“UPAYA PENINGKATAN HASIL
BELAJAR SISWA KELAS V MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR BERGERAK PADA MATA PELAJARAN
PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN DI SEKOLAH DASAR NEGERI MANGUNSARI 07 SALATIGA”
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Agama Kristen (S. Pd)
Disusun Oleh:
NATAL RIA ZEGA
NIM: 16-311-415
SEKOLAH
TINGGI TEOLOGI EFATA
SALATIGA
2020
LEMBAR PENGESAHAN
“UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V
MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR BERGERAK PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN
DI SEKOLAH DASAR NEGERI MANGUNSARI 07 SALATIGA”
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Agama Kristen (S. Pd)
Disusun Oleh
NATAL RIA ZEGA
NIM: 16 311 415
PEMBIMBING 1 PEMBIMBING 2
Hilderia Damanik, S.H, M.Pd.K Drs. Purwanto,M.Pd
SEKOLAH TINGGI TEOLOGI
EFATA
SALATIGA
2020
LEMBAR PENGUJI
MOTTO
“AKU
TAHU, BAHWA ENGKAU SANGGUP MELAKUKAN SEGALA SESUATU DAN TIDAK ADA RENCANA-MU
YANG GAGAL”
AYUB
42:2
“DAN
APA SAJA YANG KAMU MINTA DALAM DOA DENGAN PENUH KEPERCAYAAN, KAMU AKAN
MENERIMANYA”
MATIUS
21:22
KATA
PENGANTAR
Dengan ucapan syukur penulis
panjatkan rasa syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat dan
rahmat-Nya penulis berhasil menyelesaikan penulisan skripsi ini.
Penyususn menyadari bahwa dalam
penyusunan skripsi ini berjalan dengan baik, bukan karena kekuatan dan
kemmapuan penyususn semata-mata, namun karena adanya dukungan berbagai pihak
baik berupa pemikiran, petunjuk, bimbingan, motivasi dan dorongan dari berbagai
pihak. Oleh karena itu dalamkesempatan ini penulis dengan tulus hati menyampaikan
terimakasih kepada :
1. Bapak
Pdt. Dr. Surya Kususma, S.Th, D.Min selaku pendidiri Sekolah Tinggi Teologi
Efata Salatiga.
2. Bapak
Pdt. David Wibisono, M.Th selaku Ketua Sekolah Tinggi Teologi Efata Salatiga
yang telah memberikan kesempatan untuk memperoleh ilmu dan dapat menyelesaikan
masa studi di Sekolah Tinggi Teologi Efata Salatiga.
3. Ibu
Hilderia Damanik, SH, M.Pd.K selaku Kaprodi dan dosen pembimbing I yang telah
banyak memberikan waktu,tenaga, pikiran, dan masukan, saran dan pengetahuan
yang bermanfaat membimbing dengan penuh kesabaran selama proses penelitian
hingga dapat terselesaikan dengan baik.
4. Bapak
Purwanto, M.Pd selaku dosen pembimbing II yang telah memberikan masukan yang
sangat bermanfaat untuk menyelesakan karya ilmiah ini
5. Segenap
dosen dan para staf Sekolah Tinggi Teologi Efata Salatiga yang turut membantu
dalam penyususnan karya ilmiah ini.
6. Kepada
kepala sekolah, guru agama Kristen SDN Mangunsari 07 Salatiga yang telah
memberikan kesempatan kepada penulis untuk mengadakan penelitian.
7. Kepada
keluargaku yang selalu mendukung dalam doa, motivasi dan juga dana-dana yang
dibutuhkan dalam penyelesaian skripsi ini.
8. Kepada
guru-guru PAUD Alam Efata Bersinar Salatiga yang senantiasa memberikan dukungan
dan kesempatan untuk bisa menyelesaikan karya ilmiah ini hingga selesai.
9. Kepada
Saudari Indah Atika, Syahniamat Zendrato, Dorce Atti, Asa dan Para sahabat dan teman-teman yang
turut memberikan dukungan doa dan motivasi sehingga penulis terus semangat
menyelesaikan karya ilmiah dengan baik.
10. Semua
pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu, yang telah mendukung
dalam penyelesaian skripsi ini.
Penulis
April 2021
ABSTRAK
JJUDUL
TUJUAN
METODOLOGI
HASIL
Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat efektivitas proses belajar-mengajar
dalam Pendidikan Agama Kristen (PAK) yang berlangsung di SDN Mangunsari 07 Salatiga. Berdasarkan hasil
pengamatan bahwa, proses belajar
mengajar pendidikan Agama Kristen (PAK)
di SDN Mangunsari 07 Salatiga yang berlangsung kurang efektif sehingga
mengakibatkan hasil belajar siswa tidak bisa mencapai hasil yang baik. Hal ini
di sebabkan oleh cara mengajar guru yang selalu menoton dan tidak ada
variasiterkhusus dalam penggunaan media pembelajaran sehingga membuat siswa
menjadi bosan dan pembelajaran kurang menarik serta siswa menjadi kurang aktif
dalam kegiatan proses belajar-mengajar. hal ini dapat memberikan pengaruh bagi
hasil yang dicapai oleh siswa, yaitu memberikan hasil yang rendah atau tidak
memenuhi KKM (kriteria Ketuntasan Minimum). Dari hal tersebut penulis melakukan
Penelitian Tindakan Kelas (PTK).Penulis mencoba melakukan variasi dengan
menggunakan media pembelajaran yang berbeda yaitu dengan menggunakan media
gambar bergerak (animasi). Hal tersebut memberikan dampak yang baik, proses
kegiatan belajar-mengajar menjadi menarik dan
siswa mampu mengikuti pembelajaran dengan baik serta mencapai hasil yang
lebih baik dari sebelumnya. Dari kondisi tersebut, ada beberapa hal yang
penulis dapat sampaikan sebagai masukan bagi pihak-pihak yang terkait di
dalamnya, salah satunya adalah penggunaan media yang tepat seperti media gambar
bergerak (animasi) sangat memberikan manfaat dalam kegiatan proses
belajar-mengajar serta dalam mencapai hasil belajar yang lebih baik. NILAINYA
SEBELUM DAN SETELAH
ABSTRACK
The purpose of this study was to see the effectiveness
of the teaching and learning process in Christianity Religious Education (PAK)
which took place at SDN Mangunsari 07 Salatiga. Based on the observation that,
the teaching and learning process of Christian Religion education (PAK) at SDN
Mangunsari 07 Salatiga was less effective, resulting in student learning
outcomes unable to achieve good results. This is caused by the way the teacher
always teaches and there is no variation, the meaning is less in providing
variations, especially in the use of instructional media, so that students
become bored and learning is less attractive and students become less active in
the teaching and learning process. This can have an effect on the results
achieved by students, namely giving low results or not meeting the KKM (Minimum
Completeness criteria). From this, the authors conducted Classroom Action
Research (PTK).
The author tries to make variations by using different
learning media, namely by using moving image media (animation). it has a good
impact. the process of teaching and learning activities becomes interesting and
students are able to follow the learning well and achieve better results than
before. From these conditions, there are several things that the writer can
convey as input for the parties involved in it, one of which is the use of
appropriate media such as moving image media (animation) which is very
beneficial in teaching and learning activities as well in achieving better
results.
DAFTAR
ISI
Halaman Judul…………………………………….............................……………
i
Lembar
Pengesahan………………………………...........................…………….
ii
Motto………………………………...........................…………….
……………. iii
Kata Pengantar………………………………...........................…………….
….. iv
Abstrak………………………………...........................…………….
…………. vii
Abstrack………………………………...........................…………….
…..…… viii
Daftar
Isi……..………………………...........................………………………..
ix
Bab I Pendahuluan
1.1
Latar Belakang Penelitian………………………………………………........
1
1.2
Rumusan Masalah…………………………………….……………............... 8
1.3
Tujuan Penelitian ………………………………………………….................
8
1.4 Manfaat
Penelitian…………………………………………………................9
Bab II Landasan Teori
Pendidikan
Agama Kristen (PAK)…………………………………….………10
2.1
Pendidikan Agama Kristen Secaraumum………………………………… 10
2.1.1 Hakikat Pendidikan Agama Kristen (PAK)
…. …………………………………………………………………. 12
2.1.2 Tujuan PAK………….....……………………………………….. 13
2.1.3 Pendidikan Agama Kristen ( PAK) Di Sekolah…………………. 14
2.2
Belajar Dan Pembelajaran……………….…………………………………..
15
2.2.1 Pengertian Belajar Dan Pembelajaran…………………………….
15
2.2.2 Manfaat Belajar…………………………………………………… 16
2.2.3 Tujuan Belajar…………………………………………………….. 16
2.3
Media Belajar……………………………………………………………….. 19
2.3.1 Pengertian Media Belajar………………………………...……….. 19
2.3.2 Manfaat Media Belajar………………………………….…………20
2.3.3 Jenis-Jenis Media Pembelajaran………………………………….. 22
2.3.3.1 Media Visual……………………………………………. 22
2.3.3.2 Media Audio…………………………………………..... 22
2.3.3.3 Media Audio Visual…………………………………..... 23
2.3.4 Pengertian Gambar Bergerak (Animasi) …………………………
26
2.3.5 Manfaat Media Gambar Bergerak (Animasi) …………………….
28
2.4
Hasil Belajar………………………………………………………………… 30
2.4.1 PengertianHasil Belajar………………………………...………… 30
2.4.2 TujuanHasilBelajar…………………....………...………………. 31
2.4.3 Faktor-Faktor Yang
MempengaruhiHasil Belajar…………....... 33
2.5
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ………………………...………………..
35
2.5.1 Pengertian Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
…………………… 35
2.5.2 Tujuan Dan Manfaat Pengertian Penelitia Tindakan
Kelas
(PTK) …………………………………………………. ……... 36
2.5.3 Manfaat Pengertian Penelitian Tindakan Kelas
(PTK) …………………………………………………………... 38
2.5.4 Model-model PTK.…………………………………………….. 38
2.5.5 Ciri-Ciri Penelitian Tindakan Kelas
(PTK) ………………………......................................................
41
Bab III Metodologi
Penelitian
3.1
Metodologi Penelitian………………………………………….…………
42
3.2
Objek DanWaktu
Penelitian………………………………………….… 43
3.3.
Lokasi Penelitian………………………………………….……………..
43
3.4
Prosedur Penelitian………………………………………….……….......
44
3.4.1 Proses Tindakan Siklus I…………………………………………. 44
3.4.2 Proses Tindakan SiklusII……………………….………… ….... 47
3.5
Data Dan Cara Pengumpulan Data…………………………………….. 49
3.6
Instrumen Penilaian………………………………………….…………
50
3.7
Teknis Analisis Data………………………………………….………...
51
Bab IV Hasil Penilaian
Dan Pembahasan
4.1
Hasil Penelitian………………………………………………………..
52
4.2 Deskripsi Kondisi Pra Tindakan………………………………………. 54
4.2.1 Perencanaan Penelitian Tindakan Kelas……………………. 54
4.2.2 Pelaksanaan PTK Media Gambar Bergerak ……….……......
66
4.2.3 Pelaksanaan
PTK Media Gambar Bergerak Siklus I………...68
4.2.4 Observasi
PTK Media Gambar Bergerak Siklus I………....... 68
4.2.5 Refleksi PTK Gambar
Bergerak Siklus I………………….… 69
4.3
Siklus II…………………………………………………………….….. 70
4.3.1 Perencanaan PTK Media Gambar
Bergerak Siklus II…….…. 70
4.3.2 Pelaksanaan PTK Media Gambar Bergerak Siklus
II……….. 78
4.3.3 Observasi PTK Media Gambar
Bergerak Siklus II………….. 78
4.3.4 Refleksi PTK Media Gambar Bergerak Siklus II
…………… 79
4.4
Hasil PTK MENGGUNAKAN Media Gambar
Bergerak…….............. 79
4.5
Pembahasan ……......................................................................................
82
BAB V PENUTUP
5.1
Kesimpulan …………………………………………………………….. 85
5.2
Saran ……………………………………………………………………. 86
Daftar
Pustaka ……………………………………………………………… 87
Lampiran
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pendidikan
adalah upaya untuk mengembangkan gagasan, pikiran dan karya manusia serta
potensi yang ada di dalam diri seseorang sehingga mampu menjadi lebih baik.[1]Pendidikan
berarti suatu kegiatan untuk mengubah seseorang menjadi lebih baik yang
dilakukan secara sadar dan berlangsung dua arah serta mampu mengubah kehidupan
dan pola pikir seseorang sehingga mampu berkembang dan berbeda dari sebelumnya.
Pendidikan
disekolah merupakan kegiatan untuk membimbing anak manusia menuju kedewasaan
dan kemandirian. Hal ini dilakukan guna membekali anak untuk kehidupannya
dimasa yang akan datang. Pendidikan ini
merupakan suatu proses pembelajaran, keterampilan, atau kebiasaan yang
dilakukan oleh sekumpulan orang secara berkelanjutan melalui pelajaran,
pelatihan, dan penelitian. Pendidikan sangat memiliki peran penting dalam
meningkatkan pengetahuan seseorang karena melalui pendidikan seseorang bisa
mengalami perubahan dan bertambahnya pengalaman atau ilmu pengetahuan yang
didapatkan.Salah satunya dengan adanya Pendidikan Agama Kristen, dimana
Pendidikan Agama Kristen ini bisa dipelajari dimana saja baik di sekolah,
dirumah maupun digereja.
Pendidikan
Agama Kristen dapat berupa pendidikan formal dan pendikan informal.Pendidikan
formal adalah jalur pendidikan yang terstruktur dan berjenjang yang terdiri
atas pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi.[2]Sedangkan
pendidikan informal adalah jalur pendidikan yang dilakukan keluarga dan
lingkungan dimana kegiatan belajarnya dilakukan secara mandiri.Jalur pendidikan
ini diberikan kepada setiap individu sejak lahir dan sepanjang hayatnya, baik
melalui keluarga maupun lingkungannya. Jalur pendidikan ini akan menjadi dasar
yang akan membentuk kebiasaan, watak, dan perilaku seseorang di masa depan.
Informal misalnya dalam keluarga dimana keluarga dapat mendidik anggota
keluarganya untuk membangun kerohanian mereka.[3]Pendidikan
formal sangat penting karena melalui
pendidikan formal bertujuan untuk mencapai tujuan pendidikan nasional.
Pendidikan
Agama Kristen merupakan pendidikan formal karena pendidikan ini berlangsung di
setiap sekolah.Konteks Pendidikan Agama Kristen di sekolah mendapat peranan
yang penting karena di sekolah siswa bisa mendapatkan pendididikan yang dapat
membentuk kehidupan siswa menjadi pribadi yang baik.Tujuan dari mata pelajaran Pendidikan
Agama Kristen adalah untuk membentuk watak dan karakter anak bangsa agar mampu
bertanggungjawab dan berakhlak sesuai dengan tujuan pendidikan nasional.
"Undang-Undang
Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Pasal 3, tujuan pendidikan
nasional adalah mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang
beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,
berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis
serta bertanggung jawab."[4]
Tujuan
pendidikan merupakan suatu faktor yang sangat penting didalam pendidikan karena
tujuan pendidikan adalah gambaran kondisi akhir
atau nilai-nilai yang ingin dicapai dari suatu proses pendidikan.[5]Tujuan
pendidikan adalah untuk mencapai hasil yang lebih baik.Untuk mendapat sebuah
hasil yang baik tentunya dibutuhkan usaha yang baik pula.
Proses
pendidikan merupakan hal-hal yang menyangkut langkah atau sistematika atauurutan jalannya suatu kegiatan.[6]Proses
pendidikan merupakan suatu kegiatan yang
berlangsung antara siswa dengan guru didalam kelas. Proses ini dapat merujuk
pada proses pembentukan kepribadian siswa, menyiapkan mental dan pengetahuan
para peserta didik serta mempersiapkan tenaga kerja dimasa yang akan datang.
Proses
belajar mengajar dilakukan sesuai dengan materi yang telah dipersiapkan oleh
guru. Dalam proses ini guru bisa menyampaikan materi dengan literasi kepada
peserta didik. Dalam proses ini guru berusaha menyampaikan materi dengan jelas
dan berusaha membangkitkan semangat peserta didik supaya dapat membangkitkan
semangat, kegiatan belajar-mengajar tidak menjadi kaku dan tidak ada komunikasi
maupun diskusi yang tidak baik antara siswa dengan guru. Dalam proses ini guru
bisa mengajak siswa untuk ikut serta dalam berpikir, berpartisipasi dan
meningkatkan kemampuan dalam belajar sesuai dengan materi yang disampaikan.
Keberhasilan pembelajaran dapat dilihat ketika tujuan
belajar bisa tercapai dengan baik.Keberhasilan tersebut dapat dilihat dengan
hasil perolehan yang didapat oleh peserta didik.Dalam setiap sekolah tentunya
ada standar yang telah ditentukan oleh sekolah dalam melihat tingkat
keberhasilan seorang siswa yaitu berdasarkan Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM)
yang di tentukan oleh sekolah.Tercapainyakeberhasilan tersebut tergantung dari bagaimana
guru menyampaikan materi. Ada beberapa faktor penyebab tercapainya suatu proses
belajar mengajar dalam kelas yaitu strategi, metode dan media yang di gunakan
oleh guru dalam kelas. Salah satu penunjang keberhasilan dalam proses
belajar-mengajar adalah dengan menggunakan media belajar. Media
pembelajaran merupakan salah satu cara atau alat bantu yang digunakan dalam
proses belajar mengajar.Media
pembelajaran sangat diperlukan untuk bisa membantu mempermudah guru dalam
menyampaikan materi dan siswa juga dengan mudah menyerap dan memahami materi
yang disampaikan guru didalam kelas. Ada berbagai media yang bisa digunakan
oleh guru dalam memudahkan proses belajar-mengajar yaitu media audio seperti Radio dan recorder,
yang kedua adalah media visual seperti foto ilistrasi, gambar pilihan
dan potongan gambar dan yang ketiga adalah media audio visual seperti rekaman
video, berbagai ukuran film, slide suara. Salah satu media yang digunakan dalam
proses pembelajaran adalah media gambar bergerak (animasi). Media ambar
bergerak (animasi )bergerak ialah media yang boleh memaparkan atau membiaskan
gambar atau bayangan yang dapat bergerak.
Pencapaian hasil yang lebih baik tentu membutuhkan
usaha yang baik.Maka dalam hal ini guru perlu menggunakan seluruh kemampuannya
dalam mengajar agar siswa bisa menerima pelajaran yang disampaikan. Salah satu
sekolah yang memiliki masalah dalam hal pencapaian hasil belajar yang kurang
baik adalah Sekolah Dasar Negeri Mangunsari
07 Salatiga khususnya kelas V. Sesuai dengan pengamatan dan informasi yang
didapat bahwa terdapat beberapa siswa yang masih belum bisa mencapai hasil
belajar yang baik.
Tabel 1.1.
Daftar Nilai Mata
Pelajaran Pendidikan Agama Kristen Kelas V Sekolah Dasar Negeri Mangunsari 07
Salatiga T/A 2018/2019.[7]
No |
Nama siswa |
KKM |
Nilai |
1 |
Biblica FaithyChandelaik |
70 |
70 |
2 |
Darendra Bramantya |
70 |
45 |
3 |
Margareta Putri Viona |
70 |
55 |
4 |
Noel Tigor Marpaung |
70 |
55 |
5 |
Tito Febri
Irvansyah A. |
70 |
50 |
6 |
Victor Adi Wicaksono |
70 |
45 |
7 |
Vellania Ardita Putri |
70 |
70 |
Tabel diatas dapat menunjukkan bahwa hasil belajar
siswa masih belum bisa memenuhi standar belajar yang sudah ditentukan oleh
sekolah.Dari keseluruhan siswa kelas V ternyata rata-rata tidak memenuhi
standar yang telah ditentukan oleh sekolah. Ada 5 (lima) orang siswa yang masih
di bawah standar Kriteria Ketuntasan Minimum. Sedangkan 2 (dua) orang siswa
hanya mencapai standar yang sudah di tentukan sedangkan yang lainnya berada
dibawah Kriteria Ketuntasan Minimum.
Berdasarkan hasil wawancara dengan guru Pendidikan
Agama Kristen di sekolah, ada beberapa faktor penyebab anak berkemampuan rendah
diantaranya adalah faktor keluarga. lingkungan
dan diri sendiri. Keluarga kurang memberi perhatian dan waktu kepada anak untuk
memberikan dorongan kepada anak-anaknya untuk belajar dikarenakan orangtua
sibuk bekerja sehingga waktu untuk anak masih kurang. Kemudian dari faktor
lingkungan, misalnya jika ada kegiatan dilingkungan, anak lebih suka memilih
untuk pergi dan ikut kegiatan tersebut sehingga belajar menjadi tidak
diperhatikan, dan faktor diri sendiri yaitu siswa tidak mau belajar, mereka
lebih senang bermain bersama teman-teman dari pada memilih untuk belajar.[8]Hal
ini bisa membuat hasil belajar siswa dan kemampuan menjadi tidak baik.Selain
itu, guru ketika mengajar hanya memberikan materi secara monoton kepada anak
yaitu menggunakan buku saja tanpa memanfaatkan media yang ada.
Dalam proses belajar-mengajar, media pembelajaran
sangat penting karena jika menyampaikan pembelajaran hanya dengan menggunakan
buku saja kurang terlalu menarik sehingga perlu variasi cara mengajar agar bisa
menarik perhatian siswa dan siswa tidak merasa bosan dalam mata pelajaran yang
sedang di sampaikan juga untuk mempermudah siswa dalam memahami dan menyerap
materi yang disampaikan.
Dari hasil penelitian bahwa media yang digunakan dalam
belajar-mengajar di Sekolah Dasar Negeri Mangunsari 07 Salatiga terkhusus dalam
mata pelajaran Agama Kristen sangat monoton sehingga menimbulkan rasa bosan
kepada siswa dan pembelajaran juga kurang menarik sehingga hal ini memberikan
pengaruh bagi siswa. Siswa menjadi tidak ada minat untuk belajar dan tidak
tertarik untuk mengikuti mata pelajaran tersebut.untuk itu, penulis mencoba
mengambil langkah yaitu dengan menggunakan media yang berbeda dari sebelumnya.
Media yang digunakan adalah media gambar bergerak (animasi). Media gambar
bergerak atau bisa disebut animasi adalah sebuah proses merekam dan memainkan kembali
serangkaian gambar untuk mendapatkan sebuah ilusi pergerakan. Melalui
penggunaan media gambar bergerak dalam pelajaran Pendidikan Agama Kristen
diharapkan dapat membantu siswa kelas V Sekolah Dasar Negeri Mangunsari 07
Salatiga T/A 2019/2020 dalam memahami materi yang akan diberikan oleh guru,
selain itu juga bisa membantu siswa dalam meningkatkan hasil belajar siswa.
Maka dengan itu penulis memngambil judul dalam penelitian ini yaitu : “UPAYA
PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR
BERGERAK PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN DI SEKOLAH DASAR NEGERI
MANGUNSARI 07 SALATIGA”
1.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah adalah sebagai berikut :
1. Bagaimana perencanaan Penelitian
Tindakan Kelas menggunakan media gambar bergerak kelas V di Sekolah Dasar Negeri
Mangunsari 07 Salatiga pada mata pelajaran Pendidikan Agama Kristen ?
2 .Bagaimana
pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas Menggunakan media gambar bergerakkelas V di SekolahDasar Negeri Mangunsari 07 Salatiga
pada mata pelajaran Pendidikan Agama Kristen ?
3. Bagaimana hasil
Penelitian Tindakan Kelas Menggunakan media gambar bergerakkelas V di Sekolah Dasar
Negeri Mangunsari 07 Salatiga pada mata
pelajaran Pendidikan Agama Kristen ?
1.3 Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui perencanaan
Penelitian Tindakan Kelas menggunakan media gambar bergerak kelas V di Sekolah
Dasar Negeri Mangunsari 07 Salatiga pada mata pelajaran Pendidikan Agama
Kristen
2. Untuk mengetahui pelaksanaan
Penelitian Tindakan Kelas Menggunakan media gambar bergerak kelas V di Sekolah Dasar Negeri Mangunsari 07 Salatiga
pada mata pelajaran Pendidikan Agama Kristen
3. Untuk mengeahui hasil Penelitian
Tindakan Kelas Menggunakan media gambar bergerak kelas V di Sekolah Dasar
Negeri Mangunsari 07 Salatiga pada mata
pelajaran Pendidikan Agama Kristen
1.4
Manfaat Penelitian
Dalam pelaksanaan penelitian ini, diharapkan dapat
memberikan manfaat baik secara teoritis maupun secara praktis.
1.4.1 Manfaat Teoritis
Adapun manfaat teoritis dalam penelitian
ini untuk mengembangkan ilmu pengetahuan khususnya dalam mata kuliah Strategi PembelajaranPendidikan
Agama Kristen dan Teori Belajar Pendidikan Agama Kriten.
1.4.2Manfaat
praktis
Adapun manfaat praktis dalam
penelitian ini adalah:
a.
Untuk guru yaitu untuk
memudahkan guru dalam menyampaikan materi pembelajaran pada saat proses
pembelajaran sedang berlangsung.
b.
Untuk siswa, siswa lebih mudah memahami materi yang disampaikan
oleh guru pada saat proses belajar mengajar dalam kelas.
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Pendidikan Agama
Kristen (PAK)
2.1.1 Pendidikan Agama
Kristen Secara Umum
Secara etimologi kata Pendidikan
Agama Kristen berasal dari bahasa Yunani yaitu “Paedagodis” yang artinya
kegiatan untuk membimbing. Dalam kamus Besar Bahasa Indonesia juga dibahas
tentang pendidikan yang merupakan proses pengubahan sikap dan tingkah laku.[9]Pendidikan
Agama Kristen juga diartikan upaya untuk mempersiapkan manusia untuk meraih,
memahami, dan mengamalkan agama Kristen itu sendiri. Pendidikan Agama Kristen
bekerja untuk menumbuhkan sikap dan perilaku manusia berdasarkan agama Kristen
dalam kehidupan sehari-hari serta memberikan pengetahuan tentang
pendidikan Kristen dengan tujuan untuk
meningkatkan keyakinan, pemahaman,
penghayatan agar manusia dapat
mengetahui apa yang baik dan yang buruk.[10]
Ada beberapa pengertian Pendidikan
Agama Kristen menurut para ahli yang dirangkum oleh Paulus Lilik Kristianto dalam bukunya yang berjudul “Prinsip dan Praktek Pendidikan Agama
Kristen: Agustinus (345-430) “PAK adalah pendidikan yang bertujuan mengajar
orang supaya “melihat Allah” dan “hidup bahagia.” Martin Luther (1483-1548) : “Pendidikan agama Kristen adalah pendidikan yang melibatkan warga
jemaat untuk belajar teratur dan tertib agar semakin menyadari dosa mereka
serta bersukacita dalam Firman Yesus Kristus yang memerdekakan. Di samping itu
Pendidikan Agama Kristen memperlengkapi
mereka dengan sumber iman, khususnya yang berkaitan dengan pengalaman berdoa,
Firman tertulis (Alkitab) dan rupa-rupa kebudayaan sehingga mereka mampu
melayani sesamanya termasuk masyarakat dan Negara serta mengambil bagian dengan
bertanggung jawab dalam persekutuan Kristen.
Sedangkan menurut Jhon Calvin
Pendidikan Agama Kristen adalah pendidikan yang bertujuan mendidik semua
putra-putri gereja agar mereka:
1.
Terlibat dalam penelaahan Alkitab secara cerdas
sebagaimana dengan bimbingan Roh kudus.
2. Mengambil
bagian dalam kebaktian dan memahami keesaan gereja.
3. Diperlengkapi
untuk memilih cara-cara mengejawantahkan pengabdian diri kepada Allah Bapa dan
Yesus Kristus dalam pekerjaan sehari-hari serta hidup bertanggung jawab di
bawah kedaulatan Allah dan kemuliaanNya sebagai lambang ucapan syukur mereka
yang dipilih dalam Yesus Kristus.[11]
Dengan
demikian dapat diartikan bahwa Pendidikan Agama Kristen adalah pendidikan yang
bertujuan untuk memperlengkapi setiap orang agar mereka bisa mengenal Tuhan dan
bisa melibatkan diri untuk ambil bagian dalam pelayanan yang ada. Setiap orang
diperlengkapi dengan iman, mendekatkan diri dengan Tuhan dengan cara berdoa dan
membaca serta merenungkan Firman Tuhan.
2.1.2 Hakikat pendidikan
Agama Kristen
Arti dan hakekat Pendidikan Agama
Kristen seperti yang dirumuskan dari hasil lokakarya strategi pendidikan di
Indonesai tahun1999, yaitu : “Usaha yang dilakukan secara terencana dan
berkesinambungan dalam rangka mengembangkan kemampuan peserta didik agar dengan
Roh Kudus dapat memahami dan menghayati
kasih Tuhan Allah dalam Yesus Kristus yang dinyatakan dalam kehidupan sehari-hari, baik terhadap
sesama maupun linngkungan hidupnya”.[12]
Dengan demikian seorang yang ikut
terlibat dalam proses kegiatan mengajar Pendidikan Agama Kristen haruslah
seorang yang benar terpanggil karena yang disampaikan adalah tentang Allah
sendiri dan mewujudkan kasih Allah dalam kehidupan sehari-hari.
Pendidikan Agama Kristen sebagai
berikut:” Pendidikan Agama Kristen sebagai pendidikan yang bercorak,
berdasarkan dan berorientasi pada nilai-nilai kekristenan. “Pendidikan Agama
Kristen sebagai usaha dalam mendidik anak-anaknya dalam rangka pewarisan iman
Kristen agar menjadi anggota gereja yang dewasa dan menyatakan imannya dalam
praktek kehidupan sehari-hari”.[13]
Dengan demikian Pendidikan Agama Kristen adalah sebuah proses pendidikan yang
diberikan kepada anak didik yang berdasarkan Alkitab serta mampu menumbuhkan
iman dan mewujudkannya dalam kehidupan sehari-hari. Pengajaran Pendidikan Agama
Kristen adalah pengajaran berpusat dari
Alkitab.
2.1.3 Tujuan
Pendidikan Agama Kristen
Tujuan Pendidikan Agama Kristen
adalah agar peserta didik bertumbuh dalam iman, ketaatan akan firman Allah, dan
mampu mengaplikasikan imannya dalam kehidupannya pribadi maupun bersama dengan
orang lain.[14]
Sedangkan menurut seorang tokoh gereja bernama Agustinus “Tujuan PAK adalah supaya setiap orang bisa bersekutu
dengan Allah dengan cara para pelajar membuka diri kepada Firman Tuhan,
memperoleh pengertian dan pengetahuanserta kemampuan untuk hidup sebagai warga
gereja dalam suatu masyarakat umum.
Tujuan Pendidikan Agama Kristen
adalah agar setiap peserta didik dapat bersekutu dengan Allah, mampu melakukan
perubahan baik dalam iman, perilaku yang taat kepada Firman Tuhan dengan cara
membuka diri untuk menerima kebenaran Firman Tuhan sehingga bisa memperoleh perubahan
dalam kehidupannya.
2.1.4Pendidikan
Agama Kristen di Sekolah
Pendidikan Agama Kristen merupakan
salah satu bentuk dari pelaksanaan perintah dari Tuhan Yesus Kristus yang
disebut dengan Amanat Agung: “Karena itu
pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa
dan Anak dan Roh Kudus dan ajarlah merekamelakukan segala sesuatu yang Ku
perintahkan kepadamu.dan ketahuilah, aku menyertai kamu senantiasa sampai
kepada akhir zaman” (Matius 28:19-20).
Dari ayat diatas dapat dipahami bahwa
memberitakan injil merupakan perintah dari Tuhan Yesus dimana harus mengajarkan
segala sesuatu yang telah Ia perintahkan. Di sekolah juga demikian, dengan
adanya mata pelajaran Pendidikan Agama Kristen dapat mengajarkan siswa tentang
segala sesuatu yang diperintahkan oleh Tuhan Yesus kepada siswa-siswa yang ada
di sekolah.
Pengajaran disekolah formal merupakan
tempat yang bisa memberikan ajaran tentang nilai-nilai kekristenan “Pendidikan
formal adalah jalur pendidikan yang terstruktur dan berjenjang yang terdiri
atas pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi”.[15]
Homrighausenmengatakan
bahwa Pendidikan dapat diartikan “semua perbuatan dalam usaha dari generasi tua
untuk mengalihkan pengetahuannya, pengalamannya, kecakapannya, serta
keterampilannya kepada generasi muda sebagai usaha menyiapkan agar dapat memenuhi fungsi hidupnya baik jasmaniah
maupun rohaniah.[16]
2.2Belajar dan
Pembelajaran
2.2.1 Pengertian
Belajar dan Pembelajaran
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia
(KBBI), belajar adalah berusaha, berlatih untuk mendapat ilmu/ pengetahuan.[17]
Belajar adalah proses ketika seseorang memperoleh berbagai kecakapan,
keterampilan, dan sikap.[18]
Jadi, belajar adalah suatu proses perubahan yang terjadi dalam diri seseorang
baik dalam hal sikap, kemampuan dan pengetahuan sehingga seseorang dapat
memperoleh suatu keterampilan, kecakapan, dan perubahan sikap.Sedangkan pembelajaran
adalah Proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada
suatu lingkungan belajar.[19]Pembelajaran
adalah sebuah upaya membelajarkan siswa melalui penciptaan kondisi lingkungan
belajaryang kondusif.[20]
Pembelajaran dapat diartikan proses interaksi yang terjadi antara guru dan
siswa serta adanya sumber belajar
dengan melalui kondisi lingkungan yang
kondusif.
2.2.2 Manfaat Belajar
Adapun manfaat belajar adalah sebagai
berikut
1. Untung
artinya tambah ilmu dan pandai
2. Belajar
untuk persiapan masa depan
3. Belajar
itu kewajiban seorang murid
4. Kepandaian
dapat dimanfaatkan
5. Tertib, tekun, dan rajin belajar pasti untung.[21]
Belajar dapat memberikan manfaat yang
bagi bagi seseorang yang mau untuk di ajar dan belajar sehingga dalam diri
seseorang adanya perubahan, perkembangan dari sebelumnya serta adanya
pertambahan pengetahuan yang di terima.
2.2.2 Tujuan Belajar
Tujuan belajar merupakan suatu
kegiatan yang sangat penting bagi kehidupan manusia. Seseorang belajar bukan
hanya sekedar belajar tetapi ada sesuatu yang
ingin diperoleh atau perubahan tertentu dalam kehidupannya baik dalam
hal pengetahuan, sikap dan keterampilan dan berusaha memperbaiki apabila
terdapat suatu kesalahan ataupun kekurangan yang berguna bagi kehidupan.
Tujuan belajar merupakan usaha untuk
mencapai salah satu hasil belajar, karena tujuan belajar untuk memperoleh hasil
dari belajar.Tujuan belajar dapat berupa situasi, penampilan dan tindakan.[22]Sa’ud mengemukakan tujuan belajar sebagai berikut :
1) Belajar
bertujuan mengadakan perubahan di dalam diri antara lain tingkah laku. Misalnya
seorang anak kecil yang belum memasuki sekolah bertingkah laku manja, egois,
cengeng, dan sebagainya. Kemudian setelah beberapa bulan masuk sekolah dasar,
tingkah lakunya berubah menjadi anak yang tidak lagi cengeng, lebih mandiri,
dan dapat bergaul dengan baik dengan teman-temannya. Hal ini menunjukkan bahwa
anak tersebut telah belajar dari lingkungan yang baru.
2) Belajar
bertujuan mengubah kebiasaan, dari yang buruk menjadi baik. Contohnya mengubah
kebiasaan merokok menjadi tidak merokok, menghilangkan ketergantungan pada
minum-minum keras, atau mengubah kebiasaan anak yang sering keluyuran, dapat
dilakukan dengan suatu proses belajar.
3) Belajar
bertujuan untuk mengubah sikap dari negatif menjadi positif, tidak hormat
menjadi hormat, benci menjadi sayang, dan sebagainya. Misalnya seorang remaja
yang tadinya selalu bersikap menentang orang tuanya dapat diubah menjadi lebih hormat
dan patuh pada orangtua.
4) Belajar
bertujuan untuk meningkatkan keterampilan atau kecakapan. Misalnya dalam hal
olahraga, kesenian, jasa, tehnik, pertanian, perikanan, pelayaran, dan
sebagainya. Seorang yang terampil main bulu tangkis, bola, tinju, maupun cabang
olahraga lainnya sebagian besar ditentukan oleh ketekunan belajar dan latihan
yang sungguh-sungguh. Demikian pula halnya dengan keterampilan bermain gitar,
piano, menari, melukis, bertukang, membuat barang-barang kerajinan, semua perlu
usaha dengan belajar yang serius, rajin dan tekun.
5) Belajar
bertujuan untuk menambah pengetahuan dalam berbagai bidang ilmu. Misalnya
seorang anak yang awalnya tidak bisa membaca, menulis, dan berhitung, menjadi
bisa karena belajar.[23]
2.3Media Belajar
2.3.1 Pengertian
Media Belajar
Istilah media bentuk jamak dari kata
dalam bahasa Latin “medium” sesuatu
yang dipakai untuk menyampaikan atau membawa sesuatu.[24]Media
adalah semua alat atau benda yang digunakan dalam kegiatan belajar mengajar
dengan maksud untuk menyampaikan pesan.[25]Media
pembelajaran adalah sesuatu “alat, sarana, (cetak, elektronik) yang
dipergunakan untuk menghubungkan siswa dengan substansi bahan ajar yang
bertujuan mengoptimalkan pencapaian kompetensi hasil belajar.[26]
Jadi, media pembelajaran adalah
sesuatu alat atau sarana baik dalam bentuk cetak maupun elektronik yang
digunakan pada saat proses belajar mengajar dengan maksud menyampaikan pesan
dan mencapai tujuan belajar.
2.3.2 Manfaat
Media Belajar
Secara umum, manfaat media dalam proses pembelajaran
adalah memperlancar interaksi antara
guru dengan siswa sehingga pembelajaran akan lebih efektif dan efisien. Tetapi secara khusus, ada beberapa manfaat media yang lebih rinci Kemp dan Dayton (1985) misalnya :
a. Penyampaian materi pelajaran dapat
diseragamkan
b. Proses pembelajaran menjadi lebih jelas
dan menarik
c. Proses pembelajaran menjadi lebih
interaktif
d. Efisiensi dalam waktu dan tenaga
e. Meningkatkan kualitas hasil belajar siswa
f.
Media memungkinkan proses belajar
dapat dilakukan dimana saja dan kapan saja
g. Media dapat menumbuhkan sikap positif
siswa terhadap materi dan proses belajar
h. Merubah peran guru ke arah yang lebih
positif dan produktif.[27]
Sudjana dan Rivai
mengemukakan manfaat media pembelajaran dalam proses belajar siswa, yaitu:
a.
Pembelajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat
menumbuhkan motivasi belajar;
b.
Bahan pembelajaran akan lebih jelas maknanya sehingga dapat lebih
dipahami oleh siswa dan memungkinkannya menguasai dan mencapai tujuan
pembelajaran;
c.
Metode mengajar akan lebih dipahami , tidak hanya komunikasi verbal
melalui penuturan kata-kata oleh guru,sehingga tidak bosan;
d.
Siswa lebih banyak melakukan kegiatan belajar karenatidak hanya
mendengarkan guru,ntetapi juga melakukan kegiatan lain seperti menerima,
melakkan, mendemonsrasi dan lain-lain.[28]
Dengan demikian Media belajar adalah suatu sarana atau alat
yang digunakan dalam belajar. Dengan demikian manfaat media belajar adalah
memudahkan siswa dalam memahami materi yang akan disampaikan. Begitu juga
dengan guru, guru bisa dengan lebih mudah menyampaikan materi dengan jelas dan
lebih mudah karena melalui media sebuah objek yang realita, yang besar, dapat
digantikan dengan gambar, bentuk-bentuk yang sederhana dan dapat dijangkau,
sehingga materipun tersampaikan dengan
jelas dipahami serta tujuan belajar dapat tercapai dengan baik, yaitu
memberikan hasil yang lebih baik.
2.3.3Jenis-jenis
Media Pembelajaran
2.3.3.1 Media Visual
Media visual adalah media yang
melibatkan indra penglihatan. Media visual dibedakan menjadi dua pertama, media visual diam dan media visual
bergerak. Media visual contohnya : foto ilistrasi, gambar pilihan dan potongan
gambar, film bingkai, film rangkai, dan lain sebagainya. Sedangkan media visual gerak contohnya gambar-gambar
proyeksi bergerak seperti film bisu dan sebagainya.[29]
2.3.3.2 Media Audio
Media audio adalah alat media yang
pesannya hanya diterima melalui indera pendengaran saja.Radio
pendidikanMerupakan alat peragaan auditif yang besar nilainya bagi pendidikan,
sebagai alat pembantu/media pelajaran di kelas.Melalui alat ini, siswa dapat
mendengar siaran tentang berbagai peristiwa, kejadian yang penting dan baru,
serta masalah yang terjadi dalam kehidupan.[30]
2.3.3.1 Media Audio Visual
Media audio visual yaitu jenis media
yang selain mengandung unsur suara juga mengandung unsur gambar yang dapat
dilihat, seperti rekaman video, berbagai ukuran film, slide suara, dan lain sebagainya.[31]
Salah satu jenis dari media audio visual
adalah media gambar.
Gambar merupakan media belajar yang
bisa dilihat secara visual. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, “Gambar
adalah tiruan barang, binatang, tumbuhan dan sebagainya”[32].
Menurut Oemar Hamalik, Gambar adalah
segala sesuatu yang diwujudkan secara visual dalam bentuk dua dimensi sebagai
curahan perasaan atau pikiran. Sedangkan menurut Sadiman Arief S. Media gambar adalah sebuah gambar yang berkaitan
dengan materi pelajaran yang berguna untuk menyampaikan pesan dari guru kepada
siswa.Media gambar ini bisa membantu siswa untuk mengungkapkan informasi yang
terkandung dalam masalah sehingga hubungan antar komponen dalam masalah
tersebut bisa terlihat dengan lebih jelas.
Media gambar merupakan suatu media
yang bisa dilihat secara visual.Media gambar menurut Arsyad adalah berbagai peristiwa atau kejadian, objek yang
dituangkan dalam bentuk gambar-gambar, garis, kata-kata, symbol-simbol, maupun
gambaran.[33]
Media gambar berarti media yang digunakan
oleh guru saat proses belajar mengajar dimana dengan menggunakan sebuah alat
yaitu gambar. Gambar berarti hasil tiruan dari sesuatu bentuk, benda atau objek
yang diwujudkan ke dalam bentuk dua dimensi yang hanya bisa di lihat melalui
visual. Dengan adanya gambar ini maka guru akan lebih mudah untuk menyampaikan
materi kepada siswa karena ada media yang dapat dilihat dan bisa menggantikan
sebuah objek yang realita kedalam bentuk gambar sehingga siswa mampu
berimajinasi tentang materi dan lebih mudah memahami materi tersebut melalui
gambar tersebut bisa melakukan pendekatan dengan materi yang disampaikan.
Media visual dibedakan menjadi dua
yaitu (1) media visual diam (2) media visual gerak
a) Media
visual diam contohnya foto, ilustrasi, flashcard,gambar pilihan dan potongan
gambar, film bingkai, film rangkai,OHP, grafik, bagan, diagram, poster, peta,
dan lain- lain.
b) Media
visual gerak contohnya gambar-gambar proyeksi bergerak seperti film bisu dan
sebagainya. Media visual adalah media yang hanya dapat dilihat dengan
menggunakan indra penglihatan. misalnya, guru menjelaskan dengan menggunakan
beberapa media gambar mati atau bergerak[34].
Ada dua jenis media gambar yang bisa
diketahui yaitu media gambar diam dan gambar bergerak.Gambar Diam merupakan
media pembelajaran sederhana, berupa foto, gambar, peta dan sejenisnya.Gambar
diam berupa foto dapat kita peroleh dengan memotret objek yang ingin kita
jadikan media. Gambar diam berupa gambar, peta dan sejenisnya dapat kita
peroleh dengan cara menggambar sendiri atau menjiplak atau dengan cara
memanfaatkan gambar yang sudah ada/gambar hasil cetak.[35]Gambar
diam berarti tiruan dari sesuatu bentuk yang dapat berupa gambar, foto atau
bentuk-bentuk lain yang hanya bisa di lihat secara visual.sedangkan gambar
bergerak atau animasi adalah hasil dari pengolahan gambar sehingga menjadi
gambar bergerak.
2.3.4 Pengertian Gambar Bergerak (Animasi)
Gambar bergerak (animasi) merupakan
salah satu jenis media di mana peran visual sangat penting untuk digunakan.Melalui
visual, biasanya orang lebih mudah menangkap atau memahami sesuatu.Kata animasi
berasal dari kata dasar to animedidalam kamus Indonesia Inggris berarti
menghidupkan.
Menurut Ibiz Fernandes dalam
bukunya Macromedia Flash Animation &
Cartooning : A Creactive Guide, animasi didefinisikan sebagai berikut :
“ Animation is the
procces of recording and laying back a sequence of stills to acieve the
illusion of continues motion”.
Yang artinya : Animasi adalah sebuah
proses merekam dan memainkan kembali serangkaian gambar statis untuk
mendapatkan sebuah ilusi pergerakan.[36]Penggunaan
media film bisu dapat mendorong alat indera untuk menjadi lebih aktif karena
film bisu dapat memengaruhi psikologis seseorang menjadi rileks, dapat
berkonsentrasi, dan dapat mengembangkan daya imajinasi.
Media Visual yang bergerak ialah
media yang boleh memaparkan atau membiaskan gambar atau bayangan yang dapat
bergerak di skrin bias, seperti: bias gambar-gambar yang ditunjukkan oleh
motion picture filem dan loopfilm.[37]Animasi
merupakan suatu gambar bergerak yang berasal dari kumpulan berbagai objek yang
disusun secara khusus sehingga bergerak sesuai alur yang sudah ditentukan pada
setiap hitungan waktu.Objek yang dimaksud yakni gambar manusia, tulisan teks,
gambar hewan, gambar tumbuhan, gedung, dan lain sebagainya.Menurut Agus Suheri
Animasi merupakan suatu kumpulan dari gambar yang sudah diolah sedemikian rupa
sehingga dapat menghasilkan gerakan.[38]
Gambar bergerak atau bisa disebut
animasi, merupakan bagian dari proses kamunikasi karena ketika sipembuat gambar
(komunikan) hendak menorehkan tintanya di atas kertas, ia mempunyai tujuan untuk
menyampaikan suatu gagasan/ide. gagasan /ide ini merupakan informasi yang dikelolanya dalam bentuk
gambar agar penikmat (komunikan) mampu menangkap pesan yang ingin disampaikan.
gambar ini menjadi alat (channel) untuk menyampaikan pesannya.[39]
2.3.5 Manfaat
Media Gambar Bergerak (Animasi)
Dengan kemajuan teknologi saat
ini, pengguna teknologi lebih mudah
dalam melakukan tugas ataupun pekerjaannya. Ada beberapa manfaat dari animasi sebagai media pembelajaaran yaitu
diantaranya sebagai berikut :
a. Memungkinkan
siswa untuk menerepkan majinasi dan berpikir rasional
b. Memungkinkan
siswa memahami nilai refleksi dan peilaian kritis dalam dalam karya kreatif
c. Mendorong
motivasi diri untuk berkreasi dan memecahkan masalah
d. Menenkankan
pengembangan keterampilan dan pemahaman siswa dalam embuat dan merespon.[40]
2.3.6 Kelemahan
dan Kelebihan Media Gambar Bergerak (animasi)
Setiap media yang digunakan memiliki
kelemahan dan kelebihan masing-masing. Adapun kelebihannya adalah :
a. Menyetujui
proses yang lebih mudah dan cepat.
b. Memperlancar
pemahaman dan memperkuat ingatan.
c. Dapat
menumbuhkan minat siswa dan dapat memberikan hubungan antar materi pelajaran
dengan dunia nyata.
d. Menarik
Perhatian.
e. Menampilkan
aksi-aksi yang tidak terlihat atau prosess fisik dengan bentuk yang berbeda.
f.
Meningkatkan retensi.
g. Memungkinkan
visualisasi dari konsep imajinasi, objek, dan hubungan-hubungannya
h. Animasi
dapat menggabungkan sejumlah besar data ilmiah ke dalam suatu paket, yang
kemudian dapat disajikan dengan lebih simple.
i.
Animasi dapat membuat
kembali kejadian, yang di dunia nyata terlalu mahal atau terlalu berbahaya
untuk bereproduksi, misalnya. kecelakaan pesawat, kejadian yang sudah terjadi
dan tidak lagi ada.
Kelemahan :
a. Menyelesaikan
pemantauan yang ekstra hati-hati. [41]
b. Pesan
atau informasi yang panjang / rumit untuk dibagi ke dalam beberapa bahan visual
yang mudah dibaca dan mudah dipahami.
c. Perlu
adanya keterpaduan yang melibatkan hubungan yang ada antara elemen-elemen
visual sehingga kompilasi akan dilakukan dengan sama-sama.[42]
2.4Hasil Belajar
2.4.1 Pengertian
Hasil Belajar
Menurut Nana Sudjana hasil belajar adalah suatu akibat dari proses belajar dengan menggunakan alat
pengukuran, yaitu berupa tes yang disusun secara terencana, baik tes tertulis,
tes lisan, maupun tes perbuatan.[43]Menurut
Oemar Hamalik menjelaskan hasil
belajar adalah sesuatu yang diperoleh dari proses belajar, hasil belajar
tersebut diwujudkan dengan nilai atau angka tertentu yang mencerminkan suatu
hasil, akibatnya adalah adanya perubahan kognitif, afektif, maupun
psikomotorik.[44]
Jadi, dapat dikatakan bahwa hasil
belajar adalah perubahan yang di capai oleh siswa setelah melakukan kegiatan
proses belajar mengajar yang dapat di wujud nyatakan melalui huruf, angka, atau
simbol.Hasil belajar yang dimaksud disini adalah dapat berupa angka pencapaian
atau nilai yang diperoleh oleh siswa setelah mengikuti prose pembelajaran.
Hasil belajar adalah hasil yang telah
dicapai seseorang setelah mengalami proses belajar.[45]Tingkat
kemampuan siswa dapat dilihat dari hasil belajar. Hasil belajar siswa akan
mengukur penguasaaan siswa terhadap materi pelajaran.
Untuk mengetahui tercapainya atau
tidaknya suatu pembelajaran maka guru perlu mengadakan tes pada setiap
menyajikan bahasan materi pelajaran kepada siswa.hasil belajar dapat dilihat
dengan melakukan ulangan harian, tugas-tugas pekerjaan rumah atau tes lisan
yang di berikan kepada siswa.
2.4.2 Tujuan Hasil
Belajar
Zainal mengemukakan tujuan penilaian hasil belajar adalah[46] :
a.
Untuk mengetahui tingkat
kepuasan peserta didik terhadap materi yang telah diberikan,
b.
Untuk mengetahui
kecakapan, motivasi, bakat, minat dan sikap peserta didik terhadap program
pembelajaran,
c.
Untuk mengetahui tingkat kemajuan dan kesesuaian hasil belajar peserta didik dengan standar
kompetensi dan kompetensi dasar yang telah ditetapkan,
d.
Untuk mendiagnoss
keunggulan dan kelemahan peserta didik dalam mengakhiri pembelajaran,
e.
Untuk seleksi, yaitu
memilih dan menenukan peserta didik yang
esuai degan jenis pendidikan tertentu,
f.
Untuk kenaikan kelas.
Sedangkan menurut Sudjana “2005” mengutarakan tujuan
penilaian hasil belajar sebagai berikut:[47]
a.
Mendeskripsikan kecakapan belajar siswa sehingga dapat diketahui
kelebihan dan kekurangannya dalam berbagai bidang studi atau meta pelajaran
yang ditempuhnya. Dengan pendeskripsian kecakapan tersebut dapat diketahui pula
posisi kemampuan siswa dibandingkan dengan siswa lainnya.
b. Mengetahui keberhasilan proses pendidkan dan
pengajaran di sekolah yakni seberapa jauh keefektifannya dalam mengubah tingkah
laku siswa ke arah tujuan pendidikan yang diharapkan.
c.
Menentukan tindak lanjut hasil penilaian yakni melakukan perbaikan dan
penyempurnaan dalam hal program pendidikan dan pengajaran serta sistem
pelaksanaannya.
d. Memberikan pertanggungjawaban “accountability” dari pihak sekolah kepada pihak-pihak yang
berkepentingan.
Tujuan
penilaian hasil belajar siswa adalah untuk mengetahui kemampuan dan capaian
peserta didik dalam mengikuti proses pembelajaran sehingga dapat melakukan
peningkatan dan perbaikan bagi siswa yang masih mengalami kesusahan dalam
mendapatkan hasil yang lebih maksimal.
2.4.3Faktor-faktor
yang mempengaruhi hasil belajar
Berhasil atau tidaknya seseorang dalam
belajar disebabkan beberapa factor yang mempengaruhi pencapaian hasil belajar
yaitu yang berasal dari dalampeserta didik yang belajar (faktor internal) dan
ada pula yang berasal dari luarpeserta didik yang belajar (faktor eksternal).
Menurut Slameto, faktor-faktor yang mempengaruhi belajar yaitu[48]:
1) Faktor
internal terdiri dari:
a) Faktor
jasmaniah
Secara
umum kondisi fisiologis, seperti kesehatan yang prima, tidak dalam keadaan lelah dan capek, tidak
dalam keadaan cacat jasmani dan sebagainya. Hal tersebut dapat mempengaruhi
peserta didik dalam menerima materi pelajaran.
b) Faktor
psikologis
Setiap
individu dalam hal ini peserta didik pada dasarnya memiliki kondisi psikologis
yang berbeda-beda, tentunya hal ini turut mempengaruhi hasil
belajarnya.Beberapa faktor psikologis meliputi intelegensi (IQ), perhatian,
minat, bakat, motif, motivasi, kognitif dan daya nalar peserta didik[49].
2) Faktor
eksternal terdiri dari:
a) Faktor
keluarga
Orang
tua yang lebih demokratis biasanya mempunyai anak yang lebih kaya inisiatif dan
kreatif dalam usaha memecahkan masalah-masalah yang dihadapi dalam
kehidupannya. Jadi sebagai motivator yang pertama adalah orang tua dalam
menentukan keberhasilan seorang siswa dalam proses belajarnya. Selain daripada
itu guru sebaiknya orang yang mengetahui perkembangan belajar anak di sekolah,
harus mampu memberikan motivasi agar supaya mau belajar yang maksimal, sebab
anak yang selalu mendapat perhatian dan penghargaan terhadap usahanya akan
dapat memperlancar proses belajar[50]
b) Faktor
lingkungan
Faktor lingkungan dapat
mempengurhi hasil belajar.Faktor lingkungan ini meliputi lingkungan fisik dan lingkungan
sosial.Lingkungan alam misalnya suhu, kelembaban dan lain-lain. Belajar pada
tengah hari di ruangan yang kurang akan sirkulasi udara akan sangat berpengaruh
dan akan sangat berbeda pada pembelajaran pada pagi hari yang kondisinya masih
segar dan dengan ruangan yang cukup untuk bernafas lega.[51]
Jadi, hasil belajar bisa dipengaruhi
oleh beberapa faktor diantaranya adalah faktor internal yaitu dalam diri siswa
tersebut misalnya jasmaniah, dan psikologis siswa, dan juga factor eksternal
yaitu dari luar diri siswa seperti keluarga dan lingkungan.Beberapa hal ini
perlu diperhatikan karena sangat mempengaruhi siswa dalam memberikan hasil
belajar yang lebbih baik.
2.5Penelitian Tindakan
Kelas (PTK)
2.5.1Pengertian
Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
Pengertian Penelitian Tindakan Kelas
(PTK) secara harafiah berasal dari bahasa Inggris, yaitu Clasroom Action Research, yang berarti Action Research (Penelitian
dengan tindakan ) yang dilakukan di kelas.[52]Menurut
Carr
dan Kemmis Pengertian Penelitian
Tindakan Kelas (PTK) adalah suatu bentuk refleksi diri yang dilakukan oleh para
partisipan (guru, siswa, atau kepala sekolah)
dalam situasi-situasi sosial (termasuk pendidikan) untuk memperbaiki
rasionalitas dan kebenaran : a. praktik-praktik sosial atau pendidikan yang
dilakukan sendiri, b. pengertian mengenai praktik-praktik ini, dan c. situasi-situasi (dan lembaga-lembaga) tempat
praktik-praktik tersebut.[53]
Sedangkan Menurut Suryanto Penelitian Tindakan Kelas
adalah suatu bentuk penelitian yang bersifat relektif dengan melakukan
tindakan-tindakan tertentu agar dapat
memperbaiki dan/atau meningkatkan praktik-praktik pembelajaran di kelas
secara professional.[54]
Jadi, Pengertian
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah suatu kegiatan penelitian yang dilakukan
oleh para partisipan untuk melakukan perubahan atau memperbaiki rasional dan
kebenaran tentang praktik-praktik pendidikan yang dilakukan di dalam suatu
kelas agar praktik-praktik tersebut menjadi lebih baik.
2.5.2 Tujuan dan Manfaat
Pengertian Penelitia Tindakan Kelas (PTK)
Tujuan Pengertian Penelitian Tindakan
Kelas adalah untuk memecahkan suatu
permasalahan yang terjadi sekaligus mencari jawaban ilmiah melalui tindakan
yang akan dilakukan. Tujuan Penelitian Tindakan Kelas antara lain sebagai
berikut :
a. Untuk
memecahkan permasalahan nyata yang terjadi di dalam kelas yang dipahami
langsung dalam interaksi antara guru dan siswa yang sedang belajar,
meningkatkan profesionalisme, guru dan menumbuhkan budaya akademik dikalangan
guru.
b. Peningkatan
mutu hasil pendidikan melalui perbaikan praktik pembelajaran di kelas, dengan mengembangkan
berbagai jenis keterampilan, dan meningkatkan motivasi belajar siswa.
c. Meningkatkan
sifat profesionalisme pendidik dan tenaga pendidik.[55]
Menurut Zainal A. tujuan PTK
adalah untuk memperbaiki dan atau meningkatkan kualitas praktik pembelajaran secara
berkesinambungan sehingga meningkatkan mutu hasil instruksi, mengembangkan
keterampilan guru serta menumbuhkan budaya meneliti pada komunitas guru[56]
Dari pengertian di atas dapat dikatakan bahwa tujuan Penelitian Tindakan
Kelas adalah untuk memperbaiki proses ataupun hasil pembelajaran melalui
tindakan-tindakan yang dilakukan dan berusaha mencari solusi dari permasalahan
yang sedang dihadapi dalam kelas sehingga dapat berdampak pada guru yaitu meningkatkan
mutu profesionalisme guru dan juga kepada siswa yaitu meningkatnya mutu hasil
belajar siswa.
2.5.3 Manfaat Pengertian
Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
Komponen yang harus menjadi sasaran
utama PTK adalah Siswa/pembelajaran, guru dan sekolah.Manfaat Penelitian Tindakan
Kelas (PTK) adalah a. Inivasi pembelajaran, b. Pengembangan kurikulum di tingkat
sekolah dan kelas, c. Peningkatan Professional Guru.[57] Adapun manfaat Penelitian Tindakan Kelas dari
ketiga komponen adalah :
a. Bagi
siswa : Dengan adanya Penelitian
Tindakan Kelas (PTK) kesalahan dan kesulitan dalam proses pembelajaran akan
dengan cepat dianalisis sehingga hal tersebut tidak berlarut-larut.
b. Bagi
guru : guru memiliki kemampuan memperbaiki proses pembelajaran melalui kajian
yang mendalam terhadap apa yang terjadi dikelasnya.
c. Bagi
sekolah : sekolah yang para gurunya mampu melakukan perubahan atau perbaikan
kinerjanya secara professional dengan itu sekolah dapat berkembang pesat. [58]
2.5.4Model-model Penelitian
Tindakan Kelas
Penelitian Tindakan Kelasmempunyai
banyak model sehingga dalam hal ini peneliti dapat memilih model-model Penelitian
Tindakan Kelas sesuai dengan model penelitian yang di lakukan.Ada beberapa
macam pola pelaksanaan yang dikembangkan oleh beberapa ahli. Salah satunya
yaitu:
1. Model
Kurt Lewin (1946).
Model Kurt Lewin, merupakan model
yang selama ini menjadi acuan pokok (dari berbagai model action research,
terutama Classroom Action Research). Konsep pokok action research menurut lewin
terdiri dari empat komponen, yaitu:
1. Perencanaan (Planning).
2. Tindakan (Acting).
3. Pengamatan (Observing), dan
4. Refleksi (Reflecting).
Hubungan keempat komponen itu
dipandang sebagai satu siklus.
2. Model Kemmis dan Mc Taggart (1988).
Model Kemmis dan Mc Taggart merupakan
pengembangan dari konsep dasar yang di perkenalkan Kurt Lewin, hanya saja
komponen acting dan observing dijadikan satu kesatuan karena keduanya merupakan
tindakan yang tidak terpisahkan dan terjadi di waktu yang sama.
Dalam perencanaannya, Kemmis
menggunakan sistem spiral refleksi diri yang dimulai dengan rencana (planning),
tindakan (acting), pengamatan (Observing), refleksi (reflecting), dan juga
perencanaan kembali yang merupakan dasar suatu ancang-ancang pemecahan
permasalahan.
3. Model Ebbut (1985).
Dalam pengembangannya Ebbut kurang
begitu sependapat dengan interpretasi Elliot tentang karya Kemmis. Ebbut
berpendapat bahwa langkah-langkah yang dikembangkan bukanlah yang paling baik
untuk mendeskripsikan adanya proses tindakan dan refleksi. Ebbut sangat
memperhatikan alur logika penelitian tindakan dan berusaha memperlihatkan
perbedaan antara teori sistem dan membuat sistem-sistem tersebut kedalam bentuk
kegiatan oprasional.Tujuannya adalah agar pembaca memiliki wawasan yang lebih
luas tentang penelitian tindakan.
Penelitian Tindakan Kelasmemiliki
berbagai model yang bisa digunakan berkaitan dengan penyusunan dan penggunaan
metode Penelitian Tindakan Kelas.Dalam hal ini penulis menggunakan model PTK
dari Kemmis dan Mc Taggart.Menurut Kemmis dan Mc Taggart PTK harus dimulai
dengan rencana (planning), tindakan (acting), pengamatan (Observing), refleksi
(reflecting), dan juga perencanaan kembali yang merupakan dasar suatu
ancang-ancang pemecahan permasalahan.
2.5.5 Ciri-ciri
Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
Ciri-ciri atau karakteristik dari
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah sebagai berikut :
a. Didasarkan
pada masala yang dihadapi oleh guru dalam pembelajaran.
b. Adanya
kolaborasi dalam melakukannya.
c. Peneliti
sekaligus sebagai praktisi yang melakukan refleksi.
d. Bertujuan
untuk memperbaiki dan atau meningkatkan kualitas praktis pembelajaran.
e. Dilaksanakan
dalam serangkaian langkah dengan beberapa siklus.[59]
Sulipan
mengemukakakn ada tujuh ciri-ciri ada
tujuh ciri-ciri Penelitian Tindakan Kelas : a). Di dasarkan atas masalah yang
dihadapi guru dalam pembelajaran, b). Dilakukan secara kolaboratif melalui kerjasama
denga pihak lain. c). Penelitian sekaligus sebgai praktisi yang melakukan
refleksi, d). Bertujuan memecahkan masalah atau meningkatkan mutu pembelajaran,
e).Dilaksanakan dalam serangkaian langkahyang terdiri dari beberapa siklus,
f).Yang diteliti adalah tindakan yang dilakukan.[60]
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Metodologi
Penelitian
Metode adalah suatu prosedur atau
tata cara buku, standard dalam memahami kriteria ilmiah dan
dipertanggungjawabkan kebenarannya berdasarkan jenis masalah yang diteliti dan
tujuannya. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang artinya
penelitian yang mengkombinasikan prosedur penelitian dengan tindakan
substansif, suatu tindakan yang dilakukan dalam disiplin inkuiri, atau segala
sesuatu usaha seseorang dalam memahami apa yang sedang terjadi, sambil terlibat
dalam sebuah proses perbaikan dan perubahan.[61]
Pemilihan metode ini dilatar
belakangi atas dasar analisis masalah dan tujuan penelitian yang memerlukan
sejumlah informasi dan tindak lanjut yang terjadi dilapangan secara
singkat.Penelitian tindakan kelas adalah bagaimana pengalaman mereka
sendiri.Mereka dapat mencobakan gagasan perbaikan dalam praktek pembelajaran
mereka dan melihat pengaruh nyata dari upaya itu.[62]
Prosedur Penelitian Tindakan Kelas berbentuk daur ulang atau siklus yang mengacu
pada model Kemmis and Mack Taggart. Siklus ini tidak hanya berlangsung
satu kali, melainkan beberapa kali hingga tujuan pembelajaran melalui
pemanfaaan media gambar bergerak (animasi)
sebagai sumber pembelajaran menjadikan
pembelajaran Pendidikan Agama Kristen lebih bermakna. Secara singkat
pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas merupakan bentuk kajian yang sistematis
reflektif yang dilakukan untuk pelaku tindakan (guru) dan dilakukan untuk
memperbaiki pembelajaran.
3.2 Objek dan waktu Penelitian
Objek penelitian ini adalah siswa
kelas V Sekolah Dasar Negeri Mangunsari07
Salatiga yang beragama Kristen. Jumlah keseluruhan 7 (tujuh) orang, laki-laki 4
( empat ) orang dan perempuan 3 (tiga)
orang. Penelitian ini dilakukan didalam kelas V Sekolah Dasar Negeri Mangunsari 07 Salatiga tahun ajaran 2019/2020
semester ganjil. Adapun jadwal penelitian sudah dilakukan mulai tanggal 10
Agustus 2019 – 22 November 2019.
3.3 Lokasi
Penelitian
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dilaksanakan
di Sekolah Dasar Negeri Mangunsari 07 Salatiga Jl. Tentara PelajarNo. 7 Mangunsari,
sidomukti, salatiga, 50721
3.4 Prosedur
Penelitian
Dalam penelitian ini, peneliti
bertindak sebagai guru, penelitian ini dilakukan di dalam kelas dalam bentuk
siklus yaitu siklus I dan siklus II.Pelaksanaan siklus I dan Siklus II terdiri
dari perencanaan, pelakasanaan tindakan, observasi dan refleksi. Setelah
dilakukan refleksi yang meliputi analisis dan penilaian terhadap proses tindakan sebelumnya akan muncul
permasalahan sehingga perlu dilakukan perencanaan ulang, tindakan ulang,
pengamatan ulang, dan refleksi ulang.
Siklus I bertujuan untuk mengetahui hasil
belajar siswa setelah menggunakan media belajar.Siklus II dilakukan ketika
dalam pelaksanaan siklus I masih belum maksimal maka akan dilanjutkan dengan
siklus II .Siklus II bertujuan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar
setelah menggunakan media pembelajaran.Setelah itu dilakukan perbaikan terhadap
pelaksanaan belajar mengajar yang didasarkan pada refleksi siklus I.
3.4.1 Tahap Pendahuluan (Pra Tindakan)
a. Survey awal
Survey awal dilaksanakan
untuk mencari informasi tentang masalah-masalah yang dihadapi oleh sekolah
kemudian melaksanakan pengamatan dalam rangka kesediaan sekolah yang
bersangkutan untuk digunakan sebagai tempat penelitian. Survey ini dilaksanakan
dengan tujuan untuk mengidentifikasi permasalahan yang terkait dengan proses
pembelajaran
b. Perizinan
Kegiatan penelitian
ini memperoleh izin dari kampus yaitu dari Puket I (bagian akademik)mengeluarkan
surat izin untuk melakukan penelitian di sekolah dan jugamendapat perizinan
dari kepala sekolah serta guru Pendidikan Agama Sekolah Dasar Negeri Mangunsari 07 Salatiga kemudian
penelitiandilaksanakan sesuai dengan prosedur yang berlaku dengan pihak terkait
dalam perizinan penelitian.
3.4.2
Proses Tindakan Siklus I
Siklus I dilakukan pada hari Jumat 18
Oktober 2019 pukul 07.00-08.10 kelas V Sekolah Dasar Negeri Mangunsari 07
Salatiga.Proses Tindakan kelas meliputi perencanaan, tindakan, observasi dan
refleksi. Berikut adalah langkah-langkahnya :
1.
Perencanaan
a. Merencanakan
materi pembelajaran yang akan di sampaikan kepada siswa
b. Menyiapkan
bahan-bahan yang digunakan untuk mengajar
c. Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
d. Menyiapkan
media gambar bergerak
e. Menyususun
soal-soal evaluasi materi yang akan diberikan kepada siswa
2.
Tindakan
Siklus ini dilakukan menggunakan
media gambar bergerak (animasi). Berikut adalah proses tindakan dalam siklus I
adalah :
a. Guru menyampaikan tema dari materi kepada siswa
b. Guru
menjelaskan materi yang akan disampaikan sambil siswa mengamati dan memberi
pertanyaan jika ada yang belum jelas.
c. Guru
menyampaikan dengan menggunakan media gambar untuk memperjelas materi
d. Guru bertanya jawab kepada siswa
e. Siswa
menanggapi penjelasan dan guru memberikan lembar kerja kepada siswa.
3.
Pengamatan atau observasi
Pengamatan atau observasi dilakukan
selama proses pembelajaran berlangsung. Pada umumnya orang melakukan observasi
dengan melihat, mengamati, meninjau dengan seksama suatu objek”.[63]
Guru mencatat siswa yang aktif dan pasif. Pengambilan data melalui pengamatan
untuk mengetahui peningkatan minat siswa dalam menyimak materi yang disampaikan
oleh guru..
4.
Analisis dan Refleksi
Guru menggunakan hasil test dan
observasi dalam siklus I sebagai pembenahan dan perbaikan untuk tindakan pada
siklus II. Hal-hal yang positif yang mendukung dalam upaya meningkatkan hasil
belajar dalam siklus I dipertahankan dalam siklus II, sedangkan faktor yang
negatif diperbaiki sebagai perencanaan menjadi lebih baik
4.1.3
Proses Tindakan Siklus II
Setelah melakukan siklus I, ada
kemungkinan yang terjadi yaitu ada beberapa siswa yang memperoleh nilai di
bawah kriteria ketuntasan minimum, maka dilakukan tindakan ke II. Guru
mengamati proses dari penggunaan media gambar bergerak pada mata pelajaran
Pendidikan Agama Kristen (PAK). Berikut adalah langkah-langkah dari siklus II :
1. Perencanaan
Hal-hal yang perlu diperhatikan pada
sklus II adalah sebagai berikut
a. Menyususun
perbaikan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
b. Mencari
alternative pemecahan masalah
c. Melakukan
tindakan (pemberian solusi)
d. Menyiapkan
media gambar bergerak
2.
Pelaksanaan Tindakan
Dengan memperhatikan hasil dari
siklus I guru memperbaiki kegiatan pembelajaran pada siklus II. Guru memberikanvariasi
dan cerita yang berbeda namun dengan menggunakan media gambar bergerak.
3. Pengamatan atau
observasi
Pengamatan dilakukan secara langsung
pada sebuah kegiatan pelajaran pendidikan Agama Kristen terhadap perubahan
tindakan dan sikap siswa dalam proses belajar mengajar dengan membuat catatan
untuk data penelitian, selain itu guru mencatat siswa yang aktif dan yang pasif
sebagai data pengamatan.
4.
Analisis dan refleksi
Evaluasi dilakukan pada akhir
tindakan siklus I, evalusi ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar
peningkatan hasil belajar dan peribahan perilaku atau perhatian siswa terhadap
materi setelah dilakukan perubahan-perubahan terhadap tindakan pada siklus II,
selain itu guru juga memberikan motivasi kepada siswa saat menyimak cerita
untuk meningkatkan hasil belajar siswa.
3.5 Sumber data dan Tehknik
pengumpulan data
1. Sumber Data
Adapun sumber data dalam penelitian
ini adalah dengan melakukan wawancara kepada guru agama Kristen dan kepala
sekolah di Sekolah Dasar Negeri Mangunsari 07 Salatiga serta melakukan
observasi terhadap kegiatan siswa.
2. Tehnik
Pengumpulan Data
Pengumpulan data merupakan langkah
yang sangat penting dalam suatu penelitian, sehingga kecermatan dan ketelitian
diperlukan untuk mendapatkan data yang baik dan valid. Cara pengumpulan data
dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Tes tertulis
Tes tertulis berupa isian singkat
yang terdiri dari beberapa nomor yang harus
diisi atau dikerjakan oleh siswa sesaat setelah siswa selesai melihat
pemaparan tentang materi menggunakan gambar-gambar bergerak yang sudah
dipaparkan.
2. Non tes
Alat pengumpulan data non tes yang
digunakan adalah melalui observasi yaitu guru mengamati perilaku-perilaku dan
tanggapan-tanggapan siswa, misalnya pengamatan kondisi dan interaksi belajar
mengajar, tanggapan siswa tentang tugas yang dibrikan oleh guru, sikap positif
dan negatif terhadap kegiatan menyimak cerita dengan media gambar bergerak.
3. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan alat catatan,
foto, atau gambar dari peristiwa yang telah berlalu, sebagai pelengkap dari
observasi yang telah dilakukan.
3.6 Instrumen
Penilaian
Instrument penilaian dalam tindakan
ini adalah tes hasil belajar siswa khususnya mengenai penugasan terhadap materi
atau pokok bahan yang dibelajarkan dengan menggunakan model pemanfaatan media
gambar bergerak sebagai sumber pembelajaran Pendidikan Agama Kristen.
3.7 Teknis
Analisis Data
Teknis Analisis Data yaitu dengan
cara membandingkan hasil belajar kondisi awal atau pra tindakan, siklus I dan
siklus II, kemudian mendeskripsikan berdasarkan data-data yang telah dianalisisselanjutnya
ditarik menjadi sebuah kesimpulan.
BAB IV
HASIL PENELITAN DAN
PEMBAHASAN
Pada Bab ini akan di uraikan mengenai gambaran umum
hasil peneitian yang telah diperoleh sekaligus pembahasannya. Pada bab ini juga
akan memaparkan perbandingan-perbandingan dari fakta-fakta yang ditemukan pada
saat melakukan penelitian.
Hasil penelitian ini nantinya akan dapat menjawab
masalah pada bab I, dan juga bisa
membantu siswa dalam meningkatkan hasil belajar siswa. “upaya meningkatkan
hasil belajar siswa melalui media gambar bergerak (animasi) pada mata pelajaran
Pendidikan Agama Kristen kelas V di Sekolah Dasar Negeri Mangunsari 07 Salatiga T.A 2019/2020”.
4.1
Gambaran Obyek Penelitian
Penelitian ini dilakukan kepada siswa
kelas V Sekolah Dasar Negeri Mangunsari 07 Salatiga pada mata pelajaran
Pendidikan Agama Kristen.Sekolah Dasar Negeri Mangunsari 07 berada satu komplek
dengan Sekolah Dasar Negeri mangunsari 04 Salatiga dimana sekolah ini tetap
menjalin kerjasama yang baik antara guru maupun seluruh siswa yang ada
didalamnya termasuk bergabung ketika pelaksanaan mata pelajaran Pendidikan
Agama Krsten.Pelaksanaan mata pelajaran Pendidikan Agama Kristen ini,
dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri Mangunsari 04 Salatiga sesuai dengan
jadwal yang sudah ada. Berikut adalah data siswa dan pendidik diSekolah Dasar
Negeri Mangunsari 07 Salatiga Tahun
Ajaran 2019/2020.
Tabel 4.1.
Jumlah siswa Sekolah Dasar Negeri Mangunsari07 Salatiga
Tahun Ajaran 2019/2020
Kelas |
Jumlah
siswa |
AGAMA |
||
Islam |
Kristen |
Katolik |
||
I |
14 |
12 |
2 |
- |
II |
26 |
19 |
6 |
1 |
III |
25 |
23 |
1 |
1 |
IV |
19 |
11 |
8 |
- |
V |
23 |
18 |
7 |
- |
VI |
24 |
21 |
3 |
- |
Jumlah |
131
orang |
104
orang |
27
orang |
2
orang |
Tabel 4.2.
Data Pendidik Dan Tenaga Kependidikan
SDN Mangunsari 07, Salatiga
NO |
NAMA |
NIP |
PANGKAT/ GOL |
JABATAN |
1 |
Kabul
Widodo,
S. Pd. |
19630702 198603 2 011 |
Pembina / IV A |
Kepala
Sekolah |
2 |
Sudarmanto, S.Pd. |
19600707 197911 1 002 |
Pembina / IV A |
Guru Kelas |
3 |
Wariti Setyorini,
S.Pd.SD. |
19601209 197911 2 002 |
Pembina / IV A |
Guru Kelas |
4 |
Muslikhatun |
19601216 198405 2 005 |
Pembina / IV A |
Guru Pend. Ag. Islam |
5 |
EndangRiningsih,
S. Pd SD |
19611209 198508 2 002 |
Pembina / IV A |
Guru Kelas |
6 |
Winarah
Aniswati,S.Pd.SD. |
19640901 198405 2 002 |
Pembina / IV A |
Guru Kelas |
7 |
Marhaeni
Widayanti,SPd.SD. |
19650329 199310 2 001 |
Penata
/ III C |
Guru Kelas |
8 |
Tias Hardhiyanti, S.
Pd. |
19880420 201001 2 013 |
Pengatur
/ III b |
Guru Penjaskes |
9 |
Anggraeni,
S.Pd |
- |
- |
Guru
Bhs. Inggris/ Petugas Perpustakaan |
10 |
YeniSusilowati,
S. Pd SD |
- |
- |
Admin,
DAPODIK |
11 |
Annie |
19600915 198201 2 014 |
- |
Guru
Pendidikan Agama Kristen |
Tabel 4.3.
Jadwal Mata Pelajaran Pendidikan Agama Kristen Kelas
V,
SD Negeri Mangunsari 07Tahun Pelajaran 2019/2020
No |
Hari |
Kelas |
Waktu |
1 |
Senin |
I |
07.35 - 08.45 WIB |
VI |
07.00 –08.10WIb |
||
2 |
Selasa |
- |
- |
3 |
Rabu |
V |
11.00 –12.10 |
4 |
Kamis
|
II |
09.00 –10.10 |
IV |
11.00 –12.10 |
||
5 |
Jumat |
V |
07.00 –08.10 |
6 |
Sabtu |
III |
07.00 - 08.10 |
Dari tabel di atas, pelaksanaan mata pelajaran Pendidikan Agama
Kristenuntuk siswa kelas V di SDN Mangunsari 07 Salatiga dilakukan pada hari Rabu
pukul 11.00– 12.10 WIBdan jumat pukul 07.00 – 08.10 WIB. Semua kelas 1-6 di
ajar oleh satu orang guru agama.
4.2 Pelaksanaan
Penelitian Tindakan Kelas Dengan Menggunkan Media Gambar Bergerak di Kelas V SDN
Mangunsari 07 Salatiga
4.2.1
Deskripsi Kondisi Pra Tindakan
Berdasarkan
hasil wawancara peneliti pada hari senin,23 September 2019 dengan guru Agama
Kristen, bahwa media pembelajaran di Sekolah
Dasar Negeri Mangunsari 07 Salatiga kelas V sebelum melaksanakan penelitian
banyak siswa yang nilainya tidak memenuhi
standar ketuntasan sesuai dengan Kriteria Ketuntasan Minumum (KKM) yang
ditentukan oleh sekolah yaitu minimal 70. Adapun Kriteria ketuntasan minimum
tidak tercapai oleh oleh siswa disebabkan oleh beberapa hal. Penyebab utama
bahwa ternyata guru belum pernah menggunakan media pembelajaran untuk anak SD
kelas V dikarenakan oleh faktor usia dan kurang dalam mengikuti teknologi. Hal
ini akan berakibat siswa kurang tertarik dalam belajar, cepat bosan, tidak bisa
memahami materi dengan baik,dampak yang ditimbulkan adalah hasil belajar siswa
pada mata pelajaran pendidikan agama Kristen Sekolah Dasar Negeri Mangunsari 07
tahun ajaran 2019/2020 tidak memenuhi standar yang ditentukan oleh sekolah hal
ini dapat dilihat dari prolehan hasil nilai siswa sebagai berikut :
Tabel 4.4
Data Pra
Penelitian: Nilai Siswa Kelas VMapel Pendidikan Agama Kristen di SDN Mangunsari
07, Salatiga
No |
Nama |
KKM |
Nilai |
Keterangan |
1 |
Biblica Faithy Chandelaik |
70 |
70 |
Tuntas |
2 |
Darendra Bramantya |
70 |
45 |
Tidak
Tuntas |
3 |
Margareta Putri Viona |
70 |
55 |
Tidak
Tuntas |
4 |
Noel Tigor Marpaung |
70 |
55 |
Tidak
Tuntas |
5 |
Tito Febri Irvansyah A. |
70 |
50 |
Tidak
Tuntas |
6 |
Vellania Ardita Putri |
70 |
70 |
Tuntas |
7 |
Victor Adi Wicaksono |
70 |
45 |
Tidak Tuntas |
Berdasarkan hasil belajar siswa yang tertera di atas, ada 5 ( lima) orang
siswa yang belum dapat mencapai standar Kriteria Ketuntasan Minimum. dengan
melihat hal tersebut di atas maka peneliti akan melakukan PTK yaitu dengan
memakai media pembelajaran yaitu media gambar bergerak (animasi)melakukan tahap
tindakan dengan menggunakan siklus I untuk dapat meningkatkan hasil belajar
siswa menggunakan media gambar bergerak (Animasi). Dengan menggunakan media
ini, diharapkan mampu meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Pendidikan
Agama Kristen (PAK).
4.2.2 PerencanaanPenelitianTindakan
Kelas
Hal-hal yang perlu diperhatikan pada
sklus I adalah sebagai berikut
a. Menyususun perbaikan Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP)
Kegiatan
yang dilakukan sebelum melakukan sebuah tindakan tindakan adalah dengan menyusun
kembali Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP)disusun sesuai dengan materi yang akan diberikan kepada siswa.
b. Mencari
alternative pemecahan masalah
Alternatif
adalah satu dari dua atau lebih cara untuk mencapai tujuan atau akhir yang
sama.Langkah selanjutnyaadalah mencari alternatif pemecahan masalah untuk bisa
mengatasi permasalahan yang ada.Alternatif pemecahan masalah merupakan pilihan
yang terdiri dari beberapa rumusan yang dapat dijadikan sebagai sebuah solusi
bagi permasalahan yang dihadapi.
c. Melakukan
tindakan (pemberian solusi)
Tindakan
berarti sesuatu yang perlu dilakukan.Setelah menemukan sebuah permasalahan maka
tindakan yang harus di ambil adalah dengan mencari solusi dan melakukannya.
d. Menyiapkan
media gambar bergerak
Setelah
menyelesaikan RPP, solusi, maka tindakan selanjutnya adalah menyiapkan
media.tujuan penggunaan media adalah untuk memudah guru dalam menyampaikan
materi dan juga agar siswa dapat lebih
mudah dalam memahami materi yang akan di sampaikan oleh guru. Media yang
digunakan disini adalah media gambar bergerak.
4.2.3 Pelaksanaan
PTK Media Gambar Bergerak Siklus I
Pada siklus I ada empat tahapan yang harus dilalui.Adapun
tahapan tersebut adalah perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi dan
refleksi.
4.2.1
Perencanaan PTK Media Gambar Bergerak Siklus I
Pada tahap perencanaan ini peneliti
merencanakan tindakan untuk mengatasi permasalahan yang sedang dihadapi oleh
siswa tentang rendahnya hasil yang didapatkan pada mata pelajaran Pendidikan
Agama Kristen.Tindakan yang di ambil dalam hal ini adalah dengan menggunakan
media yang berbeda dari sebelumnya yaitu media gambar bergerak (Animasi).Adapun
perencanaan PTK yang dilakukan adalah sebagai berikut:
1.
Membuat Rencana
Pelakasanaan Pembelajaran (RPP), yang dilaksanakan sesuai dengan materi
pembelajaran yang akan di berikan kepada siswa.
2. Mempersiapkan
materi pembelajaran tentang “memberi
pertolongan kepada siapapun”
3. Mempersiapkan sarana pembelajaran untuk
mendukung proses pembelajaran, yaitu buku bahan ajar siswa. Sarana yang
dimaksud adalah Laptop, Lcd, Gambar-gambar bergerak tentang materi.
4. Membuat soal-soal yang akan diberikan
kepada siswa untuk melihat hasil belajar siswa.
5. Mempersiapkan lembar jawaban siswa.
Lembar jawaban siswa berupa kertas hvs yang telah dipersiapkan oleh guru untuk
dibagikan kepada siswa.
Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I
Sekolah : Sekolah Dasar Negeri Mangunsari 07 Salatiga
Mata pelajaran : Pendidikan Agama Kristen Dan Budi
Pekerti
Kelas/Semester : V/I (Lima/Satu)
Topik Materi :
Memberi pertolongan kepada siapapun
Sumber : Lukas 10:25-37 ; Galatia 6:2
Alokasi waktu : 70 menit
Pelaksanaan : Jumat, 18 Oktober 2019
A. Kompetensi
Inti (KI)
1. Menerima
dan menjalankan ajaran agama yang di anutnya.
2. Memiliki
perilaku jujur, displin, tanggng jawab, santun, peduli, dan percaya dalam
berinteraksi dengan keluarga, teman dan guru.
3. Memahami
pengetahuan faktual dengan cara mengamati (mendengar, melihat,membaca) dan
menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan
kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya dirumah dan disekolah.
4. Menyajikan
pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas dan logis, dalam karya yang
estetis, dalam gerakkan yang mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan yang
mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak mulia.
B. Kompetensi
Dasar
1.
Menerima dan mensyukuri keberadaan sesama
sebagai pemberian Allah.
2.
Menunjukkan perilaku menolong sesama
melalui tindakan sehari-hari
3.
Menyebutkan contoh sikap yang mau menolong
sesame
4.
Mempraktikan tanggung jawab kepada sesama
melalui tindakan sederhana sesuai usia
dan kemampuannya.
C. Indikator
Pencapaian Kompetensi
1.
Menceritakan sikap yang mau menolong sesama.
2.
Memahami cerita tentang orang Samaria yang
baik hati
3.
Menyebutkan contoh-contoh menolong sesame
4.
Menceritakan pengalamannya saat menolong sesame
D. Tujuan
Pembelajaran
1.
Siswa dapat menceritakan arti
tolong-menolong (pendahuluan)
2.
Siswa dapat memahami cerita orang Samaria
yang baik hati
3.
Siswa dapat menyebutkan contoh-contoh
menolong sesame
4.
Siswa dapat dapat menceritakan
pengalamannya dalam menolong sesama.
E. Deskripsi
Materi Pembelajaran
-
Menjelaskan tentang tolong menolong
-
Menjelaskan cerita dalam kitab Lukas
10:25-37)
-
Menyebutkan Contoh-contoh menolong sesama
-
Menceritakan pengalaman tentang
tolong-menolong.
F. Metode
pembelajaran
Metode
: bercerita, dan tanya jawab.
G. Media/alat,
Bahan, dan Sumber Belajar
1. Media/alat
Alat
peraga : gambar bergerak/video tentang tolong-menolong dan cerita tentang orang
Samaria, Lcd, Laptop, papan tulis, layar LCD
2. Sumber
Belajar
-
Alkitab: Galatia 6:2 dan Lukas 10:25-37
-
Modul Bahan Ajar
H. Kegiatan
Pembelajaran
1. Kegiatan
Pendahuluan (5 menit )
·
Mengucapkan salam
·
Berdoa memulai pelajaran dan Menyanyi
sebagai rasa syukur kepada Tuhan (oleh salah seorang siswa)
·
Pesensi kehadiran peserta didik
·
Apersepsi pembelajaran dan mengaitkan
pembelajaran sikap saling menolong sesame
2. Kegiatan
Inti (55 menit)
·
Menyebutkan dan menjelaskan materi yang
dibahas dalam pembelajaran tentang saling menolong sesama
·
Guru dan peserta didik mengamati lukas
10:25-37 (sambil memmberikan gambar-gambar bergerak dan video agar lebih
menarik)
·
Guru bersama peserta didik membaca cerita
tentang tolong menolong
·
Guru menjelaskan tentang seorang yang
sedang mengalami luka di tubuhnya (sambil memmberikan gambar-gambar bergerak
dan video agar lebih menarik)
·
Guru menjelaskan tentang orang yang tidak
mau menolong dalam Kitab Lukas10:25-37)
·
Guru menjelaskan tentang seorang Samaria
yang baik hati.
·
Menjelaskan kebaikan orang Samaria dalam
merawat orang yang sedang terluka
·
Menjelaskan cara orang Samaria menolong
sesamanya.
·
Peserta didik dapat menyebutkan
contoh-contoh tolong menolong sesama baik dalam keluarga, sekolah, maupun di
lingkungan.
3. Kegiatan
penutup (10 menit)
·
Guru dan peserta didik
menyimpulkan/menegaskan isi materi “sikap tolong-menolong sesama”
·
Guru melakukan refleksi atau umpan balik
(menjawab soal latihan)
·
Guru memimpin doa penutup setelah
pembelajaran
I. Skor penilaian
No. |
Jawaban
|
Skor
|
1 |
D |
10 |
2 |
D |
10 |
3
|
A |
10 |
4 |
C |
10 |
5 |
B |
10 |
6 |
A |
10 |
7 |
B |
10 |
8 |
B |
10 |
9 |
D |
10 |
10 |
C |
10 |
J. Umpan balik :
Memberikan soal latihan kepada siswa : Soal Latihan
Instrument
Penilaian Pengetahuan
Indikator:
-
Menjelaskan arti tolong-menolong
-
Menjelaskan orang Samaria yang baik hati
-
Menyebutkan contoh-contoh sikap
tolong-menolong kepada sesama
Materi Pembelajaran PTKSiklus I
TEMA :
Memberi Pertolongan Kepada Siapapun (Lukas 10:25-37)
1.
Arti tolong menolong
Menolong
adalah membantu seseorang untuk
meringankan beban (penderitaan, kesukaran). Sedangkan tolong menolong dapat
berarti saling menolong.Menolong dapat dinytakan dalam suatu bentuk tindakan
yang dapat dilihat dan dirasakan oleh seseorang.Tujuan dari menolong ialah
untuk membantu meringankan orang-orang yang dimana sedang mengalami kesusahan.
Selain itu, dengan tolong menolong, kita akan menciptakan kerukunan, suasana
akan terasa tenteram dan damai, serta dapat memperkuat persaudaraan
seperti dalam Galatia 6:2 “
bertolong-tolonglah menanggung bebanmu! demikianlah kamu memenuhi hukum Kristus”.
jadi, menolong sesama adalah perintah Tuhan. menolong sesama adalah perintah
Tuhan kepada setiap manusia. jadi inilah alasan mengapa kita harus saling
menolong.
2. Memahami cerita dalam Alkitab Lukas 10:25-37 : orang Samaria yang murah
hati
Dalam kitab ini akan di ceritakan bagaimana seorang
Samaria menolong orang yang sedang terluka karena dia dirampok dan juga telah
dipukuli oleh para penyamun. Ada beberapa orang yang lewat namun tidak
menolongnya tetapi ada satu orang lagi yang lewat dijalan itu kemudian tergeraklah hatinya untuk menolong orang
tersebut, dia adalah orang Samaria.
Orang Samaria yang murah hati adalah sebuah
perumpamaan yang diajarkan Yesus kepada murid-muridnya.Perumpamaan ini
menggambarkan sebuah cinta kasih dalam menolong sesama bahkan kepada orang yang
membenci kita sekalipun.Orang Samaria adalah orang yang dimusuhi dan dibenci
oleh orang Yahudi. Karena itu, si korban dalam kisah Yesus ini sama sekali
tidak mengharapkan pertolongannya, tetapi dari ketiga orang yang melihatnya,
justru orang inilah yang turun tangan dan bersedia menolongnya.
Pertama kalinya, Yesus mengisahkan cerita ini kepada
seorang ahli taurat yang menanyakan kepadanya, apa yang harus diperbuat untuk
mendapatkan hidup yang kekal dan tentang siapa itu sesama manusia. Maka saat
itu Yesus menjawabnya sambil bercerita "Adalah
seorang yang turun dari Yerusalem ke Yerikho.Ia jatuh ketangan
penyamun-penyamun, yang bukan saja merampoknya habis-habisan, tetapi yang juga
memukulnya dan yang sesudah itu pergi meninggalkannya setengah mati. Kebetulan
ada seorang imam turun melalui jalan itu, ia melihat orang itu tetapi ia
melewatinya dari seberang jalan. Demikian juga seorang Lewi, datang ketempat
itu, ketikaia melihat orang itu ia melewatinya dari seberang jalan.
Lalu datang seorang Samaria yang sedang dalam perjalanan, ketempat itu dan
ketika ia melihat orang itu, tergerakklah hatinya oleh belas kasihan. Ia pergi
kepadanya lalu membalut luka-lukanya, sesudah itu ia menyiraminya dengan minyak
dan anggur. Kemudian ia menaikkan orang itu keatas keledai tungganganya sendiri
lalu membawanya ketempat penginapan dan merawatnya. Keesokan harinya ia
menyerahkan dua dinar kepada pemilik penginapan itu,katanya;rawatlah dia, dan
jikalau kau belanjakan lebih dari ini, aku akan menggantinya waktu aku kembali.
Siapakah diantara ketiga orang ini menurut pendapatmu adalah sesama manusia
dari orang yang jatuh ketangan penyamun itu ? Jawab orang itu : Orang yang
telah menunjukkan belas kasihan kepadanya.Kata Yesus kepadanya,pergilah dan perbuatlah
demikian.!"
Meskipun orang Samaria ini tidak mengenal siapa orang
tersebut, tetapi orang Samaria tetap berbaik hati menolong orang yang sedang
terjatuh dan terluka tersebut.Sebenarnya ini sebuah hal yang sulit dilakukan
karena orang Samaria adalah orang yang dimusuhi dan dibenci oleh orang Yahudi.
Karena itu, si korban dalam kisah tersebut sama sekali tidak mengharapkan
pertolongannya. Namun, dari ketiga orang yang sudah melihatnya, justru orang
Samaria itulah yang bersedia menolongnya. Kita akan mempelajari bagaimana
ketiga sikap orang tersebut :
1)
Seorang
imam (ayat 31)
Ketika
seorang imam lewat, ia melihat ada orang yang sedang jatuh tergeletak dijalan
dan penuh dengan luka-luka dibadannya. ketika ia melihat, ia hanya sekedar
melihat orang itu kemudia melewatinya. dia pergi dan meninggalkan tanpa
menolong orang tersebut.
2)
Seorang
Lewi (ayat 32)
Ketika
seorang lewipun, melewati jalan itu, ia juga melihat orang yang sedang jatuh
terluka. ketika ia melihat dan melewatinya, ia bukan menolong namun melewatinya
dari sebrang jalan. inilah orang yang kedua yang lewat dijalan tersebut
3)
Seorang
Samaria (ayat 33)
Orang
Samaria sungguh jauh berbeda dari kedua orang yang lewat di jalan tersebut.jika
kedua orang tersebut melihat namun tidak ada sedikitpun rasa untuk tidak mau
menolong orang yang terjatuh dan luka itu tetapi dalam diri orang Samaria ada
yang berbeda. ketika ia lewat dan
melihat orang tersebut maka tergeraklah hatinya oleh belas kasihan sehingga ia
melakukan sebuah tindakan untuk membantu dan menolong orang itu. kita bisa
belajar dari sikap orang Samaria meskipun ia adalah orang yang dibenci oleh
orang Yahudi namun ia tidak memandang hal itu. ia melakukan yang terbaik kepada
orang yang terluka itu.
Dalam kehidupan sehari-hari kita juga mungkin bisa
seperti sikap dua orang yang tidak mau membuka hati untuk menolong
sesamanya.ada berbagai hal yang bisa membuat kita tidak mau menolong sesama
kita. hal-hal tersebut adalah :
1) Sikap tidak mau peduli kepada sesama
2) Menunggu orang lain yang menolong
3) Memilih-milih orang
4) Memiliki sikap yang malas untuk menolong
sesama
Bagaimanakah sikap seharusnya yang perlu kita contoh
sebagai sesama?yang perlu kita contoh adalah sikap orang Samaria yang murah
hati. ketika ada orang yang sedang membutuhkan pertolongan maka kita harus
berusaha untuk bisa menolong orang tersebut bukan menghindar atau membiarkan
orang tersebut memikul bebannya sendirian. Seperti halnya seorang Samaria,
orang Samaria tidak menghindar namun datang melihat dan mendekati orang
tersebut serta ia menolongnya. Ketika ia sudah meihatnya lalu orang
Samariapuntergerak hatinya oleh belas kasihan kemudian menolongnya. inilah yang dilakukan oleh orang
Samaria dalam menolong (ayat 34-35) :
1)
Membalut
luka-luka orang yang sedang mengalami luka tersebut
2)
Ia
menyiram dengan minyak dan anggur
3)
Menaikkan
orang tersebut ke atas keledai tunggangannya.
4)
Membawanya
ketempat penginapan
5)
Merawatnya
6)
Membiayai
seluruh pengobatannya
Sebagai sesama manusia kita diwajibkan untuk hidup
saling tolong menolong (ayat 36-37).Tuhan menghendaki agar kita bisa melihat
orang-orang sekitar yang membutuhkan pertolongan dan juga kita ikut terlibat
dalam meringankan setiap beban yang mereka miliki.baik itu dalam keadaan punya
masalah, punya beban berat, keadaan sakit, terjatuh kita selalu ada dan selalu
siap untuk menolong serta mengusahakan yang terbaik untuknya.
Kisah ini bisa mengajarkan kita.kita memahami bahwa
yang ditolong oleh orang Samaria ini bukan saja berasal dari kaum yang berbeda,
tetapi dari kelompok yang selama ini menghina,membenci dan menyukai kaumnya.
Sebagai seorang Kristen, menolong sesama adalah perintah yang wajib untuk
dilaksanakan, kita wajib belajar dari kisah ini.Kasihilah sesama manusia.Selagi
seseorang masih disebut sebagai “seorang manusia” maka kita wajib menolong dan
mengasihinya.Yang dimaksud adalah tidak memandangdari suku, agama, negara dan
ras. Bahkan wajib menolong orang yang membenci, mencaci maki, atau bahkan tidak
menyukai kita.
3. Contoh
menolong dalam kehidupan sehari-hari
Setelah mendengarkan kisah dari orang Samaria yang
murah hati, maka tentu sebagai sesama maka kita perlu melakukannya dalam
kehidpan sehari-hari.setiap siswa pasti mengalami pengalaman dalam menolong
orang lain bukan hanya ketika orang terluka, sakit, pasti ada hal-hal lain yang
mendorong kita untuk mau menolong sesama baik dalam keluarga, disekolah maupun
dilingkungan kita berada.
Soal Test PTK Siklus
I
Isilah titik-titik dibawah ini
dengan memilih salah satu jawaban yang benar dan tepat.beri tanda silang (X)
pada salah satu jawaban yang kamu anggap benar.
1. Sebagai sesama kita harus hidup saling
tolong-menolong. Menolong berarti….
a. Melupakan sesama c. Menghadapi sesama
b. Meninggalkan sesama d. Membantu sesama
2. Dalam Galatia 6:2 “ bertolong-tolonglah menanggung
bebanmu! demikianlah kamu memenuhi hukum …….?
a.
Manusia c. Orangtua
b.
Sesama d. Kristus.
3. Siapakah yang merampok dan memukul seorang yang
sedang terluka dan terjatuh ditengah jalan…?
a.
Penyamun-penyamun c.
Seorang Samaria
b.
Seorang Lewi d.
Seorang Imam
4. Ketika seorang imam melihat dan melewati jalan
tersebut maka yang ia lakukan adalah….
a. Mengangkat orang
itu c. Pergi dan meninggalkan
orang itu
b.
Sedih kepada orang itu d. Tertawa
kepada orang itu
5. Seorang lewi berjalan dan melewati tempat orang
itu terjatuh, maka yang ia lakukan adalah
a.
Cepat-cepat memanggil dokter c. Merawatnya
b.
Ia melewatnya dari sebrang jalan. d. Berdiri
dan melihatnya
6. Adalah seorang Samaria, ketika ia lewat dan
melihat ada orang yang sedang terluka dan terjatuh ditengah jalan makasalah
satu yang ia lakukan adalah…
a.
Membalut luka-lukanya c.
Tidak melakukan apa-apa
b.
Terawa kepadanya d.
Hanya melihat saja
7. Orang Samaria adalah orang yang
dibenci oleh orang-orang…
a.
Lewi c.
Israel
b.
Yahudi d. Yerusalem
8. Dari ketiga orang yang lewat dari kisah tentang
orang Samaria yang murah hati, maka sikap yang perlu kita contoh sebagai sesama
adalah sikap seorang….?
a.
Lewi c.
Penyamun
b.
Samaria d. Imam
9. Sebagai sesama manusia kita harus saling
tolong-menolong siapapun yang membutuhkannya. menolong sesama adalah salah satu
perintah…..?
a.
Teman c. Sahabat
b.
Musuh d. Tuhan
10. Salah satu contoh menolong sesama dalam kehidupan
sehari-hari adalah….
a. Mengambil makanan teman c. Membantu teman yang lagi sakit
b. Membohongi sesame d.
Membiarkan teman yang sedang sakit.
Kunci
jawaban :
1. D 6.
A
2. D 7.
B
3. A 8.B
4. C 9.
D
5. B 10.
C
Lembar Observasi Aktivitas PTK Siklus I
Skor :
1 = kurang baik 2 = cukup 3 = baik 4
= sangat baik.
No |
Observasi |
Skor |
Jumlah |
Keterangan |
|||
1 |
2 |
3 |
4 |
|
|
||
1 |
5 menit sebelum jam pelajaran siswa sudah hadir
dalam kelas |
|
|
|
|
|
|
2 |
Ketertarikan siswa dalam pembelajaran |
|
|
|
|
|
|
3 |
Perhatian siswa saat menyampaikan materi |
|
|
|
|
|
|
4 |
Keaktifan siswa dalam bertanya |
|
|
|
|
|
|
5 |
keakktifan siswa dalam menjawab petanyaan |
|
|
|
|
|
|
6 |
Keterampilan siswa dalam mengkritik |
|
|
|
|
|
|
7 |
Keberanian siswa dalam menyampaikan pendapat |
|
|
|
|
|
|
8 |
Siswa mendengarkan/memperhatikan guru saat mengajar |
|
|
|
|
|
|
9 |
siswa menanggapi pertanyaan guru |
|
|
|
|
|
|
10 |
Siswa mengomentari pendapat gru |
|
|
|
|
|
|
11 |
Siswa mengerjakan tugas dari guru |
|
|
|
|
|
|
12 |
Siswa mengerjakan test yang diberikan oleh guru |
|
|
|
|
|
|
4.2.2 Pelaksanaan PTK Media Gambar Bergerak Siklus I
Pelaksanaan
tindakan Penelitian tidakan kelas ini dilakukan berdasarkan Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) yang telah dibuat yaitu untuk satu kali tatap mukadengan
alokasi waktu 2 x 35 menit.Pelaksanaan PTK Media Gambar Bergerak Siklus I,
terdiri dari aktivitas sebagai berikut:
1.
Kegiatan Pendahuluan
2.
Kegaitan Inti
3.
Kegiatan Penutup
Secara terperinci akan dijelaskan
lebih lanjut.
1. Kegiatan Pendahuluan
Kegiatan
pendahuluan yaitu dimulai dengan kegiatan absensi siswa, apersepsi terhadap
materi, mengucapkan salam kepada semua siswa serta menanyakan keadaan siswa,
kemudian sebelum memulai materi guru meminta salah seorang siswa untuk memimpin
lagu dan berdoa, selanjutnya peneliti menyampaikan materi yang akan dibahas
kepada siswa.
2.Kegiatan Inti
Kegiatan
inti adalah kegiatan pelaksanaan dari materi. Berikut adalah kegiatan inti:
a. Peneliti
menyampaikan materi yang akan dipelajari kepada siswa
b. Guru
dan peserta didik mengamati materi yang akan di bahas : Lukas 10:25-37 (orang
Samaria yang baik hati)
c. Peneliti
menjelaskan tentang Lukas 10:25-37 (sambil memmberikan gambar-gambar bergerak
dan video agar lebih menarik dan lebih memperjelas materi).
d. Peserta
didik dapat menyebutkan contoh-contoh tolong menolong sesama baik dalam
keluarga, sekolah, maupun di lingkungan.
e. Peneliti
memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya.
3. Kegiatan Penutup
Pelaksanaan
kegiatan penutup antara lain sebagai berikut :
a. Peneliti
memberikan soal test kepada siswa sesuai dengan materi yang sudah disampaikan.
b. Peneliti
memberikan motivasi dan nasihat kepada siswa agar siswa semakin semangat dalam
belajar dan mengaplikasikan materi yang sudah dipelajari.
c. Peneliti
mengajak siswa untuk menyimpulkan materi yang telah di bahas.
d. Peneliti
menyamaikan materi untuk pertemua selanjutnya
e. Peneliti
mengajar peserta didik untuk berdoa menutup pembelajaran.
4.2.3 Observasi PTK Media Gambar Bergerak Siklus I
Kegiatan observasi
merupakan kegiatan pengamatan terhadap suatu objek dengan tujuan untuk
mendapatkan informasi dari objek yang akan di amati. Kegiatan observasi ini
ditujukan kepada siswa dengan tujuan untuk mengetahui apakah dalam kegiatan
belajar-mengajar telah sesuai dengan yang telah dibuat sebelumnya atau tidak.
Untuk mengetahui hasil ketuntasan yang diperoleh siswa yaitu dengan melakukan
test kepada siswa kemudian hasil dari test tersebut digunakan untuk menentukan
tingkat keberhasilan pada siklus I. Adapun hasil perolehan siswa pada siklus I
dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.5.
Data Siklus I:
Nilai Siswa Kelas V Mapel Pendidikan Agama Kristen di SDN Mangunsari 07,
Salatiga
No |
Nama |
KKM |
Nilai |
Keterangan |
1 |
Biblica FaithyChandelaik |
70 |
100 |
Tuntas |
2 |
Darendra Bramantya |
70 |
60 |
Tidak tuntas |
3 |
Margareta Putri Viona |
70 |
80 |
Tuntas |
4 |
Noel Tigor Marpaung |
70 |
80 |
Tuntas |
5 |
Tito Febri Irvansyah A. |
70 |
60 |
Tidak tuntas |
6 |
Vellania Ardita Putri |
70 |
100 |
Tuntas |
7 |
Victor Adi Wicaksono |
70 |
60 |
Tidak tuntas |
Berdasarkan perolehan nilai siswa pada siklus Iternyata masih ada 3 (tiga)
orang siswa yang belum memenuhi standar kriteria ketuntasan minima.dengan
demikian peneliti akan melakukan tindakan kembali untuk
memperbaiki/meningkatkan nilai yang belum memenuhi standar KKM adapun tidakan
yang akan dilakukan adalah melakukan siklus II.
4.2.4
Refleksi PTK Gambar Bergerak Siklus I
Setelah seluruh proses pembelajaran dalam
siklus I telah selesai dilaksanakan, peneliti mencari solusi untuk memecahkan
masalah bagi nilai siswa yang belum memenuhi standar KKM dari hasil pengamatan,
hal ini disebabkan oleh siswa yang kurang konsentrasi ketika mengikuti proses belajar
mengajar dikelas, daya tangkap siswa yang berbeda antara siswa yang satu dengan
siswa yang lain.
Dilihat
dari pelaksanaan siklus I, ternyata nilai yang diperoleh oleh siswa kelas V
sudah mengalami peningkatan tetapi masih ada 3 orang siswa yang memperoleh
nilai dibawah KKM. Untuk itu perlu ditindaklanjuti dalam siklus II dengan
tujuan untuk memperbaiki dan mendapatkan
nilai yang lebih baik dari sebelumnya atau melampaui Kriteria Ketuntasan
Minimum (KKM). Pelaksanaan siklus II terdiri dari Perencanaan, pelaksanaan,
observasi dan refleksi dan akan diuraikan
sebagai berikut.
4.3 Siklus II
Adapun hal-hal
yang dilakukan dalam melakukan siklus II adalah sebagai berikut :
4.3.1
Perencanaan PTK Media Gambar Bergerak
Perencanaan tindakan dilakukan untuk
mengatasi masalah yang ditemukan pada siklus I. Adapun langkah-langkahnya
sebagai berikut :
a) Membuat
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang berbeda dengan siklus I.
b) Merancang
pengelolaan kelas. Cara pengelolaan kelas yaitu dengan mengatur posisi duduk dari siswa
agar tidak ada siswa yang mengganggu teman saat belajar dan menjadi tidak fokus
mengikuti pembelajaran.
c) Menyiapkan
materi pembelajaran. Berikut adalah RPP dan materi pembelajaran
d)
Membuat tes untuk
mengetahui hasil belajar pada siklus II Soal test siklus II
e)
Menyiapkan bahan dan alat
untuk mendukung terlaksananya proses pembelajaran. Bahan-bahan tersebut seperti
laptop lcd, dan gambar-gambar tentang materi.
4.3.2 Pelaksanaan PTK
Media Gambar Bergerak
Pelaksanaan
siklus II selama 2 X 35 menit dengan penyajiannya guru melakukan
langkah-langkah pembelajaran seperti tertera dalam rencana pelaksanaan
pembelajaran (RPP).
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Sekolah :
SDN MANGUNSARI07 SALATIGA
Mata
pelajaran : PENDIDIKAN
AGAMA KRISTEN DAN BUDI PEKERTI
Kelas /semester : V/I (lima/satu)
Tanggal pelaksnaan : jumat, 01 November
2019
Materi pembelajaran : Mengampuni seperti
Yusuf (Kejadian 37 ; 50:15-21)
Alokasi waktu : 70
menit
1. Kompetensi
Inti (KI)
a) Menerima
dan menjalankan ajaran agama yang di anutnya
b) Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggng
jawab, santun, peduli, dan percaya dalam berinteraksi dengan keluarga, teman
dan guru.
c) Memahami
pengetahuan faktual dengan cara mengamati (mendengar, melihat,membaca) dan
menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan
kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya dirumah dan disekolah.
d) Menyajikan
pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas dan logis, dalam karya yang
estetis, dalam gerakkan yang mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan yang
mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak mulia.
1. Kompetensi
Dasar
2.1
Meyakini kehadiran saudara adalah pemberian Allah
2.2 Menunjukkan
sikap peduli kepada saudara dan sesamanya
3.2 Menunjukkan sikap mengasihi dan menghormati
saudara seta sesamanya
4.2 Menceritakan
sikap saling mengampuni baik di keluarga, disekolah maupun di lingkungan
4.2 Menunjukkan
sikap yang mau mengampuni sesama
5.2 Siswa mampu
mempraktekan hidup saling mengampuni orang lain.
2. Indikator
Pencapaian Isi
·
Siswa mampu menunjukkan sikap saling
mengasihi dan mengampuni sesama
·
Siswa mampu berbuat baik kepada sesama
baik di keluarga, di sekolah, maupun di lingkungan masyarakat
·
Siswa mampu menceritakan salah satu kisah
dari Alkitab tentang mengampuni sesama
·
Siswa mampu membuat sebuah janji untuk
selalu mengasihi dan mengampuni sesamanya
3. Tujuan
pembelajaran
1) Siswa
dapat menunjukkan perilaku saling mengasihi sesama baik di sekolah, dirumah
maupun dilingkungan
2) Siswa
dapat menghindari perbuatan-perbuatan yang bisa menyakiti orang lain
3) Siswa
dapat mengampuni sesamanya ketika berbuat kesalahan
4) Siswa
mampu mempraktekan sikap saling mengampuni didalam kehidupan sehari-hari.
4. Deskripsi
Materi Pembelajaran
Pelajaran sebelas Mengampuni orang
lain
·
Menjelaskan judul pembahasan yaitu
mengampuni orang lain.
·
Menjelaskan tentang Yusuf dan
saudara-saudaranya
·
Kejahatan saudara-saudara Yusuf
·
Menyebutkan contoh-contoh kejahatan pada
sesama melalui kehidupan sehari-hari.
·
Pengampunan yang diberikan Yusuf kepada
saudara-saudaranya
5. Metode
Pembelajaran : cerita, Tanya jawab.
6. Media/alat,
Bahan, dan Sumber Belajar
-
Media/alat : media gambar bergerak
-
Bahan :
Laptop,
Lcd, dan gambar
-
Sumber belajar
·
Deicy lidia Bessie dan Ev. Robinson
napitulutu, pendidikan agama Kristen dan budi pekerti, 2016, Jakarta ; pusat
kurikulum dan perbukuan, balitbang, kemendikbud kelas III, materi pembelajaran
IV
·
LAI, Alkitab, 2016, Jakarta : Kejadian
37;50
·
Modul bahan ajar
7. Kegiatan
Pembelajaran
1. Kegiatan
pendahuluan ( 10 menit)
·
Mengucapkan salam
·
Berdoa memulai pelajaran
·
Presensi kehadiran peserta didik
·
Apersepsi pembelajaran dan bertanya
tentang mengampuni
2. Kegiatan inti
(55 menit)
·
Guru menjelaskan tentang pengampunan
kepada siswa
·
Guru menceritakan tokoh dalam Alkitab
tentang mengampuni
·
Guru mengajak peserta mengamati Alkitab
Kejadian 37
·
Guru bertanya kepada siswa mengenai
siapakah Yusuf
·
Guru menjelaskan tentang Yusuf dan
saudara-saudaranya
·
Guru mengajak siswa menyebutkan contoh
kejahatan yang dilakukan saudara-saudara Yusuf kepadanya
·
Siswa menyebutkan contoh-contoh perbuatan
yang tidak baik yang sering dilakukan.
·
Guru menunjukkan sebuah gambar bergerak
mengenai Yusuf mengampuni
·
Menjelaskan sikap Yusuf kepada
saudara-saudaranya (kejadian 50:15-21)
·
Peserta didik menyadari perbuatannya dan
mau meninggalkan dan hidup saling mengampuni dan mengasihi.
3. Kegiatan
Penutup (10 menit)
·
Guru dan peserta didik menyimpulkan,
menegaskan isi materi ”mengampuni orang lain.”
·
Guru melakukan refleksi atau umpan balik
·
Guru menyampaikan tugas kepada siswa
·
Guru/siswa memimpin doa setelah
pembelajaran.
8. Penilaian
1. Instrument
penilaian sikap
Indikator
:
1.1.1
Berdoa sebelum memulai pembelajaran
1.1.2
Bersyukur dengan mengucap “puji Tuhan”
2.1.2
Guru meberikan tugas setelah selesai
pembelajaran
2.1.3
Guru memimpin doa penutup setelah selesai
pembelajaran.
2. Instrument
Penilaian Pengetahuan
Indikator:
-
Menjelaskan siapa Yusuf
-
Menjelaskan tentang saudara-saudara Yusuf
-
Menyebutkan contoh-contoh yang tidak baik
kepada sesama
-
Menyebutkan sikap yang harus dilakukan
ketika orang lain berbuat kesalahan
Materi Pelajaran Pendidikan Agama Kristen
Kelas V
TEMA :MENGAMPUNI
SESAMA (KEJADIAN 37:1-35; 39:1-2 50: 15-19-21)
1.
Pengertian mengampuni
Mengampuni
adalah tindakan memaafkan orang yang bersalah. Dalam Alkitab,
kata Yunani yang diterjemahkan ”mengampuni” berarti ”merelakan”. Mengampuni
orang lain berarti kita tidak kesal lagi kepadanya dan tidak meminta ganti rugi
atas kesalahannya.
2. Yusuf
dan saudara-saudaranya (1-4)
Yusuf adalah anak dari Yakub dan
Rahel.Selain dengan Rahel, Yakub juga memiliki anak dari Lea, Zilpa dan Bilha.
Ada 12 anak laki laki yang dimiliki Yakub.inilah nama-nama saudara Yusuf :Ruben, simeon, Lewi, Yehuda, Dan, Naftali,
Gad, Asyer, Isakhar, Zebulon,Yusuf, Benyamin. Namun dari semuanya, dia
paling menyayangi Yusuf yang mana membuat saudara-saudaranya iri kepada Yusuf.
Yusuf, anak emas Yakub dari Rahel.disebut anak emas karena ayahnya sangat
mengasihi Yusuf lebih dari saudara-saudaranya yang lain dan Yusuf lahir di masa
tua Yakub. Yakub sangat menyayangi Yusuf lebih dari saudara-saudaranya yang
lain sehingga ia membuatkan Yusuf jubah mahaindah (Kejadian
37:3). Itulah yang menjadi alasan saudara-saudara Yusuf membenci dia. Selain
itu, Yusuf juga dibenci oleh saudara-saudaranya karena mimpinya(4). Saat masih
belia, usia 17 tahun (2), Yusuf telah menerima visi Tuhan melalui mimpi. Ada
dua mimpi Yusuf.Hal ini membuat kebencian saudara-saudaranya terhadap Yusuf menjadi
semakin memuncak. Namun karena Tuhan menyertai Yusuf, ia menjadi orang berhasil
dalam pekerjaannya. Yusuf menjadi orang terkenal, kaya raya dan terhormat di
Mesir.
3.
Kejahatan saudara-saudara Yusuf (5-35)
Mengapa Yusuf dibenci oleh
saudara-saudaranya?
a)
Yususf adalah anak kesayangan
Ayat Di rumahnya, Yusuf menjadi
anak kesayangan ayahnya. Bahkan ia pernah diberikan baju yang sangat indah oleh
bapaknya. Namun sayang, hal itu membuat saudara-saudaranya iri dan membenci
Yusuf.
b)
Mempunyai mimpi yang membuat saudara-saudaranya iri
(5-9)
Yusuf mendapat dua mimpi.Di dalam kedua
mimpinya, saudara-saudaranya tunduk menyembah kepadanya.Ketika Yusuf
menceritakan mimpi ini kepada saudara-saudaranya, makin bertambahlah rasa benci
mereka.
Yang pertama adalah
mimpi Yusuf tentang berkas-berkas gandum Yusuf yang tegak berdiri, lalu
datanglah berkas-berkas gandum saudaranya yang lain dan sujud menyembah
berkas-berkas gandum Yusuf. Kedua, mimpi tentang matahari, bulan, dan sebelas
bintang yang menyembah Yusuf. Mimpi-mimpi itu membuat saudara-saudaranya
semakin membenci Yusuf (ayat 8). Pada suatu hari ketika kakak-kakak
Yusuf sedang mengurus domba-domba ayah mereka, Yakub minta agar Yusuf menengok
mereka dan melihat keadaan mereka.Ketika saudara-saudaranya melihat
kedatangannya, beberapa di antara mereka berkata, ’Mari kita bunuh dia!’(ayat
20-22) Tetapi Ruben, saudaranya yang
tertua berkata, ’Tidak, jangan kalian berbuat itu.’Sebaliknya mereka memegang
Yusuf dan melemparkannya ke dalam sebuah sumur yang kering. Setelah itu mereka
duduk untuk memutuskan apa yang mereka akan lakukan terhadap Yusuf.
Pada saat itu beberapa orang keturunan
Ismail datang lewat.Yehuda berkata kepada saudara-saudara tirinya, ’Mari kita jual dia kepada orang-orang
Ismail.’Dan itulah yang telah mereka lakukan.Mereka menjual Yusuf seharga 20 keping perak.Alangkah jahat perbuatan itu. Apakah yang akan mereka
katakan kepada ayah mereka?(31) Mereka membunuh seekor kambing dan berkali-kali
mencelup jubah Yusuf yang indah ke dalam darah kambing itu. Kemudian mereka
membawa jubah itu kepada ayah mereka Yakub dan berkata, ’Kami menemukan
ini.Lihatlah apakah ini bukan jubah Yusuf.’ (32)
Yakub tahu, bahwa itu benar jubah Yusuf.’Seekor binatang buas pasti telah membunuh
Yusuf,’ tangisnya (ayat 33).Dan memang saudara-saudara Yusuf ingin agar
ayah mereka berpikir demikian.Yakub sedih sekali. Berhari-hari ia menangis.
Tetapi Yusuf tidak mati. Mari kita lihat apa yang terjadi dengan Yusuf dan ke
mana ia telah dibawa. Kemudian Yusuf
dibawa ke Mesir dan dijadikan pembantu.Namun, karena Tuhan Allah selalu
menyertai Yusuf, akhirnya Yusuf menjadi seorang pemimpin yang terkenal dan
kaya raya di Mesir.
4.
Kehidupan Yusuf di Mesir (kej 37:36;
39:1-2).
Di Mesir, ia dibeli oleh seorang perwira
bernama Potifar.potifar itu adalah
kepala penjaga istana. Yusuf diberkati Tuhan sehingga ia menjadi kesayangan
di rumah Potifar dan mendapat kepercayaan untuk mengurus segala yang ada di
rumahnya. Namun, itu bukan berarti kehidupan Yusuf di rumah Potifar tanpa
masalah.Ia difitnah oleh istri Potifar sehingga ia dimasukkan ke dalam penjara
istana. Di dalam penjara, ia mendapat kepercayaan untuk menjadi penjaga di
penjara itu. Saat tinggal di penjara, ia bertemu dengan juru minum dan juru roti
raja yang masing-masing mendapatkan sebuah mimpi. Mimpi mereka diartikan dengan
tepat oleh Yusuf.Singkat cerita, juru minum raja dikembalikan ke jabatannya
semula, tetapi juru roti dihukum mati, sesuai dengan tafsiran mimpi yang Yusuf
sampaikan.Sesudah dua tahun berlalu, Firaun bermimpi dan mempertanyakan arti
mimpi tersebut. Juru minum teringat akan Yusuf dan menyampaikannya kepada raja.
Kemudian, Firaun pun memanggil Yusuf dan Yusuf berhasil menafsirkan mimpi sang
raja. Akhirnya, Yusuf menjadi orang kedua di Mesir.Setelah datang bencana
kelaparan, bertemulah Yusuf dengan saudara-saudaranya. Dan, saat itulah, Yusuf
menyatakan bahwa ia sudah mengampuni saudara-saudaranya, hingga saudara-saudara
Yusuf sujud di hadapannya.
Begitulah kisah seorang Yusuf. Setiap proses yang Tuhan berikan telah
membentuk Yusuf menjadi pribadi yang lebih indah. Mari kita belajar dari sikap
dan karakter Yusuf.
5. Sikap Yusuf terhadap saudara-saudaranya
(50:15-21).
Suatu kali di Kanaan terjadi
kelaparan yang membuat saudara-saudara Yusuf datang kepada Yusuf untuk membeli
makanan.Pada saat itulah Yusuf dipertemukan kembali dengan saudara
saudaranya. Tetapi
Yusuf telah memberikan teladan yang baik dalam hal mengampuni. Meskipun ia
mendapatkan perlakuan yang tidak adil dari kakak-kakaknya, ia tidak mendendam.
Bahkan ketika Yusuf memunyai kesempatan untuk membalasnya, Yusuf tidak mau
melakukannya.Yusuf justru memberi yang terbaik untuk keluarganya pada masa
kelaparan tersebut.cara mengampuni yang diberikan Yusuf kepada saudara-saudaranya
adalah:
1.
menerima kesalahan saudara-saudaranya (19)
2.
melupakan segala kesalahan-kesalahan
saudara-saudarnya (20)
3.
tidak membalas kejahatan saudara-saudaranya (21)
4.7 Soal test pada siklus II
1. Siapakah nama orangtua
dari Yusuf?
2. Sebutkan nama anak-anak Yakub!
3. Mengapa Yususf dibenci
oleh saudara-saudaranya?
4. sebutkanmimpi dari
Yusuf !
5. Apa yang dilakukan
oleh Yusuf ketika saudara-saudaranya berbuat jahat?
4.7 Lembar observasi aktivitas siswa dengan penerapan
media gambar bergerak
Skor :
1 = kurang baik 2 = cukup 3 =
baik 4 = sangat baik.
No |
Indikator yang di amati |
Skor |
Jumlah |
Keterangan |
|||
1 |
2 |
3 |
4 |
||||
1 |
5 menit sebelum jam pelajaran siswa sudah hadir
dalam kelas |
|
|
|
|
|
|
2 |
Ketertarikan siswa dalam pembelajaran |
|
|
|
|
|
|
3 |
Perhatian siswa saat menyampaikan materi |
|
|
|
|
|
|
4 |
Keaktifan siswa dalam bertanya |
|
|
|
|
|
|
5 |
keakktifan siswa dalam menjawab petanyaan |
|
|
|
|
|
|
6 |
Keterampilan siswa dalam mengkritik |
|
|
|
|
|
|
7 |
Keberanian siswa dalam menyampaikan pendapat
|
|
|
|
|
|
|
8 |
Siswa mendengarkan/memperhatikan guru saat mengajar |
|
|
|
|
|
|
9 |
siswa menanggapi pertanyaan guru |
|
|
|
|
|
|
10 |
Siswa mengomentari pendapat guru |
|
|
|
|
|
|
11 |
Siswa mengerjakan tugas dari guru |
|
|
|
|
|
|
12 |
Siswa mengerjakan test yang diberikan oleh guru |
|
|
|
|
|
|
4.3.3 Observasi PTK Media Gambar Bergerak
Pengamatan
dilakukan secara langsung pada sebuah kegiatan pelajaran pendidikan Agama
Kristen terhadap perubahan tindakan dan sikap siswa dalam proses belajar
mengajar dengan membuat catatan untuk data penelitian, selain itu guru mencatat
siswa yang aktif dan yang pasif sebagai data pengamatan. Hasil dari tes digunakan untuk menentukan tingkat
keberhasilan penelitian siklus II. Tingkat keberhasilan siswa pada siklus II
dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.6
Hasil
Perolehan Nilai Siklus II
No |
Nama |
KKM |
Nilai |
Keterangan |
1 |
Biblica FaithyChandelaik |
70 |
100 |
Tuntas
|
2 |
Darendra Bramantya |
70 |
80 |
Tuntas
|
3 |
Margareta Putri Viona |
70 |
100 |
Tuntas
|
4 |
Noel Tigor Marpaung |
70 |
90 |
Tuntas
|
5 |
Tito Febri Irvansyah A. |
70 |
90 |
Tuntas
|
6 |
Vellania Ardita Putri |
70 |
100 |
Tuntas
|
7 |
Victor Adi Wicaksono |
70 |
100 |
Tuntas
|
Dari
pelaksanaan siklus II dapat dikeahui bahwa hasil belajar yang diperoleh oleh
siswa semuanya sudah memenuhi standar KKM yaitu nilai 80-100.dengan demikian
siklus II menunjukkan adanya peningkatan atau perbaikan hasil belajar
siswa.
4.3.4
Refleksi PTK Media Gambar Bergerak
Pada siklus II, dapat dilihat hasil
belajar siswa menunjukkan hasil yang
memuaskan, siswa mampu memperoleh nilai yang lebih baik dari sebelumnya. Nilai
yang rendah dari siklus I menjadi meningkat dan dapat melewati standar yang
telah ditentukan oleh sekolah. Hal ini menunjukkan bahwa pelaksanaan siklus II
mampu memperbaiki kekurangan siklus I. Peneliti berusaha dengan baik untuk
meningkatkan hasil belajar siswa dalam mengikuti pelajaran Pendidikan Agama
Kristen agar terjadi perubahan terutaama dalam hasil yang diperoleh oleh siswa.
Pada siklus II siswa mampu mencapai hasil yang sesuai dengan yang diharapkan
ketika menggunakan media gambar bergerak.diharapkan. Oleh karena itu,
penelitian dianggap cukup sampai siklus II.
4.4Hasil PTK menggunakanMedia
Gambar Bergerak
Pelaksanaan penelitian ini dimulai
bulan agustus sampai November 2019.Penelitian ini dilakukan dengan II siklus.Ketika melaksanakan kedua
siklus ini, terjadi peningkatan yang lebih baik setelah menggunakan media
gambar bergerak.Pada siklus I telah terjadi perubahan
dalam proses pembelajaran jika dibandingkan dengan sebelum siklus, namun hasil
dari perolehan siswa masih belum maksimal. masih ada beberapa siswa yang masih
belum mencapai Kriteria Ketuntasan Minimum. Dari hal itu ketika guru mengadakan test, maka
nilainya menjadi tidak bisa mencapai hasil yang memuaskan.Oleh karena itu
peneliti melakukan siklus II dengan melakukan perubahan mengajar dari yang
sebelumnya.Pada Siklus II ternyata mampu memperoleh
peningkatan yang lebih baik. Berikut adalah keterangannya :
Tabel 4.7
Akumulasi Nilai Pra Penelitian,
Siklus I dan Siklus II
Kelas V SDN Mangunsari 07 Salatiga
No |
Nama |
KKM |
Hasil perolehan nilai |
||
Pra penelitian |
Siklus I |
Siklus II |
|||
1 |
Vellania Ardita Putri |
70 |
70 |
100 |
100 |
2 |
Darendra Bramantya |
70 |
45 |
60 |
80 |
3 |
Biblica FaithyChandelaik |
70 |
70 |
100 |
100 |
4 |
Tito Febri Irvansyah A. |
70 |
50 |
60 |
90 |
5 |
Victor Adi Wicaksono |
70 |
45 |
60 |
100 |
6 |
Noel Tigor Marpaung |
70 |
55 |
80 |
90 |
7 |
Margareta Putri Viona |
70 |
55 |
80 |
100 |
Tabel diatas menunjukkan hasil perolehan nilai
mulai dari pra penelitian dan siklus I tidak semua siswa mencapai standar KKM.
Namun, setelah menggunakan media pembelajaran yaitu media gambar bergerak (animasi) hasil perolehan nilai siswa
meningkat yaitu 60-100. Namun pada siklus I, hasil perolehan masih belum
maksimal karana masih ada 3 (tiga) orang siswa yang masih di bawah standar
sehingga perlu dilakukan lagi siklus II untuk mendapatkan hasil yang lebih
baik.Pelaksanaan siklus II terlihat bahwa nilai siswa mengalami peningkatan
dari siklus I yaitu nilai terendah 80 dan nilai teftinggi 100.Berarti semua
siswa siswa kelas V telah memperoleh nilai melampaui KKM yaitu 70.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Adapun
kesimpulan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1.
Perencanaan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) di Sekolah Dasar Negeri Mangunsari
07 Salatiga pada mata pelajaran Pendidikan Agama Kristen T.A 2019/2020 dimulai
dengan melakukan penelitian tentang masalah yang dihadapi dalam sekolah.
Setelah menemukan masalah maka dilanjut dengan memberi solusi dari permasalahan
yang ada kemudian mempersiapkan hal-hal yang akan digunakan dalam melakukan
penelitian dengan menggunakan media gambar bergerak (animai). Yang dilakukan
dibagian perencanaan PTK
2.
Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas di
V Sekolah Dasar Negeri Mangunsari 07 Salatiga pada mata pelajaran
Pendidikan Agama Kristen T.A 2019/2020 berupa dua siklus yaitu siklus I dan
Siklus II. Siklus I dilakukan untuk memperbaiki hasil belajar siswa yang tidak
memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM).Sedangkan Siklus II dilakukan
apabila hasil belajar siswa dalam siklus I belum bisa mencapai hasil yang
maksimal.Siklus II bertujuan untuk memperbaiki/meningkatkan nilai siswa yang
belum memenuhi standar Kriterian Ketuntasan Minimum (KKM). SIKLUS 1 DAN 2
3.
Hasil penelitian tindakan kelas di Sekolah Dasar Negeri Mangunsari 07 Salatiga pada mata pelajaran
Pendidikan Agama Kristen T.A 2019/2020 mengalami peningkatan setelah mengunakan
media gambar bergerak (animasi) dimana hasil sebelum melakukan penelitian siswa
mendapatkan nilai 45-70. sedangkan standar Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM)
yang ditentukan oleh sekolah adalah 70. Kemudian peneliti melakukan Siklus I
dengan menggunakan media gambar bergerak (animasi) dan hasilnya mengalami
peningkatan yaitu siswa mendapat nilai 60-100.Namun, dalam siklus I masih belum
maksimal karena ada 3 (tiga orang siswa yang belum memenuhi Kriteria Ketuntasan
Minimum (KKM) sehingga untuk memperbaikinya dilanjut dengan Siklus II.Dalam
siklus II siswa memperoleh nilai 80-100. Ini berarti bahwa semua siswa telah
melampaui KKM. HASIL PRASIKLUS, SIKLUS 1 SIKLUS 2. DISIMPULKAN.(NILAI)
5.2
Saran
a. Bagi sekolah
Sekolah
sebgai lembaga pendidikan, hendaklah sekolah MENYEDIAKAN sarana PRASARANA pendidikan UNTUK MELAKUKAN KEGIATAN PROSES
BELAJAR MENGAJAR SEPERTI MEDIA BELAJAR
(ALAT-ALATNYA)
b. Bagi guru Pendidikan Agama Kristen (PAK)
1. Guru
dapat menggunakan sarana pendukung seperti media gambar bergerak agar proses pembelajaran
lebih baik, menarik dan adanya perubahan dalam hasil yang didapat oleh siswa
2. guru
dapat mengunakan sarana pendUkung sebagai media pembelajaran khususnya dalam
mata pelajara Pendidikan Agama Kristen (PAK)
3. MENGUPAYAKAN
SUPAYA GURU JUGA DAPAT MELAKUKAN PELATIHAN TENTANG MEDIA BELAJAR.
c. BAGI PENELITI SELANJUTNYA
BISA
MEMAKAI MEDIA INI DENGAN CARA YANG LAIN ATAU MENGGUNAKAN MEDIA YANG LAIN.
DAFTAR
PUSTAKA
Alkitab,
LAI 2015
Ahmadi. Farid, Hamidulloh Ibda, Media Literasi sekolah : Teori dan Praktik (Semarang
: CV. Pilar Nusantara, 2018)
Arif. Muhammad, Pengembangan Media Pembelajaran (Padang : Balai Insan Cendekia
Mandiri, 2020)
Arga.
Hana Sakura Putu, Sumber Belajar IPS
Berbasis Lingkungan (Sumedang : UPI Sumedang Press, 2019)
Aqib. Zainal, Chotibuddin, Teori dan Aplikasi Penelitian Tindakan Kelas (PTK),
(Yogyakarta : Deepublish, 2018 )
B. Pitalis Mawardi, Penelitian Tindakan Kelas, Penelitian Tindakan Sekolah dan Best
Practise (Surabaya : Qiara Media, 2020)
Daryanto, Penelitian Tindakan Kelas dan Penelitian Tindakan SekolahBbeserta
Contoh-Contohnya. (Yogyakarta : Gava Media, 2011)
EG, Homrighausen, Pendidikan Agama Kristen, (Jakarta : BPK
Gunung Mulia, 2008)
Fisher. Aubrey, Teori-teori Komunikasi - Komunikasi, Penerjemah Seojono Trimo
(Bandung: Remaja Karya, 1996)
Gasong. Dina, Belajar dan Pembelajaran (Yogyakarta : Deepublish, 2018)
Gumelar . M.S, Elemen dan Prinsip Menggambar (Semarang : An1mage, 2015)
Hairun. Yahya, Evaluasi dan Penilaian Dalam Pembelajaran ( Yogyakarta :
Deepublish, 2020)
Hamalik. Oemar, Teknik Pengukuran dan Evaluasi PendIdikan (Bandung: Mandar maju,
2008)
Homringhausen dan Enklaar, Pendidkan Agama Kristen (Jakarta: BPK
Gunung mulia, 2004),
Homrighausen, Pendidikan Agama Kristen, (Jakarta : BPK Gunung Mulia, 2000)
Huda. Asrul, DKK, Media Anmasi Digital Berbasis Hots (Higer Order Thinking Skill), (Padang :
UNP Press, 2020)
Ibda. Hamidulloh, Media Pembelajaran Berbasis Wayang (Konsep dan Aplikasi), (Semarang
: CV. Pilar Nusantara, 2019)
Karo-karo. Isran Rasyid S, DKK, Manfaat Media Dalam Pembelajaran,
Khasan. Tholib, Dasar-Dasar
Pendidikan (Jakarta: Studia Pers, 2009)
Kristanto. Paulus
Lilik, Prinsip dan Praktek PAK Penuntun bagi Mahasiswa
Teologi dan PAK, Pelayan Gereja, Guru Agama dan keluarga Kristen, (Yogyakarta
: Andi, 2006)
Muhadi. Yudhi, Media pembelajaran, (Jakarta: Gaung Persada Press, tt)
Nai. Firmila Angela, Teori Belajar dan Pembelajaran Implementasinya Dalam Pembelajaran
(Yogyakarta : Deepublish, 2017)
Nainggolan. Jhon M., PAK Dalam Masyarakat Majemuk( Bandung: Bina Media Informasi, 2009)
Neolaka. Amos, A. Grace Amialia Neolaka, Landasan Pendidikan (Jakarta :
Kencana, 2017)
Ni’matuzahroh, DKK Observasi: teori dan aplikasi dalam psikologi (Malang : Universitas
Muhammadiyah, 2018)
Pandingan. Anjani Putri Belawati, Penelitian Tindakan Kelas (Yogyakarta :
Deepublish, 2019)
Praptanti, Subagya. Chris, Ayo belajar Bahasa Indonesia Kelas 3 SD,
(Yogyakarta : Kanisius)
Panggabean. Yusri, dkk, Strategi, Model, dan Evaluasi Pembelajaran Kurikulum 2006
(Bandung: Bina media informasi, 2007)
Parnawi Afi, Penelitian Tindakan Kelas (Yogyakarta: Deepublisher, 2020)
Rusman,
Belajar dan Pembelajaran Berorientasi Standard Proses Pendidikan cet-1 (Jakarta : Kencana, 2017)
Ruth. Launter, Pedoman Pelayanan Anak, (Malang: Yayasan Persekutuan Pengkabaran
Injil Indonesia, 1993)
Saifullah. Adji, Dkk, Visual Image Science Corner (SukaBumi: CV. Jejak, 2020)
Sanjaya. Wina, Perencanaan dan Desain System Pembelajaran, cet-4, (Jakarta : Kencana, 2011)
Shanan, Jurnal
Pendidikan Agama Kristen (Jakarta : UKI Press, 2017)
Simarmata. Janner, Elemen-Elemen Mutimedia Teks, Gambar, Suara, Video, Animasi Untuk
Pembelajaran( Medan : Yayasan Kita
Menulis, 2020)
Shobiin. Ma’a, Konsep
dan Implementasi Kurikulum Di Sekolah Dasar, (Yogyakarta: Deepublisher,
2016)
Simarmata. Janner, Elemen-Elemen Mutimedia Teks, Gambar, Suara, Video, Animasi Untuk
Pembelajaran( Medan : Yayasan Kita
Menulis, 2020)
Slameto,
Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya (Jakarta: Rineka Cipta,
2003)
Sutrisno, Meningkatkan Minat dan Hasil Belajar TIK Materi Topologi Jaringan
Dengan Media Pembelajaran, (Malang : Ahlimedia Press, 2020)
Suardi. Moh, Belajar dan Pembelajaran (Yogyakarta : Deepublish, 2018)
Suyadi, Panduan Penelitian Tindakan Kelas (Jogjakarta: DIVA Press, 2015)
Syahputra. Edy, Snowball Throwing Tingkatan Minat dan Hasil Belajar (Suka Bumi :
Haura Publishing, 2020)
Syah. Muhibbin, Psikologi Belajar (Jakarta: Bumi Aksara, 2011)
Wiriaatmadja. Rochiati, Metode Penelitian Tindakan Kelas,
(Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 2006)
Winatasahirin,
Identitas dan Ciri Khas Pendidikan Kristen, (Yogyakarta: BPK Gunung Mulia,
2003),
Wiriaatmadja. Rochiati, Metode penelitian tindakan kelas, (Bandung
: PT Remaja Rosdakarya, 2006)
Team Pustaka Phoenix, Kamus Besar Bahasa Indoneisa Edisi Baru (Jakarta: Pustaka Phoenix,
2007)
Shanan, Jurnal Pendidikan Agama Kristen (Jakarta : UKI
Press, 2017)
jurnal, Gereja, Guru Agama dan keluarga Kristen, Yogyakarta
: Andi Offset.
jurnal, Arsyad, Media Pembelajaran
https://www.coursehero.com/file/p5a96eo/hakekat-pendidikan-agama-kristen-PAK-seperti-yang-tercantum-dalam-hasil/
10/11/2019, 12:36
https://susantotutor.wordpress.com/2010/12/25/media-gambar-diam/,
12/11/2019, 23:14
https://seputarilmu.com/2019/08/animasi.html26/11/2019,
07:44
[1]Amos Neolaka dan Grace
Amialia A. Neolaka, Landasan Pendidikan
(Jakarta : Kencana, 2017), 9.
[2]Shanan, Jurnal Pendidikan Agama Kristen
(Jakarta: UKI Press, 2017), 137.
[3]https://www.maxmanroe.com/vid/umum/pendidikan-informal.html, kamis,24/10/2019,
8:22.
[4] Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sietem
Pendidikan Nasional (Jakarta
(
Transmedia Pustaka, 2008), 5
[5] Ma’a Shobiin, Konsep dan Implementasi Kurikulum Di Sekolah
Dasar, (Yogyakarta: Deepublisher, 2016), 12
[6] Tholib Khasan, Dasar-Dasar Pendidikan
(Jakarta: Studia Pers, 2009), 22
[7] Daftar nilai PAK siswa kelas V semester 2 T/A 2018/2019
[8] Annie : Guru PAK Sekolah Dasar Negeri Mangunsari 07 Salatiga, Hasil
Wawancara pada Jumat, 29 maret 2019
[9]Homrighausen, EG, Pendidikan Agama Kristen, (Jakarta : BPK
Gunung Mulia, 2008), 20
[10]Winatasahirin, Identitas dan
Ciri Khas Pendidikan Kristen, (Yogyakarta: BPK Gunung Mulia, 2003), 153
[11]Paulus Lilik Kristanto, Prinsip
dan Praktek PAK Penuntun bagi Mahasiswa Teologi dan PAK, Pelayan
Gereja, Guru Agama dan keluarga Kristen, (Yogyakarta : Andi, 2006), 65
[12]https://www.coursehero.com/file/p5a96eo/hakekat-pendidikan-agama-kristen-PAK-seperti-yang-tercantum-dalam-hasil/ 10/11/2019, 12:36
[13] Homringhausen dan Enklaar ,Pendidkan
Agama Kristen (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2004), 20
[14] Jhon M. Nainggolan, PAK Dalam
Masyarakat Majemuk( Bandung: Bina Media Informasi, 2009),13.
[15] Shanan, Jurnal Pendidikan
Agama Kristen (Jakarta: UKI Press, 2017), 137
[16] Homrighausen, Pendidikan
Agama Kristen, (Jakarta : BPK Gunung Mulia, 2000), 8.
[17] Team Pustaka Phoenix, Kamus
Besar Bahasa Indoneisa Edisi Baru (Jakarta: Pustaka Phoenix, 2007), 121
[18] Firmila Angela Nai, Teori
Belajar dan Pembelajaran Implementasinya Dalam Pembelajaran (Yogyakarta :
Deepublish, 2017), 3
[19]Moh. Suardi, Belajar dan
Pembelajaran (Yogyakarta : Deepublish, 2018), 7
[20] Rusman, Belajar &
Pembelajaran Berorientasi Standard Proses Pendidikan (Jakarta : Kencana, 2017),
2.
[21]Praptanti, Chris Subagya, Ayo
belajar Bahasa Indonesia Kelas 3 SD, (Yogyakarta : Kanisius),76
[22] Dina Gasong, Belajar dan
Pembelajaran (Yogyakarta : Deepublish, 2018), 113
[23]Hana Sakura Putu Arga, Sumber
Belajar IPS Berbasis Lingkungan (Sumedang : UPI Sumedang Press, 2019), 3-4
[24] Yusri Panggabean, dkk,
Strategi, Model, dan Evaluasi Pembelajaran Kurikulum 2006 (Bandung: Bina
media informasi, 2007), 59
[25] Launter Ruth, Pedoman
Pelayanan Anak, (Malang: Yayasan Persekutuan Pengkabaran Injil Indonesia,
1993), 33
[26] Ibid, 60
[27]Isran Rasyid Karo-karo S, DKK, Manfaat
Media Dalam Pembelajaran, 94
[28]Muhammad Arif, Pengembangan
Media Pembelajaran (Padang : Balai Insan Cendekia Mandiri, 2020), 15.
[29]Yudhi Muhadi, Media
pembelajaran, (Jakarta: Gaung Persada Press, tt), 81
[30]Oemar Hamalik. Op
cit. 109-110
[31]Wina sanjaya, Perencanaan dan
Desain System Pembelajaran, cet-4,
(Jakarta : Kencana, 2011), 211
[32]M.S. Gumelar, Elemen dan
Prinsip Menggambar (Semarang : An1mage, 2015),8
[33]Hamidulloh Ibda, Media
Pembelajaran Berbasis Wayang (Konsep dan Aplikasi), (Semarang : CV. Pilar
Nusantara, 2019), 86
[34] Rusman, Belajar dan
Pembelajaran Berorientasi Standard Proses Pendidikan cet-1 (Jakarta : Kencana, 2017), 229
[35]https://susantotutor.wordpress.com/2010/12/25/media-gambar-diam/,
12/11/2019, 23:14
[36] Janner Simarmata, Elemen-Elemen
Mutimedia Teks, Gambar, Suara, Video, Animasi Untuk Pembelajaran ( Medan
: Yayasan Kita Menulis, 2020), 88
[37]Adji Saifullah, Dkk, Visual
Image Science Corner (SukaBumi: CV. Jejak, 2020), 49
[38]https://seputarilmu.com/2019/08/animasi.html26/11/2019,
07:44
[39] Aubrey Fisher, Teori-teori
Komunikasi - Komunikasi, Penerjemah Seojono Trimo (Bandung: Remaja Karya,
1996), 93
[40] Asrul Huda, DKK, Media Anmasi
Digital Berbasis Hots (Higer Order Thinking Skill), (Padang : UNP Press,
2020), 191
[41]Farid Ahmadi, Hamidulloh Ibda, Media
Literasi sekolah : Teori dan Praktik (Semarang : CV. Pilar Nusantara,
2018), 329
[42]Ibid, 330
[43] Sutrisno, Meningkatkan Minat
dan Hasil Belajar TIK Materi Topologi Jaringan Dengan Media Pembelajaran,
(Malang : Ahlimedia Press, 2020), 22
[44] Oemar Hamalik, Teknik
Pengukuran dan Evaluasi PendIdikan (Bandung: Mandar maju, 2008),17
[45] Edy Syahputra, Snowball
Throwning (Tingkatan minat dan hasil belajar), (Suka Bumi : Haura
Publishing, 2020), 24
[46] Yahya Hairun, Evaluasi dan
Penilaian Dalam Pembelajaran ( Yogyakarta : Deepublish, 2020), 60
[47]Yahya Hairun, Evaluasi dan
Penilaian Dalam Pembelajaran ( Yogyakarta : Deepublish, 2020), 61
[48] Edy Syahputra, Snowball
Throwing Tingkatan Minat dan Hasil Belajar (Suka Bumi : Haura Publishing,
2020), 26
[49] Slameto, Belajar dan
Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya (Jakarta: Rineka Cipta, 2003), 3.
[50]Edy Syahputra, Snowball
Throwing Tingkatan Minat dan Hasil Belajar (Suka Bumi : Haura Publishing,
2020), 27
[51] Muhibbin Syah, Psikologi
Belajar (Jakarta: Bumi Aksara, 2011), 144
[52] Suyadi, Panduan Penelitian
Tindakan Kelas (Jogjakarta: DIVA Press, 2015), 17
[53] ibid, 21
[54] ibid 7
[55] Anjani Putri Belawati Pandingan, Penelitian Tindakan Kelas (Yogyakarta : Deepublish, 2019), 9
[56] Zainal Aqib & Chotibuddin, Teori
dan Aplikasi Penelitian Tindakan Kelas
(PTK), (Yogyakarta : Deepublish, 2018 ), 2
[57] Afi Parnawi, Penelitian
Tindakan Kelas (Yogyakarta: Deepublisher, 2020), 6
[58]Daryanto, Penelitian Tindakan
Kelas dan Penelitian Tindakan SekolahBbeserta Contoh-Contohnya. (Yogyakarta
: Gava Media, 2011),6
[59] Pitalis Mawardi B, Penelitian
Tindakan Kelas, Penelitian Tindakan Sekolah dan Best Practise (Surabaya :
Qiara Media, 2020), 5
[60] Anjani Putri B.P, Op.cit, 6
[61] Rochiati Wiriaatmadja, Metode
penelitian tindakan kelas, (Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 2006), 20.
[62] ibid, 13
[63] Ni’matuzahroh, DKK Observasi:
Teori Dan Aplikasi Dalam Psikologi (Malang : Universitas Muhammadiyah,
2018), 12
https://drive.google.com/drive/folders/1g-45Qxrw5_Kav09zafQemsWCl4sTeEcA?usp=sharing