Rabu, 27 Desember 2017
lirik lagu untukmu (NZ)
Teruntuk kamu hidup dan matikuAku tak tahu lagi harus dengan kata apa aku menuliskannyaAtau dengan kalimat apa aku mengungkapkannyaKarna untuk kepergian kalinyaKau buat aku kembali percaya akan kata cintaDan benar bahwa cinta masih berkuasa diatas segalanyaKetika hati yang mudah rapuh iniDiuji oleh duniawi diuji oleh materiUntuk kesekian kali lagi lagi dan lagi
Kutuliskan kenangan tentangCaraku menemukan dirimuTentang apa yang membuatku mudahBerikan hatiku padamu
Takkan habis sejuta laguUntuk menceritakan cantikmu/baikmuKan teramat panjang puisiTuk menyuratkan cinta ini
Telah habis sudah cinta iniTak lagi tersisa untuk duniaKarena tlah kuhabiskanSisa cintaku hanya untukmu
Aku pernah berpikir tentangHidupku tanpa ada dirimuDapatkah lebih indah dariYang kujalani sampai kini
Aku slalu bermimpi tentangIndah hari tua bersamamuTetap cantik rambut panjangmuMeskipun nanti tak hitam lagi
Bila habis sudah waktu iniTak lagi berpijak pada duniaTelah aku habiskanSisa hidupku hanya untukmu
Dan tlah habis sudah cinta iniTak lagi tersisa untuk duniaKarena tlah kuhabiskanSisa cintaku hanya untukmu
UntukmuHidup dan matiku
Bila musim bergantiSampai waktu terhentiWalau dunia membenciKu kan tetap disini
Bila habis sudah waktu iniTak lagi berpijak pada duniaTelah aku habiskan
Sisa hidupku hanya untukmuTlah habis sudah cinta ini
Tak lagi tersisa untuk duniaKarena tlah kuhabiskanSisa cintaku hanya untukmu
Karena tlah kuhabiskanSisa cintaku hanya untukmu
https://www.youtube.com/watch?v=FocFked1TbQhttps://www.youtube.com/watch?v=FocFked1TbQ
tentang Yusuf dan Daud
TUGAS
PRIBADI
Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan lulus Mata
Kuliah PPL III
Dosen Pengampu Ratih Nurwantari Dewi,
S.Th., PAK
Oleh
NATAL RIA ZEGA
NIM : 16311415
Prodi : S1-PAK
SEKOLAH TINGGI TEOLOGI EFATA
SALATIGA
2017
1.
Yusuf
v Siapakah
yusuf?
Daud
adalah orang yang dikenal sebagai anak kesayangan atau anak emas Yakub dari
istri yang paling dikasihinya Rahel, karena Yusuf lahir pada masa tua Yakub.
Yusuf merupakan buah kasih atau anak dari Yakub dan Rahel, yang mengalami
serangkaian proses pembentukan dan persiapan dari Allah untuk menjadikan dia
pemimpin dan penyelamat bagi bangsa Israel dan bangsa-bangsa lain. Awal mulanya
pada usia 17 tahun, Yusuf bermimpi dan menceritakan mimpi-mimpinya pada semua
saudara-saudaranya bahwa mereka semua akan sujud menyembah kepada Yusuf
termasuk ayah dan ibunya. Hal ini menyebabkan iri hati dan rasa cemburu yang
dalam pada semua saudara-saudaranya terutama anak-anak selain Benyamin/Ben-Oni
dan Yusuf apalagi Yusuf disayang secara berlebihan oleh Yakub, ayah mereka.
Yusuf diberikan jubah yang maha indah dari ayahnya, Yakub dan menyebabkan iri
hati saudara-saudaranya.
Keika
Yusuf dijual ke Mesir oleh saudara-saudaranya hal ini membawa keberuntungan
bagi Yusuf. Yusuf menjadi orang kedua atau orang kepercayaan dalam Istana Raja
Firaun dengan jabatan Perdana Menteri/Mangkubumi/Pangeran Mesir/Raja Muda
bahkan Yusuf diangkan menjadi raja oleh raja Firaun.
v Bagaimana
masa remajanya?
”Yusuf,
tatkala berumur 17 tahun--jadi masih muda--biasa menggembalakan kambing domba,
bersama-sama dengan saudara-saudaranya, anak-anak Bilha dan Zilpa, kedua isteri
ayahnya. Dan Yusuf menyampaikan kepada ayahnya kabar tentang kejahatan
saudara-saudaranya. Israel atau Yakub lebih mengasihi Yusuf dari semua anaknya
yang lain, sebab Yusuf itulah anaknya yang lahir pada masa tuanya; dan ia
menyuruh membuat jubah yang maha indah bagi dia. Setelah dilihat oleh
saudara-saudaranya, bahwa ayahnya lebih mengasihi Yusuf dari semua saudaranya,
maka bencilah mereka itu kepadanya dan tidak mau menyapanya dengan ramah.
Pada suatu kali bermimpilah
Yusuf, lalu mimpinya itu diceritakannya kepada saudara-saudaranya; sebab itulah
mereka lebih benci lagi kepadanya. (Kej 37:2-5) Akhirnya mereka menyusun
rencana dan berhasil menyingkirkan Yusuf dengan cara menjual Yusuf seharga 20
syikal perak kepada saudagar-saudagar Midian keturunan Ismael, yang membeli
orang-orang untuk dijadikan budak dan diperjual belikan sesampainya di Mesir.
Di Mesir, Yusuf dibeli menjadi budak oleh Potifar, pegawai istana Firaun, yang
juga kepala pengawal Firaun.
Yusuf
yang secara fisik tampan dan berperilaku baik berulangkali berhasil dalam
segala pekerjaan yang dipercayakan kepada dia karena Alkitab berkata Allah
menyertainya. Namun karena dituduh berzina atau memperkosa istri Potifar,
akhirnya Potifar menyebabkan Yusuf dijebloskan ke dalam penjara karena Potifar
termakan atau percaya perkataan istrinya. Dalam kisah selanjutnya, Yusuf
dipercaya oleh kepala penjara dan tetap setia pada Allah. Lewat kedua mimpi
Juru Minuman dan Juru Roti Raja Firaun yang diberitahukan artinya oleh Yusuf,
akhirnya terjadilah sesuai pemberitahuan Yusuf bahwa 3 hari kemudian, Juru Roti
Firaun mati digantung sesuai arti mimpinya. Dan Juru Minuman Raja diangkat
kembali pada posisinya semula yaitu menjadi Juru Minuman Raja Firaun kembali, 3
hari kemudian. Setelah lewat 2 tahun, Raja Firaun bermimpi dan Juru Minuman
ingat bahwa ada Yusuf yang pernah menafsirkan mimpinya secara tepat. Akhirnya
Yusuf -yang berusia 30 tahun- dipanggil menghadap Firaun dan berhasil mengartikan
mimpi Raja Firaun serta diangkat menjadi penguasa atas seluruh Mesir dibawah
kekuasaan Firaun.
Dari
tokoh Yusuf kita belajar bahwa dia
adalah orang yang hidup takut akan Tuhan yang menjaga kekudusan hidupnya
sebagai seorang pemuda yang ditawari kenikmatan dunia, namun
memilih lebih takut pada Allah daripada manusia. Yusuf juga seorang yang terkenal karena sangat mengasihi
keluarganya, punya hati mengampuni saudara-saudara dalam
keluarganya, tidak mengingat-ingat kesalahan.
v kelebihan
Yusuf
kelebihan
Yusuf ialah :
1.
Ayah menyayangi Yusuf, lebih dari
saudara-saudaranya yang lain, karena Yusuf lahir dari Rahel, istri
kesayangannya. Yakub membuat jubah berwarna warni khusus untuk Yusuf.
2.
Sejak kecil Yusuf dapat menafsirkan mimpi. Ia
menceritakan 2 mimpinya, di mana dua-duanya menggambarkan saudara-saudaranya,
bahkan ayah dan ibunya akan bersujud menyembahnya.
3.
Di Mesir, Yusuf dijual menjadi budak pegawai
istana, Potifar. Di sana
dia bekerja sangat baik, sehingga dipercayai penuh oleh majikannya. Namun,
karena Yusuf tidak mau menerima rayuan istri Potifar untuk tidur bersamanya,
istri Potifar memfitnah Yusuf hendak menganiayanya. Akibatnya Yusuf dimasukkan
ke dalam penjara. Begitulah kisah seorang Yusuf. Sebagai anak muda, kita pasti bisa
belajar banyak dari sikap dan karakter yang ditunjukkan Yusuf. Setiap proses
yang Tuhan berikan telah membentuk Yusuf menjadi pribadi yang sanggup
berkontribusi bagi bangsanya. Mari kita belajar dari sikap dan karakter Yusuf.
4.
Takut akan
Tuhan
Sikap ini ditunjukkan
oleh Yusuf ketika ia menjadi budak di rumah Potifar. Saat ia digoda oleh istri
Potifar, ia segera berlari meninggalkan istri Potifar. Ia berusaha untuk hidup
kudus dan senantiasa menjaga kekudusannya di hadapan Tuhan. Hidup kudus dan
berkenan di hadapan Allah menjadi kerinduan utama Yusuf dalam hidupnya.
5.
Mengasihi dan Mengampuni
Yusuf tidak menyimpan
kepahitan terhadap keluarganya. Sekalipun ia dijual sebagai budak oleh
saudara-saudaranya, ia tetap mengampuni mereka. Yusuf bahkan senang karena bisa
bertemu kembali dengan keluarganya. Ia juga mengasihi bangsanya sehingga
berusaha menolong mereka untuk keluar dari bencana kelaparan yang terjadi saat
itu.
6.
Mengandalkan Tuhan
Setiap hal yang Yusuf
lakukan senantiasa mengutamakan Tuhan sehingga Tuhan berkarya dengan membuat
Yusuf berhasil dalam setiap hal yang dikerjakannya. Tuhan menjadi satu-satunya
Pribadi yang selalu hadir dalam hidup Yusuf setelah ia dijual ke Mesir.
Hubungan Yusuf dengan Tuhan semakin intim sehingga memampukannya berserah
kepada Tuhan dalam menjalani hari lepas hari. Bahkan, Yusuf difitnah dan
dimasukkan ke dalam penjara karena dituduh melakukan hal yang tidak senonoh
kepada istri majikannya, Potifar. Ketidakadilan ini diterima oleh Yusuf, dan
Tuhan memberkati Yusuf sehingga di dalam penjara pun ia menjadi kesayangan
kepala penjara.
8.Bertanggung
Jawab
Karakter bertanggung
jawab dapat kita temui dalam hidup Yusuf. Saat melakukan tugasnya, ia selalu
melaksanakannya dengan sepenuh hati dan bertanggung jawab sehingga ia diangkat
menjadi kepala rumah tangga dan kepala di penjara, bahkan menjadi orang kedua
yang berkuasa atas Mesir. Sikap tanggung jawab ini juga yang akhirnya membawa
Yusuf bertemu dengan keluarganya.
Sikap dan karakter yang dimiliki Yusuf ini menjadi teladan yang pantas
kita contoh. Banyak di antara kita, remaja dan pemuda, masih bimbang dalam
mencari identitas diri, tetapi melalui artikel ini kita diajarkan dan
ditunjukkan bagaimana sikap yang harus kita miliki. Karakter Yusuf di atas
setidaknya membuka mata kita untuk mempunyai hidup yang berkenan kepada Allah
dan memancarkan karakter Kristus dalam kehidupan kita.
v Kekurangan
1. Terlalu
polos. Yaitu ketika dia memberitahukan mimpinya kepada saudara-saudaranya
sehingga ia di benci oleh saudara-saudaranya dan di anggap sombong
v Kunci
sukses Yusuf
Kunci
sukses Yusuf adalah karena ia seorang yang takut akan Tuhan sehingga Allah
menyertainya dan apapun yang ia perbuat selalu berhasil. Yusuf orang yang
bertanggungjawab dalam setiap tugas yang dipercayakan kepadanya, mulai dari
perkara kecil sampai dipercayakan perkara-perkara atau tanggungjawab yang
besar, dia berhasil dengan sepenuh hati mengerjakan semuanya. Dia adalah
seorang yang rendah hati dan punya hati mengasihi, meskipun punya kesuksesan
yang luarbiasa. Dia juga orang yang tidak menyalahkan Tuhan atau mengeluh dan
bersungut-sungut untuk hal-hal buruk yang menimpa hidupnya. Dia adalah sang
Visioner yang melangkah bersama-sama Tuhan dalam lintasan yang tepat dengan
cara-cara yang berkenan dihadapan Tuhan. Akhir kata dia adalah orang yang
mengandalkan Tuhan dalam segala aspek hidupnya. Dia adalah teladan manusia
unggul yang disertai Tuhan Sehingga Alkitab berkata ”TUHAN menyertai Yusuf,
sehingga ia menjadi seorang yang selalu berhasil dalam segala sesuatu yang
dikerjakannya”
2. Daud
v Siapakah
Daud?
Daud adalah salah satu
tokoh Alkitab yang paling terkenal dan paling dikasihi Allah di dalam Alkitab.
Ia termasuk salah satu dari "Orang-orang Termasyur dalam Iman" yang
disebutkan dalam Ibrani 11. Daud adalah nenek moyang Yesus Kristus, karenanya Yesus
sering kali disebut "Anak Daud". Bahkan, Allah memanggil Daud sebagai
seorang yang berkenan di hati-Nya. Namun demikian, ia juga salah satu tokoh
yang kontras. Di satu sisi, ia berkomitmen teguh kepada Allah, tetapi di sisi
lain ia juga tidak luput dari dosa. Bahkan, dosanya termasuk dosa yang paling
serius, yang tercatat di Perjanjian Lama. Meskipun demikian, cerita tentang
Daud menjadi cerita yang disukai anak-anak dan orang dewasa.
Daud lahir kira-kira
tahun 1004 sM di kota Betlehem, Yerusalem. Daud lahir pada era hampir
berakhirnya masa hakim-hakim, masa yang sangat kacau dan tidak keruan dalam
sejarah Israel. Ia adalah anak ke-8, sekaligus anak bungsu Isai, orang
Betlehem. Saudara laki-lakinya adalah Eliab, Abinadab, Shammah, dan empat
saudara lainnya yang tidak disebutkan namanya. Nama istrinya adalah Mikhal,
Ahinoam, Abigail, Maakha, Hagit, Abital, Egla, Batsyeba. Anak laki-lakinya
antara lain Amnon, Daniel, Absalom, Adonia, Sefaca, Yitream, Syamua, Sobab,
Natan, Solomon, Yibhar, Elisua, Nogah, Nefeg, Yafia, Elisama, Elyada, Elifelet.
Sedangkan anak perempuannya adalah Tamar. Saat remaja, Daud bekerja sebagai
gembala domba. Sayangnya, di dalam Alkitab kita tidak dapat menemukan banyak
informasi tentang orang tua Daud. Nama ayahnya jelas Isai, tetapi menurut
banyak spekulasi, nama ibunya adalah Nahash (2 Samuel 17:25).
Daud pertama kali muncul
di Kitab Suci ketika Allah memimpin Samuel ke rumah Isai untuk mengurapi Daud
sebagai raja. Setelah itu, ia kerap kali diminta datang ke istana dan memainkan
kecapi bagi Raja Saul ketika Saul merasa tertekan. Selanjutnya, kita menemukan
kisah kemenangan Daud atas Goliat, jawara Filistin yang berbadan besar, seorang
prajurit veteran. Daud adalah seorang pemimpin militer yang hebat. Daud menang
karena ia menaruh percaya kepada Allah yang memberi kemenangan, bukan
mengandalkan kekuatannya sendiri. Setelah Saul ditolak Tuhan, ia menjadi begitu
membenci Daud dan berulang kali berusaha membunuh Daud. Daud pun menjadi
pelarian karena Saul terus-menerus mengejarnya. Akan tetapi, Saul selalu gagal
membunuh Daud. Sebaliknya, Daud yang sebenarnya mendapatkan banyak kesempatan
untuk membunuh Saul, tidak mau melakukannya. Saul tewas dalam pertempuran
melawan orang Filistin. Sekalipun Saul membenci Daud, Daud justru bersahabat
baik dengan anak laki-lakinya, Yonatan.
v Masa remaja Daud
Ketika Samuel
pergi untuk mengurapi salah seorang dari anak-anak Isai untuk menjadi raja di
Israel, baik dia maupun Isai tidak tahu yang manakah yang akan menjadi raja.
Samuel dan Isai merasa bahwa Allah telah memilih salah satu dari antara
anak-anak yang lain karena penampilan atau perawakannya. Akan tetapi, Allah
menolak semua anak Isai yang lain dan berfirman bahwa Dia melihat hati, bukan
penampilan luar, seperti yang manusia lihat. Daud, si anak gembala, masih
berada di ladang menggembalakan domba, karena tak seorang pun yang menduga dia
bisa menjadi seseorang yang dimaksud, yang dipilih menjadi calon raja. Dari
sini, kita bisa belajar bahwa apa pun yang Tuhan tentukan bagi kita, besar atau
kecil, kita bisa menyelesaikannya. Tidak peduli apa yang orang pikirkan tentang
kita, seperti apakah kita, atau apakah kelihatannya kita memiliki talenta atau
kecakapan yang hebat.
Ketika Saul
masih menjadi raja setelah Daud diurapi menjadi raja selanjutnya, dia
terus-menerus berikhtiar untuk membunuh Daud. Daud melihat kelengahan Saul
lebih dari satu kali dan mendapat kesempatan untuk membunuhnya. Bahkan
hamba-hambanya juga menginginkannya. Daud menolak dan berkata bahwa dia tidak
mau menyakiti orang yang diurapi Allah, karena Saul telah dipilih menjadi raja.
Dari sini, kita bisa belajar tentang penghormatan kepada pemimpin yang telah
Allah pilih. Kita juga bisa belajar bahwa kita tidak boleh balas dendam.
Serahkan semuanya kepada Allah. Meskipun Daud hidup pada masa Perjanjian Lama,
dia melakukan perintah dalam Perjanjian Baru yang diajarkan Yesus, yaitu
kasihilah musuhmu, dan ajaran Paulus dalam Perjanjian Baru, yaitu taatilah
pemerintah yang berkuasa.
Daud, si anak
gembala, membunuh Goliat dengan ketapel dan beberapa butir batu. Dari sini,
kita bisa belajar bahwa kita bisa mengerjakan apa pun yang Allah kehendaki
untuk kita lakukan. Kita hanya perlu mengikuti ke mana Dia menuntun dan
melayani di mana Dia kehendaki. Kita tidak perlu takut.
Daud, orang yang
di dalam Alkitab disebut "orang yang berkenan di hati Allah",
melakukan perzinahan dengan Batsyeba. Ketika dia mengandung, Daud mencoba
menyuruh suaminya, seorang panglima tentara, untuk pulang ke rumahnya dan tidur
dengan Batsyeba, supaya kelihatan bahwa suaminyalah ayah dari anak yang
dikandung Batsyeba. Ketika dia tidak mau meninggalkan pasukannya, Daud mengutus
orangnya, Uria, untuk pergi ke barisan depan dalam pertempuran tempat dia
terbunuh. Orang yang begitu mengasihi Allah telah melakukan perzinahan dan
pembunuhan. Dari sini, kita bisa belajar bahwa apa pun yang telah kita lakukan
untuk Allah, kita tidak boleh berpikir bahwa kita sudah terbebas dari dosa atau
kejatuhan.
Allah mengampuni
Daud atas dosanya, tapi anak hasil perzinahan mati. Kerajaan Daud juga tidak
lagi penuh kedamaian dan anak-anaknya sendiri memperebutkan kekuasaannya. Satu
orang mati. Dari sini, kita bisa belajar bahwa ada konsekuensi dari dosa, tapi
Allah benar-benar sudah mengampuni.
v Kelebihan
Daud
Sekalipun ada banyak
kesalahan dan kegagalan, kita tetap dapat meneladani Daud karena ia adalah
hamba Allah yang berdedikasi dan mau bertobat di hadapan Allah. Berikut ini
karakter Daud yang pantas dicontoh.
1)
Mengasihi
firman Allah dan menulis banyak Mazmur. "Betapa kucintai Taurat-Mu! Aku
merenungkannya sepanjang hari)
2)
Menjadi pendoa. Banyak Mazmur yang ditulisnya
menjadi ungkapan doa menemukan Daud berdoa di beberapa peristiwa penting dalam
hidupnya (misalnya 2 Samuel 2:1, 7:18-29; 1 Tawarikh 29:10-18).
3)
Menghormati kekuasaan. Ia tidak menyimpan dendam
terhadap Saul dan tidak mau menyakitinya. "Lalu berkatalah ia kepada
orang-orangnya: 'Dijauhkan Tuhanlah kiranya dari padaku untuk melakukan hal
yang demikian kepada tuanku, kepada orang yang diurapi TUHAN, yakni menjamah
dia, sebab dialah orang yang diurapi TUHAN.'" (1 Samuel 24:6)
Setelah semua yang Saul lakukan terhadap Daud, ia tidak mau membalas dendam dan
bahkan menyatakan kepedihannya atas kematian Saul (2 Samuel
1:11-12).
4)
Rendah hati (1 Samuel
18:18-23). Dalam doa-doanya, Daud menyatakan kerendahan hatinya,
"Siapakah aku ini, ya Tuhan ALLAH, dan siapakah keluargaku, sehingga
Engkau membawa aku sampai sedemikian ini?" (2 Samuel 7:18)
5)
Mau bertobat. Ketika Natan mengungkapkan tentang
dosa perzinaan dan pembunuhan yang dilakukannya, Daud pun segera mengaku. Mazmur 51 adalah
pengungkapan kepedihan atas dosanya. "Kasihanilah aku, ya Allah, menurut
kasih setia-Mu, hapuskanlah pelanggaranku menurut rahmat-Mu yang besar!
Bersihkanlah aku seluruhnya dari kesalahanku, dan tahirkanlah aku dari dosaku!
Sebab aku sendiri sadar akan pelanggaranku, aku senantiasa bergumul dengan
dosaku." (Mazmur
51:1-3)
6)
Melayani Tuhan dengan penuh semangat.
Semangatnya terlihat ketika Goliat menghina Tuhan yang disembahnya dan ia
berkata, "Siapakah orang Filistin yang tak bersunat ini, sampai ia berani
mencemoohkan barisan dari pada Allah yang hidup?" (1 Samuel 17:26) Ketika ia
membawa Tabut Perjanjian ke Yerusalem, ia merayakan kemenangan Tuhan dan
menyembah-Nya dengan begitu bersemangat (2 Samuel
6:14-15). Bahkan, ia ingin membangun Bait Suci di Yerusalem (2 Samuel 7:1-17).
7)
Menyukai musik dan seni-seni yang indah. Daud
terampil memainkan harpa dan merupakan seorang penyair berbakat. Ia disebut
"Pemazmur Israel yang manis."
8)
Memiliki kesaksian yang bagus. "Lalu
mengertilah Saul dan tahulah ia, bahwa TUHAN menyertai Daud ...." (1 Samuel 18:28)
Ia disebut "Cahaya Israel" (2 Samuel 21:17).
9)
Berani. Ketika menjaga ternak-ternak ayahnya,
Daud membunuh singa dan beruang. Bahkan, ia juga membunuh Goliat, seorang
prajurit veteran yang lebih berpengalaman daripada dirinya (1 Samuel 17:33).
Ia memimpin sekelompok pejuang yang terampil dan tidak takut pergi berperang.
Daud menulis, "Ia mengajar tanganku berperang, sehingga lenganku dapat
melenturkan busur tembaga." (Mazmur 18:34) Semua rakyat Israel memiliki kepercayaan diri
yang tidak terbatas terhadap keberanian diri dan keterampilan militernya (2 Samuel 18:3).
Akhirnya, para prajuritnya harus menahan semangatnya untuk berperang (2 Samuel 21:17).
10)
Bijaksana. "... Daud lebih berhasil dari
semua pegawai Saul sehingga namanya sangat masyhur." (1 Samuel 18:30)
11)
Murah hati dan pemaaf. Daud ingin melakukan
sesuatu yang baik bagi Mefiboset, anak Yonatan. Daud mengundangnya untuk
tinggal di Yerusalem dan makan di meja raja. Meskipun Mefiboset tinggal di
Yerusalem selama pemberontakan Absalom, Daud tidak menghukumnya, tetapi
memeliharanya sebagai seorang teman (2 Samuel 9, 16).
12)
Berkenan di hati Allah (1 Samuel 13:14).
Ia mempunyai banyak cela dan kekurangan yang serius, tetapi gaya hidupnya
secara umum mengarah pada kebajikan. (t/S. Setyawati)
v Kelemahan
Daud
Seperti yang sering
kali terjadi pada orang-orang besar, Daud pun tersandung dalam dosa. Raja Daud melakukan
perzinaan dengan Batsyeba, istri Uria, orang Het. Kemudian, ia berusaha
menutupi kehamilan Batsyeba, dan ketika ia gagal melakukannya, ia memerintahkan
prajuritnya untuk menempatkan Uria di barisan terdepan di medan perang.
Syukurlah, ketika Nabi Natan mengungkapkan tentang dosanya itu, Daud
benar-benar menyesalinya dan Allah mengampuninya. Namun, sebagai konsekuensi
dosanya itu, anak yang dikandung Batsyeba mati.
Sejak itu,
kesulitan-kesulitan Daud semakin banyak dan beruntun. Dalam keluarga, Daud
tidak memperlihatkan figur bapak yang baik dan yang memiliki jiwa kepemimpinan.
Dia juga tidak terlalu peduli dengan masalah-masalah keluarganya. Istri-istri
dan anak-anaknya tidak hidup rukun. Bahkan, ketika anaknya yang bernama Amnon
memperkosa Tamar, saudaranya seayah, Daud tidak melakukan apa-apa. Absalom,
kakak Tamar tidak terima dan membunuh Amnon. Setelah Absalom membunuh Amnon,
Daud tidak mau berbicara dengan Absalom. Absalom selanjutnya berusaha mengambil
alih kerajaan dan mencetuskan pemberontakan. Lagi-lagi, Daud hanya bersikap
pasif. Namun, karena pasukan Daud kuat, Absalom tewas dalam pemberontakan dan
Daud dikembalikan menjadi penguasa di Yerusalem.
Dosa
Daud yang lain adalah menghitung prajuritnya (sensus). Hal ini dianggap dosa
karena dengan begitu, Daud menunjukkan kepercayaannya pada dirinya sendiri dan
kurangnya kepercayaannya kepada Allah. Dengan berbuat begitu, dengan sengaja ia
melanggar perintah Tuhan yang melarangnya untuk melakukannya. Setelah masa
pemerintahannya selama empat puluh setengah tahun, Daud meninggal pada usia 70
tahun, dan dikuburkan di kota Daud (1 Raja-raja
2:10-11).
Dosa
lain yang dilakukan Daud adalah bertindak kejam. Suatu ketidakpedulian terhadap
penumpahan darah akhirnya berkembang menjadi kesenangan akan hal itu dan ia
semakin banyak melakukan kekejaman (bdg. 1
Samuel 27:9; 2 Samuel 8:2, 16:7-8). Karena banyaknya darah yang ia
tumpahkan, Daud disebut "orang berdarah". Inilah sebabnya Allah tidak
mengizinkannya membangun Bait Suci.
v Kunci
sukses Daud
Kunci kemenangan Daud ~
1 Samuel 17:1-54 Dalam kehidupan ini, kita menghadapi banyak ‘Goliat'.
Misalnya: tagihan yang tidak terbayar, orang yang tak bisa disenangkan,
kebiasaan yang sulit diubah, kegagalan yang tak terlupakan, masa depan yang tak
menentu.
Namun seperti Daud, Anda
dapat menghadapi ‘raksasa’ Anda, meskipun Anda bukan orang yang terkuat,
tersiap, ataupun terkudus. Daud. Ia jatuh sesering ia berdiri, tersandung
sesering ia menang. Kisah kehidupan Daud dengan segala dinamika pergumulannya
yang diungkapkan dalam buku akan menginspirasi kita. Tuhan yang sama yang
menolongnya juga akan menolong kita..
tafsir Markus 12:41-44 (persembahan seorang janda yang miskin)
TUGASTAFSIR
MARKUS 12:41-44
Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan lulus Mata
Kuliah TAFSIR PB I
Dosen Pengampu Pdm. Adi Chandra M.Th
Oleh
NATAL RIA ZEGA
NIM : 16311415
Prodi : S1-PAK
SEKOLAH TINGGI TEOLOGI EFATA
SALATIGA
2017
TAFSIRAN MARKUS 12:41-44
Perikop : persembahan seorang janda
miskin
“41pada
suatu kali Yesus duduk menghadapi peti persembahan dan memperhatikan bagaimana
orang banyak memasukkan uang kedalam peti itu. Banyak orang kaya memberi jumlah
yang besar.42lalu datanglah seorang janda yang miskin dan ia
memasukkan dua peser, yaitu satu duit.43maka dipanggil-Nya
murid-murid-Nya dan berkata kepada mereka:” Aku berkata kepadamu, sesungguhnya
janda miskin ini memberi lebih banyak daripada semua orang yang memasukkan uang
kedalam peti persembahan.44sebab merekasemua memberi dari
kelimpahannya, tetapi janda ini memberi dari kekuaranngannya, semua yang ada
padanya, yaitu seluruh nafkahnya”.
Tema : Memberikan persembahan kepada
Tuhan dengan motivasi yang benar
1. TAFSIRAN ALKITAB PENUNTUN
Persembahan
seorang janda miskin
41Pada suatu kali Yesus
duduk menghadapi peti persembahan dan memperhatikan bagaimana orang banyak
memasukan uang kedalam peti itu. Banyak orang kaya memberi jumlah yang besar.
42lalu
datanglah seorang janda miskin dan ia memasukan dua peser yaitu duit.43maka
dipanggil-Nya murid-murid-Nya. Dan berkata kepada mereka :”aku berkata
kepadamu, sesungguhnya janda miskin ini ini memberi lebih banyak dari semua
orang yang memasukkan uang ke dalam peti persembahan. 44sebab mereka
semua memberi dari kelimpahannya, tetapi janda ini memberi dari kekurangannya,
semua yang ad padanya, yaitu seluruh nafkahnya
Yang dilihat Allah disini adalah bukan dari nilai
persembahan yang kita berikan kepadanya. Jika ada orang yang memberi
persembahan dari kelebihannya sedangkan yang lain memberi dari kekurangannya.
Sesungguhnya orang yang memberi dari kekurangannya itulah yang berkenan kepada
Tuhan. Sebab ia memberi dari keseluruhan dari apa yang ia miliki, artinya ia
tidak memiliki apa-apa lagi sedangkan yang satu ia memberi dari kelebihannya,
maksudnya ia masih memiliki lebih banyak lagi yang ia simpan untuk
kepentingannya sendiri. Yang ia beri adalah hanya sebagian kecil dari apa yang
ia punyai itu.
2. TAFSIRAN
ALKITAB MASA KINI 3 MATIUS -WAHYU
Persembahan
seorang janda
41-44Cerita ini membawa kelegaan yang menggembirakan
setelah ketegangan pertentangan. Disini ada seorang yang dalam kesederhanaan
kebaktiannya, dengan rendah hati mempersembahkan segala miliknya kepada Allah.
Tidak ada keragu-raguan bahwa tempatnya disini adalah tempat sejarahnya. Ucapan
Yesus tentang menelan rumah janda itu
(ay 40) membuat pokok cerita ini juga
cocok dengan tempatnya. 41tidak pasti apakah ada bangunan yang disebut peti
persembahan (Yunani gazophylakion; bnd Yohanes 8:20). Tapi sepanjang barisa
tiang yang menegelilingi Halaman Wanita
aa tiga belas pet dengan lobang
sepertibenuk terompet (Ibrani saparot) yang disediakan bagi persembahan
orang yang berbakti. Pada suatu tempat
dimana orang dapat melihaat dengan leluasa bagian Bait Allah ini, Yesus duduk,
barangkali letih karena perdebatan yang Panjang pada hari itu.
Pelajara dari seluruh cerita ini
adalah bahwa Tuhan pertama-tama mempehatikan bukan apa yang diberikan
orang melainkan cara bagaimana orang
memberikannya. Uang pada dirinya sendiri tidak berharga dalam kerajaan Allah.
Demikianlah Yesus menolak menghitung jumlahnya, tetapi ia memperhatikan
doronga-dorongan yangmemndorong pemberi itu (bnd 2 Kor 8:12).
42mata-Nya melihat
janda yang sendirian, yang memasukkan dua peser (Yunani lepta, mata uang
tembaga yang nilainya kecil), yang oleh Markus, demi kepentingan para pembaca
Romawi, yang sama dengan satu duit (Yunani kodanties, suatu Salinan dari kata
latin quandrans).43,44Yesus minta perhatian murid-murid-Nya terhadap
permpuan itu. Untuk menjawab pertanyaan bagaimana Yesus dapat tahu akan
banyaknya persembahan janda itu, dapat dikatakan bahwa mungkin Ia mengetahui
dengan alat-alat yang biasa saja, yang
tidak diberitahukan, atau seperti yang lebih disukai oleh beberapa orang, karena pengetahuan yang
adikodrati. Bagaimanapun juga persoalan ini tidak bertalian dengan ceritanya.
Hakeka segala persembahan yang sebenarna
adalah pengorbanan, dan nilai tiap persembahan adalah relatip tidak
mutlak.
3. TAFSIRAN
MATTHEW HENRY
Cerita
ni tidak terdapat dalam injil Matius, hanya ada disini dalam Injil Likas.
Cerita ini mengandung pujian Kristus
terhadapa seorang janda miskin ,
yang memasukkan dua peser kedlam peti persembahan. Walaupun
Penebus kita begitu sibuk berkhotbah, Ia masih meluangkan waktu untuk
memperhatikan peristiwa kecil seperti ini. Perhatikanlah apa yang terkandung
dalam ayat-ayat di atas ini:
I. Tersedia sejumlah dana yang dikumpulkan dari orang
banyak untuk tujuan amal. Untuk dana tersebut, orang-orang membawa sumbangan
mereka, yang kemudian akan dibagi-bagikan. Dana ini merupakan kotak sumbangan
untuk orang-orang miskin, dan ditaruh dalam Bait Allah, karena tindakan amal dan tindakan ibadah sungguh
seiring satu sama lainnya. Maksudnya, kalau Allah dimuliakan dengan penyembahan
kita, maka sudah sewajarnya juga kalau Ia juga dimuliakan dengan bantuan kita
terhadap umat-Nya yang miskin; dan memang doa dan sedekah itu
selalu berhubungan, seperti dalam Kisah Para Rasul 10:2, 4. Adalah baik kalau kita
mengadakan pengumpulan dana amal, supaya kita bisa mengajak dan mengarahkan
tangan-tangan pribadi untuk memberi bagi kaum miskin. Sangatlah baik kalau
orang yang mampu bisa menyisihkan
berkat yang telah mereka terima dari Allah (1Kor. 16:2), supaya mereka siap untuk memberi sesuatu sebagai
persembahan amal, yang memang diperuntukkan khusus untuk tujuan ini.
II. Yesus Kristus memperhatikan pengumpulan dana
itu; Ia duduk menghadapi peti
persembahan, dan memperhatikan bagaimana orang-orang memasukkan uang ke dalam
peti itu. Yesus tidak memiliki apa-apa untuk dimasukkan ke dalam peti
persembahan itu, namun Ia tidak iri hati, tetapi memperhatikan saja apa yang
dimasukkan orang ke dalam peti persembahan. Perhatikanlah, Tuhan kita Yesus
memperhatikan apa yang kita sumbangkan untuk tujuan ibadah dan amal, entah kita
memberikannya dengan royal atau pelit, entah dengan sukacita atau dengan berat
hati dan tidak tulus. Jadi, Ia melihat hati kita; Ia memperhatikan alasan apa
yang ada di balik tindakan kita, apa yang menjadi pemikiran kita, dalam memberi
sedekah; dan apakah kita melakukannya untuk Tuhan, atau hanya untuk dilihat
oleh manusia.
III. Ia melihat banyak orang kaya memasukkan uang yang banyak.
Sangat indah kalau kita melihat
orang kaya beramal, melihat banyak orang
kaya yang demikian, dan melihat mereka tidak hanya memasukkan uang, tetapi
memasukkannya dalam jumlah yang besar.
Perhatikanlah, mereka yang kaya harus memberi dengan kaya pula. Jika Allah
memberi kepada kita dengan berlimpah, Ia juga mengharapkan kita untuk memberi
dengan limpah kepada orang miskin. Tidaklah cukup bagi orang kaya untuk berkata
bahwa mereka memberi dalam jumlah yang sama dengan yang diberi orang lain,
karena mungkin saja orang lain memiliki kurang dari yang mereka miliki dalam
dunia ini. Sebaliknya, mereka harus memberi dalam jumlah yang seimbang dengan
harta benda yang ada pada mereka; dan jika orang kaya tidak langsung bertemu
dengan orang yang memerlukan bantuan, maka sepatutnya orang kaya tersebut
mencari mereka, supaya rela
memberi.
IV. Ada seorang janda miskin yang memasukkan dua peser, yaitu
seluruh nafkahnya (ay. 42); dan Yesus Tuhan kita sangat memuji janda tersebut. Ia memanggil murid-murid-Nya dan
menyuruh mereka memperhatikannya (ay. 43); Ia memberi tahu mereka bahwa janda miskin itu sangat bersusah payah
dalam menabung apa yang telah diberikannya itu. Apa yang dimilikinya itu
hampir-hampir tidak cukup bagi dirinya sendiri, semua itulah yang hanya ada padanya, yang bisa dipakainya
untuk hidupnya pada sehari itu, dan mungkin juga merupakan sebagian besar
nafkah yang diperolehnya dari bekerja sehari sebelumnya. Berdasarkan inilah,
Kristus tahu bahwa janda miskin ini sungguh-sungguh memberi untuk beramal. Ia
memperhitungkan bahwa apa yang telah diberikan janda itu melebihi semua apa
yang dimasukkan orang-orang kaya itu ke dalam peti persembahan itu; mereka semua memberi dari kelimpahannya,
tetapi janda ini memberi dari kekurangannya (ay. 44). Sekarang, banyak orang mungkin siap untuk mengecam janda miskin ini, dan berpikir
bahwa apa yang dilakukannya itu berbahaya; mengapa dia harus memberi kepada
orang lain, jika dia hanya mempunyai sedikit untuk dirinya sendiri? Amal mulai
di rumah sendiri; atau, jika dia mau memberi, mengapa dia tidak
menghadiahkannya kepada orang-orang miskin yang dia kenal? Alasan apa yang
membawa janda miskin ini memasukkan uangnya ke dalam peti persembahan untuk diatur
oleh imam-imam kepala, yang, kita punya alasan untuk khawatir, tidak adil dalam
mengurusnya? Sangatlah jarang untuk menemukan orang yang tidak menyalahkan
janda ini, sehingga kita tidak boleh berharap mendapat orang yang ingin menjadi
seperti dia. Terlepas dari apa yang kita pikirkan, Penebus kita sendiri memuji
dia, jadi, kita boleh percaya bahwa apa yang dilakukannya itu sungguh baik dan
bijaksana. Jika Kristus sendiri berkata, "Apa yang kamu kerjakan itu sungguh baik," maka
kita tidak peduli lagi dengan perkataan orang lain. Dari semuanya ini kita
belajar bahwa:
·
Memberi
sedekah merupakan hal yang sangat baik, dan sangat menyenangkan
hati Tuhan Yesus; dan jika kita rendah hati dan tulus melakukannya, Ia akan
menerimanya dengan sukacita, walaupun pemberian seperti itu tidak selalu adalah
tindakan yang paling bijak atau hati-hati.
·
Mereka yang hanya mempunyai sedikit harus memberi sedekah
dari yang sedikit itu. Mereka
yang hanya hidup dengan bekerja dengan nafkah yang hanya cukup untuk sehari itu
saja, harus memberi kepada mereka
yang membutuhkan (Ef. 4:28).
·
Sangat baik bagi kita untuk membatasi dan menyangkal
diri kita, supaya kita dapat memberi lebih banyak lagi bagi yang miskin; kita
harus menyangkal diri bukan hanya terhadap hidup secara berlebihan, tetapi juga
terhadap hal-hal yang menyenangkan, supaya kita dapat memberi amal. Dalam
banyak hal kita seharusnya berhemat, supaya kita dapat membantu memenuhi
kebutuhan orang lain; inilah yang disebut mengasihi sesama seperti diri
sendiri.
·
Pengumpulan dana amal masyarakat harus didukung,
karena membawa berkat bagi bangsa; dan walaupun mungkin terjadi salah
pengaturan di sana, tetapi itu bukanlah alasan yang baik untuk tidak
membawa bantuan kita
kepada mereka.
·
Walaupun yang kita berikan untuk tujuan amal itu
hanya sedikit, tetapi jika diberikan sesuai dengan kemampuan kita, dan
diberikan dengan hati yang tulus, pemberian kita itu akan diterima oleh
Kristus, yang mengharuskan kita
memberi sesuai dengan apa yang kita miliki, dan bukan dari apa yang tidak kita
miliki. Dua peser akan dicatat, dan dihitung, jika diberikan dengan cara
yang benar, seolah-olah jumlahnya dua puluh ribu.
·
Merupakan pujian luar biasa jika apa yang kita
amalkan itu bukan hanya sesuai
dengan kemampuan kita, tetapi malah melampaui kemampuan kita, seperti yang dilakukan
jemaat-jemaat di Makedonia, yang
walaupun sangat miskin namun kaya dengan kemurahan (2Kor. 8:2-3). Bila kita dapat memberi kepada orang lain dengan
sukacita dari persediaan kebutuhan kita, seperti yang dilakukan janda Sarfat
kepada Elia, dan Kristus kepada lima ribu orang yang mengikuti Dia, dan hanya
mempercayai Allah bahwa Dia akan memenuhi kebutuhan kita dengan cara lain,
maka inilah ucapan syukur yang
layak.
Komentar dan kesimpulan :
Dalam Markus 12:41-44 kita dapat melihat bagaimana
Tuhan Yesus Yesus menajar pada waktu itu terutama mengenai persembahan.
Pengajaran ini penting juga bagi kita di masa sekarang. Tuhan Yesus mengetahui
ibadat yang sungguh-sungguh dan mengetahui ibadat yang pura-pura. Ada orang,
mereka datang kegereja dengan motivasi yang berbeda-beda. Kita tidak pernah
tahu apa yang menjadi factor penyebab orang datang kegereja kecuali dari dalam
dirinya sendiri. Saat pengumpulan persembahan, Ada orang yang memberikan
persembahan selayaknya kepada Tuhan. Kebanyakan orang hanya memberi sedikit
sekali.
Pada
waktu Yesus dimuka peti persembahan dibait Allah dan memperhatikan orang-orang
yang memberi persembahan didalam peti tersebut41. Memperhatikan
dalam Bahasa Yunaninya fullasein. Memperhatikan disini adalah melihat dengan
lama, meneliti dan mengamati. Yang
dilihat atau yang di amati Tuhan Yeusu didini adalah orang-orang kaya yang
memberikan persembahan dalam jumlah yang banyak, lalu juga memperhatikan
seorang wanita yang memberikan persembahannya lebih kecil dari pada orang-orang
kaya tadi. Wanita janda ini memasukkan dua peser dalam peti itu. Peser adalah
mata uang tembaga Yahudi yang paling kecil, sama dengan setengah duit. Uang itu
mungkin serupiah harga uang Indonesia sedangkan pemberian orang-orang kaya
jumlahnya beribu-ribu rupiah.
Sesudah Yesus melihat keadaan itu, Ia memanggil
murid-muriNya, dan berkata kepada mereka, “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya
janda miskin itu memberi lebih banyak dari pada semu orang yang memasukkan uang
kedalam peti persembahan. Sebab mereka semua memberi dari kelimpahannya, tetapi
janda ini memberi dari kekurangnnya, semua yang ada padanya yaitu seluruh
nafkahnya. Dari kedu hal ini kita dapat melihat siapa yang sungguh-sungguh
memberi persembahan. Janda itu memberikan seluruh apa yang ia punyai, dan kita
bisa mengerti bahwa setelah ituia tidak mempunyai apa-apa lagi karena
selutuhnya telah ia berikan kepada Tuhan. Sedangkan orang kaya tersebut memberi
dari kelimpahannya, ia memberikan sebagian kecil dari yang ia punyai, kita bisa
meneladani sikap janda ini. Motivasi
janda ini sungguh sangat luar biasa, dia juga memiliki sikap rendah hati dan ia
memiliki kesadaran bahwa apa yang ia miliki itu adalah pemberin Tuhan, maka
semuanya juga harus diberikan kepada Tuhan termasuk hidup ini.
Pandangan Yesus terhadap pemberian
manusia lain daripada pandangan manusia itu sendiri. Mailah kita memperhatikan
ajaran Yesus ini dengan lebih teliti. Yang penting dalam hal memberi adalah
bukan berapa banyak uang yang diberikan, melainkan bagaimana persembahan itu di
persembahkan. Kebanyakan orang memberikan persembahan digereja dengan tidak
memikirkan pemberian itu. Mereka asal memberi saja, karena sudah menjadi
kebiasaan. Ada yang memberi karena merasa diharuskan (diwajibkan). Adapula yang
mengangap bahwa persembahan itu menyenangkan hati Tuhan. Ada juga yang memberi
dalam jumlah yang banyak tetapi dengan sikap yang diperlihatkan oleh
orang-orang kaya dalam cerita Yesus itu. Persembahan itu dalam jumlah banyak
atau sedikit, tidak akan dihargai oleh Tuhan.
Pemberian yang terbaik dan paling
dihargai oleh Tuhan ialah plebeian yang disertai Kasih. Pemberian sedikit
tetapi yang disertai kasih, lebih berharga dimata Tuhan dari pada pemberian
banyak tetapi tanpa kasih. Seperti halnya ketika orang yang kita sayangi memberikan
seuatu kepada kita tetapi tanpa kasih. Bagaimanakah perasaan kita? Tentunya
pemberian itu tidak akan menyenangkan hatinya. Begitu pulalah dengan Tuhan
kita. Pemberian yang disertai kasih
lebih berharga karena sipemberi mempersembahkan dirinya sendiri Bersama-sama
dengan pemberiannya itu. Demikianlah pesan Rasul Paulus dengan orang-orang ke
Makedonia dalam suratnya kepada siding jemaat di Korintus (2 Korintus 8:1-5).
Meskipun mereka orang-orang miskin, mereka memberi dengan penuh kemurahan.
Dalam ayat 5 kita isa membaca, ‘mereka memberikan diri mereka, pertama-tama
kepada Allah, kemudian oleh karena kehendak Allah juga kepada kami.
Tuhan tidak memperhatikan berapa banyak yang
diberikan oleh seseorang, tetapi berapakah yang disimpan untuk dirinya sendiri.
Tuhan Yesus berkata bahwa orang kaya memberi banyak karena ia mewah, sehingga
pemberiannya merupakan hanya sebagian kecil dari hartanya. Wanita miskin itu
hanya memberi dua peser, tetapi uang yang sedikit itu merupakan seluruh
miliknya.
Tuhan ingin mengajar kepada kita,
berapa besar penyangkalan diri kita paa waktu kita memberi. Berapa banyak uang
yang kita pakai untuk membeli keperluan-keperluan kita dn kesenangan kita
sendiri, padahal pemberian kita kepada Tuhan dan gereja sangat sedikit. Apakah
kita sudah menyangkali diri kita supaya dapat memberi persembahan persembahan
kepada Tuhan? Kalua kita mengasihi Tuhan, niscaya kita selalu bersedia memberi
kepadaNya.
Tuhan
menganggap pemberian dua peser itu lebih berharga, sebab sipemberi terlebih
dahulu menyangkali dirinya sendiri.
Marilah kita ingat bahwa Tuhan
selalu mengukur kasih kita menurut apa yang kita berikan kepad-Nya. Tuhan mengetahui
hati kita, segala maksud dan niat kita. Kebanyakan orang melalaikan pemberian
kepada Tuahn, sebab meeka merasa bahwa Tuhan tidak mendesak mereka. Tetapi kita
harus ingat betapa besar berkat yang diberikan kepada kita, yang kita peroleh
dalam Kristus Yesus.
Kita, orang yang percaya wajib
memberi kepada Tuhan, sebagai suatu pengakuan bahwa Dialah Tuhan diatas
sekalian ciptaan-Nya, terlebih bahwa Dialah Tuhan kita. Segala sesuatu yang ada
pada kita,kita peroleh dari Dia. Pemberian kita kepadaNya hanyalah sebagian
kecil dari apa yang kita terima. Sebagaimana kita mengenal dan mengakui
kekuasaan pemerintah atas diri kita, dengan membayar pajak, demikian pula kita
harus memberikan persembahan kepada Tuhan. Yesus telah mengajarkan hal ini
kepada kita “ berikalah kepada Kaisar apa ynag wajib kamu berikan kepada
Kaisar, dan kepada Allah apa yang wajib kamu berikan kepada Allah” (12:17).
Perbedaanya adalah bahwa pemerintah meminta pembayaran pajak dengan paksa,
sedangkan Allah meminta kita memberi dengan rela hati. Semuanya ini menunjukkan
bahwa kita hany merupakan bendahara bagi Tuhan. Kelak kia harus memberi
perhitungan tentang bagaimana kita mempergunakan pemberian-pembrian-Nya.
Langganan:
Postingan (Atom)
SKRIPSI Implementasi kurikulum Merdeka dalam penyusunan modul ajar mata pelajaran pendidikan agama Kristen di sekolah dasar negeri 01 dukuh Salatiga
https://docs.google.com/document/d/1dg_AG2xpw73mPijLobl4L_S-3hXar0gk/edit?usp=drivesdk&ouid=109035727521198068929&rtpof=true&s...
HINTS
-
Dosen Pengampu Pdt. Darius Sriyono M. T...
-
TUGASTAFSIR MARKUS 12:41-44 Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan lulus Mata Kuliah TAFSIR PB I Dosen Pengampu Pdm. Adi Chandra M.Th ...
-
PAPER Perkembangan filsafat PAK di Indonesia Diajukan untuk memenuhi persyaratan lulus mata kuliah Filsafat Pak Dosen pengampu pdt. ...