Rabu, 27 Desember 2017

lirik lagu untukmu (NZ)




God be with Us
















Teruntuk kamu hidup dan matikuAku tak tahu lagi harus dengan kata apa aku menuliskannyaAtau dengan kalimat apa aku mengungkapkannyaKarna untuk kepergian kalinyaKau buat aku kembali percaya akan kata cintaDan benar bahwa cinta masih berkuasa diatas segalanyaKetika hati yang mudah rapuh iniDiuji oleh duniawi diuji oleh materiUntuk kesekian kali lagi lagi dan lagi


Kutuliskan kenangan tentangCaraku menemukan dirimuTentang apa yang membuatku mudahBerikan hatiku padamu
Takkan habis sejuta laguUntuk menceritakan cantikmu/baikmuKan teramat panjang puisiTuk menyuratkan cinta ini

Telah habis sudah cinta iniTak lagi tersisa untuk duniaKarena tlah kuhabiskanSisa cintaku hanya untukmu


Aku pernah berpikir tentangHidupku tanpa ada dirimuDapatkah lebih indah dariYang kujalani sampai kini

Aku slalu bermimpi tentangIndah hari tua bersamamuTetap cantik rambut panjangmuMeskipun nanti tak hitam lagi

Bila habis sudah waktu iniTak lagi berpijak pada duniaTelah aku habiskanSisa hidupku hanya untukmu
Dan tlah habis sudah cinta iniTak lagi tersisa untuk duniaKarena tlah kuhabiskanSisa cintaku hanya untukmu
UntukmuHidup dan matiku

Bila musim bergantiSampai waktu terhentiWalau dunia membenciKu kan tetap disini
Bila habis sudah waktu iniTak lagi berpijak pada duniaTelah aku habiskan
Sisa hidupku hanya untukmuTlah habis sudah cinta ini
Tak lagi tersisa untuk duniaKarena tlah kuhabiskanSisa cintaku hanya untukmu
Karena tlah kuhabiskanSisa cintaku hanya untukmu
https://www.youtube.com/watch?v=FocFked1TbQhttps://www.youtube.com/watch?v=FocFked1TbQ

tentang Yusuf dan Daud

TUGAS PRIBADI
Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan lulus Mata Kuliah PPL III
Dosen Pengampu Ratih Nurwantari Dewi, S.Th., PAK


Oleh
NATAL RIA ZEGA
NIM      : 16311415
Prodi      : S1-PAK

SEKOLAH TINGGI TEOLOGI EFATA
SALATIGA
2017



1.      Yusuf
v  Siapakah yusuf?
Daud adalah orang yang dikenal sebagai anak kesayangan atau anak emas Yakub dari istri yang paling dikasihinya Rahel, karena Yusuf lahir pada masa tua Yakub. Yusuf merupakan buah kasih atau anak dari Yakub dan Rahel, yang mengalami serangkaian proses pembentukan dan persiapan dari Allah untuk menjadikan dia pemimpin dan penyelamat bagi bangsa Israel dan bangsa-bangsa lain. Awal mulanya pada usia 17 tahun, Yusuf bermimpi dan menceritakan mimpi-mimpinya pada semua saudara-saudaranya bahwa mereka semua akan sujud menyembah kepada Yusuf termasuk ayah dan ibunya. Hal ini menyebabkan iri hati dan rasa cemburu yang dalam pada semua saudara-saudaranya terutama anak-anak selain Benyamin/Ben-Oni dan Yusuf apalagi Yusuf disayang secara berlebihan oleh Yakub, ayah mereka. Yusuf diberikan jubah yang maha indah dari ayahnya, Yakub dan menyebabkan iri hati saudara-saudaranya.
Keika Yusuf dijual ke Mesir oleh saudara-saudaranya hal ini membawa keberuntungan bagi Yusuf. Yusuf menjadi orang kedua atau orang kepercayaan dalam Istana Raja Firaun dengan jabatan Perdana Menteri/Mangkubumi/Pangeran Mesir/Raja Muda bahkan Yusuf diangkan menjadi raja oleh raja Firaun.
v  Bagaimana masa remajanya?

”Yusuf, tatkala berumur 17 tahun--jadi masih muda--biasa menggembalakan kambing domba, bersama-sama dengan saudara-saudaranya, anak-anak Bilha dan Zilpa, kedua isteri ayahnya. Dan Yusuf menyampaikan kepada ayahnya kabar tentang kejahatan saudara-saudaranya. Israel atau Yakub lebih mengasihi Yusuf dari semua anaknya yang lain, sebab Yusuf itulah anaknya yang lahir pada masa tuanya; dan ia menyuruh membuat jubah yang maha indah bagi dia. Setelah dilihat oleh saudara-saudaranya, bahwa ayahnya lebih mengasihi Yusuf dari semua saudaranya, maka bencilah mereka itu kepadanya dan tidak mau menyapanya dengan ramah.
Pada suatu kali bermimpilah Yusuf, lalu mimpinya itu diceritakannya kepada saudara-saudaranya; sebab itulah mereka lebih benci lagi kepadanya. (Kej 37:2-5) Akhirnya mereka menyusun rencana dan berhasil menyingkirkan Yusuf dengan cara menjual Yusuf seharga 20 syikal perak kepada saudagar-saudagar Midian keturunan Ismael, yang membeli orang-orang untuk dijadikan budak dan diperjual belikan sesampainya di Mesir. Di Mesir, Yusuf dibeli menjadi budak oleh Potifar, pegawai istana Firaun, yang juga kepala pengawal Firaun.
Yusuf yang secara fisik tampan dan berperilaku baik berulangkali berhasil dalam segala pekerjaan yang dipercayakan kepada dia karena Alkitab berkata Allah menyertainya. Namun karena dituduh berzina atau memperkosa istri Potifar, akhirnya Potifar menyebabkan Yusuf dijebloskan ke dalam penjara karena Potifar termakan atau percaya perkataan istrinya. Dalam kisah selanjutnya, Yusuf dipercaya oleh kepala penjara dan tetap setia pada Allah. Lewat kedua mimpi Juru Minuman dan Juru Roti Raja Firaun yang diberitahukan artinya oleh Yusuf, akhirnya terjadilah sesuai pemberitahuan Yusuf bahwa 3 hari kemudian, Juru Roti Firaun mati digantung sesuai arti mimpinya. Dan Juru Minuman Raja diangkat kembali pada posisinya semula yaitu menjadi Juru Minuman Raja Firaun kembali, 3 hari kemudian. Setelah lewat 2 tahun, Raja Firaun bermimpi dan Juru Minuman ingat bahwa ada Yusuf yang pernah menafsirkan mimpinya secara tepat. Akhirnya Yusuf -yang berusia 30 tahun- dipanggil menghadap Firaun dan berhasil mengartikan mimpi Raja Firaun serta diangkat menjadi penguasa atas seluruh Mesir dibawah kekuasaan Firaun.
Dari tokoh Yusuf kita belajar bahwa dia adalah orang yang hidup takut akan Tuhan yang menjaga kekudusan hidupnya sebagai seorang pemuda yang ditawari kenikmatan dunia, namun memilih lebih takut pada Allah daripada manusia. Yusuf juga seorang yang terkenal karena sangat mengasihi keluarganya, punya hati mengampuni saudara-saudara dalam keluarganya, tidak mengingat-ingat kesalahan.
v  kelebihan Yusuf

kelebihan Yusuf ialah :
1.      Ayah menyayangi Yusuf, lebih dari saudara-saudaranya yang lain, karena Yusuf lahir dari Rahel, istri kesayangannya. Yakub membuat jubah berwarna warni khusus untuk Yusuf.
2.      Sejak kecil Yusuf dapat menafsirkan mimpi. Ia menceritakan 2 mimpinya, di mana dua-duanya menggambarkan saudara-saudaranya, bahkan ayah dan ibunya akan bersujud menyembahnya.
3.      Di Mesir, Yusuf dijual menjadi budak pegawai istana, Potifar. Di sana dia bekerja sangat baik, sehingga dipercayai penuh oleh majikannya. Namun, karena Yusuf tidak mau menerima rayuan istri Potifar untuk tidur bersamanya, istri Potifar memfitnah Yusuf hendak menganiayanya. Akibatnya Yusuf dimasukkan ke dalam penjara. Begitulah kisah seorang Yusuf. Sebagai anak muda, kita pasti bisa belajar banyak dari sikap dan karakter yang ditunjukkan Yusuf. Setiap proses yang Tuhan berikan telah membentuk Yusuf menjadi pribadi yang sanggup berkontribusi bagi bangsanya. Mari kita belajar dari sikap dan karakter Yusuf.
4.       Takut akan Tuhan
Sikap ini ditunjukkan oleh Yusuf ketika ia menjadi budak di rumah Potifar. Saat ia digoda oleh istri Potifar, ia segera berlari meninggalkan istri Potifar. Ia berusaha untuk hidup kudus dan senantiasa menjaga kekudusannya di hadapan Tuhan. Hidup kudus dan berkenan di hadapan Allah menjadi kerinduan utama Yusuf dalam hidupnya.
5.      Mengasihi dan Mengampuni
Yusuf tidak menyimpan kepahitan terhadap keluarganya. Sekalipun ia dijual sebagai budak oleh saudara-saudaranya, ia tetap mengampuni mereka. Yusuf bahkan senang karena bisa bertemu kembali dengan keluarganya. Ia juga mengasihi bangsanya sehingga berusaha menolong mereka untuk keluar dari bencana kelaparan yang terjadi saat itu.
6.      Mengandalkan Tuhan
Setiap hal yang Yusuf lakukan senantiasa mengutamakan Tuhan sehingga Tuhan berkarya dengan membuat Yusuf berhasil dalam setiap hal yang dikerjakannya. Tuhan menjadi satu-satunya Pribadi yang selalu hadir dalam hidup Yusuf setelah ia dijual ke Mesir. Hubungan Yusuf dengan Tuhan semakin intim sehingga memampukannya berserah kepada Tuhan dalam menjalani hari lepas hari. Bahkan, Yusuf difitnah dan dimasukkan ke dalam penjara karena dituduh melakukan hal yang tidak senonoh kepada istri majikannya, Potifar. Ketidakadilan ini diterima oleh Yusuf, dan Tuhan memberkati Yusuf sehingga di dalam penjara pun ia menjadi kesayangan kepala penjara.
8.Bertanggung Jawab
Karakter bertanggung jawab dapat kita temui dalam hidup Yusuf. Saat melakukan tugasnya, ia selalu melaksanakannya dengan sepenuh hati dan bertanggung jawab sehingga ia diangkat menjadi kepala rumah tangga dan kepala di penjara, bahkan menjadi orang kedua yang berkuasa atas Mesir. Sikap tanggung jawab ini juga yang akhirnya membawa Yusuf bertemu dengan keluarganya.
Sikap dan karakter yang dimiliki Yusuf ini menjadi teladan yang pantas kita contoh. Banyak di antara kita, remaja dan pemuda, masih bimbang dalam mencari identitas diri, tetapi melalui artikel ini kita diajarkan dan ditunjukkan bagaimana sikap yang harus kita miliki. Karakter Yusuf di atas setidaknya membuka mata kita untuk mempunyai hidup yang berkenan kepada Allah dan memancarkan karakter Kristus dalam kehidupan kita.

v  Kekurangan
1.      Terlalu polos. Yaitu ketika dia memberitahukan mimpinya kepada saudara-saudaranya sehingga ia di benci oleh saudara-saudaranya dan di anggap sombong


v  Kunci sukses Yusuf
Kunci sukses Yusuf adalah karena ia seorang yang takut akan Tuhan sehingga Allah menyertainya dan apapun yang ia perbuat selalu berhasil. Yusuf orang yang bertanggungjawab dalam setiap tugas yang dipercayakan kepadanya, mulai dari perkara kecil sampai dipercayakan perkara-perkara atau tanggungjawab yang besar, dia berhasil dengan sepenuh hati mengerjakan semuanya. Dia adalah seorang yang rendah hati dan punya hati mengasihi, meskipun punya kesuksesan yang luarbiasa. Dia juga orang yang tidak menyalahkan Tuhan atau mengeluh dan bersungut-sungut untuk hal-hal buruk yang menimpa hidupnya. Dia adalah sang Visioner yang melangkah bersama-sama Tuhan dalam lintasan yang tepat dengan cara-cara yang berkenan dihadapan Tuhan. Akhir kata dia adalah orang yang mengandalkan Tuhan dalam segala aspek hidupnya. Dia adalah teladan manusia unggul yang disertai Tuhan Sehingga Alkitab berkata ”TUHAN menyertai Yusuf, sehingga ia menjadi seorang yang selalu berhasil dalam segala sesuatu yang dikerjakannya”



2.      Daud
v  Siapakah Daud?
Daud adalah salah satu tokoh Alkitab yang paling terkenal dan paling dikasihi Allah di dalam Alkitab. Ia termasuk salah satu dari "Orang-orang Termasyur dalam Iman" yang disebutkan dalam Ibrani 11. Daud adalah nenek moyang Yesus Kristus, karenanya Yesus sering kali disebut "Anak Daud". Bahkan, Allah memanggil Daud sebagai seorang yang berkenan di hati-Nya. Namun demikian, ia juga salah satu tokoh yang kontras. Di satu sisi, ia berkomitmen teguh kepada Allah, tetapi di sisi lain ia juga tidak luput dari dosa. Bahkan, dosanya termasuk dosa yang paling serius, yang tercatat di Perjanjian Lama. Meskipun demikian, cerita tentang Daud menjadi cerita yang disukai anak-anak dan orang dewasa.
Daud lahir kira-kira tahun 1004 sM di kota Betlehem, Yerusalem. Daud lahir pada era hampir berakhirnya masa hakim-hakim, masa yang sangat kacau dan tidak keruan dalam sejarah Israel. Ia adalah anak ke-8, sekaligus anak bungsu Isai, orang Betlehem. Saudara laki-lakinya adalah Eliab, Abinadab, Shammah, dan empat saudara lainnya yang tidak disebutkan namanya. Nama istrinya adalah Mikhal, Ahinoam, Abigail, Maakha, Hagit, Abital, Egla, Batsyeba. Anak laki-lakinya antara lain Amnon, Daniel, Absalom, Adonia, Sefaca, Yitream, Syamua, Sobab, Natan, Solomon, Yibhar, Elisua, Nogah, Nefeg, Yafia, Elisama, Elyada, Elifelet. Sedangkan anak perempuannya adalah Tamar. Saat remaja, Daud bekerja sebagai gembala domba. Sayangnya, di dalam Alkitab kita tidak dapat menemukan banyak informasi tentang orang tua Daud. Nama ayahnya jelas Isai, tetapi menurut banyak spekulasi, nama ibunya adalah Nahash (2 Samuel 17:25).
Daud pertama kali muncul di Kitab Suci ketika Allah memimpin Samuel ke rumah Isai untuk mengurapi Daud sebagai raja. Setelah itu, ia kerap kali diminta datang ke istana dan memainkan kecapi bagi Raja Saul ketika Saul merasa tertekan. Selanjutnya, kita menemukan kisah kemenangan Daud atas Goliat, jawara Filistin yang berbadan besar, seorang prajurit veteran. Daud adalah seorang pemimpin militer yang hebat. Daud menang karena ia menaruh percaya kepada Allah yang memberi kemenangan, bukan mengandalkan kekuatannya sendiri. Setelah Saul ditolak Tuhan, ia menjadi begitu membenci Daud dan berulang kali berusaha membunuh Daud. Daud pun menjadi pelarian karena Saul terus-menerus mengejarnya. Akan tetapi, Saul selalu gagal membunuh Daud. Sebaliknya, Daud yang sebenarnya mendapatkan banyak kesempatan untuk membunuh Saul, tidak mau melakukannya. Saul tewas dalam pertempuran melawan orang Filistin. Sekalipun Saul membenci Daud, Daud justru bersahabat baik dengan anak laki-lakinya, Yonatan.
v   Masa remaja Daud
Ketika Samuel pergi untuk mengurapi salah seorang dari anak-anak Isai untuk menjadi raja di Israel, baik dia maupun Isai tidak tahu yang manakah yang akan menjadi raja. Samuel dan Isai merasa bahwa Allah telah memilih salah satu dari antara anak-anak yang lain karena penampilan atau perawakannya. Akan tetapi, Allah menolak semua anak Isai yang lain dan berfirman bahwa Dia melihat hati, bukan penampilan luar, seperti yang manusia lihat. Daud, si anak gembala, masih berada di ladang menggembalakan domba, karena tak seorang pun yang menduga dia bisa menjadi seseorang yang dimaksud, yang dipilih menjadi calon raja. Dari sini, kita bisa belajar bahwa apa pun yang Tuhan tentukan bagi kita, besar atau kecil, kita bisa menyelesaikannya. Tidak peduli apa yang orang pikirkan tentang kita, seperti apakah kita, atau apakah kelihatannya kita memiliki talenta atau kecakapan yang hebat.
Ketika Saul masih menjadi raja setelah Daud diurapi menjadi raja selanjutnya, dia terus-menerus berikhtiar untuk membunuh Daud. Daud melihat kelengahan Saul lebih dari satu kali dan mendapat kesempatan untuk membunuhnya. Bahkan hamba-hambanya juga menginginkannya. Daud menolak dan berkata bahwa dia tidak mau menyakiti orang yang diurapi Allah, karena Saul telah dipilih menjadi raja. Dari sini, kita bisa belajar tentang penghormatan kepada pemimpin yang telah Allah pilih. Kita juga bisa belajar bahwa kita tidak boleh balas dendam. Serahkan semuanya kepada Allah. Meskipun Daud hidup pada masa Perjanjian Lama, dia melakukan perintah dalam Perjanjian Baru yang diajarkan Yesus, yaitu kasihilah musuhmu, dan ajaran Paulus dalam Perjanjian Baru, yaitu taatilah pemerintah yang berkuasa.
Daud, si anak gembala, membunuh Goliat dengan ketapel dan beberapa butir batu. Dari sini, kita bisa belajar bahwa kita bisa mengerjakan apa pun yang Allah kehendaki untuk kita lakukan. Kita hanya perlu mengikuti ke mana Dia menuntun dan melayani di mana Dia kehendaki. Kita tidak perlu takut.
Daud, orang yang di dalam Alkitab disebut "orang yang berkenan di hati Allah", melakukan perzinahan dengan Batsyeba. Ketika dia mengandung, Daud mencoba menyuruh suaminya, seorang panglima tentara, untuk pulang ke rumahnya dan tidur dengan Batsyeba, supaya kelihatan bahwa suaminyalah ayah dari anak yang dikandung Batsyeba. Ketika dia tidak mau meninggalkan pasukannya, Daud mengutus orangnya, Uria, untuk pergi ke barisan depan dalam pertempuran tempat dia terbunuh. Orang yang begitu mengasihi Allah telah melakukan perzinahan dan pembunuhan. Dari sini, kita bisa belajar bahwa apa pun yang telah kita lakukan untuk Allah, kita tidak boleh berpikir bahwa kita sudah terbebas dari dosa atau kejatuhan.
Allah mengampuni Daud atas dosanya, tapi anak hasil perzinahan mati. Kerajaan Daud juga tidak lagi penuh kedamaian dan anak-anaknya sendiri memperebutkan kekuasaannya. Satu orang mati. Dari sini, kita bisa belajar bahwa ada konsekuensi dari dosa, tapi Allah benar-benar sudah mengampuni. 

v  Kelebihan Daud
Sekalipun ada banyak kesalahan dan kegagalan, kita tetap dapat meneladani Daud karena ia adalah hamba Allah yang berdedikasi dan mau bertobat di hadapan Allah. Berikut ini karakter Daud yang pantas dicontoh.
1)        Mengasihi firman Allah dan menulis banyak Mazmur. "Betapa kucintai Taurat-Mu! Aku merenungkannya sepanjang hari)
2)       Menjadi pendoa. Banyak Mazmur yang ditulisnya menjadi ungkapan doa menemukan Daud berdoa di beberapa peristiwa penting dalam hidupnya (misalnya 2 Samuel 2:1, 7:18-29; 1 Tawarikh 29:10-18).
3)       Menghormati kekuasaan. Ia tidak menyimpan dendam terhadap Saul dan tidak mau menyakitinya. "Lalu berkatalah ia kepada orang-orangnya: 'Dijauhkan Tuhanlah kiranya dari padaku untuk melakukan hal yang demikian kepada tuanku, kepada orang yang diurapi TUHAN, yakni menjamah dia, sebab dialah orang yang diurapi TUHAN.'" (1 Samuel 24:6) Setelah semua yang Saul lakukan terhadap Daud, ia tidak mau membalas dendam dan bahkan menyatakan kepedihannya atas kematian Saul (2 Samuel 1:11-12).
4)       Rendah hati (1 Samuel 18:18-23). Dalam doa-doanya, Daud menyatakan kerendahan hatinya, "Siapakah aku ini, ya Tuhan ALLAH, dan siapakah keluargaku, sehingga Engkau membawa aku sampai sedemikian ini?" (2 Samuel 7:18)
5)       Mau bertobat. Ketika Natan mengungkapkan tentang dosa perzinaan dan pembunuhan yang dilakukannya, Daud pun segera mengaku. Mazmur 51 adalah pengungkapan kepedihan atas dosanya. "Kasihanilah aku, ya Allah, menurut kasih setia-Mu, hapuskanlah pelanggaranku menurut rahmat-Mu yang besar! Bersihkanlah aku seluruhnya dari kesalahanku, dan tahirkanlah aku dari dosaku! Sebab aku sendiri sadar akan pelanggaranku, aku senantiasa bergumul dengan dosaku." (Mazmur 51:1-3)
6)       Melayani Tuhan dengan penuh semangat. Semangatnya terlihat ketika Goliat menghina Tuhan yang disembahnya dan ia berkata, "Siapakah orang Filistin yang tak bersunat ini, sampai ia berani mencemoohkan barisan dari pada Allah yang hidup?" (1 Samuel 17:26) Ketika ia membawa Tabut Perjanjian ke Yerusalem, ia merayakan kemenangan Tuhan dan menyembah-Nya dengan begitu bersemangat (2 Samuel 6:14-15). Bahkan, ia ingin membangun Bait Suci di Yerusalem (2 Samuel 7:1-17).
7)       Menyukai musik dan seni-seni yang indah. Daud terampil memainkan harpa dan merupakan seorang penyair berbakat. Ia disebut "Pemazmur Israel yang manis."
8)       Memiliki kesaksian yang bagus. "Lalu mengertilah Saul dan tahulah ia, bahwa TUHAN menyertai Daud ...." (1 Samuel 18:28) Ia disebut "Cahaya Israel" (2 Samuel 21:17).
9)       Berani. Ketika menjaga ternak-ternak ayahnya, Daud membunuh singa dan beruang. Bahkan, ia juga membunuh Goliat, seorang prajurit veteran yang lebih berpengalaman daripada dirinya (1 Samuel 17:33). Ia memimpin sekelompok pejuang yang terampil dan tidak takut pergi berperang. Daud menulis, "Ia mengajar tanganku berperang, sehingga lenganku dapat melenturkan busur tembaga." (Mazmur 18:34) Semua rakyat Israel memiliki kepercayaan diri yang tidak terbatas terhadap keberanian diri dan keterampilan militernya (2 Samuel 18:3). Akhirnya, para prajuritnya harus menahan semangatnya untuk berperang (2 Samuel 21:17).
10)   Bijaksana. "... Daud lebih berhasil dari semua pegawai Saul sehingga namanya sangat masyhur." (1 Samuel 18:30)
11)   Murah hati dan pemaaf. Daud ingin melakukan sesuatu yang baik bagi Mefiboset, anak Yonatan. Daud mengundangnya untuk tinggal di Yerusalem dan makan di meja raja. Meskipun Mefiboset tinggal di Yerusalem selama pemberontakan Absalom, Daud tidak menghukumnya, tetapi memeliharanya sebagai seorang teman (2 Samuel 9, 16).
12)   Berkenan di hati Allah (1 Samuel 13:14). Ia mempunyai banyak cela dan kekurangan yang serius, tetapi gaya hidupnya secara umum mengarah pada kebajikan. (t/S. Setyawati)

v  Kelemahan Daud
Seperti yang sering kali terjadi pada orang-orang besar, Daud pun tersandung dalam dosa. Raja Daud melakukan perzinaan dengan Batsyeba, istri Uria, orang Het. Kemudian, ia berusaha menutupi kehamilan Batsyeba, dan ketika ia gagal melakukannya, ia memerintahkan prajuritnya untuk menempatkan Uria di barisan terdepan di medan perang. Syukurlah, ketika Nabi Natan mengungkapkan tentang dosanya itu, Daud benar-benar menyesalinya dan Allah mengampuninya. Namun, sebagai konsekuensi dosanya itu, anak yang dikandung Batsyeba mati.
Sejak itu, kesulitan-kesulitan Daud semakin banyak dan beruntun. Dalam keluarga, Daud tidak memperlihatkan figur bapak yang baik dan yang memiliki jiwa kepemimpinan. Dia juga tidak terlalu peduli dengan masalah-masalah keluarganya. Istri-istri dan anak-anaknya tidak hidup rukun. Bahkan, ketika anaknya yang bernama Amnon memperkosa Tamar, saudaranya seayah, Daud tidak melakukan apa-apa. Absalom, kakak Tamar tidak terima dan membunuh Amnon. Setelah Absalom membunuh Amnon, Daud tidak mau berbicara dengan Absalom. Absalom selanjutnya berusaha mengambil alih kerajaan dan mencetuskan pemberontakan. Lagi-lagi, Daud hanya bersikap pasif. Namun, karena pasukan Daud kuat, Absalom tewas dalam pemberontakan dan Daud dikembalikan menjadi penguasa di Yerusalem.
Dosa Daud yang lain adalah menghitung prajuritnya (sensus). Hal ini dianggap dosa karena dengan begitu, Daud menunjukkan kepercayaannya pada dirinya sendiri dan kurangnya kepercayaannya kepada Allah. Dengan berbuat begitu, dengan sengaja ia melanggar perintah Tuhan yang melarangnya untuk melakukannya. Setelah masa pemerintahannya selama empat puluh setengah tahun, Daud meninggal pada usia 70 tahun, dan dikuburkan di kota Daud (1 Raja-raja 2:10-11).
Dosa lain yang dilakukan Daud adalah bertindak kejam. Suatu ketidakpedulian terhadap penumpahan darah akhirnya berkembang menjadi kesenangan akan hal itu dan ia semakin banyak melakukan kekejaman (bdg. 1 Samuel 27:9; 2 Samuel 8:2, 16:7-8). Karena banyaknya darah yang ia tumpahkan, Daud disebut "orang berdarah". Inilah sebabnya Allah tidak mengizinkannya membangun Bait Suci.


v  Kunci sukses Daud
Kunci kemenangan Daud ~ 1 Samuel 17:1-54 Dalam kehidupan ini, kita menghadapi banyak ‘Goliat'. Misalnya: tagihan yang tidak terbayar, orang yang tak bisa disenangkan, kebiasaan yang sulit diubah, kegagalan yang tak terlupakan, masa depan yang tak menentu. 

Namun seperti Daud, Anda dapat menghadapi ‘raksasa’ Anda, meskipun Anda bukan orang yang terkuat, tersiap, ataupun terkudus. Daud. Ia jatuh sesering ia berdiri, tersandung sesering ia menang. Kisah kehidupan Daud dengan segala dinamika pergumulannya yang diungkapkan dalam buku akan menginspirasi kita. Tuhan yang sama yang menolongnya juga akan menolong kita.. 

tafsir Markus 12:41-44 (persembahan seorang janda yang miskin)

TUGASTAFSIR MARKUS 12:41-44
Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan lulus Mata Kuliah TAFSIR PB I
Dosen Pengampu Pdm. Adi Chandra M.Th



Oleh
NATAL RIA ZEGA
NIM      : 16311415
Prodi      : S1-PAK

SEKOLAH TINGGI TEOLOGI EFATA
SALATIGA
2017

TAFSIRAN MARKUS 12:41-44
Perikop : persembahan seorang janda miskin
41pada suatu kali Yesus duduk menghadapi peti persembahan dan memperhatikan bagaimana orang banyak memasukkan uang kedalam peti itu. Banyak orang kaya memberi jumlah yang besar.42lalu datanglah seorang janda yang miskin dan ia memasukkan dua peser, yaitu satu duit.43maka dipanggil-Nya murid-murid-Nya dan berkata kepada mereka:” Aku berkata kepadamu, sesungguhnya janda miskin ini memberi lebih banyak daripada semua orang yang memasukkan uang kedalam peti persembahan.44sebab merekasemua memberi dari kelimpahannya, tetapi janda ini memberi dari kekuaranngannya, semua yang ada padanya, yaitu seluruh nafkahnya”.

Tema : Memberikan persembahan kepada Tuhan dengan motivasi yang benar
1.      TAFSIRAN  ALKITAB PENUNTUN
Persembahan seorang janda miskin
            41Pada suatu kali Yesus duduk menghadapi peti persembahan dan memperhatikan bagaimana orang banyak memasukan uang kedalam peti itu. Banyak orang kaya memberi jumlah yang besar.
                42lalu datanglah seorang janda miskin dan ia memasukan dua peser yaitu duit.43maka dipanggil-Nya murid-murid-Nya. Dan berkata kepada mereka :”aku berkata kepadamu, sesungguhnya janda miskin ini ini memberi lebih banyak dari semua orang yang memasukkan uang ke dalam peti persembahan. 44sebab mereka semua memberi dari kelimpahannya, tetapi janda ini memberi dari kekurangannya, semua yang ad padanya, yaitu seluruh nafkahnya

Yang dilihat Allah disini adalah bukan dari nilai persembahan yang kita berikan kepadanya. Jika ada orang yang memberi persembahan dari kelebihannya sedangkan yang lain memberi dari kekurangannya. Sesungguhnya orang yang memberi dari kekurangannya itulah yang berkenan kepada Tuhan. Sebab ia memberi dari keseluruhan dari apa yang ia miliki, artinya ia tidak memiliki apa-apa lagi sedangkan yang satu ia memberi dari kelebihannya, maksudnya ia masih memiliki lebih banyak lagi yang ia simpan untuk kepentingannya sendiri. Yang ia beri adalah hanya sebagian kecil dari apa yang ia punyai itu.
2.      TAFSIRAN ALKITAB MASA KINI 3 MATIUS -WAHYU
Persembahan seorang janda
41-44Cerita ini membawa kelegaan yang menggembirakan setelah ketegangan pertentangan. Disini ada seorang yang dalam kesederhanaan kebaktiannya, dengan rendah hati mempersembahkan segala miliknya kepada Allah. Tidak ada keragu-raguan bahwa tempatnya disini adalah tempat sejarahnya. Ucapan Yesus tentang  menelan rumah janda itu (ay 40) membuat pokok  cerita ini juga cocok dengan tempatnya. 41tidak pasti apakah ada bangunan yang disebut peti persembahan (Yunani gazophylakion; bnd Yohanes 8:20). Tapi sepanjang barisa tiang yang menegelilingi Halaman Wanita  aa tiga belas pet dengan lobang  sepertibenuk terompet (Ibrani saparot) yang disediakan bagi persembahan orang yang berbakti.  Pada suatu tempat dimana orang dapat melihaat dengan leluasa bagian Bait Allah ini, Yesus duduk, barangkali letih karena perdebatan yang Panjang pada hari itu.
            Pelajara dari seluruh cerita ini adalah bahwa Tuhan pertama-tama mempehatikan bukan apa yang diberikan orang  melainkan cara bagaimana orang memberikannya. Uang pada dirinya sendiri tidak berharga dalam kerajaan Allah. Demikianlah Yesus menolak menghitung jumlahnya, tetapi ia memperhatikan doronga-dorongan yangmemndorong pemberi itu (bnd 2 Kor 8:12).
42mata-Nya melihat janda yang sendirian, yang memasukkan dua peser (Yunani lepta, mata uang tembaga yang nilainya kecil), yang oleh Markus, demi kepentingan para pembaca Romawi, yang sama dengan satu duit (Yunani kodanties, suatu Salinan dari kata latin quandrans).43,44Yesus minta perhatian murid-murid-Nya terhadap permpuan itu. Untuk menjawab pertanyaan bagaimana Yesus dapat tahu akan banyaknya persembahan janda itu, dapat dikatakan bahwa mungkin Ia mengetahui dengan  alat-alat yang biasa saja, yang tidak diberitahukan, atau seperti yang lebih disukai oleh  beberapa orang, karena pengetahuan yang adikodrati. Bagaimanapun juga persoalan ini tidak bertalian dengan ceritanya. Hakeka segala persembahan yang sebenarna  adalah pengorbanan, dan nilai tiap persembahan adalah relatip tidak mutlak.

3.      TAFSIRAN MATTHEW HENRY
Cerita ni tidak terdapat dalam injil Matius, hanya ada disini dalam Injil Likas. Cerita ini mengandung pujian Kristus  terhadapa seorang janda  miskin , yang memasukkan dua peser kedlam peti persembahan. Walaupun Penebus kita begitu sibuk berkhotbah, Ia masih meluangkan waktu untuk memperhatikan peristiwa kecil seperti ini. Perhatikanlah apa yang terkandung dalam ayat-ayat di atas ini:
I. Tersedia sejumlah dana yang dikumpulkan dari orang banyak untuk tujuan amal. Untuk dana tersebut, orang-orang membawa sumbangan mereka, yang kemudian akan dibagi-bagikan. Dana ini merupakan kotak sumbangan untuk orang-orang miskin, dan ditaruh dalam Bait Allah, karena tindakan amal dan tindakan ibadah sungguh seiring satu sama lainnya. Maksudnya, kalau Allah dimuliakan dengan penyembahan kita, maka sudah sewajarnya juga kalau Ia juga dimuliakan dengan bantuan kita terhadap umat-Nya yang miskin; dan memang doa dan sedekah itu selalu berhubungan, seperti dalam Kisah Para Rasul 10:2, 4. Adalah baik kalau kita mengadakan pengumpulan dana amal, supaya kita bisa mengajak dan mengarahkan tangan-tangan pribadi untuk memberi bagi kaum miskin. Sangatlah baik kalau orang yang mampu bisa menyisihkan berkat yang telah mereka terima dari Allah (1Kor. 16:2), supaya mereka siap untuk memberi sesuatu sebagai persembahan amal, yang memang diperuntukkan khusus untuk tujuan ini.
II. Yesus Kristus memperhatikan pengumpulan dana itu; Ia duduk menghadapi peti persembahan, dan memperhatikan bagaimana orang-orang memasukkan uang ke dalam peti itu. Yesus tidak memiliki apa-apa untuk dimasukkan ke dalam peti persembahan itu, namun Ia tidak iri hati, tetapi memperhatikan saja apa yang dimasukkan orang ke dalam peti persembahan. Perhatikanlah, Tuhan kita Yesus memperhatikan apa yang kita sumbangkan untuk tujuan ibadah dan amal, entah kita memberikannya dengan royal atau pelit, entah dengan sukacita atau dengan berat hati dan tidak tulus. Jadi, Ia melihat hati kita; Ia memperhatikan alasan apa yang ada di balik tindakan kita, apa yang menjadi pemikiran kita, dalam memberi sedekah; dan apakah kita melakukannya untuk Tuhan, atau hanya untuk dilihat oleh manusia.
III. Ia melihat banyak orang kaya memasukkan uang yang banyak.
Sangat indah kalau kita melihat orang kaya beramal, melihat banyak orang kaya yang demikian, dan melihat mereka tidak hanya memasukkan uang, tetapi memasukkannya dalam jumlah yang besar. Perhatikanlah, mereka yang kaya harus memberi dengan kaya pula. Jika Allah memberi kepada kita dengan berlimpah, Ia juga mengharapkan kita untuk memberi dengan limpah kepada orang miskin. Tidaklah cukup bagi orang kaya untuk berkata bahwa mereka memberi dalam jumlah yang sama dengan yang diberi orang lain, karena mungkin saja orang lain memiliki kurang dari yang mereka miliki dalam dunia ini. Sebaliknya, mereka harus memberi dalam jumlah yang seimbang dengan harta benda yang ada pada mereka; dan jika orang kaya tidak langsung bertemu dengan orang yang memerlukan bantuan, maka sepatutnya orang kaya tersebut mencari mereka, supaya rela memberi.
IV. Ada seorang janda miskin yang memasukkan dua peser, yaitu seluruh nafkahnya (ay. 42); dan Yesus Tuhan kita sangat memuji janda tersebut. Ia memanggil murid-murid-Nya dan menyuruh mereka memperhatikannya (ay. 43); Ia memberi tahu mereka bahwa janda miskin itu sangat bersusah payah dalam menabung apa yang telah diberikannya itu. Apa yang dimilikinya itu hampir-hampir tidak cukup bagi dirinya sendiri, semua itulah yang hanya ada padanya, yang bisa dipakainya untuk hidupnya pada sehari itu, dan mungkin juga merupakan sebagian besar nafkah yang diperolehnya dari bekerja sehari sebelumnya. Berdasarkan inilah, Kristus tahu bahwa janda miskin ini sungguh-sungguh memberi untuk beramal. Ia memperhitungkan bahwa apa yang telah diberikan janda itu melebihi semua apa yang dimasukkan orang-orang kaya itu ke dalam peti persembahan itu; mereka semua memberi dari kelimpahannya, tetapi janda ini memberi dari kekurangannya (ay. 44). Sekarang, banyak orang mungkin siap untuk mengecam janda miskin ini, dan berpikir bahwa apa yang dilakukannya itu berbahaya; mengapa dia harus memberi kepada orang lain, jika dia hanya mempunyai sedikit untuk dirinya sendiri? Amal mulai di rumah sendiri; atau, jika dia mau memberi, mengapa dia tidak menghadiahkannya kepada orang-orang miskin yang dia kenal? Alasan apa yang membawa janda miskin ini memasukkan uangnya ke dalam peti persembahan untuk diatur oleh imam-imam kepala, yang, kita punya alasan untuk khawatir, tidak adil dalam mengurusnya? Sangatlah jarang untuk menemukan orang yang tidak menyalahkan janda ini, sehingga kita tidak boleh berharap mendapat orang yang ingin menjadi seperti dia. Terlepas dari apa yang kita pikirkan, Penebus kita sendiri memuji dia, jadi, kita boleh percaya bahwa apa yang dilakukannya itu sungguh baik dan bijaksana. Jika Kristus sendiri berkata, "Apa yang kamu kerjakan itu sungguh baik," maka kita tidak peduli lagi dengan perkataan orang lain. Dari semuanya ini kita belajar bahwa:
·        Memberi sedekah merupakan hal yang sangat baik, dan sangat menyenangkan hati Tuhan Yesus; dan jika kita rendah hati dan tulus melakukannya, Ia akan menerimanya dengan sukacita, walaupun pemberian seperti itu tidak selalu adalah tindakan yang paling bijak atau hati-hati.
·       Mereka yang hanya mempunyai sedikit harus memberi sedekah dari yang sedikit itu. Mereka yang hanya hidup dengan bekerja dengan nafkah yang hanya cukup untuk sehari itu saja, harus memberi kepada mereka yang membutuhkan (Ef. 4:28).
·       Sangat baik bagi kita untuk membatasi dan menyangkal diri kita, supaya kita dapat memberi lebih banyak lagi bagi yang miskin; kita harus menyangkal diri bukan hanya terhadap hidup secara berlebihan, tetapi juga terhadap hal-hal yang menyenangkan, supaya kita dapat memberi amal. Dalam banyak hal kita seharusnya berhemat, supaya kita dapat membantu memenuhi kebutuhan orang lain; inilah yang disebut mengasihi sesama seperti diri sendiri.
·       Pengumpulan dana amal masyarakat harus didukung, karena membawa berkat bagi bangsa; dan walaupun mungkin terjadi salah pengaturan di sana, tetapi itu bukanlah alasan yang baik untuk tidak membawa bantuan kita kepada mereka.
·       Walaupun yang kita berikan untuk tujuan amal itu hanya sedikit, tetapi jika diberikan sesuai dengan kemampuan kita, dan diberikan dengan hati yang tulus, pemberian kita itu akan diterima oleh Kristus, yang mengharuskan kita memberi sesuai dengan apa yang kita miliki, dan bukan dari apa yang tidak kita miliki. Dua peser akan dicatat, dan dihitung, jika diberikan dengan cara yang benar, seolah-olah jumlahnya dua puluh ribu.
·       Merupakan pujian luar biasa jika apa yang kita amalkan itu bukan hanya sesuai dengan kemampuan kita, tetapi malah melampaui kemampuan kita, seperti yang dilakukan jemaat-jemaat di Makedonia, yang walaupun sangat miskin namun kaya dengan kemurahan (2Kor. 8:2-3). Bila kita dapat memberi kepada orang lain dengan sukacita dari persediaan kebutuhan kita, seperti yang dilakukan janda Sarfat kepada Elia, dan Kristus kepada lima ribu orang yang mengikuti Dia, dan hanya mempercayai Allah bahwa Dia akan memenuhi kebutuhan kita dengan cara lain, maka inilah ucapan syukur yang layak.

Komentar dan kesimpulan :

Dalam Markus 12:41-44 kita dapat melihat bagaimana Tuhan Yesus Yesus menajar pada waktu itu terutama mengenai persembahan. Pengajaran ini penting juga bagi kita di masa sekarang. Tuhan Yesus mengetahui ibadat yang sungguh-sungguh dan mengetahui ibadat yang pura-pura. Ada orang, mereka datang kegereja dengan motivasi yang berbeda-beda. Kita tidak pernah tahu apa yang menjadi factor penyebab orang datang kegereja kecuali dari dalam dirinya sendiri. Saat pengumpulan persembahan, Ada orang yang memberikan persembahan selayaknya kepada Tuhan. Kebanyakan orang hanya memberi sedikit sekali.
            Pada waktu Yesus dimuka peti persembahan dibait Allah dan memperhatikan orang-orang yang memberi persembahan didalam peti tersebut41. Memperhatikan dalam Bahasa Yunaninya fullasein. Memperhatikan disini adalah melihat dengan lama, meneliti  dan mengamati. Yang dilihat atau yang di amati Tuhan Yeusu didini adalah orang-orang kaya yang memberikan persembahan dalam jumlah yang banyak, lalu juga memperhatikan seorang wanita yang memberikan persembahannya lebih kecil dari pada orang-orang kaya tadi. Wanita janda ini memasukkan dua peser dalam peti itu. Peser adalah mata uang tembaga Yahudi yang paling kecil, sama dengan setengah duit. Uang itu mungkin serupiah harga uang Indonesia sedangkan pemberian orang-orang kaya jumlahnya beribu-ribu rupiah.
Sesudah Yesus melihat keadaan itu, Ia memanggil murid-muriNya, dan berkata kepada mereka, “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya janda miskin itu memberi lebih banyak dari pada semu orang yang memasukkan uang kedalam peti persembahan. Sebab mereka semua memberi dari kelimpahannya, tetapi janda ini memberi dari kekurangnnya, semua yang ada padanya yaitu seluruh nafkahnya. Dari kedu hal ini kita dapat melihat siapa yang sungguh-sungguh memberi persembahan. Janda itu memberikan seluruh apa yang ia punyai, dan kita bisa mengerti bahwa setelah ituia tidak mempunyai apa-apa lagi karena selutuhnya telah ia berikan kepada Tuhan. Sedangkan orang kaya tersebut memberi dari kelimpahannya, ia memberikan sebagian kecil dari yang ia punyai, kita bisa meneladani sikap janda ini.  Motivasi janda ini sungguh sangat luar biasa, dia juga memiliki sikap rendah hati dan ia memiliki kesadaran bahwa apa yang ia miliki itu adalah pemberin Tuhan, maka semuanya juga harus diberikan kepada Tuhan termasuk hidup ini.
            Pandangan Yesus terhadap pemberian manusia lain daripada pandangan manusia itu sendiri. Mailah kita memperhatikan ajaran Yesus ini dengan lebih teliti. Yang penting dalam hal memberi adalah bukan berapa banyak uang yang diberikan, melainkan bagaimana persembahan itu di persembahkan. Kebanyakan orang memberikan persembahan digereja dengan tidak memikirkan pemberian itu. Mereka asal memberi saja, karena sudah menjadi kebiasaan. Ada yang memberi karena merasa diharuskan (diwajibkan). Adapula yang mengangap bahwa persembahan itu menyenangkan hati Tuhan. Ada juga yang memberi dalam jumlah yang banyak tetapi dengan sikap yang diperlihatkan oleh orang-orang kaya dalam cerita Yesus itu. Persembahan itu dalam jumlah banyak atau sedikit, tidak akan dihargai oleh Tuhan.
            Pemberian yang terbaik dan paling dihargai oleh Tuhan ialah plebeian yang disertai Kasih. Pemberian sedikit tetapi yang disertai kasih, lebih berharga dimata Tuhan dari pada pemberian banyak tetapi tanpa kasih. Seperti halnya ketika orang yang kita sayangi memberikan seuatu kepada kita tetapi tanpa kasih. Bagaimanakah perasaan kita? Tentunya pemberian itu tidak akan menyenangkan hatinya. Begitu pulalah dengan Tuhan kita.  Pemberian yang disertai kasih lebih berharga karena sipemberi mempersembahkan dirinya sendiri Bersama-sama dengan pemberiannya itu. Demikianlah pesan Rasul Paulus dengan orang-orang ke Makedonia dalam suratnya kepada siding jemaat di Korintus (2 Korintus 8:1-5). Meskipun mereka orang-orang miskin, mereka memberi dengan penuh kemurahan. Dalam ayat 5 kita isa membaca, ‘mereka memberikan diri mereka, pertama-tama kepada Allah, kemudian oleh karena kehendak Allah juga kepada kami.    
             Tuhan tidak memperhatikan berapa banyak yang diberikan oleh seseorang, tetapi berapakah yang disimpan untuk dirinya sendiri. Tuhan Yesus berkata bahwa orang kaya memberi banyak karena ia mewah, sehingga pemberiannya merupakan hanya sebagian kecil dari hartanya. Wanita miskin itu hanya memberi dua peser, tetapi uang yang sedikit itu merupakan seluruh miliknya.
            Tuhan ingin mengajar kepada kita, berapa besar penyangkalan diri kita paa waktu kita memberi. Berapa banyak uang yang kita pakai untuk membeli keperluan-keperluan kita dn kesenangan kita sendiri, padahal pemberian kita kepada Tuhan dan gereja sangat sedikit. Apakah kita sudah menyangkali diri kita supaya dapat memberi persembahan persembahan kepada Tuhan? Kalua kita mengasihi Tuhan, niscaya kita selalu bersedia memberi kepadaNya.
Tuhan menganggap pemberian dua peser itu lebih berharga, sebab sipemberi terlebih dahulu menyangkali dirinya sendiri.
            Marilah kita ingat bahwa Tuhan selalu mengukur kasih kita menurut apa yang kita berikan kepad-Nya. Tuhan mengetahui hati kita, segala maksud dan niat kita. Kebanyakan orang melalaikan pemberian kepada Tuahn, sebab meeka merasa bahwa Tuhan tidak mendesak mereka. Tetapi kita harus ingat betapa besar berkat yang diberikan kepada kita, yang kita peroleh dalam Kristus Yesus.

            Kita, orang yang percaya wajib memberi kepada Tuhan, sebagai suatu pengakuan bahwa Dialah Tuhan diatas sekalian ciptaan-Nya, terlebih bahwa Dialah Tuhan kita. Segala sesuatu yang ada pada kita,kita peroleh dari Dia. Pemberian kita kepadaNya hanyalah sebagian kecil dari apa yang kita terima. Sebagaimana kita mengenal dan mengakui kekuasaan pemerintah atas diri kita, dengan membayar pajak, demikian pula kita harus memberikan persembahan kepada Tuhan. Yesus telah mengajarkan hal ini kepada kita “ berikalah kepada Kaisar apa ynag wajib kamu berikan kepada Kaisar, dan kepada Allah apa yang wajib kamu berikan kepada Allah” (12:17). Perbedaanya adalah bahwa pemerintah meminta pembayaran pajak dengan paksa, sedangkan Allah meminta kita memberi dengan rela hati. Semuanya ini menunjukkan bahwa kita hany merupakan bendahara bagi Tuhan. Kelak kia harus memberi perhitungan tentang bagaimana kita mempergunakan pemberian-pembrian-Nya.

SKRIPSI Implementasi kurikulum Merdeka dalam penyusunan modul ajar mata pelajaran pendidikan agama Kristen di sekolah dasar negeri 01 dukuh Salatiga

  https://docs.google.com/document/d/1dg_AG2xpw73mPijLobl4L_S-3hXar0gk/edit?usp=drivesdk&ouid=109035727521198068929&rtpof=true&s...

HINTS