilihan yang terdiri dari beberapa rumusan yang dapat dijadikan sebagai sebuah solusi bagi permasalahan yang dihadapi.

c.         Melakukan tindakan (pemberian solusi)

Tindakan berarti sesuatu yang perlu dilakukan.Setelah menemukan sebuah permasalahan maka tindakan yang harus di ambil adalah dengan mencari solusi dan melakukannya.

d.         Menyiapkan media gambar bergerak

Setelah menyelesaikan RPP, solusi, maka tindakan selanjutnya adalah menyiapkan media.tujuan penggunaan media adalah untuk memudah guru dalam menyampaikan materi dan juga  agar siswa dapat lebih mudah dalam memahami materi yang akan di sampaikan oleh guru. Media yang digunakan disini adalah media gambar bergerak.

 

 

4.2.3 Pelaksanaan PTK Media Gambar Bergerak Siklus I

            Pada siklus I ada empat tahapan yang harus dilalui.Adapun tahapan tersebut adalah perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi.

4.2.1 Perencanaan PTK Media Gambar Bergerak Siklus I

Pada tahap perencanaan ini peneliti merencanakan tindakan untuk mengatasi permasalahan yang sedang dihadapi oleh siswa tentang rendahnya hasil yang didapatkan pada mata pelajaran Pendidikan Agama Kristen.Tindakan yang di ambil dalam hal ini adalah dengan menggunakan media yang berbeda dari sebelumnya yaitu media gambar bergerak (Animasi).Adapun perencanaan PTK yang dilakukan adalah sebagai berikut:

1.        Membuat Rencana Pelakasanaan Pembelajaran (RPP), yang dilaksanakan sesuai dengan materi pembelajaran yang akan di berikan kepada siswa.

2.    Mempersiapkan materi pembelajaran tentang  “memberi pertolongan kepada siapapun”

3.    Mempersiapkan sarana pembelajaran untuk mendukung proses pembelajaran, yaitu buku bahan ajar siswa. Sarana yang dimaksud adalah Laptop, Lcd, Gambar-gambar bergerak tentang materi.

4.    Membuat soal-soal yang akan diberikan kepada siswa untuk melihat hasil belajar siswa.

5.    Mempersiapkan lembar jawaban siswa. Lembar jawaban siswa berupa kertas hvs yang telah dipersiapkan oleh guru untuk dibagikan kepada siswa.

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I

Sekolah                : Sekolah Dasar Negeri  Mangunsari 07 Salatiga

Mata pelajaran      : Pendidikan Agama Kristen Dan Budi Pekerti

Kelas/Semester     : V/I (Lima/Satu)

Topik Materi        : Memberi pertolongan kepada siapapun

Sumber                 : Lukas 10:25-37 ; Galatia 6:2

Alokasi waktu      : 70 menit

Pelaksanaan          : Jumat, 18 Oktober  2019

 

A.    Kompetensi Inti (KI)

1.      Menerima dan menjalankan ajaran agama yang di anutnya.

2.      Memiliki perilaku jujur, displin, tanggng jawab, santun, peduli, dan percaya dalam berinteraksi dengan keluarga, teman dan guru.

3.      Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati (mendengar, melihat,membaca) dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya dirumah dan disekolah.

4.      Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas dan logis, dalam karya yang estetis, dalam gerakkan yang mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak mulia.

 

B.     Kompetensi Dasar

1.         Menerima dan mensyukuri keberadaan sesama sebagai pemberian Allah.

2.         Menunjukkan perilaku menolong sesama melalui tindakan sehari-hari

3.         Menyebutkan contoh sikap yang mau menolong sesame

4.         Mempraktikan tanggung jawab kepada sesama melalui tindakan sederhana  sesuai usia dan kemampuannya.

 

C.     Indikator Pencapaian Kompetensi

1.         Menceritakan sikap yang mau menolong sesama.

2.         Memahami cerita tentang orang Samaria yang baik hati

3.         Menyebutkan contoh-contoh menolong sesame

4.         Menceritakan pengalamannya saat menolong sesame

 

D.    Tujuan Pembelajaran

1.         Siswa dapat menceritakan arti tolong-menolong (pendahuluan)

2.         Siswa dapat memahami cerita orang Samaria yang baik hati

3.         Siswa dapat menyebutkan contoh-contoh menolong sesame

4.         Siswa dapat dapat menceritakan pengalamannya dalam menolong sesama.

 

E.     Deskripsi Materi Pembelajaran

-          Menjelaskan tentang tolong menolong

-          Menjelaskan cerita dalam kitab Lukas 10:25-37)

-          Menyebutkan Contoh-contoh menolong sesama

-          Menceritakan pengalaman tentang tolong-menolong.

 

F.      Metode pembelajaran

Metode : bercerita, dan tanya jawab.

 

G.    Media/alat, Bahan, dan Sumber Belajar

1.      Media/alat

Alat peraga : gambar bergerak/video tentang tolong-menolong dan cerita tentang orang Samaria, Lcd, Laptop, papan tulis, layar LCD

2.      Sumber Belajar

-          Alkitab: Galatia 6:2 dan Lukas 10:25-37

-          Modul Bahan Ajar

 

H.    Kegiatan Pembelajaran

1.      Kegiatan Pendahuluan (5 menit )

·         Mengucapkan salam

·         Berdoa memulai pelajaran dan Menyanyi sebagai rasa syukur kepada Tuhan (oleh salah seorang siswa)

·         Pesensi kehadiran peserta didik

·         Apersepsi pembelajaran dan mengaitkan pembelajaran sikap saling menolong sesame

 

2.      Kegiatan Inti (55 menit)

·         Menyebutkan dan menjelaskan materi yang dibahas dalam pembelajaran tentang saling menolong sesama

·         Guru dan peserta didik mengamati lukas 10:25-37 (sambil memmberikan gambar-gambar bergerak dan video agar lebih menarik)

·         Guru bersama peserta didik membaca cerita tentang tolong menolong

·         Guru menjelaskan tentang seorang yang sedang mengalami luka di tubuhnya (sambil memmberikan gambar-gambar bergerak dan video agar lebih menarik)

·         Guru menjelaskan tentang orang yang tidak mau menolong dalam Kitab Lukas10:25-37)

·         Guru menjelaskan tentang seorang Samaria yang baik hati.

·         Menjelaskan kebaikan orang Samaria dalam merawat orang yang sedang terluka

·         Menjelaskan cara orang Samaria menolong sesamanya.

·         Peserta didik dapat menyebutkan contoh-contoh tolong menolong sesama baik dalam keluarga, sekolah, maupun di lingkungan.

 

3.      Kegiatan penutup  (10 menit)

·         Guru dan peserta didik menyimpulkan/menegaskan isi materi “sikap tolong-menolong sesama”

·         Guru melakukan refleksi atau umpan balik (menjawab soal latihan)

·         Guru memimpin doa penutup setelah pembelajaran

 

I. Skor penilaian

No.

Jawaban

Skor

1

D        

10

2

D

10

3

A

10

4

C

10

5

B

10

6

A

10

7

B

10

8

B

10

9

D

10

10

C

10

                 

J.  Umpan balik           : Memberikan soal latihan kepada siswa : Soal Latihan

 

 

 

Instrument Penilaian Pengetahuan

Indikator:

-                      Menjelaskan arti tolong-menolong

-                      Menjelaskan orang Samaria yang baik hati

-                      Menyebutkan contoh-contoh sikap tolong-menolong kepada sesama

 

Materi Pembelajaran  PTKSiklus I

 

TEMA             : Memberi Pertolongan Kepada Siapapun (Lukas 10:25-37) 

 

1. Arti tolong menolong

Menolong adalah  membantu seseorang untuk meringankan beban (penderitaan, kesukaran). Sedangkan tolong menolong dapat berarti saling menolong.Menolong dapat dinytakan dalam suatu bentuk tindakan yang dapat dilihat dan dirasakan oleh seseorang.Tujuan dari menolong ialah untuk membantu meringankan orang-orang yang dimana sedang mengalami kesusahan. Selain itu, dengan tolong menolong, kita akan menciptakan kerukunan, suasana akan terasa tenteram dan damai, serta dapat memperkuat persaudaraan seperti  dalam Galatia 6:2 “ bertolong-tolonglah menanggung bebanmu! demikianlah kamu memenuhi hukum Kristus”. jadi, menolong sesama adalah perintah Tuhan. menolong sesama adalah perintah Tuhan kepada setiap manusia. jadi inilah alasan mengapa kita harus saling menolong.

 

2. Memahami cerita dalam Alkitab  Lukas 10:25-37 : orang Samaria yang murah hati

Dalam kitab ini akan di ceritakan bagaimana seorang Samaria menolong orang yang sedang terluka karena dia dirampok dan juga telah dipukuli oleh para penyamun. Ada beberapa orang yang lewat namun tidak menolongnya tetapi ada satu orang lagi yang lewat dijalan itu kemudian  tergeraklah hatinya untuk menolong orang tersebut, dia  adalah orang Samaria. 

Orang Samaria yang murah hati adalah sebuah perumpamaan yang diajarkan Yesus kepada murid-muridnya.Perumpamaan ini menggambarkan sebuah cinta kasih dalam menolong sesama bahkan kepada orang yang membenci kita sekalipun.Orang Samaria adalah orang yang dimusuhi dan dibenci oleh orang Yahudi. Karena itu, si korban dalam kisah Yesus ini sama sekali tidak mengharapkan pertolongannya, tetapi dari ketiga orang yang melihatnya, justru orang inilah yang turun tangan dan bersedia menolongnya.

Pertama kalinya, Yesus mengisahkan cerita ini kepada seorang ahli taurat yang menanyakan kepadanya, apa yang harus diperbuat untuk mendapatkan hidup yang kekal dan tentang siapa itu sesama manusia. Maka saat itu Yesus menjawabnya sambil bercerita "Adalah seorang yang turun dari Yerusalem ke Yerikho.Ia jatuh ketangan penyamun-penyamun, yang bukan saja merampoknya habis-habisan, tetapi yang juga memukulnya dan yang sesudah itu pergi meninggalkannya setengah mati. Kebetulan ada seorang imam turun melalui jalan itu, ia melihat orang itu tetapi ia melewatinya dari seberang jalan. Demikian juga seorang Lewi, datang ketempat itu, ketikaia melihat orang itu ia melewatinya dari seberang jalan. Lalu datang seorang Samaria yang sedang dalam perjalanan, ketempat itu dan ketika ia melihat orang itu, tergerakklah hatinya oleh belas kasihan. Ia pergi kepadanya lalu membalut luka-lukanya, sesudah itu ia menyiraminya dengan minyak dan anggur. Kemudian ia menaikkan orang itu keatas keledai tungganganya sendiri lalu membawanya ketempat penginapan dan merawatnya. Keesokan harinya ia menyerahkan dua dinar kepada pemilik penginapan itu,katanya;rawatlah dia, dan jikalau kau belanjakan lebih dari ini, aku akan menggantinya waktu aku kembali. Siapakah diantara ketiga orang ini menurut pendapatmu adalah sesama manusia dari orang yang jatuh ketangan penyamun itu ? Jawab orang itu : Orang yang telah menunjukkan belas kasihan kepadanya.Kata Yesus kepadanya,pergilah dan perbuatlah demikian.!"

Meskipun orang Samaria ini tidak mengenal siapa orang tersebut, tetapi orang Samaria tetap berbaik hati menolong orang yang sedang terjatuh dan terluka tersebut.Sebenarnya ini sebuah hal yang sulit dilakukan karena orang Samaria adalah orang yang dimusuhi dan dibenci oleh orang Yahudi. Karena itu, si korban dalam kisah tersebut sama sekali tidak mengharapkan pertolongannya. Namun, dari ketiga orang yang sudah melihatnya, justru orang Samaria itulah yang bersedia menolongnya. Kita akan mempelajari bagaimana ketiga sikap orang tersebut :

1)      Seorang imam (ayat 31)

Ketika seorang imam lewat, ia melihat ada orang yang sedang jatuh tergeletak dijalan dan penuh dengan luka-luka dibadannya. ketika ia melihat, ia hanya sekedar melihat orang itu kemudia melewatinya. dia pergi dan meninggalkan tanpa menolong orang tersebut.

2)      Seorang Lewi (ayat 32)

Ketika seorang lewipun, melewati jalan itu, ia juga melihat orang yang sedang jatuh terluka. ketika ia melihat dan melewatinya, ia bukan menolong namun melewatinya dari sebrang jalan. inilah orang yang kedua yang lewat dijalan tersebut

3)      Seorang Samaria (ayat 33)

Orang Samaria sungguh jauh berbeda dari kedua orang yang lewat di jalan tersebut.jika kedua orang tersebut melihat namun tidak ada sedikitpun rasa untuk tidak mau menolong orang yang terjatuh dan luka itu tetapi dalam diri orang Samaria ada yang berbeda.  ketika ia lewat dan melihat orang tersebut maka tergeraklah hatinya oleh belas kasihan sehingga ia melakukan sebuah tindakan untuk membantu dan menolong orang itu. kita bisa belajar dari sikap orang Samaria meskipun ia adalah orang yang dibenci oleh orang Yahudi namun ia tidak memandang hal itu. ia melakukan yang terbaik kepada orang yang terluka itu.

Dalam kehidupan sehari-hari kita juga mungkin bisa seperti sikap dua orang yang tidak mau membuka hati untuk menolong sesamanya.ada berbagai hal yang bisa membuat kita tidak mau menolong sesama kita. hal-hal tersebut adalah :

1)      Sikap tidak mau peduli kepada sesama

2)      Menunggu orang lain yang menolong

3)      Memilih-milih orang

4)      Memiliki sikap yang malas untuk menolong sesama

Bagaimanakah sikap seharusnya yang perlu kita contoh sebagai sesama?yang perlu kita contoh adalah sikap orang Samaria yang murah hati. ketika ada orang yang sedang membutuhkan pertolongan maka kita harus berusaha untuk bisa menolong orang tersebut bukan menghindar atau membiarkan orang tersebut memikul bebannya sendirian. Seperti halnya seorang Samaria, orang Samaria tidak menghindar namun datang melihat dan mendekati orang tersebut serta ia menolongnya. Ketika ia sudah meihatnya lalu orang Samariapuntergerak hatinya oleh belas kasihan kemudian  menolongnya. inilah yang dilakukan oleh orang Samaria dalam menolong (ayat 34-35) :

1)        Membalut luka-luka orang yang sedang mengalami luka tersebut

2)        Ia menyiram dengan minyak dan anggur

3)        Menaikkan orang tersebut ke atas keledai tunggangannya.

4)        Membawanya ketempat penginapan

5)        Merawatnya

6)        Membiayai seluruh pengobatannya

Sebagai sesama manusia kita diwajibkan untuk hidup saling tolong menolong (ayat 36-37).Tuhan menghendaki agar kita bisa melihat orang-orang sekitar yang membutuhkan pertolongan dan juga kita ikut terlibat dalam meringankan setiap beban yang mereka miliki.baik itu dalam keadaan punya masalah, punya beban berat, keadaan sakit, terjatuh kita selalu ada dan selalu siap untuk menolong serta mengusahakan yang terbaik untuknya.

Kisah ini bisa mengajarkan kita.kita memahami bahwa yang ditolong oleh orang Samaria ini bukan saja berasal dari kaum yang berbeda, tetapi dari kelompok yang selama ini menghina,membenci dan menyukai kaumnya. Sebagai seorang Kristen, menolong sesama adalah perintah yang wajib untuk dilaksanakan, kita wajib belajar dari kisah ini.Kasihilah sesama manusia.Selagi seseorang masih disebut sebagai “seorang manusia” maka kita wajib menolong dan mengasihinya.Yang dimaksud adalah tidak memandangdari suku, agama, negara dan ras. Bahkan wajib menolong orang yang membenci, mencaci maki, atau bahkan tidak menyukai  kita.

 

3. Contoh menolong dalam kehidupan sehari-hari

Setelah mendengarkan kisah dari orang Samaria yang murah hati, maka tentu sebagai sesama maka kita perlu melakukannya dalam kehidpan sehari-hari.setiap siswa pasti mengalami pengalaman dalam menolong orang lain bukan hanya ketika orang terluka, sakit, pasti ada hal-hal lain yang mendorong kita untuk mau menolong sesama baik dalam keluarga, disekolah maupun dilingkungan kita berada.

 

 

Soal Test PTK Siklus I

            Isilah titik-titik dibawah ini dengan memilih salah satu jawaban yang benar dan tepat.beri tanda silang (X) pada salah satu jawaban yang kamu anggap benar.

1. Sebagai sesama kita harus hidup saling tolong-menolong. Menolong berarti….

a. Melupakan sesama                         c. Menghadapi sesama

b. Meninggalkan sesama                  d. Membantu sesama

2. Dalam Galatia 6:2 “ bertolong-tolonglah menanggung bebanmu! demikianlah kamu memenuhi hukum …….?

                        a. Manusia                   c. Orangtua

                        b. Sesama                    d. Kristus.

3. Siapakah yang merampok dan memukul seorang yang sedang terluka dan terjatuh ditengah jalan…?

                        a. Penyamun-penyamun                      c. Seorang Samaria

                        b. Seorang Lewi                                  d. Seorang Imam

4. Ketika seorang imam melihat dan melewati jalan tersebut maka yang ia lakukan adalah….

a. Mengangkat orang itu          c. Pergi dan meninggalkan orang itu

                        b. Sedih kepada orang itu       d. Tertawa kepada orang itu

5. Seorang lewi berjalan dan melewati tempat orang itu terjatuh, maka yang ia lakukan adalah

                        a. Cepat-cepat memanggil dokter       c. Merawatnya

                        b. Ia melewatnya dari sebrang jalan.  d. Berdiri dan melihatnya

6. Adalah seorang Samaria, ketika ia lewat dan melihat ada orang yang sedang terluka dan terjatuh ditengah jalan makasalah satu yang ia lakukan adalah…

                        a. Membalut luka-lukanya                  c. Tidak melakukan apa-apa

                        b. Terawa kepadanya                          d. Hanya melihat saja

7. Orang Samaria adalah orang yang dibenci oleh orang-orang…

                        a. Lewi                                    c. Israel

                        b. Yahudi                    d. Yerusalem

8. Dari ketiga orang yang lewat dari kisah tentang orang Samaria yang murah hati, maka sikap yang perlu kita contoh sebagai sesama adalah sikap seorang….?

                        a. Lewi                                    c. Penyamun

                        b. Samaria                   d. Imam

9. Sebagai sesama manusia kita harus saling tolong-menolong siapapun yang membutuhkannya. menolong sesama adalah salah satu perintah…..?

                        a. Teman                      c. Sahabat

                        b. Musuh                     d. Tuhan

10. Salah satu contoh menolong sesama dalam kehidupan sehari-hari adalah….

a. Mengambil makanan teman            c. Membantu teman yang lagi sakit

b. Membohongi sesame          d. Membiarkan teman yang sedang sakit.

Kunci jawaban          :

1. D     6. A

2. D     7. B

3. A     8.B

4. C      9. D

5. B      10. C

 

 

 

Lembar Observasi Aktivitas PTK Siklus I

Skor :  1 = kurang baik    2 = cukup        3 = baik           4 = sangat baik.

No

Observasi

Skor

Jumlah

Keterangan

1

2

3

4

 

 

1

5 menit sebelum jam pelajaran siswa sudah hadir dalam kelas

 

 

 

 

 

 

2

Ketertarikan siswa dalam pembelajaran

 

 

 

 

 

 

3

Perhatian siswa saat menyampaikan materi

 

 

 

 

 

 

4

Keaktifan siswa dalam bertanya

 

 

 

 

 

 

5

keakktifan siswa dalam menjawab petanyaan

 

 

 

 

 

 

 6

Keterampilan siswa dalam mengkritik

 

 

 

 

 

 

7

Keberanian siswa dalam menyampaikan pendapat

 

 

 

 

 

 

8

Siswa mendengarkan/memperhatikan guru saat mengajar

 

 

 

 

 

 

9

siswa menanggapi pertanyaan guru

 

 

 

 

 

 

10

Siswa mengomentari pendapat gru

 

 

 

 

 

 

11

Siswa mengerjakan tugas dari guru

 

 

 

 

 

 

12

Siswa mengerjakan test  yang diberikan oleh guru

 

 

 

 

 

 

 

4.2.2 Pelaksanaan PTK Media Gambar Bergerak Siklus I

Pelaksanaan tindakan Penelitian tidakan kelas ini dilakukan berdasarkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang telah dibuat yaitu untuk satu kali tatap mukadengan alokasi waktu 2 x 35 menit.Pelaksanaan PTK Media Gambar Bergerak Siklus I, terdiri dari aktivitas sebagai berikut:

1.                       Kegiatan Pendahuluan

2.                       Kegaitan Inti

3.                       Kegiatan Penutup

Secara terperinci akan dijelaskan lebih lanjut.

1. Kegiatan Pendahuluan

Kegiatan pendahuluan yaitu dimulai dengan kegiatan absensi siswa, apersepsi terhadap materi, mengucapkan salam kepada semua siswa serta menanyakan keadaan siswa, kemudian sebelum memulai materi guru meminta salah seorang siswa untuk memimpin lagu dan berdoa, selanjutnya peneliti menyampaikan materi yang akan dibahas kepada siswa.

2.Kegiatan Inti

Kegiatan inti adalah kegiatan pelaksanaan dari materi. Berikut adalah kegiatan inti:

a.    Peneliti menyampaikan materi yang akan dipelajari kepada siswa

b.    Guru dan peserta didik mengamati materi yang akan di bahas : Lukas 10:25-37 (orang Samaria yang baik hati)

c.    Peneliti menjelaskan tentang Lukas 10:25-37 (sambil memmberikan gambar-gambar bergerak dan video agar lebih menarik dan lebih memperjelas materi).

d.    Peserta didik dapat menyebutkan contoh-contoh tolong menolong sesama baik dalam keluarga, sekolah, maupun di lingkungan.

e.    Peneliti memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya.

3. Kegiatan Penutup

Pelaksanaan kegiatan penutup antara lain sebagai berikut     :

a.    Peneliti memberikan soal test kepada siswa sesuai dengan materi yang sudah disampaikan.

b.    Peneliti memberikan motivasi dan nasihat kepada siswa agar siswa semakin semangat dalam belajar dan mengaplikasikan materi yang sudah dipelajari.

c.    Peneliti mengajak siswa untuk menyimpulkan materi yang telah di bahas.

d.    Peneliti menyamaikan materi untuk pertemua selanjutnya

e.    Peneliti mengajar peserta didik untuk berdoa menutup pembelajaran.

4.2.3 Observasi PTK Media Gambar Bergerak Siklus I

Kegiatan observasi merupakan kegiatan pengamatan terhadap suatu objek dengan tujuan untuk mendapatkan informasi dari objek yang akan di amati. Kegiatan observasi ini ditujukan kepada siswa dengan tujuan untuk mengetahui apakah dalam kegiatan belajar-mengajar telah sesuai dengan yang telah dibuat sebelumnya atau tidak. Untuk mengetahui hasil ketuntasan yang diperoleh siswa yaitu dengan melakukan test kepada siswa kemudian hasil dari test tersebut digunakan untuk menentukan tingkat keberhasilan pada siklus I. Adapun hasil perolehan siswa pada siklus I dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.5.

Data Siklus I: Nilai Siswa Kelas V Mapel Pendidikan Agama Kristen di SDN Mangunsari 07, Salatiga

 

No

Nama

KKM

Nilai

Keterangan

1

Biblica FaithyChandelaik

70

100

Tuntas

2

Darendra Bramantya

70

60

Tidak tuntas

3

Margareta Putri Viona

70

80

Tuntas

4

Noel Tigor Marpaung

70

80

Tuntas

5

Tito  Febri Irvansyah A.

70

60

Tidak tuntas

6

Vellania Ardita Putri

70

100

Tuntas

7

Victor Adi Wicaksono

70

60

Tidak tuntas

 

Berdasarkan perolehan nilai siswa pada siklus Iternyata masih ada 3 (tiga) orang siswa yang belum memenuhi standar kriteria ketuntasan minima.dengan demikian peneliti akan melakukan tindakan kembali untuk memperbaiki/meningkatkan nilai yang belum memenuhi standar KKM adapun tidakan yang akan dilakukan adalah melakukan siklus II.

4.2.4 Refleksi PTK Gambar Bergerak Siklus I

     Setelah seluruh proses pembelajaran dalam siklus I telah selesai dilaksanakan, peneliti mencari solusi untuk memecahkan masalah bagi nilai siswa yang belum memenuhi standar KKM dari hasil pengamatan, hal ini disebabkan oleh siswa yang kurang konsentrasi ketika mengikuti proses belajar mengajar dikelas, daya tangkap siswa yang berbeda antara siswa yang satu dengan siswa yang lain.

Dilihat dari pelaksanaan siklus I, ternyata nilai yang diperoleh oleh siswa kelas V sudah mengalami peningkatan tetapi masih ada 3 orang siswa yang memperoleh nilai dibawah KKM. Untuk itu perlu ditindaklanjuti dalam siklus II dengan tujuan  untuk memperbaiki dan mendapatkan nilai yang lebih baik dari sebelumnya atau melampaui Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM). Pelaksanaan siklus II terdiri dari Perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi dan akan diuraikan  sebagai berikut.

4.3 Siklus II

 

Adapun hal-hal yang dilakukan dalam melakukan siklus II adalah sebagai berikut :

4.3.1 Perencanaan PTK Media Gambar Bergerak

Perencanaan tindakan dilakukan untuk mengatasi masalah yang ditemukan pada siklus I. Adapun langkah-langkahnya sebagai berikut :

a)      Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang berbeda dengan siklus I.

b)      Merancang pengelolaan kelas. Cara pengelolaan kelas  yaitu dengan mengatur posisi duduk dari siswa agar tidak ada siswa yang mengganggu teman saat belajar dan menjadi tidak fokus mengikuti pembelajaran.

c)      Menyiapkan materi pembelajaran. Berikut adalah RPP dan materi pembelajaran

d)    Membuat tes untuk mengetahui hasil belajar pada siklus II Soal test siklus II

e)     Menyiapkan bahan dan alat untuk mendukung terlaksananya proses pembelajaran. Bahan-bahan tersebut seperti laptop lcd, dan gambar-gambar tentang materi.

4.3.2 Pelaksanaan PTK Media Gambar Bergerak

Pelaksanaan siklus II selama 2 X 35 menit dengan penyajiannya guru melakukan langkah-langkah pembelajaran seperti tertera dalam rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP).

 

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Sekolah                                   : SDN  MANGUNSARI07 SALATIGA

Mata pelajaran                    : PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN DAN BUDI PEKERTI

Kelas /semester                       : V/I (lima/satu)

Tanggal pelaksnaan                : jumat, 01  November  2019

Materi pembelajaran : Mengampuni seperti Yusuf  (Kejadian 37 ; 50:15-21)

Alokasi waktu                         : 70 menit

1. Kompetensi Inti (KI)

a)      Menerima dan menjalankan ajaran agama yang di anutnya

b)       Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggng jawab, santun, peduli, dan percaya dalam berinteraksi dengan keluarga, teman dan guru.

c)      Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati (mendengar, melihat,membaca) dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya dirumah dan disekolah.

d)      Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas dan logis, dalam karya yang estetis, dalam gerakkan yang mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak mulia.

1.      Kompetensi Dasar

2.1 Meyakini kehadiran saudara adalah pemberian Allah

2.2 Menunjukkan sikap peduli kepada saudara dan sesamanya

3.2  Menunjukkan sikap mengasihi dan menghormati saudara seta sesamanya

4.2 Menceritakan sikap saling mengampuni baik di keluarga, disekolah maupun di lingkungan

4.2 Menunjukkan sikap yang mau mengampuni sesama

5.2 Siswa mampu mempraktekan hidup saling mengampuni orang lain.

2.      Indikator Pencapaian Isi

·                     Siswa mampu menunjukkan sikap saling mengasihi dan mengampuni  sesama

·                     Siswa mampu berbuat baik kepada sesama baik di keluarga, di sekolah, maupun di lingkungan masyarakat

·                     Siswa mampu menceritakan salah satu kisah dari Alkitab tentang mengampuni sesama

·                     Siswa mampu membuat sebuah janji untuk selalu mengasihi dan mengampuni sesamanya

3.      Tujuan pembelajaran

1)      Siswa dapat menunjukkan perilaku saling mengasihi sesama baik di sekolah, dirumah maupun dilingkungan

2)      Siswa dapat menghindari perbuatan-perbuatan yang bisa menyakiti  orang lain

3)      Siswa dapat mengampuni sesamanya ketika berbuat kesalahan

4)      Siswa mampu mempraktekan sikap saling mengampuni didalam kehidupan sehari-hari.

4.      Deskripsi Materi Pembelajaran

Pelajaran sebelas Mengampuni orang lain

·         Menjelaskan judul pembahasan yaitu mengampuni orang lain.

·         Menjelaskan tentang Yusuf dan saudara-saudaranya

·         Kejahatan saudara-saudara Yusuf

·         Menyebutkan contoh-contoh kejahatan pada sesama melalui kehidupan sehari-hari.

·         Pengampunan yang diberikan Yusuf kepada saudara-saudaranya

5.      Metode Pembelajaran : cerita, Tanya jawab.

6.      Media/alat, Bahan, dan Sumber Belajar

-          Media/alat : media gambar bergerak

-          Bahan :

Laptop, Lcd, dan gambar

-          Sumber belajar

·         Deicy lidia Bessie dan Ev. Robinson napitulutu, pendidikan agama Kristen dan budi pekerti, 2016, Jakarta ; pusat kurikulum dan perbukuan, balitbang, kemendikbud kelas III, materi pembelajaran IV

·         LAI, Alkitab, 2016, Jakarta : Kejadian 37;50

·         Modul bahan ajar

7.      Kegiatan Pembelajaran

1. Kegiatan pendahuluan ( 10 menit)

·         Mengucapkan salam

·         Berdoa memulai pelajaran

·         Presensi kehadiran peserta didik

·         Apersepsi pembelajaran dan bertanya tentang mengampuni

2. Kegiatan inti (55  menit)

·         Guru menjelaskan tentang pengampunan kepada siswa

·         Guru menceritakan tokoh dalam Alkitab tentang mengampuni

·         Guru mengajak peserta mengamati Alkitab Kejadian 37

·         Guru bertanya kepada siswa mengenai siapakah Yusuf

·         Guru menjelaskan tentang Yusuf dan saudara-saudaranya 

·         Guru mengajak siswa menyebutkan contoh kejahatan yang dilakukan saudara-saudara Yusuf kepadanya

·         Siswa menyebutkan contoh-contoh perbuatan yang tidak baik yang sering dilakukan.

·         Guru menunjukkan sebuah gambar bergerak mengenai Yusuf mengampuni

·         Menjelaskan sikap Yusuf kepada saudara-saudaranya (kejadian 50:15-21)

·         Peserta didik menyadari perbuatannya dan mau meninggalkan dan hidup saling mengampuni dan mengasihi.

3. Kegiatan Penutup (10 menit)

·         Guru dan peserta didik menyimpulkan, menegaskan isi materi ”mengampuni orang lain.”

·         Guru melakukan refleksi atau umpan balik

·         Guru menyampaikan tugas kepada siswa

·         Guru/siswa memimpin doa setelah pembelajaran.

8.      Penilaian

1. Instrument penilaian sikap

Indikator :

1.1.1        Berdoa sebelum memulai pembelajaran

1.1.2        Bersyukur dengan mengucap “puji Tuhan”

2.1.2        Guru meberikan tugas setelah selesai pembelajaran

2.1.3        Guru memimpin doa penutup setelah selesai pembelajaran.

 

2. Instrument Penilaian Pengetahuan

Indikator:

-                      Menjelaskan siapa Yusuf

-                      Menjelaskan tentang saudara-saudara Yusuf

-                      Menyebutkan contoh-contoh yang tidak baik kepada sesama

-                      Menyebutkan sikap yang harus dilakukan ketika orang lain berbuat kesalahan                                                                   

 

 

 Materi Pelajaran Pendidikan Agama Kristen Kelas V

 

TEMA :MENGAMPUNI SESAMA (KEJADIAN 37:1-35; 39:1-2 50: 15-19-21)

1. Pengertian mengampuni

Mengampuni adalah tindakan memaafkan orang yang bersalah. Dalam Alkitab, kata Yunani yang diterjemahkan ”mengampuni” berarti ”merelakan”. Mengampuni orang lain berarti kita tidak kesal lagi kepadanya dan tidak meminta ganti rugi atas kesalahannya.

2. Yusuf dan saudara-saudaranya (1-4)

Yusuf adalah anak dari Yakub dan Rahel.Selain dengan Rahel, Yakub juga memiliki anak dari Lea, Zilpa dan Bilha. Ada 12 anak laki laki yang dimiliki Yakub.inilah nama-nama saudara Yusuf :Ruben, simeon, Lewi, Yehuda, Dan, Naftali, Gad, Asyer, Isakhar, Zebulon,Yusuf, Benyamin. Namun dari semuanya, dia paling menyayangi Yusuf yang mana membuat saudara-saudaranya iri kepada Yusuf.

Yusuf, anak emas Yakub dari Rahel.disebut anak emas karena ayahnya sangat mengasihi Yusuf lebih dari saudara-saudaranya yang lain dan Yusuf lahir di masa tua Yakub. Yakub sangat menyayangi Yusuf lebih dari saudara-saudaranya yang lain sehingga ia membuatkan Yusuf jubah mahaindah (Kejadian 37:3). Itulah yang menjadi alasan saudara-saudara Yusuf membenci dia. Selain itu, Yusuf juga dibenci oleh saudara-saudaranya karena mimpinya(4). Saat masih belia, usia 17 tahun (2), Yusuf telah menerima visi Tuhan melalui mimpi. Ada dua mimpi Yusuf.Hal ini membuat kebencian saudara-saudaranya terhadap Yusuf menjadi semakin memuncak. Namun karena Tuhan menyertai Yusuf, ia menjadi orang berhasil dalam pekerjaannya. Yusuf menjadi orang terkenal, kaya raya dan terhormat di Mesir.

3. Kejahatan saudara-saudara Yusuf (5-35)

            Mengapa Yusuf dibenci oleh saudara-saudaranya?

a)      Yususf adalah anak kesayangan

Ayat Di rumahnya, Yusuf menjadi anak kesayangan ayahnya. Bahkan ia pernah diberikan baju yang sangat indah oleh bapaknya. Namun sayang, hal itu membuat saudara-saudaranya iri dan membenci Yusuf.

b)      Mempunyai mimpi yang membuat saudara-saudaranya iri (5-9)

Yusuf mendapat dua mimpi.Di dalam kedua mimpinya, saudara-saudaranya tunduk menyembah kepadanya.Ketika Yusuf menceritakan mimpi ini kepada saudara-saudaranya, makin bertambahlah rasa benci mereka.

Yang pertama adalah mimpi Yusuf tentang berkas-berkas gandum Yusuf yang tegak berdiri, lalu datanglah berkas-berkas gandum saudaranya yang lain dan sujud menyembah berkas-berkas gandum Yusuf. Kedua, mimpi tentang matahari, bulan, dan sebelas bintang yang menyembah Yusuf. Mimpi-mimpi itu membuat saudara-saudaranya semakin membenci Yusuf  (ayat 8).  Pada suatu hari ketika kakak-kakak Yusuf sedang mengurus domba-domba ayah mereka, Yakub minta agar Yusuf menengok mereka dan melihat keadaan mereka.Ketika saudara-saudaranya melihat kedatangannya, beberapa di antara mereka berkata, ’Mari kita bunuh dia!’(ayat 20-22)  Tetapi Ruben, saudaranya yang tertua berkata, ’Tidak, jangan kalian berbuat itu.’Sebaliknya mereka memegang Yusuf dan melemparkannya ke dalam sebuah sumur yang kering. Setelah itu mereka duduk untuk memutuskan apa yang mereka akan lakukan terhadap Yusuf.

Pada saat itu beberapa orang keturunan Ismail datang lewat.Yehuda berkata kepada saudara-saudara tirinya, ’Mari kita jual dia kepada orang-orang Ismail.’Dan itulah yang telah mereka lakukan.Mereka menjual Yusuf seharga 20 keping perak.Alangkah  jahat perbuatan itu. Apakah yang akan mereka katakan kepada ayah mereka?(31) Mereka membunuh seekor kambing dan berkali-kali mencelup jubah Yusuf yang indah ke dalam darah kambing itu. Kemudian mereka membawa jubah itu kepada ayah mereka Yakub dan berkata, ’Kami menemukan ini.Lihatlah apakah ini bukan jubah Yusuf.’ (32)

Yakub tahu, bahwa itu benar jubah Yusuf.’Seekor binatang buas pasti telah membunuh Yusuf,’ tangisnya (ayat 33).Dan memang saudara-saudara Yusuf ingin agar ayah mereka berpikir demikian.Yakub sedih sekali. Berhari-hari ia menangis. Tetapi Yusuf tidak mati. Mari kita lihat apa yang terjadi dengan Yusuf dan ke mana ia telah dibawa. Kemudian Yusuf dibawa ke Mesir dan dijadikan pembantu.Namun, karena Tuhan Allah selalu menyertai Yusuf, akhirnya Yusuf menjadi seorang pemimpin yang terkenal dan kaya raya di Mesir.

4. Kehidupan Yusuf di Mesir  (kej 37:36; 39:1-2).

Di Mesir, ia dibeli oleh seorang perwira bernama Potifar.potifar itu adalah kepala penjaga istana. Yusuf diberkati Tuhan sehingga ia menjadi kesayangan di rumah Potifar dan mendapat kepercayaan untuk mengurus segala yang ada di rumahnya. Namun, itu bukan berarti kehidupan Yusuf di rumah Potifar tanpa masalah.Ia difitnah oleh istri Potifar sehingga ia dimasukkan ke dalam penjara istana. Di dalam penjara, ia mendapat kepercayaan untuk menjadi penjaga di penjara itu. Saat tinggal di penjara, ia bertemu dengan juru minum dan juru roti raja yang masing-masing mendapatkan sebuah mimpi. Mimpi mereka diartikan dengan tepat oleh Yusuf.Singkat cerita, juru minum raja dikembalikan ke jabatannya semula, tetapi juru roti dihukum mati, sesuai dengan tafsiran mimpi yang Yusuf sampaikan.Sesudah dua tahun berlalu, Firaun bermimpi dan mempertanyakan arti mimpi tersebut. Juru minum teringat akan Yusuf dan menyampaikannya kepada raja. Kemudian, Firaun pun memanggil Yusuf dan Yusuf berhasil menafsirkan mimpi sang raja. Akhirnya, Yusuf menjadi orang kedua di Mesir.Setelah datang bencana kelaparan, bertemulah Yusuf dengan saudara-saudaranya. Dan, saat itulah, Yusuf menyatakan bahwa ia sudah mengampuni saudara-saudaranya, hingga saudara-saudara Yusuf sujud di hadapannya.

Begitulah kisah seorang Yusuf. Setiap proses yang Tuhan berikan telah membentuk Yusuf menjadi pribadi yang lebih indah. Mari kita belajar dari sikap dan karakter Yusuf.

5. Sikap Yusuf terhadap saudara-saudaranya (50:15-21).

Suatu kali di Kanaan terjadi kelaparan yang membuat saudara-saudara Yusuf datang kepada Yusuf untuk membeli makanan.Pada saat itulah Yusuf dipertemukan kembali dengan saudara saudaranya.  Tetapi Yusuf telah memberikan teladan yang baik dalam hal mengampuni. Meskipun ia mendapatkan perlakuan yang tidak adil dari kakak-kakaknya, ia tidak mendendam. Bahkan ketika Yusuf memunyai kesempatan untuk membalasnya, Yusuf tidak mau melakukannya.Yusuf justru memberi yang terbaik untuk keluarganya pada masa kelaparan tersebut.cara mengampuni yang diberikan Yusuf kepada saudara-saudaranya adalah:

1.      menerima kesalahan saudara-saudaranya (19)

2.      melupakan segala kesalahan-kesalahan saudara-saudarnya (20)

3.      tidak membalas kejahatan saudara-saudaranya (21)

 

 

 

 

4.7 Soal test pada siklus II

1. Siapakah nama orangtua dari Yusuf?

2. Sebutkan nama  anak-anak Yakub!

3. Mengapa Yususf dibenci oleh saudara-saudaranya?

4. sebutkanmimpi dari Yusuf !

5. Apa yang dilakukan oleh Yusuf ketika saudara-saudaranya berbuat jahat?

 

 

4.7 Lembar observasi aktivitas siswa dengan penerapan media gambar bergerak

Skor :

             1 = kurang baik          2 = cukup        3 = baik           4 = sangat baik.

No

Indikator yang di amati

Skor

Jumlah

Keterangan

1

2

3

4

1

5 menit sebelum jam pelajaran siswa sudah hadir dalam kelas

 

 

 

 

 

 

2

Ketertarikan siswa dalam pembelajaran

 

 

 

 

 

 

3

Perhatian siswa saat menyampaikan materi

 

 

 

 

 

 

4

Keaktifan siswa dalam bertanya

 

 

 

 

 

 

5

keakktifan siswa dalam menjawab petanyaan

 

 

 

 

 

 

 6

Keterampilan siswa dalam mengkritik

 

 

 

 

 

 

7

Keberanian siswa dalam menyampaikan pendapat

 

 

 

 

 

 

 

8

Siswa mendengarkan/memperhatikan guru saat mengajar

 

 

 

 

 

 

9

siswa menanggapi pertanyaan guru

 

 

 

 

 

 

10

Siswa mengomentari pendapat guru

 

 

 

 

 

 

11

Siswa mengerjakan tugas dari guru

 

 

 

 

 

 

12

Siswa mengerjakan test  yang diberikan oleh guru

 

 

 

 

 

 

 

 

4.3.3 Observasi PTK Media Gambar Bergerak

Pengamatan dilakukan secara langsung pada sebuah kegiatan pelajaran pendidikan Agama Kristen terhadap perubahan tindakan dan sikap siswa dalam proses belajar mengajar dengan membuat catatan untuk data penelitian, selain itu guru mencatat siswa yang aktif dan yang pasif sebagai data pengamatan. Hasil dari tes  digunakan untuk menentukan tingkat keberhasilan penelitian siklus II. Tingkat keberhasilan siswa pada siklus II dapat dilihat pada tabel berikut: 

Tabel 4.6

 

Hasil Perolehan Nilai Siklus II

 

No

Nama

KKM

Nilai

Keterangan

1

Biblica FaithyChandelaik

70

100

Tuntas

2

Darendra Bramantya

70

80

Tuntas

3

Margareta Putri Viona

70

100

Tuntas

4

Noel Tigor Marpaung

70

90

Tuntas

5

Tito  Febri Irvansyah A.

70

90

Tuntas

6

Vellania Ardita Putri

70

100

Tuntas

7

Victor Adi Wicaksono

70

100

Tuntas

 

Dari pelaksanaan siklus II dapat dikeahui bahwa hasil belajar yang diperoleh oleh siswa semuanya sudah memenuhi standar KKM yaitu nilai 80-100.dengan demikian siklus II menunjukkan adanya peningkatan atau perbaikan hasil belajar siswa. 

 

4.3.4 Refleksi PTK Media Gambar Bergerak

Pada siklus II, dapat dilihat hasil belajar siswa  menunjukkan hasil yang memuaskan, siswa mampu memperoleh nilai yang lebih baik dari sebelumnya. Nilai yang rendah dari siklus I menjadi meningkat dan dapat melewati standar yang telah ditentukan oleh sekolah. Hal ini menunjukkan bahwa pelaksanaan siklus II mampu memperbaiki kekurangan siklus I. Peneliti berusaha dengan baik untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam mengikuti pelajaran Pendidikan Agama Kristen agar terjadi perubahan terutaama dalam hasil yang diperoleh oleh siswa. Pada siklus II siswa mampu mencapai hasil yang sesuai dengan yang diharapkan ketika menggunakan media gambar bergerak.diharapkan. Oleh karena itu, penelitian dianggap cukup sampai siklus II.

4.4Hasil PTK menggunakanMedia Gambar Bergerak

Pelaksanaan penelitian ini dimulai bulan agustus sampai November 2019.Penelitian ini dilakukan dengan II siklus.Ketika melaksanakan kedua siklus ini, terjadi peningkatan yang lebih baik setelah menggunakan media gambar bergerak.Pada siklus I telah terjadi perubahan dalam proses pembelajaran jika dibandingkan dengan sebelum siklus, namun hasil dari perolehan siswa masih belum maksimal. masih ada beberapa siswa yang masih belum mencapai Kriteria Ketuntasan Minimum. Dari hal itu ketika guru mengadakan test, maka nilainya menjadi tidak bisa mencapai hasil yang memuaskan.Oleh karena itu peneliti melakukan siklus II dengan melakukan perubahan mengajar dari yang sebelumnya.Pada Siklus II ternyata mampu memperoleh peningkatan yang lebih baik. Berikut adalah keterangannya :

Tabel 4.7

Akumulasi Nilai  Pra Penelitian, Siklus I dan Siklus II

Kelas V SDN Mangunsari 07 Salatiga

 

No

Nama

KKM

Hasil perolehan nilai

Pra penelitian

Siklus I

Siklus II

1

Vellania Ardita Putri

70

70

100

100

2

Darendra Bramantya

70

45

60

80

3

Biblica FaithyChandelaik

70

70

100

100

4

Tito  Febri Irvansyah A.

70

50

60

90

5

Victor Adi Wicaksono

70

45

60

100

6

Noel Tigor Marpaung

70

55

80

90

7

Margareta Putri Viona

70

55

80

100

 

Tabel diatas menunjukkan hasil perolehan nilai mulai dari pra penelitian dan siklus I tidak semua siswa mencapai standar KKM. Namun, setelah menggunakan media pembelajaran yaitu media gambar  bergerak (animasi) hasil perolehan nilai siswa meningkat yaitu 60-100. Namun pada siklus I, hasil perolehan masih belum maksimal karana masih ada 3 (tiga) orang siswa yang masih di bawah standar sehingga perlu dilakukan lagi siklus II untuk mendapatkan hasil yang lebih baik.Pelaksanaan siklus II terlihat bahwa nilai siswa mengalami peningkatan dari siklus I yaitu nilai terendah 80 dan nilai teftinggi 100.Berarti semua siswa siswa kelas V telah memperoleh nilai melampaui KKM yaitu 70.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

BAB V

PENUTUP

 

5.1 Kesimpulan

        Adapun kesimpulan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Perencanaan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) di Sekolah Dasar Negeri Mangunsari 07 Salatiga pada mata pelajaran Pendidikan Agama Kristen T.A 2019/2020 dimulai dengan melakukan penelitian tentang masalah yang dihadapi dalam sekolah. Setelah menemukan masalah maka dilanjut dengan memberi solusi dari permasalahan yang ada kemudian mempersiapkan hal-hal yang akan digunakan dalam melakukan penelitian dengan menggunakan media gambar bergerak (animai). Yang dilakukan dibagian perencanaan PTK

2. Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas di  V Sekolah Dasar Negeri Mangunsari 07 Salatiga pada mata pelajaran Pendidikan Agama Kristen T.A 2019/2020 berupa dua siklus yaitu siklus I dan Siklus II. Siklus I dilakukan untuk memperbaiki hasil belajar siswa yang tidak memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM).Sedangkan Siklus II dilakukan apabila hasil belajar siswa dalam siklus I belum bisa mencapai hasil yang maksimal.Siklus II bertujuan untuk memperbaiki/meningkatkan nilai siswa yang belum memenuhi standar Kriterian Ketuntasan Minimum (KKM).  SIKLUS 1 DAN 2

3. Hasil penelitian tindakan kelas di Sekolah Dasar Negeri  Mangunsari 07 Salatiga pada mata pelajaran Pendidikan Agama Kristen T.A 2019/2020 mengalami peningkatan setelah mengunakan media gambar bergerak (animasi) dimana hasil sebelum melakukan penelitian siswa mendapatkan nilai 45-70. sedangkan standar Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) yang ditentukan oleh sekolah adalah 70. Kemudian peneliti melakukan Siklus I dengan menggunakan media gambar bergerak (animasi) dan hasilnya mengalami peningkatan yaitu siswa mendapat nilai 60-100.Namun, dalam siklus I masih belum maksimal karena ada 3 (tiga orang siswa yang belum memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) sehingga untuk memperbaikinya dilanjut dengan Siklus II.Dalam siklus II siswa memperoleh nilai 80-100. Ini berarti bahwa semua siswa telah melampaui KKM. HASIL PRASIKLUS, SIKLUS 1 SIKLUS 2. DISIMPULKAN.(NILAI)

 

5.2 Saran

a. Bagi sekolah

                        Sekolah sebgai lembaga pendidikan, hendaklah sekolah MENYEDIAKAN sarana PRASARANA  pendidikan UNTUK MELAKUKAN KEGIATAN PROSES BELAJAR MENGAJAR  SEPERTI MEDIA BELAJAR (ALAT-ALATNYA)

b. Bagi guru Pendidikan Agama Kristen (PAK)

1.      Guru dapat menggunakan sarana pendukung seperti media gambar bergerak agar proses pembelajaran lebih baik, menarik dan adanya perubahan dalam hasil yang didapat oleh siswa

2.      guru dapat mengunakan sarana pendUkung sebagai media pembelajaran khususnya dalam mata pelajara Pendidikan Agama Kristen (PAK)

3.      MENGUPAYAKAN SUPAYA GURU JUGA DAPAT MELAKUKAN PELATIHAN TENTANG MEDIA BELAJAR.

c. BAGI PENELITI SELANJUTNYA

            BISA MEMAKAI MEDIA INI DENGAN CARA YANG LAIN ATAU MENGGUNAKAN MEDIA YANG LAIN.

 

 

 

 

 

 

DAFTAR PUSTAKA

Alkitab, LAI 2015

Ahmadi. Farid, Hamidulloh Ibda, Media Literasi sekolah : Teori dan Praktik (Semarang : CV. Pilar Nusantara, 2018)

Arif. Muhammad, Pengembangan Media Pembelajaran (Padang : Balai Insan Cendekia Mandiri, 2020)

Arga. Hana Sakura Putu, Sumber Belajar IPS Berbasis Lingkungan (Sumedang : UPI Sumedang Press, 2019)

 

Aqib. Zainal, Chotibuddin, Teori dan Aplikasi  Penelitian Tindakan Kelas (PTK), (Yogyakarta : Deepublish, 2018 )

B. Pitalis Mawardi, Penelitian Tindakan Kelas, Penelitian Tindakan Sekolah dan Best Practise (Surabaya : Qiara Media, 2020)

Daryanto, Penelitian Tindakan Kelas dan Penelitian Tindakan SekolahBbeserta Contoh-Contohnya. (Yogyakarta : Gava Media, 2011)

EG, Homrighausen, Pendidikan Agama Kristen, (Jakarta : BPK Gunung Mulia, 2008)

Fisher. Aubrey, Teori-teori Komunikasi - Komunikasi, Penerjemah Seojono Trimo (Bandung: Remaja Karya, 1996)

Gasong. Dina, Belajar dan Pembelajaran (Yogyakarta : Deepublish, 2018)

Gumelar . M.S, Elemen dan Prinsip Menggambar (Semarang : An1mage, 2015)

Hairun. Yahya, Evaluasi dan Penilaian Dalam Pembelajaran ( Yogyakarta : Deepublish, 2020)

Hamalik. Oemar, Teknik Pengukuran dan Evaluasi PendIdikan (Bandung: Mandar maju, 2008)

Homringhausen dan Enklaar, Pendidkan Agama Kristen (Jakarta: BPK Gunung mulia, 2004),

Homrighausen, Pendidikan Agama Kristen, (Jakarta : BPK Gunung Mulia, 2000)

Huda. Asrul, DKK, Media Anmasi Digital Berbasis Hots (Higer Order Thinking Skill), (Padang : UNP Press, 2020)

Ibda. Hamidulloh, Media Pembelajaran Berbasis Wayang (Konsep dan Aplikasi), (Semarang : CV. Pilar Nusantara, 2019)

Karo-karo. Isran Rasyid S, DKK, Manfaat Media Dalam Pembelajaran,

Khasan. Tholib, Dasar-Dasar Pendidikan (Jakarta: Studia Pers, 2009)

Kristanto. Paulus Lilik, Prinsip dan Praktek PAK Penuntun bagi Mahasiswa Teologi dan PAK, Pelayan Gereja, Guru Agama dan keluarga Kristen, (Yogyakarta : Andi, 2006)

Muhadi. Yudhi, Media pembelajaran, (Jakarta: Gaung Persada Press, tt)

Nai. Firmila Angela, Teori Belajar dan Pembelajaran Implementasinya Dalam Pembelajaran (Yogyakarta : Deepublish, 2017)

Nainggolan. Jhon M., PAK Dalam Masyarakat Majemuk( Bandung: Bina Media Informasi, 2009)

Neolaka. Amos, A. Grace Amialia Neolaka, Landasan Pendidikan (Jakarta : Kencana, 2017)

Ni’matuzahroh, DKK Observasi: teori dan aplikasi dalam psikologi (Malang : Universitas Muhammadiyah, 2018)

Pandingan. Anjani Putri Belawati, Penelitian Tindakan Kelas (Yogyakarta : Deepublish, 2019)

Praptanti, Subagya. Chris, Ayo belajar Bahasa Indonesia Kelas 3 SD, (Yogyakarta : Kanisius)

Panggabean. Yusri, dkk, Strategi, Model, dan Evaluasi Pembelajaran Kurikulum 2006 (Bandung: Bina media informasi, 2007)

Parnawi Afi, Penelitian Tindakan Kelas (Yogyakarta: Deepublisher, 2020)

Rusman, Belajar dan Pembelajaran Berorientasi Standard Proses Pendidikan cet-1  (Jakarta : Kencana, 2017)

Ruth. Launter, Pedoman Pelayanan Anak, (Malang: Yayasan Persekutuan Pengkabaran Injil Indonesia, 1993)

Saifullah. Adji, Dkk, Visual Image Science Corner (SukaBumi: CV. Jejak, 2020)

Sanjaya. Wina, Perencanaan dan Desain System Pembelajaran, cet-4,  (Jakarta : Kencana, 2011)

 Shanan, Jurnal Pendidikan Agama Kristen (Jakarta : UKI Press, 2017)

Simarmata. Janner, Elemen-Elemen Mutimedia Teks, Gambar, Suara, Video, Animasi Untuk Pembelajaran( Medan :  Yayasan Kita Menulis, 2020)

Shobiin. Ma’a, Konsep dan Implementasi Kurikulum Di Sekolah Dasar, (Yogyakarta: Deepublisher, 2016)

Simarmata. Janner, Elemen-Elemen Mutimedia Teks, Gambar, Suara, Video, Animasi Untuk Pembelajaran( Medan :  Yayasan Kita Menulis, 2020)

Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya (Jakarta: Rineka Cipta, 2003)

Sutrisno, Meningkatkan Minat dan Hasil Belajar TIK Materi Topologi Jaringan Dengan Media Pembelajaran, (Malang : Ahlimedia Press, 2020)

Suardi. Moh, Belajar dan Pembelajaran (Yogyakarta : Deepublish, 2018)

Suyadi, Panduan Penelitian Tindakan Kelas (Jogjakarta: DIVA Press, 2015)

Syahputra. Edy, Snowball Throwing Tingkatan Minat dan Hasil Belajar (Suka Bumi : Haura Publishing, 2020)

Syah. Muhibbin, Psikologi Belajar (Jakarta: Bumi Aksara, 2011)

Wiriaatmadja. Rochiati, Metode Penelitian Tindakan Kelas, (Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 2006)

Winatasahirin, Identitas dan Ciri Khas Pendidikan Kristen, (Yogyakarta: BPK Gunung Mulia, 2003),

Wiriaatmadja. Rochiati, Metode penelitian tindakan kelas, (Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 2006)

Team Pustaka Phoenix, Kamus Besar Bahasa Indoneisa Edisi Baru (Jakarta: Pustaka Phoenix, 2007)

Shanan, Jurnal Pendidikan Agama Kristen (Jakarta : UKI Press, 2017)

jurnal, Gereja, Guru Agama dan keluarga Kristen, Yogyakarta : Andi Offset.

jurnal, Arsyad, Media Pembelajaran

https://www.coursehero.com/file/p5a96eo/hakekat-pendidikan-agama-kristen-PAK-seperti-yang-tercantum-dalam-hasil/ 10/11/2019, 12:36

https://susantotutor.wordpress.com/2010/12/25/media-gambar-diam/, 12/11/2019, 23:14

https://seputarilmu.com/2019/08/animasi.html26/11/2019, 07:44

 



[1]Amos Neolaka dan Grace Amialia A. Neolaka, Landasan Pendidikan (Jakarta : Kencana, 2017), 9.

 

[2]Shanan, Jurnal Pendidikan Agama Kristen (Jakarta: UKI Press, 2017), 137.

 

[4] Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sietem Pendidikan Nasional (Jakarta

( Transmedia Pustaka, 2008), 5

[5] Ma’a Shobiin, Konsep dan Implementasi Kurikulum Di Sekolah Dasar, (Yogyakarta: Deepublisher, 2016), 12

[6] Tholib Khasan, Dasar-Dasar Pendidikan (Jakarta: Studia Pers, 2009), 22

[7] Daftar nilai PAK siswa kelas V semester 2 T/A 2018/2019 

[8] Annie : Guru PAK Sekolah Dasar Negeri Mangunsari 07 Salatiga, Hasil Wawancara  pada Jumat, 29 maret 2019

 

[9]Homrighausen, EG, Pendidikan Agama Kristen, (Jakarta : BPK Gunung Mulia, 2008), 20

[10]Winatasahirin, Identitas dan Ciri Khas Pendidikan Kristen, (Yogyakarta: BPK Gunung Mulia, 2003), 153

[11]Paulus Lilik Kristanto, Prinsip dan Praktek PAK Penuntun bagi Mahasiswa Teologi dan PAK, Pelayan Gereja, Guru Agama dan keluarga Kristen, (Yogyakarta : Andi, 2006), 65

[13] Homringhausen dan Enklaar ,Pendidkan Agama Kristen (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2004), 20

[14] Jhon M. Nainggolan, PAK Dalam Masyarakat Majemuk( Bandung: Bina Media Informasi, 2009),13.

[15] Shanan, Jurnal Pendidikan Agama Kristen (Jakarta: UKI Press, 2017), 137

[16] Homrighausen, Pendidikan Agama Kristen, (Jakarta : BPK Gunung Mulia, 2000), 8.

[17] Team Pustaka Phoenix, Kamus Besar Bahasa Indoneisa Edisi Baru (Jakarta: Pustaka Phoenix, 2007), 121

[18] Firmila Angela Nai, Teori Belajar dan Pembelajaran Implementasinya Dalam Pembelajaran (Yogyakarta : Deepublish, 2017), 3

[19]Moh. Suardi, Belajar dan Pembelajaran (Yogyakarta : Deepublish, 2018), 7

[20] Rusman, Belajar & Pembelajaran Berorientasi Standard Proses Pendidikan (Jakarta : Kencana, 2017), 2.

[21]Praptanti, Chris Subagya, Ayo belajar Bahasa Indonesia Kelas 3 SD, (Yogyakarta : Kanisius),76

[22] Dina Gasong, Belajar dan Pembelajaran (Yogyakarta : Deepublish, 2018), 113

[23]Hana Sakura Putu Arga, Sumber Belajar IPS Berbasis Lingkungan (Sumedang : UPI Sumedang Press, 2019), 3-4

[24] Yusri Panggabean, dkk, Strategi, Model, dan Evaluasi Pembelajaran Kurikulum 2006 (Bandung: Bina media informasi, 2007), 59

[25] Launter Ruth, Pedoman Pelayanan Anak, (Malang: Yayasan Persekutuan Pengkabaran Injil Indonesia, 1993), 33

[26] Ibid, 60

[27]Isran Rasyid Karo-karo S, DKK, Manfaat Media Dalam Pembelajaran, 94

[28]Muhammad Arif, Pengembangan Media Pembelajaran (Padang : Balai Insan Cendekia Mandiri, 2020), 15.

[29]Yudhi Muhadi, Media pembelajaran, (Jakarta: Gaung Persada Press, tt), 81

[30]Oemar Hamalik. Op cit.  109-110

[31]Wina sanjaya, Perencanaan dan Desain System Pembelajaran, cet-4,  (Jakarta : Kencana, 2011), 211

[32]M.S. Gumelar, Elemen dan Prinsip Menggambar (Semarang : An1mage, 2015),8

[33]Hamidulloh Ibda, Media Pembelajaran Berbasis Wayang (Konsep dan Aplikasi), (Semarang : CV. Pilar Nusantara, 2019), 86

[34] Rusman, Belajar dan Pembelajaran Berorientasi Standard Proses Pendidikan cet-1  (Jakarta : Kencana, 2017), 229

[36] Janner Simarmata, Elemen-Elemen Mutimedia Teks, Gambar, Suara, Video, Animasi Untuk Pembelajaran ( Medan :  Yayasan Kita Menulis, 2020), 88

[37]Adji Saifullah, Dkk, Visual Image Science Corner (SukaBumi: CV. Jejak, 2020), 49

[39] Aubrey Fisher, Teori-teori Komunikasi - Komunikasi, Penerjemah Seojono Trimo (Bandung: Remaja Karya, 1996), 93

[40] Asrul Huda, DKK, Media Anmasi Digital Berbasis Hots (Higer Order Thinking Skill), (Padang : UNP Press, 2020), 191

[41]Farid Ahmadi, Hamidulloh Ibda, Media Literasi sekolah : Teori dan Praktik (Semarang : CV. Pilar Nusantara, 2018), 329

[42]Ibid, 330

[43] Sutrisno, Meningkatkan Minat dan Hasil Belajar TIK Materi Topologi Jaringan Dengan Media Pembelajaran, (Malang : Ahlimedia Press, 2020), 22

[44] Oemar Hamalik, Teknik Pengukuran dan Evaluasi PendIdikan (Bandung: Mandar maju, 2008),17

[45] Edy Syahputra, Snowball Throwning (Tingkatan minat dan hasil belajar), (Suka Bumi : Haura Publishing, 2020),  24

[46] Yahya Hairun, Evaluasi dan Penilaian Dalam Pembelajaran ( Yogyakarta : Deepublish, 2020), 60

 

[47]Yahya Hairun, Evaluasi dan Penilaian Dalam Pembelajaran ( Yogyakarta : Deepublish, 2020), 61

 

[48] Edy Syahputra, Snowball Throwing Tingkatan Minat dan Hasil Belajar (Suka Bumi : Haura Publishing, 2020), 26

[49] Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya (Jakarta: Rineka Cipta, 2003), 3.

[50]Edy Syahputra, Snowball Throwing Tingkatan Minat dan Hasil Belajar (Suka Bumi : Haura Publishing, 2020), 27

[51] Muhibbin Syah, Psikologi Belajar (Jakarta: Bumi Aksara, 2011), 144

[52] Suyadi, Panduan Penelitian Tindakan Kelas (Jogjakarta: DIVA Press, 2015), 17

[53] ibid, 21

[54] ibid 7

[55] Anjani Putri Belawati Pandingan, Penelitian Tindakan Kelas (Yogyakarta : Deepublish, 2019), 9

[56] Zainal Aqib & Chotibuddin, Teori dan Aplikasi  Penelitian Tindakan Kelas (PTK), (Yogyakarta : Deepublish, 2018 ), 2

[57] Afi Parnawi, Penelitian Tindakan Kelas (Yogyakarta: Deepublisher, 2020), 6

[58]Daryanto, Penelitian Tindakan Kelas dan Penelitian Tindakan SekolahBbeserta Contoh-Contohnya. (Yogyakarta : Gava Media, 2011),6

[59] Pitalis Mawardi B, Penelitian Tindakan Kelas, Penelitian Tindakan Sekolah dan Best Practise (Surabaya : Qiara Media, 2020),  5

[60] Anjani Putri B.P, Op.cit, 6

 

[61] Rochiati Wiriaatmadja, Metode penelitian tindakan kelas, (Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 2006), 20.

[62] ibid, 13

[63] Ni’matuzahroh, DKK Observasi: Teori Dan Aplikasi Dalam Psikologi (Malang : Universitas Muhammadiyah, 2018), 12


 









https://drive.google.com/drive/folders/1g-45Qxrw5_Kav09zafQemsWCl4sTeEcA?usp=sharing

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

SKRIPSI Implementasi kurikulum Merdeka dalam penyusunan modul ajar mata pelajaran pendidikan agama Kristen di sekolah dasar negeri 01 dukuh Salatiga

  https://docs.google.com/document/d/1dg_AG2xpw73mPijLobl4L_S-3hXar0gk/edit?usp=drivesdk&ouid=109035727521198068929&rtpof=true&s...

HINTS